16 BAB III GAMBARAN UMUM 3.1. Sejarah Berdirinya Dan Perkembangan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang merupakan salah satu unit Pelaksana Tehnis Departemen Perhubungan di bidang pendidikan dan latihan pelayaran berada di bawah Badan Pendidikan dan Latihan Perhubungan yang di kelola pusat Pendidikan dan Latihan Perhubungan Laut. PIP adalah wadah pendidikan kepelautan milik pemerintah yang memberikan pendidikan tingkat tinggi untuk menghasilkan atau mencetak Perwira Pelayaran Besar dan juga merupakan salah satu di antara empat diklat pelayaran yang di kelola oleh Pusdiklat Perhubungan Laut. Tiga yang lain berada di Jakarta, Makasar dan Surabaya. Di antara keempat Diklat tersebut PIP Semarang merupakan yang terbesar karena areal kampusnya terluas dan fasilitas pendidikannya juga terlengkap. PIP yang sekarang ini tentulah tidak muncul secara tiba-tiba tetapi merupakan rangkaian sejarah perkembangan dunia pelayaran. Berikut ini dapat di lihat masa-masa sebelum PIP : a. Sekolah Pelayaran Semarang (SPS) 1951-1955. Mengingat masa itu tentang pelaut bangsa Indonesia masih sangat kurang (sebagian besar bangsa Belanda) dan mengingat pula Semarang
17 merupakan kota perdagangan dan pelabuhan maka timbullah gagasan Residen Milino untuk mendirikan sekolah pelayaran. Sebagian realisasi gagasan tersebut maka pada tanggal 15 Januari 1951 berdirilah Sekolah Pelayaran Semarang yang masih berstatus swasta dengan lokasi sementara meminjam gedung di jalan Karang Tempel No. 121 Semarang untuk pertama kalinya pendaftaran di buka dengan menerima 48 orang untuk ijazah MPT dan 66 orang untuk jurusan motor. Pemimpin sekolahnya adalah L.W. Van Hauvel (Syahbandar Semarang). Setelah SPS tahun pertama berjalan, (angkatan pelopor) kemudian oleh panitia SP3 diusahakan agar berstatus negeri. Dan terhitung sejak tanggal 28 April 1952 lokasinya berpindah ke jalan Siwalan 30 Semarang (sekarang jalan Singosari 2A) dengan pimpinan R.K.W.Sudiono. b. Sekolah Pelayaran Menengah (SPM) 1956-1975. Sejarah dengan perkembangan dunia Maritim dan meningkatnya jumlah kapal niaga Indonesia maka diperlukan tenaga-tenaga pelaut yang lebih banyak dan lebih cakap. Oleh sebab itu berdasarkan pengumuman dari jawatan pelayaran No. 17/peng/PIP/56 maka pada tanggal 5 Mei 1956 SPS di ubah menjadi SPM adalah 3 tahun. Terdiri dari 2 tahun teori dan 1 tahun praktek. Sehubungan dengan lajunya perkembangan armada niaga dan lulusan SPM ini belum dapat memenuhi kebutuhan pelaut yang di
18 rasakan kurang. Maka pemerintah mengambil kebijaksanaan mempercepat sistem pendidikan dengan cara mengadakan cash progam yang di tuangkan melalui surat Keputusan Menteri Perhubungan No. LP/1/2 tanggal 3 Juni 1966 mempersingkat waktu pendidikan menjadi 1 tahun 6 bulan. Terdiri dari 1 tahun teori dan 6 bulan praktek berlayar. Sistem ini berjalan dari angkatan X11 sampai XV1. Dengan sistem pendidikan cash progam ini adalah dalam waktu relatif singkat kebutuhan tenaga pelaut untuk pelayaran interinsuler dapat terpenuhi sehingga dipandang perlu untuk meninjau kembali kebijaksanaan yang telah lalu. Maka berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Laut No. LP./5/6/ tanggal 5 Desember 1970 sistem pendidikan kembali ke cara lama dengan lama pendidikan 3 tahun. Ini berlaku mulai angkatan XV11 sampai angkatan XX pada akhir tahun 1974. c. Pendidikan Perwira Pelayaran Besar (P3B) 1974-1981. Menjelang pelita II kembali dunia pelayaran mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga kebutuhan tenaga pelaut khususnya yang berijasah Pelayaran Besar di rasakan sangat kurang. Kekurangan ini perlu segera di atasi mengingat sektor perhubungan merupakan jembatan untuk menunjang pembangunan yang sedang di laksanakan. Oleh karena itu Menteri Perhubungan Republik Indonesia Bapak Prof. Dr. Emil Salim melalui Kepala Biro Kepegawaian memerintahkan Kepala Lembaga Pendidikan Perhubungan Laut untuk mencari pemecahan bagi pemenuhan tenaga pelaut tersebut. Maka di bentuklah suatu tim yang di
19 ketuai oleh Kepala Lembaga Pendidikan Perhubungan Laut untuk menyusun langkah-langkah perencanaannya. Kemudian atas kesepakatan besama di susunlah suatu progam singkat untuk mendidik calon-calon Perwira Pelayaran Niaga berijasah Mualim. Pelayaran Besar tingkat III (MPB III) dan ahli Mesin Kapal tingkat A (AMK-A) di SPM Semarang dengan masa pendidikan 2,5 tahun pendidikan di darat dan 1 tahun praktek berlayar. Cash progam yang baru ini di beri nama Pendidikan Perwira Pelayaran Besar (P3B) dan ditetapkan dengan keputusan Menteri Perhubungan No. KM.41/P/Phb 1974 tanggal 25 Februari 1974. Lokasi pendidikan ini berada di SPM Semarang dengan menggunakan sarana, prasarana dan fasilitas pendidikan lainnya milik SPM, realisasi Surat Keputusan tersebut dimulai sejak bulan April 1974 dengan surat Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Laut No. LPD. 3/6/5 tanggal 13 Maret 1974 unit pendidikan dan latihan ini mengawali pendidikannya. P3B merupakan wadah pendidikan milik Departemen Perhubungan Republik Indonesia yang dikelola oleh Badan Pendidikan dan Latihan Perhubungan, pusat pendidikan dan Latihan Perhubungan, pusat pendidikan dan Latihan Perhubungan Laut. Dan P3B ini memiliki 2 jurusan, yaitu : 1. Jurusan Nautika. Jurusan ini mendidik calon Perwira Kapal Pelayaran Besar/Pelayaran Niaga dengan ijasah Mualim Pelayaran Besar tingkat 11 (MPB III) atau Nautika Kapal Pelayaran Besar tingkat III.
20 2. Jurusan Teknika. Jurusan ini mendidik calon Perwira Kapal Pelayaran Besar/ Pelayaran Niaga dengan ijasah Negara Ahli Mesin Kapal Pelayaran Besar tingkat A (AMK-A) sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Panitia Ujian Negara No. 736/ PU/PB/K. X/ 1975 P3B adalah Sub Panitia Ujian Negara yang berhak menyelenggarakan ujian Negara maka ujian akhir teori pada masa semester tiga yang dilaksanakan di P3B selanjutnya merupakan ujian Negara untuk memperoleh ijasah MPB III atau AMK-A. Progam P3B ini berakhir pada tahun 1980/ 1981 yaitu pada angkatan ke 14 dengan hasil lulusan sebanyak 978 orang perwira. d. Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran (BPLP) 1979-1995. Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran dengan progam Strata 4 dan Diploma III dengan lama pendidikaan 3 th. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No.km 279/001/PHB/79 tanggal 19 September 1979, diaturlah Organisasi dan Tata Negara BPLP yang baru. Unit pelaksana teknis Diklat beralamat di jl. Singosari No. 2A Semarang. Progam Strata A untuk pertama kalinya di buka di BPLP Semarang pada tanggal 6 Juli 1981. Masing-masing diambil dari lulusan SMA IPA dan STM Mesin.Lulusan progam ini di beri ijasah Strata A + MPB III untuk jurusan Nautika dan Srata A + AMK-A untuk jurusan Teknika.
21 Sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 065/11/1981 tanggal 11 Februari 1981 lulusan Strata A disamakan dengan lulusan Diploma III dengan beban studi 114 SKS yang wajib di tempuh selama 3 tahun dan apabila lulusan tersebut bekerja pada pemerintah atau pegawai negeri dapat di angkat dalam golongan IIb + 2 tahun masa kerja. e. Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang (PIP) 1999-Sekarang. Berdasarkan Keputusan Menteri No. KM 81/1999/pada tanggal 13 Oktober 1999 tentang Organisasi dan tata kerja PIP. Unit pelaksana Diklat beralamat di Jl. Singosari No. 2A Semarang. Adapun PIP menurut Keputusan Menteri tersebut adalah melaksanakan Diklat Kedinasan Prajabatan dan dalam jabatan pada bidang-bidang keahlian Ketatalaksanaan Angkatan Laut dan Kepelabuhan, Keteknikan dan Nautika. 3.2. Struktur Organisasi Organisasi menurut James D Money adalah setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut Chester I Bernad. Oranisasi adalah suatu sistem daripada aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dengan demikian setiap organisasi menginginkan supaya organisasi yang dipimpinnya berjalan dengan baik. Serta dapat menimbulkan suasana kerjasama yang baik. Serta dapat menimbulkan
22 suasana kerjasama yang baik antara pimpinan dengan bawahannya sehingga akan tercapai suatu tujuan yang diinginkan bersama. Menurut pola hubungan kerja dan lalu lintas wewenang serta tanggung jawab maka bentuk atau sistem organisasi menurut Sutarto, dalam bukunya Dasar-Dasar Organisasai dapat digolongkan ke dalam 3 bentuk : 1. Bentuk Organisasi Lini. Dalam organisasi lini ini kekuasaan dan tanggung jawab mengalir dari pimpinan kepada bawahan begitu seterusnya sampai kepada pekerjaan dalam lapangan atau bidang masing-masing. 2. Bentuk Organisasi Fungsional. Dalam bentuk organisasi ini kekuasaan dan tanggung jawab dilimpahkan kepada para ahli dalam suatu fungsi tertentu. Disini tiap pimpinan dikhususkan untuk melaksanakan tugas dan tiap pimpinan dapat memerintah setiap bawahan yang setingkat lebih rendah daripadanya sesuai dengan fungsinya. Dalam melaksanakan tugas tidak banyak memerlukan koordinasi terutama pada tingkat pelaksanaan bawahan karena bidang tugasnya sudah jelas. Koordinasi disini dititik beratkan pada atasan dan dalam bentuk ini setiap kepala bagian adalah seorang yang ahli dalam bidang yang dikepalai. 3. Bentuk Organisasi Lini dan Staf. Bentuk ini merupakan kombinasi dari bentuk lini dan bentuk organisasi fungsional. Pada umumnya bentuk organisasi ini dipergunakan untuk
23 organisasi yang besar dimana pimpinan dalam memberikan pemerintah didasarkan atas saran-saran yang di berikan oleh stafnya. Berdasarkan uraian di atas tentang pengertian dan bentuk-bentuk organisasi. Maka penulis dapat menyimpulkan bentuk organisasi lini dan staf. Sedangkan struktur organisasi pada PIP Semarang ini di atur dalam Surat Menteri Perhubungan No. KM/297/OT.001/phb-79 tanggal 19 September 1979.
24
25 Keterangan bagan struktur organisasi Tugas dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang tersebut adalah : Direktur Politekik Ilmu Pelayaran Semarang. Bertugas memimpin PIP Semarang dan menentukan kebijaksanan yang bersifat umum yaitu antara lain merencanakan aktivitasaktivitas yang akan dilaksanakan. Mengkoordinasi dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dari stafnya. Pembantu direktur. Pembantu direktur terdiri dari 3 yaitu : 1. Pembantu Direktur Bidang Akademik yang selanjutnya disebut Pembantu Direktur I adalah tenaga dosen yang bertugas membantu direktur dalam memimpin pelaksanaan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat serta pembinaan tenaga kependidikan. 2. Pembantu Direktur II adalah tenaga dosen yang mempunyai tugas membantu Direktur dalam memimpin pelaksanan kegiatan administrasi umum. 3. Pembantu Direktur III adalah tenaga dosen yang mempunyai tugas membantu Direktur dalam memimpin perlaksanaan pembinaan taruna dan pelayanan kesejahteraan taruna.
26 Sub bagian administrasi umum. Bertugas melakukan urusan administrasi kepegawaian, keuangan, ketatausahaan dan rumah tangga. Urusan tata usaha dan kepegawaian. Bertugas melakukan urusan tata usaha dan kepegawaian. Urusan keuangan. Bertugas melakukan urusan keuangan. Urusan rumah tangga. Bertugas melakukan urusan kerumahtanggaan dan kehumasan. Sub bagian administrasi akademik dan ketarunaan. Bertugas melakukan urusan administrasi di bidang akademik dan ketarunaan. Urusan administrasi akademik. Bertugas melakukan urusan administrasi akademik dan pengajaran, serta penyiapan penyusunan rencana pengajaran dan pemberdayaan tenaga kependidikan. Urusan administrasi kerjasama pendidikan. Bertugas melakukan administrasi kerjasama pendidikan. Urusan administrasi ketarunaan. Bertugas melakukan urusan administrasi penerimaan, pelayanan, pengasramaan serta administrasi dan pemantauan perkembangan alumni.
27 Unit penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Bertugas melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Jurusan N T & K. Bertugas Melaksanakan pendidikan professional dalam bidang keahlian Nautika, Teknika, Ketatalaksanaan. Unit perpustakaan. Bertugas merencanakan pengadaan kebutuhan buku dan bahan perpustakaan lainnya serta melayani pengguna jasa perpustakaan dan audio visual. Unit laboratorium. Bertugas menyiapkan laboratorium untuk kegiatan praktikum laboratorium. Unit bengkel. Bertugas menyiapkan perbengkelan untuk kegiatan praktikum perbengkelan. Unit tekhnologi informatika. Bertugas mengumpulkan data, mengevaluasi, mengolah dan menyajikan data dalam bentuk informasi. Unit bahasa. Bertugas melaksanakan dan mengkoordinasi kegiatan peningkatan, pengembangan dan pembinaan kemahiran bahasa kepada taruna.
28 Unit manajemen mutu. Bertugas melakukan dan mengkoordinasi kegiatan pelayanan, pengendalian dokumen dan kerahasiaan sistem standar mutu dan pelaksanaan audit mutu diklat. Unit pembinaan mental dan moral Bertugas melaksanakan pembinaan mental dan moral kepada taruna. Unit kapal latih. Bertugas mengelola penempatan taruna pada kapal latih dan pelatihan kepada taruna serta merawat dan memelihara kapal latih. Unit poliklinik. Bertugas melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan perawatan kesehatan pegawai dan taruna. Unit asrama. Bertugas menyediakan akomodasi, konsumsi dan cucian/binatu kepada taruna. Unit psikologi. Bertugas melakukan dan mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan pelayanan psikologi kepada taruna dan pegawai. 3.3. Tugas Pokok Dan Fungsi Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang Dalam membina dan mengembangkan dunia pelayaran di Indonesia, faktor yang dominan dan besar peranannya adalah faktor
29 sumber daya manusia, sebagaimana diketahui bahwa 2/3 teritorial Indonesia berupa lautan. Zona Ekonomi Eksklusif di bidang hukum laut di Jamaika tahun 1982 mengakui wilayah laut antara pulau-pulau sejauh 200 mil. Hal ini merupakan tantangan sub sektor perhubungan laut untuk lebih meningkatkan peranannya baik dalam kelancaran, keamanan maupun keselamatan pelayaran. Mengingat bahwa faktor daya manusia sangat dominan peranannya di dalam mengembangkan dunia pelayaran, maka usaha peningkatan keahlian dan ketrampilan para Perwira Pelayaran Niaga melalui jalur pendidikan formal sangat diperlukan sebagai usaha memantapkan kemampuan di dalam mengemban tugas yang cukup berat dan untuk menunjang pembangunan nasional serta penentuan hasilnya dimana sektor perhubungan laut merupakan mobilitas manusia maupun distribusi berbagai barang kebutuhan. Di sinilah pelayanan angkutan laut memegang peranan penting. PIP Semarang mempunyai fungsi daan tugas pokok sebagaimana tertuang dalam keputusan menteri perhubungan No. KM/279/OT.001/phb- 79 tanggal 17 September 1979 yaitu melaksanakan pendidikan dan latihan kedinasan prajabatan dan dalam jabatan pada bidang-bidang keahlian Nautika,Teknika, dan Ketatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhan. Pelayaran strata A serta pendidikan dan latihan Nautika dan Teknika tingkat menengah untuk menunjang tugas-tugas perhubungan laut.
30 Untuk menyelenggarakan tugas-tugas tersebut PIP Semarang mempunyai fungsi : 1) Memberikan pelajaran dan latihan dibidang Nautika, Permesinan kapal, dan Ketatalaksanaan Angkutan Laut Dan Kepelabuhanan serta pengembangannya. 2) Merencanakan penggunaan dan pengembangan sarana latihan, praktek kerja nyata, praktek laut, serta mengurus dokumentasi dan perpustakaan. 3) Menyusun progam pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan progam, mempersiapakan bahan kurikulum sistem dan metode serta melaksanakan administrasi pengajaran dan bimbingan taruna. 4) Melaksanakan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, dan rumah tangga. 3.4. Jenjang Karier Dan Lapangan Kerja Karier perwira remaja lulusan PIP Semarang setelah di wisuda dan memperoleh ijazah strata D 1V terbuka lapangan kerja secara luas di kapal-kapal niaga baik milik pemerintah swasta, maupun kapal asing sebagai mualim atau masinis. Selain itu juga terbuka di instansi-instansi pemerintah antara lain Divisi Kepanduan Direktorat Navigasi. Badan pengusaha pelabuhan pertamina dan lain-lain. Di samping itu juga terbuka kesempatan masuk Wamil ABRI sebagai perwira TNI-AL dengan pangkat Letnan dua.
31 Para lulusan yang telah bekerja di kapal-kapal niaga yang telah memiliki masa berlayar 2 tahun apabila ingin meningkatkan ijazahnya dapat menempuh pendidikan yang lebih tinggi, yaitu pada program strata B (setingkat sarjana) dan akan memeperoleh ijazah strata B +MPB11 untuk jurusan Nautika dan strata B untuk jurusan Teknika. Kesempatan meningkatkan ijazah dan pengetahuan selalu terbuka. Para strata B yang telah bekerja dan memiliki masa berlayar 2 tahun dapat menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi, yaitu program strata C (setara pasca sarjana atau spesialis 1) dan ijazah yang di peroleh adalah strata C+AMK-C untuk jurusan Teknika. Program strata C ini merupakan pendidikan puncak untuk ijazah kelautan dan beban studi untuk memperoleh ijazah ini adalah 180-194 SKS. Adapun lapangan pekerjaan yang tersedia untuk lulusan strata C di antaranya adalah Nahkoda pelayaran besar pimpinan perusahaan pelayaran, Surveyor, Penasehat, direktur Akademi Pelayaran dan dosen di Perguruan Tinggi. 3.5. Sistem Administrasi Sistem administrasi yang digunakan pada Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang adalah sistem Desentralisasi karena PIP Semarang merupakan salah satu Diklat yang ada di Indonesia dan pusat dari PIP yang berada di Jakarta yaitu PUSDIKLAT.