BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan industri di Indonesia, mendorong

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB 1 : PENDAHULUAN. depresi akan menjadi penyakit pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung.untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan prasarana transportasi terus mengalami perkembangan yang pesat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan di dalam Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 pasal 3.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya yang ada (1).

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu ilmu tentang mengantisipasi,

I. PENDAHULUAN. Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. dalam seluruh aktifitas kehidupan manusia untuk meningkatkan taraf hidup. membentuk energi listrik (

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja, kondisi serta lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan tenaga kerja mengalami hilangnya konsentrasi pada saat bekerja. sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. terjadinya gangguan kesehatan seperti kelelahan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang sering dilakukan oleh manusia Peter Vi, (2000) dalam Tarwaka

BAB I PENDAHULUAN. bertahap. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Salah satu

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. tindakan/perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Semen Andalas Indonesia atau juga sekarang dikenal sebagai PT. Lafarge

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Kebutuhan itu dapat bermacam-macam, berubah dan. berkembang dan sering kali tidak disadari oleh pelakunya.

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. adanya peningkatan kulitas tenaga kerja yang maksimal dan didasari oleh perlindungan hukum.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya di lingkungan industri. Faktor yang paling utama timbulnya kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi. pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam perusahaan tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data International Labour Organization (ILO) tahun 2012, angka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang ada di tempat kerja yaitu penerangan. berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi 6,4 sampai dengan 7,5 persen setiap

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. Desain stasiun kerja akan berpengaruh pada sikap kerja yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi yang menuntut produktivitas tinggi. Produktivitas dan efisiensi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis risiko..., Septa Tri Ratnasari, FKMUI, 2009

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu

BAB I PENDAHULUAN. International Laboir Organization (ILO) tahun 2010, diseluruh dunia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi industri seperti sekarang ini, persaingan di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya produktivitas (Multahada, 2008)

BAB I PENDAHULUAN. bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan tenaga yang berlebih karena adanya hubungan dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan adalah banyaknya jumlah unit pengantongan semen (packing plant) yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. menyelesaikan atau mengatasi stres dengan efektif maka stres tersebut berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB 1 : PENDAHULUAN. pertumbuhan industry dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. dengan kadar yang melebihi nilai ambang batas (NAB), yang diperkenankan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pengusaha yang kedudukannya lebih kuat sehingga para

BAB I PENDAHULUAN. yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang. Masalah kesehatan yang dihadapi negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya sebagai akibat penyakit degeneratif didunia. Di negara maju, kematian

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya globalisasi disegala bidang maka perindustrian di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penggunaan tembakau, penyalahgunaan obat dan alkohol, dan HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin

BAB 1 PENDAHULUAN. khusus guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan

BAB I PENDAHULUAN. bahaya tersebut diantaranya bahaya faktor kimia (debu, uap logam, uap),

Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan tanaman perkebunan secara besar-besaran, maka ikut berkembang pula

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan industri di Indonesia, mendorong munculnya industri baik industri berskala besar, menengah ataupun industri kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya kompetisi atau persaingan diantara industriindustri tersebut. Kecepatan, ketepatan, dan kualitas produk yang dihasilkan sangat menentukan eksistensi dari masing-masing industri. (1) Tenaga manusia sebagai salah satu faktor produksi di perusahaan merupakan satu kesatuan yang biologis yang mempunyai peran sama dengan faktor produksi lainnya (dana permodalan, alat produksi, dan sebagainya). Tenaga kerja merupakan subyek dan obyek dari pembangunan, keberhasilan pembangunan sangat tergantung kepada manusia sebagai pelaksananya. Tenaga kerja adalah penduduk yang produktif dan oleh karena itu sangat besar peranannya dalam mewujudkan pertumbuhan atau memberikan nilai tambah, kesejahteraan tenaga kerja, meningkatkan kemampuan tenaga kerja, hal ini juga dinyatakan di dalam Undang Undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 pasal 3. (2) Pemeliharaan dan pengembangan tenaga manusia memerlukan perhatian khusus disamping perhatian terhadap faktor produksi lainnya. Karena tanpa pemeliharaan dan pengembangan tenaga manusia, maka pemeliharaan dan pengembangan faktor produksi lainnya tidak akan punya arti apa-apa ditinjau dari produktivitas kerja di perusahaan. (1) Dalam Undang-Undang RI No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, dikatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujuan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat 1

2 dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. (3) Salah satu gejala gangguan kesehatan pada pekerja yang timbul akibat pekerjaan adalah kelelahan. Kelelahan kerja merupakan proses menurunnya efisiensi, performa kerja, dan berkurangnya ketahanan/kekuatan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan. Kelelahan kerja merupakan bagian dari permasalahan umum yang sering dijumpai pada tenaga kerja. Menurut beberapa peneliti, kelelahan secara nyata dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja dan dapat menurunkan produktivitas. Investigasi di beberapa negara menunjukkan bahwa kelelahan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan (4, 5) kerja. Data dari International Labour Organization (ILO) tahun 2008 menunjukkan bahwa di dunia hampir setiap tahun sebanyak dua juta pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan. Penelitian tersebut menyatakan dari 58.155 sampel, sekitar 18.828 sampel menderita kelelahan kerja yaitu sekitar 32,8% dari keseluruhan sampel penelitian. (6) Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Kementrian Tenaga Kerja Jepang terhadap 12.000 perusahaan yang melibatkan sekitar 16.000 pekerja di Negara tesebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa ditemukan 65% pekerja mengeluhkan kelelahan fisik akibat kerja rutin, 28% mengeluhkan kelelahan mental, dan sekitar 7% mengeluh stress berat dan merasa tersisihkan. (5) Dalam studi epidemiologi di Amerika Serikat disebutkan oleh Kennedy bahwa kelelahan kerja merupakan suatu kelainan yang termasuk sering dijumpai di masyarakat. Survei lain menunjukkan, bahwa 24% orang dewasa yang datang ke poliklinik menderita kelelahan. Penelitian lain di Inggris menyebutkan hal

3 yang senada yaitu bahwa kelelahan kerja dialami oleh 25% dari seluruh pekerja wanita dan pekerja laki-laki 20% mengalami kelelahan kerja. (7) Menurut Nurmianto dalam Herry Koesyanto, kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri. Berdasarkan data mengenai kecelakaan kerja yang tercatat di Kompas tahun 2004, di Indonesia setiap hari rata-rata terjadi 414 kecelakaan kerja, 27,8% disebabkan kelelahan yang cukup tinggi. Lebih kurang 9,5% atau 39 (8, 9) orang mengalami cacat. Berdasarkan data dari PT. Yasiga Sarana Utama yang merupakan anak perusahaan dari PT. Semen Padang mencatat, pada tahun 2012 terjadi 48 kasus kecelakaan kerja dengan rincian 42 kasus kecelakaan biasa dan 6 kecelakaan fatal. Pada tahun 2013 tercatat sebanyak 44 kasus kecelakaan biasa dan tidak terdapat kasus kecelakaan yang fatal. (10) Moch Noval memprediksi beberapa faktor utama yang signifikan terhadap kelelahan, meliputi : jenis kelamin, usia, kondisi kesehatan, berlebihnya waktu yang digunakan dalam bekerja. Faktor penyebab kelelahan kerja yang lainnya adalah pengorganisasian kerja, faktor psikologis, lingkungan kerja, status kesehatan dan status gizi. Sedangkan pendapat lain mengatakan faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya kelelahan adalah kesegaran jasmani, kebiasaan merokok, masalah psikologis, status kesehatan, jenis kelamin, status gizi, waktu kerja, beban kerja, (2, 11) usia, dan masalah lingkungan kerja. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mellisa Julianti tentang Hubungan antara Faktor Individu dengan Faktor Pekerjaan dengan Kelelahan Objektif pada Tenaga Kerja yang Terpapar Kebisingan di PT. Barata Indonesia tahun 2011 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

4 beban kerja dengan kelelahan kerja. (12) Kapasitas kerja dari seorang karyawan diantaranya adalah umur, masa kerja dan status gizi, ketiga hal ni juga berperan dalam menentukan kelelahan yang dirasakan. Berdasarkan peneitian terdahulu yang dilakukan oleh Pramono (2008) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada pekerjadi bagian saw mill PT Marcelindo Jaya Pratama di Kecamatan Karangawen, didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang bermakna Antara umur dan masa kerja dengan kelelahan pada pekerja di bagian saw mill PT Marcelindo Jaya Pratama. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Eralisa (2008) yang meneliti tentang hubungan factor individu dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja dan status gizi dengan kelelahan (5, 13) tenaga kerja. PT. Semen Padang merupakan perusahaan yang berdiri seja ktahun 1910 berlokasi di Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang, Smuatera Barat. PT. Semen Padang adalah perusahaan yang memproduksi semen dengan jumlah produksi kurang lebih 6.000.000 ton/tahun. Perusahaan terbagi menjadi tiga direktorat yaitu bagian produksi, komersial, dan keuangan. Direktorat tersebut terbagi menjadi beberapa departemen dan departemen tersebut terbagi lagi menjadi beberapa divisi. Salah satunya adalah PPI (Packing Plan Indarung). (14) Terdapat dua kegiatan atau bagian di PPI yaitu bagian pengantongan dan bagian pemuatan. Karyawan bagian pengantongan bertugas untuk meletakkan kantong semen pada mesin yang digunakan untuk pengantongan semen. Sedangkan karyawan bagian pemuatan bertugas untuk memasukkan serta menyusun semen ke dalam mobil truk pengangkut semen atau bisa disebut dengan pekerjaan memuat semen. Karyawan bagian pengantongan dan pemuatan adalah pekerja dari anak

5 perusahaan PT. Semen Padang yaitu PT. Yasiga Sarana Utama. Karyawan selain pegawai tetap di PT. Semen Padang disebut karyawan Outsourcing. Jumlah karyawan pada bagian pemmuatan adalah 128 orang. (15) Proses pekerjaan di bagian PPI ini adalah sebagai berikut, setiap mobil truk yang datang untuk menjemput semen membawa DO ( Delivery Order) yang berisi jumlah permintaan semen yang akan diangkut. Salah satu karyawan bertugas mengambil DO dan menyerahkan kepada bagian pengambilan kantong semen. Kantong semen akan dikeluarkan sesuai dengan jumlah DO yang telah diserahkan. Petugas packer akan memasukkan kantong-kantong semen ke alat packer atau pengantongan semen. Selanjutnya semen terisi secara otomatis menggunakan mesin dan disalurkan menggunakan belt conveyor untuk menuju bomer atau muara dari belt conveyor pada tempat parker truk yang akan dimuat semen. (15) Terdapat 8 packer dan masing-masing packer terdapat 2 bomer. Pada masingmasing bomer terdapat 2 orang karyawan yang bertugas untuk mengangkat semen dan menyusunnya ke atas truk yang akan membawa semen. Semen yang keluar diangkat oleh karyawan dengan jarak lebih kurang satu sampai dua meter dan lalu disusun dengan rapi di atas truk pengangkut semen. Jumlah truk yang masuk dalam satu shift kerja rata-rata adalah 30-35 truk tergantung pada banyaknya DO dari distributor semen. Untuk jumlah sak semen masing-masing truk juga tergantung DO dari distributor, mulai dari 100 sak semen sampai 600 sak semen dalam satu truk. (15) Jadwal kerja karyawan PT Semen Padang merujuk pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan pasal 77 ayat 2, yaitu setiap pekerja memiliki waktu kerja 8 jam per hari dengan waktu total 40 jam per minggu. Sedangkan untuk waktu kerja shift berlaku ketentuan sebagai berikut : 1. Shift I : 07.00 15.00 2. Shift II : 15.00 23.00

6 3. Shift III : 23.00 07.00 Bagian operasi PPI dikepalai oleh seorang kepala bagian, kepala bagian PPI membawahi dua bidang yaitu bidang pemuatan serta bidang loading dan packer. Masing-masing bidang dikepalai oleh seorang kepala bidang yang membawahi masing-masing empat urusan shift kerja. (16) Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan di bagian pemuatan PT Semen Padang, dari 10 orang responden didapatkan 9 orang mengalami kelelahan kerja. Gejala kelelahan yang paling banyak ditemui berdasarkan kuesioner adalah pertanyaan tentang kelelahan fisik dimana perasaan merasa lelah di bagian lengan dan kaki merupakan bagian yang paling dominan dipilih. Kerugian yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan yang kerap terjadi pada pekerja harus diminimalisir, perlu adanya suatu perbaikan dan standar sistem kerja, baik oleh pengelola perusahaan maupun pemerintah terkait dalam memperhatikan hak-hak pekerja, termasuk dalam, memperhatikan kejadian kelelahan dan faktor-faktor penyebabnya pada pekerja. Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul penelitian Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawan Bagian Pemuatan PT. Semen Padang Tahun 2014. 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apa sajakah faktor-faktor yang berhubugan dengan kelelahan kerja pada karyawan bagian pemuatan PT. Semen Padang Tahun 2014? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada karyawan bagian pemuatan PT. Semen Padang Tahun 2014.

7 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi frekuensi kelelahan kerja responden yang bekerja di bagian pemuatan PT Semen Padang 2. Mengetahui distribusi frekuensi beban kerja responden yang bekerja di bagian pemuatan PT Semen Padang 3. Mengetahui distribusi frekuensi umur responden yang bekerja di bagian pemuatan PT Semen Padang 4. Mengetahui distribusi frekuensi masa kerja responden yang bekerja di bagian pemuatan PT Semen Padang 5. Mengetahui distribusi frekuensi status gizi responden yang bekerja di bagian pemuatan PT Semen Padang 6. Mengetahui hubungan dan besarnya risiko beban kerja responden dengan kelelahan kerja pada responden yang bekerja di bagian pemuatan PT Semen Padang 7. Mengetahui hubungan dan besarnya risiko umur responden dengan kelelahan kerja pada responden yang bekerja di bagian pemuatan PT Semen Padang 8. Mengetahui hubungan dan besarnya risiko masa kerja responden dengan kelelahan kerja pada responden yang bekerja di bagian pemuatan PT Semen Padang 9. Mengetahui hubungan dan besarnya risiko status gizi responden dengan kelelahan kerja pada responden yang bekerja di bagian pemuatan PT Semen Padang

8 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Menambah wawasan peneliti tentang kelelahan kerja dan memberikan pengalaman dalam pembuatan karya tulis ilmiah serta sekaligus dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan. 2. Menjadi bahan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Dapat dijadikan masukan bagi perusahaan dalam membuat kebijakan dalam menurunkan angka kelelahan kerja di PT. Semen Padang. 2. Memberikan masukan untuk penelitian lebih lanjut dalam mengembangkan keilmuan dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja terutama faktorfaktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di bagian pemuatan PT Semen Padang Tahun 2014 untuk melihat factor-faktor yang mempengaruhi kelalahan pekerja bagian pemuatan PT Semen Padang. Faktor-faktor yang ingin diteliti yaitu hubungan kadar Hb, beban kerja, masa kerja dan status gizi dengan kelelahan kerja. Adapun populasi dari penelitian ini adalah seluruh pekerja bagian pemuatan PT Semen Padang. Penelitian ini menggunakan data primer melalui wawancara secara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner dan melakukan observasi, pengukuran langsung serta menggunakan data sekunder yang didapatkan dari perusahan maupun intansi terkait.