C. Koordinasi Dengan Instansi Vertikal Di Daerah. Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintaha Daerah, kepala

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI

BAB III STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN NGAWI. Tabel Jumlah Desa Sekitar Hutan di Kabupaten Ngawi

Keuangan Negara; Perbendaharaan Negara; Pemerintah daerah; Pemerintah Daerah; Daerah Kabupaten/ Kota.

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

C. KLUSTER DESA PERKOTAAN

B. KLUSTER DESA PERTANIAN

KETUA PENGADILAN AGAMA NGAWI SURAT KEPUTUSAN

DAFTAR NAMA GURU PAI PADA SEKOLAH - TAHUN 2011 KABUPATEN : NGAWI - PROVINSI : JAWA TIMUR

Tugas Umum Pemerintahan

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 335 /KPTS/013/2015 TENTANG

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Dasar Hukum... 7 B. Gambaran Umum Daerah

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN NGAWI TAHUN ANGGARAN 2011

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2014

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN NGAWI TAHUN ANGGARAN 2011

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI POLISI PAMONG PRAJA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun Th

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVSU. dengan sebutan Badan atau Kantor dan selanjutnya pada pasal 2 ayat 2

SISTEM DAN PROSEDUR PENYIAPAN RANPERDA APBD

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

KABUPATEN CIANJUR KABUPATEN CIANJUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Perdagangan Jasa Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perkantoran. rawat inap dokter jaga, bidan. Rawat Inap dokter jaga, bidan.

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BUPATI JAYAPURA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN JAYAPURA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 1. Gambaran Umum

DATA PR0FIL KELEMBAGAAN DAN GOOD GOVERNANCE KANTOR KECAMATAN LAMANDAU

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN

BAB VI PENYELENGGARAAM TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

BUPATI NGAWI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH ( RKPD ) TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TANGERANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 29 TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

PENDUDUK POPULATION 4

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2010 NOMOR 5

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA.

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN NGAWI TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

FORMAT SAMPUL LAMBANG DAERAH LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( LPPD ) Provinsi / Kabupaten / Kota...

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 1. Gambaran Umum

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 22 TAHUN 2010

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

Pegawai 2,325,187, , , ,00 PEMBANGUNAN

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN KENDAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN DARURAT BENCANA

Tabel/Table Penduduk Akhir Tahun Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin End Year Population by Sex and Sex Ratio 2005

Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 15 TAHUN 2011

TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEJABAT STRUKTURAL DI LINGKUNGAN KANTOR KECAMATAN LAMANDAU

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG

Transkripsi:

C. Koordinasi Dengan Instansi Vertikal Di Daerah 1. Kebijakan Dan Kegiatan Sesuai dengan pasal 27 huruf (j) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintaha Daerah, kepala daerah dan wakil kepala daerah mempunyai kewajiban menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di daerah dan semua perangkat daerah. Hubungan kerja ini selanjutnya diimplementasikan melalui kegiatan koordinasi pemerintahan daerah. Kegiatan koordinasi ini merupakan upaya untuk mencapai keselarasan, keserasian dan keterpaduan baik perencanaan maupun pelaksanaan tugas serta kegiatan semua Instansi Vertikal, dan antara Instansi Vertikal dengan Dinas Daerah agar tercapai hasil guna dan daya guna yang sebesar-besarnya. Dengan demikian kebijakan penyelenggaraan koordinasi dengan instansi vertikal di daerah diarahkan untuk mensinergikan dan mengoptimalkan pelaksanaan pemerintahan di daerah yang merupakan proses komunikasi dan interaksi antar penyelenggara pemerintahan dan instansi vertikal di daerah. VI 14

2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Adapun kegiatan koordinasi dengan instansi vertikal di daerah yang dilaksanakan oleh Pemerintah antara lain melalui : a. Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida), kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka lebih memudahkan dan mempercepat pengambilan keputusan terhadap berbagai permasalahan yang ada. Melalui kegiatan ini dapat terhimpun segala informasi dan masukan dari anggota Muspida yang memberikan manfaat terhadap lancarnya penyelenggaraan pemerintahan di daerah; b. Koordinasi dengan Kantor Pertanahan, dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum terhadap tanah pemerintah daerah maupun dalam rangka penyelesaian permasalahan pertanahan yang ada. Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan Keputusan Bupati Ngawi Nomor. 188/29/404.012/2108 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum. Melalui kegiatan ini dapat terhimpun berbagai informasi dan masukan dalam rangka pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum maupun penyelesaian permasalahan pertanahan di daerah; VI 15

c. Koordinasi dengan Kantor Statistik, dimaksudkan dalam rangka penyediaan data dan kontribusi sektor ekonomi serta data di berbagai sektor. Melalui kegiatan ini dihasilkan antara lain penyusunan Buku PDRB, Buku Ngawi dalam Angka Tahun 2010 yang menggambarkan tentang pertumbuhan ekonomi, income perkapita serta kontribusi masing-masing sektor terhadap pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya akan digunakan sebagai acuan untuk penyusunan program dan kegiatan Pemerintah ; d. Koordinasi dengan Kantor Pelayanan Pajak, dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengoptimalkan pembayaran pajak bagi para wajib pajak agar memenuhi kewajibannya dengan membayar pajak sesuai ketentuan dan tidak melebihi tanggal jatuh temponya. Melalui kegiatan ini dapat diupayakan peningkatan pendapatan daerah melalui penerimaan pajak guna menunjang pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan di daerah. Selain itu juga senantiasa dilakukan koordinasi dan komunikasi dengan instansi vertikal lainnya termasuk dengan BUMN, BUMD yang ada di daerah. Melalui kegiatan koordinasi ini pemerintah daerah dapat melakukan upaya penyelesaian atas permasalahan penyelenggaraan pemerintahan dan VI 16

peningkatan pelayanan masyarakat yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing instansi vertikal dan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait. D. Pencegahan Dan Penanggulangan Bencana 1. Bencana Yang Terjadi Dan Penanggulangannya Bencana yang terjadi pada umumnya berupa bencana alam. Adapun bencana yang terjadi pada tahun 2011, antara lain : Tabel 6.2 Kejadian Bencana Tahun 2011 NO WAKTU LOKASI KEJADIAN TAFSIR KERUGIAN (Rp) 1 2 3 4 5 1 1 Januari 2011 Paron Banjir Bandang 18.400.000,- 2 2 Januari 2011 Sine Tanah Longsor 4.000.000,- 3 7 Januari 2011 Widodaren Kebakaran Bus 600.000.000,- 4 8 Januari 2011 Gerih Angin Puting Beliung 16.500.000,- 5 12 Januari 2011 Kendal Angin Topan 230.810.000,- 6 12 Januari 2011 Jogorogo Angin Ribut 75.000.000,- 7 12 Januari 2011 Kendal Angin Topan - 8 15 Januari 2011 Jogorogo Angin Ribut 65.000.000,- 9 15 Januari 2011 Kendal Angin Topan 16.500.000,- 10 16 Januari 2011 Ngrambe Tanah Longsor 23.500.000,- 11 16 Januari 2011 Jogorogo Banjir - 12 16 Januari 2011 Jogorogo Tanah Longsor 100.000.000,- 13 16 Januari 2011 Kendal Angin Kencang 1.920.000,- 14 28 Pebruari 2011 Jogorogo Tanah Longsor 5.000.000,- 15 1 April 2011 Jogorogo Angin Topan 3.200.000,- 16 2 Desember 2011 Mantingan Angin Puting Beling 300.000.000,- 17 2 Desember 2011 Widodaren Angin Puting Beliung 210.000.000,- 18 2 Desember 2011 Sine Angin Puting Beliung 150.000.000,- 19 2 Desember 2011 Kwadungan Angin Puting Beliung 50.000.000,- 20 2 Desember 2011 Ngrambe Angin Puting Beliung 400.000.000,- 21 2 Desember 2011 Karangjati Angin Puting Beliung 10.000.000,- 2. Status Bencana Bencana alam yang terjadi selama tahun 2011 di wilayah berstatus bencana regional yaitu bencana yang dapat ditangani oleh Pemerintah Kabupaten VI 17

Ngawi sendiri melalui Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakatdan dibantu dari seluruh komponen masyarakat. 3. Sumber Dan Jumlah Anggaran Pada Tahun Anggaran 2011 alokasi anggaran yang digunakan untuk penanggulangan bencana alam sebesar Rp.458.000.000,00 (Empat Ratus Lima Puluh Delapan Juta Rupiah) bersumber dari Dana Belanja Tak Terduga APBD Tahun Anggaran 2011. 4. SKPD yang melaksanakan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menangangi penanganan dan penanggulangan Bencana di Kabupaten Ngawi adalah Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi penanganan dan penanggulangan bencana juga dilakukan koordinasi dengan : a. Satlak PBP b. Kodim 0805 Ngawi c. Polres Ngawi d. Satkorlak Propinsi Jawa Timur e. Satlak PBP Kabupaten sekitar. Sedangkan jumlah pegawai dan kualifikasi pendidikan dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan VI 18

Masyarakat yang menangani penanganan dan penanggulangan bencana adalah : a. S2 : 2 Orang b. S1 : 23 Orang c. D 3 : 2 Orang d. SMA : 34 Orang Menurut Pangkat/Golongan : a. Golongan IVc : 1 Orang b. Golongan IVb : 1 Orang c. Golongan IVa : 3 Orang d. Golongan IIId : 12 Orang e. Golongan IIIc : 3 Orang f. Golongan IIIb : 3 Orang g. Golongan IIIa : 5 Orang h. Golongan IId : 1 Orang i. Golongan IIc : 2 Orang j. Golongan IIb : 5 Orang k. Golongan IIa : 25 Orang 5. Antisipasi Daerah Dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana Dalam upaya mencegah dan menanggulangi terjadinya bencana, upaya yang dilakukan antara lain: a. Sosialisasi Pencegahan dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana, dengan tujuan : VI 19

Menumbuhkembangkan sikap dan kepedulian terhadap ancaman atau resiko bencana; Mengembangkan pemahaman tentang resiko bencana; Meningkatkan pengetahuan untuk pencegahan resiko bencana, pengelolaan SDA dan lingkungan yang bertanggungjawab. Materi yang diberikan dalam sosialisasiantara lain : Pengenalan bencana dan dampak terjadinya bencana. Penyelenggaraan penanggulangan bencana. Managemen penyelenggaraan penanggulangan bencana. Upaya pengurangan ancaman atau resiko bencana. b. Penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat : Memberikan pemahaman kepada Masyarakat umum, tentang bencana dan akibat yang ditimbulkannnya. Penyuluhan dilakukan secara langsung kepada masyarakat dan aparat pemerintah. Selain secara langsung penyuluhan juga dilakukan dengan cara mengirimkan poster, booklet, dan leaflet. c. Pembuatan dan penempatan tanda-tanda peringatan bahaya, larangan memasuki daerah rawan bencana VI 20

d. Khusus untuk menghadapi bencana kekeringan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : Untuk upaya antisipasi penanganan kekeringan dapat dilakukan melalui dua tahapan strategi, yaitu perencanaan jangka pendek dan panjang. Perencanaan jangka pendek (satu tahun musim kering) meliputi : penetapan prioritas pemanfaatan air sesuai dengan prakiraan kekeringan; penyesuaian rencana tata tanam sesuai dengan prakiraan kekeringan; pengaturan operasi dan pemanfaatan air waduk untuk wilayah sungai yang mempunyai waduk; perbaikan sarana dan prasarana pengairan; penyuluhan/sosialisasi kemungkinan terjadinya kekeringan dan dampaknya; penyiapan cadangan pangan; persiapan tindakan darurat, antara lain: penyediaan air minum dengan mobil tangki, dan penyediaan pompa air. Sedangkan untuk perencanaan jangka panjang meliputi: Pelaksanaan reboisasi atau konservasi untuk meningkatkan retensi dan tangkapan di hulu; VI 21

penggunaan air secara hemat; penertiban pengguna air tanpa ijin dan yang tidak taat aturan. 6. Potensi Bencana Yang Diperkirakan Terjadi Potensi bencana terdapat di beberapa wilayah yang secara topografis tidak sama ketinggiannya sebagai berikut : a. Banjir Daerah yang rawan terjadi banjir meliputi : Kecamatan Kwadungan : Desa Warukalong, Desa Simo, Desa Tirak, Desa Sumengko, Desa Dinden, Desa Kendung, Desa purwosari, Desa Jenangan dandesa Pojok. Kecamatan Mantingan : Desa Mantingan, Desa Kedungharjo, Desa Sambirejo, Desa Pengkol dandesa Jatimulyo. Kecamatan Karangayar : Desa Sekarjati dan Desa Sriwedari. Kecamatan Widodaren : Desa Walikukun, Desa Gendingan, Desa Widodaren, Desa Sidolaju dandesa Kayutrejo. Kecamatan Pitu : VI 22

Desa Dumplengan, Desa Pitu, Desa Kalang, Desa Ngancar, Desa Papungan, Desa Karanggeneng, Desa Bangunrejolor dandesa Banjarbanggi. Kecamatan Ngawi : Desa Margomulyo, Desa Pelem, Desa Karangtengah, Desa Ketanggi, Desa Watualang, Desa Grudo dandesa Jururejo. Kecamatan Geneng : Desa Klitik, Desa Kasreman, Desa Geneng, Desa kresikan, Desa Sidorejo, Desa Klampisan, Desa Dempel, Desa keniten dandesa Kersoharjo. Kecamatan Pangkur : Desa Pohkonyal, Desa Sumber, Desa Paras dandesa Ngompro. Kecamatan Padas : Desa Banjaransari dandesa Bendo. Kecamatan Paron : Desa Dawu, Desa Ngale dan Desa Kebon. Kecamatan Kedunggalar: Desa Jenggrik, Desa Bangunrejo Kidul, Desa Pelang Lor, Desa Gemarang dan Desa Kawu VI 23

b. Angin topan Untuk bencana angin topan hampir seluruh desa berpotensi terjadi bencana angin topan. c. Tanah Longsor Daerah yang rawan terjadi tanah longsor meliputi : Kecamatan Sine : Desa Wonosari, Desa Pandansari, Desa Girikerto, Desa Ngrendeng, Desa Hargosari, Desa Pocol, Desa Gendol, Desa Sine, Desa Sumberrejo dan Desa Sumbersari. Kecamatan Jogorogo : Desa Girimulyo, Desa Ngrayudan, Desa Umbulrejo dan desa kletekan Kecamatan Kendal : Desa Karanggupito, Desa Simo, Desa Karangrejo, Desa Sidorejo, Desa Gayam dandesa Majasem. Kecamatan Ngrambe : Desa Wakah dan Desa Giriharjo. d. Kekeringan Untuk bencana kekeringan hamper seluruh desa berpotensi terjadi bencana kekeringan. VI 24

e. Kebakaran Untuk bencana kebakaran hamper seluruh desa berpotensi terjadi bencana kebakaran. E. Penyelenggaraan Ketentraman Dan Ketertiban Umum Guna mewujudkan ketrentaman dan ketertiban umum, maka diperlukan kebijakan, program dan kegiatan dari pemerintah daerah melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menangani. Berbagai potensi gangguan ketentraman dan ketertiban umum di memerlukan upaya normatif dan represif sesuai dengan ketaatan terhadap perundang-undangan yang berlaku. 1. Gangguan Yang Terjadi a. Adanya Pekerja Seks Komersial. b. Reklame/ Iklan yang tidak ijin dan tidak berada ditempat yang ditentukan. c. Orang Gila dan Gepeng yang berkeliaran di Wilayah. d. Pelajar yang membolos pada saat jam pelajaran. e. Pedagang Kaki Lima yang berdagang tidak pada tempat yang ditentukan. f. Penataan pedagang di pasar yang kurang tertib. g. Penambangan bahan galian Golongan C secara liar. h. Polusi udara dari industri pabrik pupuk organik. VI 25

i. Tower telekomunikasi yang tidak memilki izin. 2. Satuan Kerja Perangkat Daerah Yang Menangani Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menangani adalah Satuan Polisi Pamong Praja yang yang dalam pelaksanaannya melakukan koordinasi dengan : a. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi. b. Dinas Kesehatan. c. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan. d. Kantor Lingkungan Hidup. e. Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar. f. TNI/Polri. g. Dinas/Instansi yang terkait dengan permasalahan. Tujuan dari Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Ngawi mendasar dari Peraturan Bupati Ngawi Nomor 37 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi, Kewenangan, Hak, dan Kewajiban Satuan Polisi Pamong Praja adalah untuk memelihara, menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, dan Keputusan Bupati serta tugas lain yang diberikan oleh Bupati. Adapun sasaran yang akan dicapai adalah terpeliharanya ketentraman dan ketertiban masyarakat secara umum di. VI 26

Kebijakan yang diambil dalam mencapai Tujuan dan Sasaran adalah sesuai dengan Bidang Politik Pemerintahan yaitu dengan mengembangkan iklim demokratis berdasarkan Pancasila, mencegah dan menanggulangi terjadinya gangguan ketentraman dan ketertiban guna mewujudkan kondisi daerah yang aman, tentram, dan dinamis sehingga tercipta iklim yang kondusif di daerah. 3. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan Golongan Jumlah pegawai pada Satuan Polisi Pamong Praja adalah 102 personil dengan kualifikasi pendidikan personil yang menangani penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban adalah sebagai berikut : a. Kualifikasi menurut pendidikan S2 : 2 Orang S1 : 17 Orang D 3 : 2 Orang SMA : 76 Orang SMP : 4 Orang SD : 1 Orang b. Kualifikasi menurut pangkat/golongan : Golongan IVb : 1 Orang Golongan IIId : 1 Orang VI 27

Golongan IIIc : 2 Orang Golongan IIIb : 18 Orang Golongan IIIa : 10 Orang Golongan IId : 2 Orang Golongan IIc : 4 Orang Golongan IIb : 17 Orang Golongan IIa : 46 Orang Golongan Id : 1 Orang 4. Sumber Dan Jumlah Anggaran Anggaran untuk penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum pada Tahun Anggaran 2011 bersumber dari APBD dengan alokasi anggaran yang digunakan untuk Program Peningkatan Keamanan Dan Kenyamanan Lingkungan adalah sebesar Rp.153.000.000,00 (Seratus Lima Puluh Tiga Juta Rupiah). 5. Penanggulangan Dan Kendalanya Upaya penanggulangan terjadinya gangguan ketentraman dan ketertiban umum di yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : a. Melakukan pendataan potensi gangguan ketentraman dan ketertiban umum. b. Memberikan teguran/peringatan. c. Melakukan pembinaan. VI 28

d. Melakukan kegiatan razia dan penertiban. Sedangkan kendala yang dihadapi dalam upaya penyelenggaran ketentraman dan ketertibanumum diantaranya: a. Kurangnya sarana dan prasarana dalam mengantisipasi dan mengatasi gangguan yang terjadi di masyarakat. b. Data potensi gangguan ketentraman dan ketertiban umum yang kurang lengkap. c. Belum adanya aturan yang mengatur tindak lanjut pasca pembinaan dan penertiban. 6. Keikutsertaan Aparat Keamanan Dalam Penanggulangan Dalam upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di, Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait termasuk aparat keamanan. Dengan terjalinnya komunikasi dan kerjasama tersebut dapat diciptakan situasi aman dan tertib di, hal tersebut tidak terlepas dari peran serta aktif dari aparat keamanan selaku mitra Pemerintah Daerah dalam menciptakan yang kondusif. VI 29