BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Kata "media" menurut Heinich, dkk (1982) berasal dari bahasa latin,

pesar baik dari segi materi maupun kegunaannya. Tugas guru adalah membosankan. Jika hal ini dapat diwujudkan maka diharapkan di masa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil akhir pembelajaran yang merupakan tolak ukur dari keberhasilan

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II Kajian Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Menurut

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat

II. KERANGKA TEORETIS. Persepsi dalam arti luas menurut Leavitt (2006:27) dapat diartikan Pandangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

BAB II MODEL PEMBELAJARAN NOVICK DAN HASIL BELAJAR

2014 PENGARUH MEDIA JOBSHEET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang

BAB II LANDASAN TEORI. orang menyatakan bahwa media merujuk pada perlengkapan yang. memiliki bagian-bagian yang rumit, seperti yang diungkapkan oleh

tingkah laku yang dapat dicapai melalui serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA BERFIKIR

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. dipelajari siswa sehingga pembelajaran matematika mempunyai. dituntut mempunyai konsentrasi, ketelitian, dan keterampilan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

`BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode Eksperimen adalah pemberian kesempatan kepada anak didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, siswa dituntut dapat berfikir kritis, kreatif dan dapat. memecahkan suatu masalah agar dapat bersaing.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Deskripsi Teori 1. Media a. Pengertian Pada umumnya media digunakan dalam pembelajaran sebagai perantara. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi sebagai perantara atau penyampai isi berupa informasi pengetahuan berupa visual dan verbal untuk keperluan pengajaran. b. Tujuan dan Landasan Penggunaan media Pembelajaran Ada tiga landasan pemikiran tentang penggunaan media pembelajaran. landasan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Landasan empirik ialah alasan mengapa media pembelajaran dipergunakan ditinjau dari kondisi pebelajar dan bagaimana proses belajar itu terjadi dan penggunaan media yang didasarkan pada karakteristik pelajar. 2) Landasan historis adalah alasan penggunaan media pembelajaran ditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam pembelajaran. 4

3) Landasan teknologis alasan penggunaan media yang didasarkan pada kemudahan teknik. Sedangkan tujuan penggunaan media pembelajaran adalah : 1) Agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat dan berdaya guna. 2) Untuk mempermudah bagi guru dalam menyampaikan informasi materi kepada anak didik. 3) Untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima materi yang disampaikan oleh guru. 4) Untuk dapat mendorong keinginan anak didik unuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru. 5) Untuk menghindari salah pengertian atau salah paham antara anak didik yang satu dengan peseta didik yang lain terhadap materi yang disampaikan oleh guru. c. Manfaat media pembelajaran Anonimos (2007 : tanpa halaman) dalam buku media audio-visual manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Media pengajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan. 2) Media pengajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar anak didik berdasarkan latar belakang sosial dan ekonomi. 5

3) Media pengajaran dapat membantu anak didik dalam memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain. 4) Media pengajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar mereka, misalnya menyaksikan pemutaran film tentang suatu kejadian atau peristiwa. Rangkaian dan urutan kejadian yang mereka saksikan dan pemutaran film tadi akan dapat mereka pelajari secara teratur dan berkesinambungan. 5) Media pengajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan. 6) Media pengajaran dapat mengurangi adanya verbalisme. d. Jenis-jenis Media Pembelajaran Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2008 : 8-9), banyak cara diungkapkan untuk mengindentifikasi media serta mengklasifikasikan karakterisktik fisik, sifat, kompleksitas, ataupun klasifikasi menurut kontrol pada pemakai. Namun demikian, secara umum media bercirikan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual, dan gerak. Menurut Rudy Brets dalam Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2008 : 8-9), ada tujuh klasifikasi media yaitu: 6

1) Media audio visual gerak, seperti: film suara, pita video, film televisi. 2) Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, dsb. 3) Audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara. 4) Media visual bergerak, seperti: film bisu. 5) Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide bisu. 6) Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio. 7) Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri. Lalu (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002 : 137), Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Jadi dari uraian diatas media dapat dikatakan sebagai perantara materi antara guru dan murid yang sangat berpengaruh untuk menunjang dan menumbuhkan faktor internal siswa, oleh karena itu perlu dipelajari apakah belajar itu, berikut akan dibahas secara tuntas. 2. Belajar a. Pengertian Belajar Sedangkan (Hamzah, 2010 : 23), Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku tersebut Hintzman dalam Muhibbin Syah, 2009 : 63. 7

b. Jenis-jenis belajar Oleh karena itu pembelajaran yang efektif akan diarahkan kepada perubahan dari segala aspek negatif dari peserta didik. Ada beberapa macam ragam belajar`menurut Muhibbin Syah, 2009 : 63, yaitu: 1) Ragam Abstrak Ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah. 2) Ragam Keterampilan Belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik, yakni yang berhubungan dengan dengan urat saraf dan otot-otot. Bertujuan untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. 3) Ragam Sosial Ialah belajar dengan memahami masalah-masalah dan teknikteknik untuk memecahkan masalah tersebut. Bertujuan untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah sosial seperti masalah keluarga, persahabatan, masalah kelompok, dan masalah lain yang bersifat kelompok. 4) Ragam Pemecahan Masalah Ialah belajar yang pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Bertujuan untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas. 8

5) Ragam Rasional Ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan sistematis sesuai dengan akal sehat. Bertujuan untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. Diharapkan siswa memiliki kemampuan rational problem solving yaitu kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat, logis, dan sistematis. Reber, 1988. 6) Ragam Kebiasaan Ialah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuan-nya ialah agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu kontekstual. 7) Ragam Apresiasi Ialah belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu obyek. Tujuan-nya ialah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa affective skill, yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik, dan sebagainya. 8) Ragam Pengetahuan Ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Tujuan-nya ialah agar siswa 9

memperoleh pemahaman terhadap pengetahuan yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat untuk mempelajarinya. Menurut Gagne (Winkel, 2007), proses belajar, terutama belajar yang terjadi di sekolah, itu melalui tahap-tahap atau fase-fase: motivasi, konsentrasi, mengolah, menggali 1, menggali 2, prestasi, umpan balik. Jadi jelas dikatakan bahwa motivasi adalah dasar dari pembelajaran apapun, tanpa motivasi tidak ada prestasi dan sebagainya. Dan motivasi ini juga yang dijelaskan sebagai faktor internal (dari dalam). c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Oleh karena itu dalam belajar tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan pembelajaran, menurut Muhibbin Syah, 2009 : 144 ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu: 1) Faktor internal dari dalam siswa, yakni keadaan jasmani dan rohani siswa. 2) Faktor eksternal dari luar siswa, yakni kondisi lingkukan siswa. 3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pembelajaran. Semua hal tadi sangat perlu untuk diketahui sehingga pendidik dapat memilih media belajar dengan tepat, tentunya tidak membuat siswa bosan, karena jika siswa merasa jenuh dengan pembelajaran siswa akan cenderung kurang termotivasi dengan pembelajaran yang disajikan, meskipun materi pembelajaran mungkin menarik bagi guru dan siswa kebanyakan. 10

Kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil Reber, 1988. Oleh karena itu dalam rentang waktu tertentu semisal 3 pertemuan dengan membahas materi yang sama, tetapi siswa merasa tidak mengalami peningkatan dalam hal apapun, siswa merasa pembelajaran ini pernah dilakukan sebelumnya sehingga baginya tidak ada sesuatu yang luar biasa, kelihatanya sama saja dari dulu. Oleh karena itu arah pendidikan harus jelas supaya tujuan pendidikan juga terarah dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Tujuan pengajaran adalah agar murid memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kecerdasan Redja Mudyahardjo, 2008 : 66). Teori ini akan diperkuat dengan metode dari B.F. Skinner, intinya yaitu suatu metode belajar yang menekankan kepada penguatan dan penguatan itu sendiri tidak lepas dari perulangan. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut: Jawaban 1 Jawaban 2 Frame 1 Frame 2 Frame 3 Dst Respon 1 Respon 2 Respon 3 (Skinner dalam Nasution, 1982), menyatakan bahwa Ia memberi stimulus (S1) tertentu menuju ke arah bentuk kelakuan yang diharapkan (F1), maka respon (R1) itu diperkuat sehingga terjadi ikatan yang kuat antara rangsangan dan respon, kemudian (R1) yang hasilnya berupa jawaban 1 akan menjadi stimulus untuk (S2) yang dapat menimbulkan (R2), begitu seterusnya sampai proses pembelajaran 11

memperoleh hasil yang maksimal tentunya. Oleh karena itu belajar harus ada unsur perulangan seperti yang telah dijelaskan oleh Skinner, gagasan ini sesuai dengan kaidah-kaidah dari siklus PTK yang cenderung ada unsur perulangan. Unsur perulangan dilakukan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Tidak hanya unsur perulangan, tetapi unsur penguatan juga sangat penting untuk meningkatkan level motivasi. (Gagne dalam Nasution, 1982) Ada dua macam variabel yang mempengaruhi hal belajar yakni variabel intern (di dalam pelajar), dan variabel ekstern (di luar pelajar), tanpa variabel intern berupa (motivasi, pengetahuan) variabel ekstern tak dapat bekerja demikian juga variabel intern tak dapat berkembang tanpa stimulus dari luar. Oleh karena stimulus yang digunakan dalam hal ini adalah film. Film yang merupakan sorotan utama dalam kajian ini maka diharapkan film mampu memberi stimulus yang besar. Stimulus yang besar akan menyebabkan timbulnya motivasi yang besar juga, hal ini sesuai yang diungkapkan oleh (Gagne dalam Nasution, 1982), yang menyatakan bahwa Mengajar berarti mengendalikan kondisi-kondisi situasi belajar seperti menarik perhatian, menyajikan stimulus yang serasi dan memberikan petunjuk atau penjelasan verbal dan urutan tertentu. Sedangkan menurut (Nasution, 2008 : 43) Mengajar-belajar adalah kegiatan guru dan murid untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi belajar itu sendiri lebih diprioritaskan untuk siswanya. d. Prinsip-prinsip belajar Di dalam tugas penyelenggaraan belajar guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar menurut (Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2008 : 16), yaitu: 12

1) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif. 2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. 3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar. 4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti. 5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya. Jadi dari prinsip belajar yang dikemukakan selalu tidak dapat lepas dari prestasi, bahkan dikatakan harus ada penguatan yang dilakukan dalam setiap langkah pembelajaran supaya dapat menimbulkan prestasi dan motivasi belajar siswa. 3. Sejarah Dalam pokok bahasan sejarah ini akan dijabarkan beberapa pengertian sejarah menurut para ahli yaitu: Pengertian sejarah menurut W.H. Walsh (1992 : 45) Sejarah itu menitik beratkan pada pencatatan yang berarti dan penting saja bagi manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan cerita yang berarti. Sedangkan menurut Roeslan Abdulgani (2002 : 30), sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian 13

dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan. Ini diperjelas dengan pernyataan menurut Moh. Yamin (2003 : 22), yaitu sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan. Lalu menurut Ibnu Khaldun (1332-1406) Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada sifat masyarakat itu. Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting. Peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa. Peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya. Peristiwa sejarah mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak. Tidak hanya itu (Widja, 1988 : 8) menyatakan, Sejarah yaitu suatu studi yang berusaha mendapatkan pengertian tentang segala sesuatu yang telah dialami. Pengertian dan pemahaman belajar yang didapat dari dari keturunan sebelumnya (pengalaman belajar) semacam ini sangat sulit untuk dirawat, oleh karena itu media film diharapkan dapat menggali konsep utama dalam belajar sejarah yaitu dengan meminimalkan kebingungan yang ada dengan jawaban 14

yang didapat dari banyak pertanyaan. Oleh karena itu perlu dipahami dulu pengertian sejarah. (Widja, 1988 : 7) Kata history berasal dari kata istoria yang berarti belajar dengan bertanya-tanya, jadi belajar sejarah adalah belajar dengan dasarnya yang paling penting adalah bertanya bukan bertindak, atau berpikir. 4. Prestasi a. Pengertian Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Di dalam pembelajaran prestasi tentu sangat penting karena sangat menentukan ketuntasan pembelajaran. Mempunyai arti kurang lebih prestasi adalah standart test untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau belajar. Prestasi ialah hal sesuatu yang telah dicapai (Purwodarminto, 1979 : 251). Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia berubah menjadi hasil usaha (Arifin, 1991 : 2-3). Zainal Arifin menyatakan bahwa prestasi adalah kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Arifin, 1991 : 3). Kemampuan dan sikap juga berpengaruh kepada nilai, dan nilai juga sangat berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu pembelajaran dengan menggunakan media film ini sangat diperlukan. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi 15

adalah hasil yang diperoleh seseorang dari usaha yang telah dilakukannya dengan segenap kemampuan, keterampilan dan sikap yang dimilikinya. b. Jenis-jenis Prestasi Belajar Jenis-jenis prestasi secara garis besar dibagi menjadi 3 ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu: 1) Pengetahuan, yang merupakan tipe hasil belajar yang paling rendah. Yang termasuk dalam aspek pengetahuan adalah pengetahuan faktual dan pengetahuan hafalan seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam UU, nama-nama tokoh, nama-nama kota dan sebagainya. 2) Pemahaman, yang merupakan hasil belajar yang lebih tinggi dari pengetahuan. Bentuk pemahaman misalnya menjelaskan sesuatu yang dibaca atau didengar dengan bahasa atau susunan kalmat sendiri. Pemahaman dibagi menjadi 3 kategori. 3) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemah, mulai dari terjemah dalam arti yang sebenarnya misalnya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika, atau mengartikan merah putih. 4) Tingkat kedua adalah pemahaman tafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian. Contoh pemahaman tafsiran yaitu menghubungkan pengetahuan dengan 16

konjugasi kata kerja, subjek, possessive pronoun sehingga tahu menyusun kalimat yang benar dalam bahasa Inggris. 5) Tingkat ketiga adalah pemahaman ekstrapolasi yaitu membuat perkiraan atau ramalan dari acuan yang ada. 6) Aplikasi, yaitu kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari dalam situasi konkrit yang baru. Ini mencakup penggunaan peraturan, metode, konsep-konsep, hukum dan teori. 7) Analisis, yaitu kemampuan untuk menguraikan suatu materi atau bahan ke dalam bagian-bagiannya sehingga strukturnya dapat dipahami. Ini mencakup identifikasi bagian, analisis hubungan antar bagian dan pengenalan prinsip-prinsip organisasi yang digunakan. 8) Sintesis, yaitu kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian untuk membentuk keseluruhan yang baru. Bagian-bagian tersebut dihubungkan satu sama lain sehingga diperoleh pola atau struktur yang baru. 9) Evaluasi, yaitu pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi dan lain-lainnya. Dalam evaluasi diperlukan suatu kriteria tertentu untuk mempermudah mengetahui tingkat kemampuan evaluasi seseorang. Sedangkan ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti 17

perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, kebiasaan belajar dan hubungan sosial. Dalam ranah afektif terdapat lima kategori hasil belajar yaitu : 1) Receiving atau attending, yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah situasi, gejala dan lain-lainnya. 2) Responding atau jawaban, yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar. 3) Valuing atau penilaian, yaitu kemampuan untuk dapat memberikan penilaian, atau pertimbangan dan pentingnya keterikatan pada suatu objek atau kejadian tertentu dengan reaksi seperti menerima, menolak atau acuh tak acuh. 4) Pengorganisasian, yaitu pengembangan dari nilai kepada suatu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang dimilikinya. Yang termasuk dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai dan lain-lainnya. 5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. 18

Ranah psikomotorik tampak dalam bentuk skill (ketrampilan) dan kemampuan bertindak individu. Ranah psikomotorik terbagi menjadi lima kategori yaitu : 1) Peniruan, yang terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan dan mulai memberi respon serupa dengan yang diamati. Pada umumnya peniruan terjadi dalam bentuk global dan tidak sempurna. 2) Manipulasi, yang menekankan pada perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan gerakan-gerakan pilihan dan menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini tidak sekedar meniru tingkah laku tetapi menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk. 3) Ketetapan, yang memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Respon-respon telah terkoreksi dan kesalahan-kesalahan telah dibatasi sampai pada tingkat minimum. 4) Artikulasi, yang menekankan pada koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan urutan yang tepat dan adanya konsistensi internal antar gerakan-gerakan yang berbeda. 5) Pengalaman, dimana tingkah laku yang ditampilkan paling sedikit mengeluarkan energi fisik dan psikis. Selain itu gerakannya juga dilakukan secara rutin. 19

5. Film Film adalah media Audio Visual Aids (AVA). Menurut (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002 : 141), Media Audio Visual (AVA) adalah media yang mempunyai unsur suara dan gambar. (Djamarah dan Aswan Zain, 2002 : 141) menyatakan bahwa media AVA masih terbagi ke dalam 2 bagian yaitu: a. Audio Visual Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, cetak suara. b. Audio Visual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassette. Maka dalam pembelajaran sangat perlu untuk menggunakan media. Proses belajar mengajar menurut (Sadiman, 2008 : 11-12) Pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran / media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran / media dan penerima pesan adalah komponen proses komunikasi. Pesan yang di komunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum. Sumber pesan bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan prosedur media. Yang menjadi Saluran adalah media pendidikan dan penerima pesan adalah siswa atau juga guru. Oleh karena itu film atau gambar hidup adalah kombinasi antara gerakan, kata-kata, musik, dan warna, (Oemar, 1986 : 102). Maka dapatlah dikatakan media seperti ini mampu mengikat perhatian para siswa dengan mudahnya serta 20

dapat menanggulangi masalah abstraksi, kontekstualitas, keterhubungan tersebut. Beberapa petunjuk lagi dalam memanfaatkan media pembelajaran menurut (Iskandar Agung, 2010 : 63), yaitu: 1) Mengkaji bentuk-bentuk media pembelajaran. 2) Mengkaji segenap hal terkait dengan penggunaan media pembelajaran. 3) Merancang dan membahas penggunaan media pembelajaran. 4) Mencari Bantuan ahli. 5) Menyusun rencana kerja. Dalam pembelajaran seorang guru pun harus mampu memanfaatkan media belajar ataupun alat bantu lainya (Iskandar Agung, 2010 : 74). Dengan bantuan media film diharapkan mampu menutupi model pembelajaran yang tidak variatif. B. Penelitian Yang Relevan 1. Khafiq Andri Prasetyo dalam penelitian yang berjudul Media Permainan Edukatif dengan Menggunakan Macromedia Flash 8.0 pada Mata Pelajaran Matematika untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Dadapayam 02 Suruh. Kesimpulan dari penelitian ini adalah suatu media berupa gambar yang digunakan untuk mengerjakan hasil pengkuadratan suatu bilangan. Hal ini membuat siswa kelas V di SD Suruh senang dan termotivasi dalam pembelajaran matematika. Saran dari penulis mengenai media pembelajaran permainan edukatif Macromedia Flash 8.0 pada materi lain perlu dipertimbangkan. 2. Erna Puji Rahayu dalam penelitian yang berjudul Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SDN 1 Ngaringan Semester II Tahun 21

Pelajaran 2010 / 2011. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan belajar kelompok sebagai medianya berhubung rendahnya motivasi itu yang dapat dilihat dari nilai yang banyak di bawah KKM. 3. Christina Tuti Indrarini dalam penelitian yang berjudul Minat Siswa Terhadap Mapel Sejarah di SMU Negeri 3 Salatiga dan Faktor yang Melatarbelakanginya Pada Tahun Pelajaran 2002 / 2003. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pencarian faktor yang diprioritaskan untuk mengungkap minat siswa terhadap pelajaran sejarah. C. Kerangka Berpikir Dengan memperhatikan tuntutan standar kompetensi lulusan yang diharapkan, maka dapat dikatakan bahwa secara umum siswa diharapkan mampu untuk menyelesaikan masalah dalam pemahaman belajar dengan menggunakan pola pikir yang dilatih selama belajar. Maka perlu diperhatikan kembali proses pembelajaran yang diawali dengan memberikan suatu deskripsi berupa film merupakan suatu tantangan bagi siswa, oleh sebab materi yang dipelajari juga padat, maka pemahaman materi yang tuntas dapat dicapai dan diukur dengan prestasi yang yang menggunakan ukuran berupa nilai, dan prestasi itu sendiri akan tercapai jika ada respon dari siswa atas stimulus yang telah diberikan guru yaitu film. Lalu dari respon yang telah muncul, akan dikuatkan dengan stimulus lain yaitu film pada siklus I, lalu pada siklus ke II akan lebih dikuatkan lagi sehingga hasil belajar dapat meningkat karena respon yang semakin tinggi, dan respon yang semakin tinggi akan membuat proses kognitif seseorang juga naik. 22

Itu artinya kekayaan pengetahuan siswa juga bertambah, secara otomatis nilai juga akan meningkat, karena nilai yang baik didapat dari tes dan untuk menghadapi tes dibutuhkan pengetahuan yang luas. Atas dasar pembahasan itulah maka perumusan kerangka berpikir yang diangkat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Prasiklus Belum Menggunakan Film dan Masih Konvensional Hasil Belajar Rendah Tindakan Siklus I Pembelajaran Dengan 5 buah Film Hasil Belajar Mencapai Rata-Rata Kelas Kondisi Setelah Dilaksanakan Siklus I Siklus II Pembelajaran dengan Menggunakan 9 buah Film Peningkatan Prestasi Belajar 23

D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan, jadi penelitian dengan media film ini dapat meningkatkan prestasi belajar Siswa kelas 10 SMA Harapan Bangsa pada mata pelajaran Sejarah. 24