2014 IMPLEMENTASI MEDIA PERANGKAT LUNAK PATH PLANNING TOOL

dokumen-dokumen yang mirip
2016 EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS SOFTWARE CST STUDIO SUITE PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM ANTENA DI SMK NEGERI 4 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. mudah, baik informasi visual, audio, maupun audio visual dan dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selama ini proses pendidikan yang dilakukan hanya satu arah, dengan guru

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, kondisi prestasi belajar siswa SMK Negeri 5 Bandung terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Topan Febrinata, 2014

NERIS PERI ARDIANSYAH,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kongkret

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada. menonjolnya, terutama pada masyarakat dari negara-negara yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suci Rahmadika, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Peserta Didik

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen yang berperan dalam upaya peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Andri Ulus Rahayu, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Asep Tarbini, 2015 IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan dimasyarakat. Hal ini diakibatkan oleh perkembagan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rischa Novitasari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia. Kita dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan senantiasa menjadi topik pembicaraan yang menarik bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa peserta didik harus

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah. Pendidik diharapkan mampu menghasilkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yaitu terdapatnya interaksi antara siswa dan guru. Belajar menunjuk. dan evaluasi pembelajaran (Hamalik, 2005).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai lembaga pendidikan baik formal maupun. menghasilkan siswa dengan prestasi yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan (Sani, RA.

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan dua pihak yaitu guru dan siswa dengan tujuan yang sama dalam

I. PENDAHULUAN. Seorang pendidik memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, perubahan yang dimaksud adalah meliputi perubahan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar. Faktor-faktor itu antara lain : a) Instrumen Input yaitu ;

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan

I. PENDAHULUAN. Pelajaran IPA fisika pada umumnya dianggap siswa sebagai pelajaran yang sulit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Jurusan Tata Boga SMK Negeri 3 Cimahi, Jl. Sukarasa No. 136 Cimahi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar aspek hubungan antara guru sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. menyiapkan tenaga ahli tingkat pemula dan terampil, harus tanggap terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SIMULATOR REM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM REM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEER ASSESSMENT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai jenjang pendidikan yang berada

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan penggunaan teknologi informasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian terdiri dari dua kata,

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan jaman dulu. Tingkat kesulitan yang dihadapi oleh siswa/siswi

percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkannya sebuah media pembelajaran. didik, hal ini menyebabkan peserta didik kurang tertarik dan cepat merasa

Kata Kunci : Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, PAIKEM A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indriyani Hargesta, 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran IPA. Selain itu mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. dipelajari siswa sehingga pembelajaran matematika mempunyai. dituntut mempunyai konsentrasi, ketelitian, dan keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hanifah Rahmatillah,2013

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Proses pendidikan merupakan suatu proses pembinaan, pengayoman, pengajaran dan pembentukan karakter manusia sebagai pebelajar, baik secara fisik maupun mental untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Sebagaimana yang dikatakan Hamalik (2006: 79): Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka menmpengaruhi pebelajar agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkanperubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah yang dilakukan oleh guru sebagai pendidik dan pebelajar sebagai peserta didik. Menurut Sagala S. (2007: 9): Mengajar adalah membantu (mencoba membantu) seseorang untuk mempelajari sesuatu. Tugas seorang guru sebagai seorang pendidik adalah memberi informasi dan sekaligus mengarahkan dan memberi fasilitas belajar, agar pebelajar dapat dengan mudah menerima pelajaran yang disampaikan, sehingga tujuan dari pembelajaran itu sendiri dapat tercapai. Di samping itu, guru juga berperan dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Hal inilah yang kerap menjadi hambatan bagi seorang guru dalam menyampaikan materi pelajarannya di depan kelas, seperti apa yang diungkapkan oleh Slameto (2010: 106) bahwa: Salah satu masalah yang harus dihadapi guru dalam kelas adalah menarik perhatian pebelajar dan kemudian menjaga agar perhatian itu tetap ada. Jika kemauan atau antusiasme pebelajar terhadap materi pelajaran yang disampaikan tinggi, maka kemampuan pebelajar untuk menyerap materi pelajaran tersebut juga akan meningkat. Sebaliknya, jika antusiasme tersebut minim, maka dapat dipastikan pebelajar akan mengalami kesulitan dalam menyerap materi pelajaran yang disampaikan. Berdasarkan hasil pengamatan dan survey penulis di SMK Unggulan Terpadu PGII Bandung pada tanggal 1 Maret 2014, dalam kompetensi dasar konfigurasi

2 sistem jaringan akses radio bergerak/ mobile masih terdapat beberapa permasalahan, diantaranya: 1. Pada kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/ mobile, penyampaian materi didominasi dengan metode ceramah dan menyebabkan munculnya rasa jenuh pada pebelajar. Hal ini berdasarkan pada hasil angket yang diberikan kepada pebelajar, dimana 60% dari pebelajar merasa bosan ketika mendengarkan penjelasan dari Guru. (Sumber: Angket penelitian awal) 2. Minimnya penggunaan media pembelajaran elektronik terutama perangkat lunak (software) yang berdampak pada menurunnya tingkat antuisasme pebelajar untuk mengikuti proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan jawaban pebelajar terhadap salah satu pernyataan dalam angket yang mereka isi, dimana 60 % dari mereka mengemukakan bahwa proses pembelajaran tidak pernah menggunakan alat bantu/ media pembelajaran berupa perangkat lunak. (Sumber: Angket penelitian awal) 3. Masih kurangnya hasil prestasi belajar pebelajar (kognitif) dalam hal Hal ini dibuktikan dengan nilai Raport pebelajar yang hanya 65% mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM), dimana nilai KKM yang harus dicapai pebelajar. (Sumber: Wawancara awal dengan Guru SMK Unggulan Terpadu PGII Bandung) Tinggi - rendahnya hasil belajar pebelajar salah satunya tergantung dari baik atau tidaknya pemilihan media serta penyampaian yang dilakukan oleh guru. Slameto (2010: 68) mengemukakan bahwa Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada pebelajar, alat yang membantu lancarnya belajar pebelajar seperti buku di perpustakaan, laboratorium atau media - media lain. Pemilihan media yang tepat dan menarik akan dapat meminimalkan timbulnya kejenuhan dari pebelajar dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas. Dengan adanya media pembelajaran yang tepat dan menarik ini diharapkan mampu membangkitkan motivasi pebelajar dalam

3 mengikuti pelajaran sehingga tercipta linkungan belajar yang aktif, dan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) dapat ditinggalkan. Implemetasi dari perangkat lunak yang berkaitan secara langsung terhadap materi pelajaran yang akan disampaikan tentunya akan mampu mempermudah pebelajar dalam memahami materi pelajaran tersebut. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sebuah perangkat lunak yaitu Path Planning Tool. Penggunaan perangkat lunak ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman pebelajar, yang akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar pebelajar dengan peningkatan n-gain minimal berkategori sedang, di mana dalam skala kriteria gain yang dinormalisasi menurut Hake (1999), kriteria peningkatan n-gain berkategori sedang berada pada skala 0,3-0,7 (30% - 70%). Alasan penulis mengambil perangkat lunak Path Planning Tool ini yaitu desain dan penggunaannya yang relatif mudah digunakan. Fitur yang ditawarkan dalam perangkat lunak ini juga sangat sederhana namun terarah. Dengan demikian perangkat lunak tersebut akan dapat membantu pebelajar dalam memahami materi yang diajarkan. Berangkat dari permasalahan yang telah dijabarkan di atas, peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul IMPLEMENTASI MEDIA PERANGKAT LUNAK PATH PLANNING TOOL PADA KOMPETENSI DASAR KONFIGURASI SISTEM JARINGAN AKSES RADIO BERGERAK/ MOBILE DI SMK UNGGULAN TERPADU PGII BANDUNG. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Permasalahan awal yang menjadi landasan dalam penelitian ini adalah minimnya penggunaan media pembelajaran berbasis perangkat lunak dalam kegiatan belajar di kelas, sehingga pebelajar cenderung tidak tertarik dan merasa jenuh ketika mengikuti proses pembelajaran (Sumber: Data angket penelitian awal). Hal ini berdampak pada menurunnya motivasi belajar yang pada akhirnya berpengaruh negatif terhadap prestasi belajar pebelajar. Berdasarkan permasalahan tersebut dan latar belakang di atas maka identifikasi masalah pada penelitian ini yaitu:

4 1. Minimnya penggunaan media berbasis perangkat lunak pada kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/ mobile. 2. Rendahnya motivasi belajar pebelajar dalam kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/ mobile. 3. Rendahnya hasil prestasi belajar pebelajar dalam proses pembelajaran pada (Sumber: Wawancara awal dengan Guru SMK Unggulan Terpadu PGII Bandung) Setiap permasalahan dalam penelitian diperlukan keteraturan permasalahan yang dibahas, sehingga jelas apa yang menjadi objek penelitian. Berdasarkan kajian latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1. Apakah penerapan software Path Planning Tool sebagai media pembelajaran pada kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/ mobile mampu meningkatkan pemahaman pebelajar, dilihat dari hasil belajar ranah kognitif pebelajar? 2. Apakah penerapan software Path Planning Tool sebagai media pembelajaran pada kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/ mobile mampu meningkatkan pemahaman pebelajar, dilihat dari hasil belajar ranah afektif pebelajar? 3. Apakah penerapan software Path Planning Tool sebagai media pembelajaran pada kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/ mobile mampu meningkatkan pemahaman pebelajar, dilihat dari hasil belajar ranah psikomotor pebelajar? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang ada pada rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ranah kognitif pebelajar dalam 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ranah afektif pebelajar dalam

5 3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ranah psikomotor pebelajar dalam 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif penggunaan media pembelajaran bagi sekolah tersebut. 2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi dan pertimbangan dalam menggunakan media pembelajaran. 3. Bagi pengelola lembaga pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan kajian dalam menentukan pemanfaatan teknologi dalam bidang pendidikan. 4. Bagi pebelajar, penarapan media pembelajaran menggunakan perangkat lunak Path Planning Tool ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami materi pada kompetensi dasar konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/ mobile. 5. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana aplikasi ilmu kependidikan yang diperoleh dalam perkuliahan, dan diharapkan menjadi dasar dan masukan dalam pengembangan penelitian selanjutnya. 1.5 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas serta untuk menjaga agar permasalahan tidak semakin meluas, maka penulisan penelitian ini hanya membatasi beberapa permasalahan yaitu: 1. Penelitian hanya dilakukan terhadap pebelajar kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik Jaringan Akses SMK Unggulan Terpadu PGII Bandung. 2. Penelitian hanya dilakukan pada kompetensi dasar menjelaskan konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/ mobile yang terdapat dalam standar kompetensi memahami arsitektur jaringan akses radio. 3. Aspek yang dinilai yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pebelajar. 4. Penerapan media pembelajaran perangkat lunak Path Planning Tool hanya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep terhadap materi.

6 1.6 Asumsi Dasar Anggapan dasar merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti dan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak dalam pelaksanaan penelitian. (Arikunto, 2010: 63). Arikunto (2010: 65) mengemukakan bahwa: Dalam penelitian perlu perumusan anggapan dasar, tujuan anggapan dasar adalah: 1. Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti, 2. Untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatiannya, dan 3. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis. Asumsi dasar pada penelitian ini adalah: 1. Kemampuan pebelajar kelas eksperimen pada ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor masih kurang. 2. Pebelajar memahami dasar - dasar tentang konfigurasi sistem jaringan akses radio bergerak/ mobile. 3. Pebelajar memahami penggunaan komputer secara umum. 4. Pebelajar mengetahui dan telah memahami media pembelajaran perangkat lunak Path Planning Tool. 5. Pebelajar dapat menggunakan perangkat lunak Path Planning Tool. 1.7 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban teoritis yang bersifat sementara atas rumusan masalah yang ada pada sebuah penelitian dan belum menjadi jawaban empirik yang bersifat pasti. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deksriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan) (Sugiyono, 2012: 100). Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah hipotesis deskriptif. Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu berkenaan dengan variabel mandiri. (Sugiyono, 2012: 86). Hipotesis yang dirumuskan pada penelitian ini sebagai berikut: 1.7.1 Hipotesis Ranah Kognitif Adapun hipotesis yang dirumuskan pada ranah kognitif yaitu:

7 H 0 : H a : Penggunaan perangkat lunak Path Planning Tool sebagai media radio bergerak/ mobile dianggap efektif pada ranah kognitif jika perolehan rata - rata N-gain hasil belajar ranah kognitif pebelajar lebih besar atau sama dengan 30%. (H 0 : π 0 30%) Penggunaan perangkat lunak Path Planning Tool sebagai media radio bergerak/ mobile dianggap tidak efektif pada ranah kognitif jika perolehan rata - rata N-gain hasil belajar ranah kognitif pebelajar kurang dari 30%. (H a : π a < 30%) 1.7.2 Hipotesis Ranah Afektif Hipotesis yang dirumuskan pada ranah afektif yaitu: H 01 : Penggunaan perangkat lunak Path Planning Tool sebagai media radio bergerak/ mobile dianggap efektif pada ranah afektif jika perolehan rata - rata N-gain hasil belajar ranah afektif pebelajar lebih besar atau sama dengan 30%. (H 01 : π 01 30%) H a1 : Penggunaan perangkat lunak Path Planning Tool sebagai media radio bergerak/ mobile dianggap tidak efektif pada ranah afektif jika perolehan rata - rata N-gain hasil belajar ranah afektif pebelajar kurang dari 30%. (H a1 : π a1 < 30%) 1.7.3 Hipotesis Ranah Psikomotor Hipotesis yang dirumuskan pada ranah psikomotor yaitu: H 02 : Penggunaan perangkat lunak Path Planning Tool sebagai media radio bergerak/ mobile dianggap efektif pada ranah psikomotor jika perolehan rata - rata N-gain hasil belajar ranah psikomotor pebelajar lebih besar atau sama dengan 30%. (H 02 : π 02 30%) H a2 : Penggunaan perangkat lunak Path Planning Tool sebagai media

8 radio bergerak/ mobile dianggap tidak efektif pada ranah psikomotor jika perolehan rata - rata N-gain hasil belajar ranah psikomotor pebelajar kurang dari 30%. (H a2 : π a2 < 30%) 1.8 Struktur Organisasi Skripsi Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Bab ini meliputi Latar belakang penelitian, Identifikasi dan rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Pembatasan masalah, Asumsi dasar, Hipotesis penelitian, dan Struktur organisasi skripsi. BAB II: KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisi kajian pustaka dan landasan teoritis yang mendukung dan relevan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang lokasi dan sampel penelitian, metode dan desain penelitian, definisi operasional, variabel penelitian, paradigma penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, prosedur dan alur penelitian, dan waktu penelitian. BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi uraian dan pembahasan mengenai hasil penelitian. BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi bagi para pengguna hasil penelitian.