BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pelayanan prima. Sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, pegawai negeri sipil

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut azas. desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan

I. PENDAHULUAN. 1945, negara dan pemerintah, menyelenggarakan tugas pemerintahan dan. strategis dalam mengemban tugas pemerintahan dan pembangunan.

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum setiap perusahaan akan berusaha untuk memperoleh laba

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jalan dan drainase, sesuai dengan visi dari SKPD (Surat Keputusan. Bina Marga dan Pengairan yang tertuang dalam SKPD :

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu faktor pendukung yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi disamping modal, material, mesin, dan sumber daya lainnya. Oleh

PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan modal penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dukungan dari pegawai yang kompeten dan terampil. maka kemungkinan untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau instansi sering mengalami kendala yang meliputi perubahan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Gambaran Umum Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung

I. PENDAHULUAN. keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi, dalam rangka pencapaian

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama dalam manajemen adalah tenaga kerja, sehingga dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing pegawai. Tidak hanya itu,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa pegawai dapat. tinggi dan berkualitas dalam bidang pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

I. PENDAHULUAN. unsur manusia yang ada di dalamnya. Pemeliharaan pegawai yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bisnis, maka selayaknya SDM tersebut dikelola sebaik mungkin. Kesuksesan

BAB I PENDAHULUAN. dan keterbatasan di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai sumber daya dominan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kepadanya dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan profesionalisme. Pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance),

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan. menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. aset utama dari suatu instansi maupun perusahaan. Setiap sistem organisasi baik

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

Lampiran 1 Pedoman Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility

Penilaian Kinerja Oleh Kepala di Kantor Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah VI Tasikmalaya. Dejan Saputra ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. lain, serta saling mempengaruhi sehingga menjadikan satu kesatuan yang terarah

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kesiapan dari pegawai tersebut, akan tetapi tidak sedikit organisasi

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

I. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Runtunuwu (2015)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk bereaksi secara sukarela dan positif terhadap sasaransasaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia/ pegawai yang berdisiplin tinggi, berkemampuan, berdaya

BAB I PENDAHULUAN. mampu beroperasi dengan baik tanpa bantuan manusia. kegiatannya membutuhkan pegawai yang ahli pada bidangnya.

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan organisasi, karena manusia dalam melakukan aktivitas di

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas adalah mengenai menurunnya kinerja karyawan pada divisi MSDM

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pelayanan publik dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam pencapaian tujuan, baik visi maupun misi suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah rendahnya tingkat kinerja pegawai struktural di Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung Barat.

I. PENDAHULUAN. material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut dikarenakan para karyawan bahkan pimpinan kurang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari sisi manajemen, yang meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu

BAB I PENDAHULUAN. utama sebuah perusahaan dibandingkan unsur lainnya seperti modal dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan berarti apabila tidak dikelola dengan baik, untuk mengelolanya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pegawai Negeri Sipil merupakan abdi negara yang diberikan kewenangan dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi daerah. Secara hukum, otonomi yang diberikan kepada daerah diatur di dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pemerintahan Kota Medan dipimpin oleh Walikota dan Wakil Walikota yang dipilih secara langsung oleh masyarakat Kota Medan. Pada pelaksanaan tugas sebagai pelayan publik di bidang kebersihan, Pemerintah Kota Medan memiliki Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu Dinas Kebersihan. Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan dibantu oleh seorang Sekretaris yang memiliki bawahan beberapa Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kepala Sub bagian. Untuk melaksanakan pelayanan publik, Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan memerlukan prestasi kerja dari para pegawainya agar dapat menunjang tercapainya tujuan pembangunan nasional yang telah ditetapkan melalui visi dan misi Pemerintah Kota Medan. Dalam mencapai visi dan misi tersebut, tentu sangatlah diperlukan sosok seorang pimpinan yang memiliki daya juang dalam pengambilan keputusan baik secara eksternal maupun internal organisasi agar keberhasilan sebuah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terdiri dari para pegawai dan perangkat kerja lainnya dapat menghasilkan prestasi kerja yang terbaik.

Dalam menjalankan roda organisasi peran seorang pemimpin harus dapat menunjukkan karakter kepemimpinannya demi pengembangan alur kerja suatu organisasi menuju ke arah tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Thoha (2007) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin mempengaruhi bawahannya melalui hubungan komunikasi, baik secara individu maupun secara kelompok dalam pencapaian tujuan yang berarti. Kepemimpinan memainkan peranan yang sangat dominan, krusial dan kritikal dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan prestasi kerja. Prestasi yang baik dari pegawai sangatlah diharapkan oleh pimpinan dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk mendapatkan pegawai yang dapat membantu tugas pemimpin secara optimal, maka diperlukan seorang pemimpin yang mampu mengarahkan dan merubah tingkah laku bawahannya kepada tercapainya tujuan organisasi secara maksimal. Kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap organisasi, kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas pada sebuah organisasi dan penyelenggaraan pemerintahan dipengaruhi oleh kepemimpinan dan didukung oleh kapasitas organisasi pemerintahan yang memadai, maka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (Good Governance) akan dapat terwujud. Sebaliknya, kelemahan kepemimpinan merupakan salah satu penyebab terjadinya masalah pekerjaan birokrasi di Indonesia yang mencerminkan peran kepemimpinan di dalam suatu organisasi karena seorang pemimpin itu harus mampu untuk mengarahkan, mempengaruhi dan berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan dari organisasi bisa tercapai secara efektif dan efisien.

Berdasarkan peranan pemimpin tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kepemimpinan itu sangat erat kaitannya dengan kemampuan seseorang untuk memprakarsai tindakan kelompok dalam upaya memecahkan masalah atau untuk mencapai tujuan yakni sebuah prestasi kerja. Kepemimpinan yang baik dan bijaksana pasti dapat memberikan suatu perubahan terhadap pegawai untuk menjadi lebih aktif dalam mencapai hasil kerja yang telah ditetapkan atau mencapai target yang melebihi dari yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bidang tugasnya masing-masing. Pelaksanaan kepemimpinan yang berlangsung di Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan kurang berjalan seperti yang diharapkan dimana hal ini terlihat dari kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan terhadap para pegawai dalam setiap tindakan pada saat bertugas sehingga pegawai merasa bebas dalam bekerja dan mengalihkan tanggung jawab yang telah diberikan. Selain itu, kurangnya pengarahan dan tidak adanya proses komunikasi yang lancar dari pimpinan terhadap masing-masing pegawai secara langsung mengenai prosedur kerja yang seperti apa yang menjadi acuan bagi Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan dan pimpinan hanya melibatkan pegawai tertentu saja dalam setiap kebijakan yang dibuatnya sehingga akibatnya sebagian dari pegawai menjadi kurang bersemangat untuk bekerja, bersikap santai dalam menyelesaikan pekerjaannya serta tidak memiliki kedisiplinan dalam bidang pekerjaannya. Sistem penilaian prestasi kerja pada pegawai negeri sipil secara formal tertuang pada Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil atau lebih dikenal DP3 dengan unsur yang meliputi kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran,

kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan. Namun dalam kenyataannya, pengukuran prestasi pegawai tidak melalui prosedur yang benar. Realita yang terjadi bahwa pimpinan belum cukup mampu untuk membuat suatu keputusan yang objektif mengenai pegawai mana yang patut diberi penghargaan atau pegawai mana yang harus menerima hukuman selaras dengan pencapaian tinggi rendahnya prestasi kerja pegawai tersebut, misalkan penghargaan untuk mendapatkan kenaikan pangkat diberikan kepada pegawai yang belum tentu mempunyai kemampuan dan prestasi yang baik. Kenaikan pangkat ditetapkan hanya berdasarkan pada ijazah tertinggi yang dimiliki oleh pegawai bukan berdasarkan pada jenis keahlian yang mereka miliki dimana seharusnya kenaikan pangkat diberikan kepada pegawai yang berprestasi baik. Sehingga pada akhirnya kenaikan pangkat bukan suatu hal yang bisa memacu prestasi kerja pegawai dimana hal ini mengakibatkan tidak adanya penilaian prestasi kerja yang dilakukan secara objektif karena semua pegawai baik yang disiplin dalam bekerja maupun tidak, nilai penghargaan yang diberikan akan tetap sama. Keberhasilan seorang pimpinan dalam mengarahkan bawahannya untuk menghasilkan prestasi kerja yang diharapkan juga didukung oleh adanya kedisiplinan kerja yang baik dari para pegawainya. Walaupun perencanaan telah tersusun dengan baik dan rapi tetapi apabila pegawai yang melaksanakan pekerjaan tersebut tidak memiliki tingkat kedisiplinan diri yang tinggi, maka sulit bagi organisasi untuk mencapai sasarannya. Terlaksananya tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan secara optimal, maka pegawai negeri sipil dituntut untuk mempunyai tingkat disiplin

yang tinggi baik terhadap dirinya maupun terhadap pekerjaannya, tetapi pada kenyataan justru menunjukkan bahwa masih saja ada pegawai yang tidak disiplin pada saat jam kerja sehingga akibat dari ketidakdisiplinan tersebut akan berdampak negatif terhadap prestasi kerja pegawai. Berdasarkan pengamatan secara langsung dan melalui fenomena dalam penerapan disiplin terlihat bahwa masih banyak pegawai di Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan yang bermasalah dengan absensi kantor, tidak masuk tanpa keterangan, terlambat datang maupun melakukan aktivitas lain di luar kantor pada saat jam kantor sehingga banyak pekerjaan menjadi terhambat. Masih banyaknya jumlah pegawai yang hadir melewati dari waktu yang telah ditentukan misalnya seharusnya jam masuk kantor adalah pukul 08.00 WIB pagi tetapi hadir pukul 09.00 WIB pagi, sementara istirahat pukul 12.00-13.00 WIB tetapi pada kenyataannya masih ditemukannya pegawai yang kembali ke kantor pada pukul 14.00 WIB. Apel pagi yang tidak diikuti dan sebagian pegawai tidak melapor apabila tidak masuk kerja. Hal ini tentunya disebabkan oleh tidak adanya kesadaran dari pegawai akan pentingnya masalah kedisiplinan serta tidak adanya pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya. Tingkat kehadiran dan ketidakhadiran pegawai pada tahun 2010 sampai tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini. Bulan Tabel 1.1 Rekapitulasi Absensi Pegawai Tahun 2010-2011 Tahun 2010 Tahun 2011 Absen Absen Absen Absen > Absen 4- Hadir 1-3 Hadir 1-3 4-6 kali 6 kali 6 kali kali kali Absen > 6 kali % % % % % % % % Januari 53 23 16 8 47 24 17 12 Februari 50 23 18 9 49 27 15 9 Maret 46 23 19 12 47 23 19 11 April 48 22 19 11 42 28 19 11

Mei 64 16 16 4 44 26 17 13 Juni 55 20 15 10 47 23 15 15 Juli 50 21 16 13 44 25 17 14 Agustus 48 22 17 13 41 27 17 15 September 49 21 17 13 43 25 18 14 Oktober 52 18 19 11 46 25 19 10 Nopember 49 21 18 12 42 25 18 15 Desember 47 18 20 15 44 26 20 10 Rata-rata 51 21 17 11 45 25 18 12 Sumber: Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan, 2012 Pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa di Tahun 2010 cukup banyak pegawai yang sering melakukan absen bahkan setiap bulannya. Hal ini terlihat dari jumlah pegawai yang absen 1-3 kali rata-rata 21%, absen 4-6 kali rata-rata 17% dan absen diatas 6 kali rata-rata 11%. Begitu juga yang terlihat pada Tahun 2011 yang mengalami peningkatan dimana jumlah pegawai yang absen 1-3 kali rata-rata 25%, absen 4-6 kali rata-rata 18% dan absen diatas 6 kali rata-rata 12%. Hal ini menunjukkan masih banyaknya pegawai yang tidak mematuhi peraturan yang berlaku di Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan, dilihat dari banyaknya jumlah pegawai yang masih melakukan absen dalam waktu 2 tahun dengan berbagai alasan yang sering diberikan oleh pegawai. Dalam hal ini pimpinan organisasi perlu mengatasi dengan memberikan peringatan serta melakukan tindakan tegas secara objektif terhadap pelanggaran sehingga pimpinan bisa memberikan penilaian sesuai dengan prestasi yang dihasilkan oleh masing-masing pegawai. Tindakan tersebut juga untuk menjaga agar pedoman normatif tetap terlaksana melihat dari persentase absensi pegawai setiap bulannya tidak banyak berubah sehingga perlu diberikan pengawasan perilaku kedisiplinan pada seluruh pegawai di Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan.

Disiplin yang baik itu mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab pegawai terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pasal 2 dan Pasal 3 telah diatur secara jelas mengenai kewajiban dan larangan yang harus ditaati oleh setiap pegawai negeri sipil. Disiplin sebagai sikap dan tingkah laku yang mencerminkan tingkat kepatuhan atau ketaatannya pada berbagai ketentuan yang berlaku dan tindakan korektif terhadap pelanggaran atas ketentuan atau standar yang telah ditetapkan. Selain kepemimpinan dan disiplin kerja, prestasi kerja juga dipengaruhi oleh adanya iklim yang terjadi di dalam suatu organisasi. Iklim organisasi akan dapat mempengaruhi sikap dan pola pikir dari para anggota organisasi. Komunikasi merupakan bagian dari sebuah organisasi yang mempunyai tujuan untuk mempersatukan individu yang tergabung dalam organisasi agar dapat mencapai satu tujuan organisasi tersebut. Iklim dipengaruhi oleh hampir semua hal yang terjadi di dalam suatu organisasi, dalam arti jika sebuah organisasi ingin berhasil dalam mewujudkan cita-cita dan tujuannya secara utuh dan sempurna, maka dibutuhkan individu yang handal sebagai sumber daya yang akan memegang kendali dari organisasi tersebut. Berdasarkan pengamatan yang berlangsung di Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan kurang mendukung dalam menciptakan iklim organisasi yang dapat meningkatkan prestasi kerja pegawainya. Hal ini ditandai dari adanya kelompok-kelompok kecil di dalam kantor, masih rendahnya inisiatif pegawai dalam bekerja yang terkesan hanya menunggu petunjuk dari atasan saja, kurangnya kerjasama tim dalam pekerjaan dan begitu juga antara pimpinan

dengan pegawai serta kurang adanya komunikasi dalam menanyakan uraian kerja yang belum dipahami sehingga sering terjadi kesalahpahaman diantara pegawai yang mengakibatkan adanya perbedaan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan dan timbulnya sifat egoisme yang tidak mendengarkan pendapat serta masukan dari sesama rekan kerja. Demikian halnya juga, tidak adanya pengawasan secara efektif yang dilakukan oleh pimpinan kepada pegawai sehingga iklim yang sering terjadi yakni banyaknya pegawai yang absen, tidak disiplin dalam waktu atau pekerjaan maupun bersikap santai atau sering menunda dalam bekerja. Pengamatan pada aspek prestasi pegawai seperti pada Tahun 2011 banyak pegawai di Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan yang masih minim memberikan kontribusi prestasi kerjanya dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini. Tabel 1.2 Prestasi Kerja Pegawai Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan Tahun 2011 No Nilai Jumlah Pegawai (Orang) 1 90 100 12 2 80 89 85 3 70 79 113 4 Dibawah 70 68 Jumlah 278 Keterangan Kriteria Nilai Prestasi Kerja 90-100 = Amat Baik 70-79 = Cukup Baik 80-89 = Baik < 70 = Kurang Sumber: Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, 2012 Pada Tabel 1.2 terlihat bahwa prestasi kerja pegawai Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan tahun 2011 sudah cukup baik dilihat dari banyaknya jumlah pegawai yang memperoleh nilai prestasi diatas 70. Namun, masih banyak juga pegawai yang menunjukkan hasil penilaian prestasi kerja yang cukup rendah dengan nilai dibawah 70 sehingga bisa dikatakan bahwa prestasi kerja pegawai yang ada di Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan perlu untuk lebih

ditingkatkan kembali dimana hal ini juga sebagian besar dipengaruhi dari kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan kepada para pegawai sehingga mengakibatkan ketidakdisiplinan dari pegawai itu sendiri seperti pegawai mangkir dari pekerjaannya atau absen tanpa pemberitahuan yang pada akibatnya menunjukkan bahwa iklim organisasi yang terjadi di Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan kurang berjalan dengan baik. Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja Dan Iklim Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Iklim Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja Pegawai di Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan?. 2. Apakah Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja Pegawai di Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan?. 3. Apakah Disiplin Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja Pegawai di Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan?. 4. Apakah Iklim Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja Pegawai di Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan?. 1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Iklim Organisasi terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Kepemimpinan terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran yang berharga bagi manajemen untuk digunakan sebagai bahan masukan dalam rangka mengetahui kepemimpinan, meningkatkan disiplin kerja dan menciptakan iklim organisasi yang kondusif dalam usaha peningkatan prestasi kerja pegawai di Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Medan. 2. Bagi Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana, penelitian ini merupakan tambahan kepustakaan tentang manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dan kekayaan penelitian untuk dapat dipergunakan dan dikembangkan di masa mendatang.

3. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan secara ilmiah dalam bidang Ilmu Manajemen khususnya yang berkaitan dengan kepemimpinan, disiplin kerja, iklim organisasi dan prestasi kerja. 4. Bagi peneliti selanjutnya, menjadi referensi untuk melakukan penelitian yang sama di masa yang akan datang.