GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (G B P P )

dokumen-dokumen yang mirip
Latar Belakang Semua Keluarga Ikut KB

O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

KEBIJAKAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) DALAM JAMPERSAL

KURIKULUM TOT KIP/KONSELING KB-KR BAGI PETUGAS KB

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

KURIKULUM ORIENTASI KIE BAGI PPKBD DAN SUB PPKBD

BAB I PENDAHULUAN. upaya perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Untuk

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

SOAL-SOAL TES PELATIHAN KIP/KONSELING MENGGUNAKAN ABPK

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR RIWAYAT HIDUP... MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelahiran dalam rangka mewujudkan hak-hak pasangan usia subur untuk menentukan

Alat bantu yang berfungsi ganda!

BAB VI HASIL PENELITIAN

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

RUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2009

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( ) KAJIAN PERSEPSTIF GENDER PERAN PRIA DALAM PENGGUNAAN KONTRASEPSI

BAB I PENDAHULUAN. visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan Keluarga

VISI Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun MISI Mewujudkan Pembangunan Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 53 TAHUN 2008 TENTANG

KONTRASEPSI SERTA EFEKTIFITAS PENYULUHAN KB DI ERA OTONOMI DAERAH

PRESENTASI PROGRAM TAHUN 2007 SEKTOR PENGUATAN KELUARGA SEJAHTERA DIREKTORAT PERAN PEREMPUAN DAN ANAK BRR NAD NIAS

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

KURIKULUM PELATIHAN REFRESHING PROGRAM KB BAGI PENYULUH KB

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

Pengelolaan Data Rutin PELAYANAN KB

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA

Dasar Kesehatan Reproduksi PERTEMUAN 2 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mendiami Pulau Jawa (Sulistyawati, 2011). dengan menggunakan alat kontrasepsi (Kemenkes, 2014).

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Pelaporan dan Statistik, Drs. Aidin Tentramin, MA. Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin i

Pendanaan. Kegiatan. Sumber. Sarana dan Prasarana Penyiapan SDM Operasional Monitoring dan Evaluasi Diseminasi APBN DAK APBD

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

Minggu ke 9 HAK-HAK REPRODUKSI DAN KESEHATAN REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

TINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah

BERITA DAERAH KOTA DEPOK

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG

RENCANA STRATEGIS BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN KABUPATEN JOMBANG

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa dan diproyeksikan bahwa jumlah ini

BAB I PENDAHULUAN. kelompok umur tahun dengan total jiwa, jenis kelamin

SOP PENCABUTAN IMPLANT No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : UPTD Puskesmas Tanjungsari

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang berusia tahun. Remaja adalah

Sgmendung2gmail.com

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATA KULIAH. Kesehatan Reproduksi WAKTU DOSEN TOPIK. Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

Gambaran Umum Pelatihan. Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini (Contraceptive Technology Update CTU) Jakarta, Januari 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 4 Terlalu dan 3 Terlambat. 4 Terlalu, 3 Terlambat,

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki

PROGRAM DAN PELAYANAN KESPRO DI BPPM DIY DISAMPAIKAN DALAM JOGJA UPDATE MEI 2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan keluarga berencana (KB) telah dipromosikan menjadi bagian dari kesehatan reproduksi sejak International

BAB 1 PENDAHULUAN. resiko penularan HIV melalui hubungan seksual (The United Nations High

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pelayanan Kesehatan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 83 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Data Pusat Informasi dan Layanan Remaja (PILAR) dan Perkumpulan. Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jateng tahun 2012 mengenai

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 21

A. Latar Belakang Sejalan dengan salah satu butir hasil Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (International Conference on Population

BAB 2 LANDASAN TEORI. dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN KABUPATEN SIJUNJUNG

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Tabel 3.15 Capaian Kinerja Sasaran Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

GAMBARAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (HASIL SURVEI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA INDONESIA TAHUN 2007 DAN SURVER RPJM TAHUN

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I. termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik

KESEHATAN REPRODUKSI. Fatmalina Febry, SKM.,M.Si Gizi Masyarakat FKM Universitas Sriwijaya

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB) menurut World Health Organisation (WHO) di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah ;

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG

PENGGUNAAN KONTRASEPSI UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN IBU

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di dunia mencapai 7,3 miliar jiwa tahun Indonesia. merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. keterbatasan. Pertumbuhan penduduk yang pesat dan terbatasnya lahan sebagai sumber

Transkripsi:

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN ( )

MAA PELAJARAN : 1. KEPENDUDUKAN DI INDONESIA PESERA DIHA- RAPKAN DAPA MEMAHAMI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA 1. Peserta diharapkan konsep kependudukan 1.1. Pengertian penduduk 1.2. Dinamika penduduk (Fertilitas, mortalitas dan mobilitas) 1.3. Indikator domografi di 2 - - 2 situasi kependudukan 2.1. Jumlah dan pertumbuhan penduduk 2.2. Struktur penduduk 2.3. Persebaran dan kepadatan penduduk 3. Peserta diharapkan hubungan Program KB dengan pengendalian pertumbuhan penduduk 3.1 Kecenderungan penurunan fertilitas di 3.2 Laju Pertumbuhan Penduduk 3.3 Proyeksi jumlah penduduk di

MAA PELAJARAN : 2. PROGRAM KB DI INDONESIA PESERA DIHA- RAPKAN MAMPU MEMAHAMI PROGRAM KB DI INDONESIA 1. Peserta akan RPJMN 2. Peserta akan pokok-pokok program KB di 1.1 ujuan, Sasaran 1.2 Arah kebijakan Program KB Nasional 1.3 Program dan Kegiatan Pokok 2.1 Filosofi, Visi, Misi dan Nilai 2.2 Grand Strategy 2.3 Sasaran 2 - - 2 3. Peserta diharapkan menggambarkan Program KB di 3.1 Perkembangan KB sebelum dan sesudah ICPD di Cairo tahun 1994 3.2 Program KB di Era Desentralisasi 4. Peserta operasionalisasi pelayanan KB di lapangan 4.1. Penyuluhan KB (kelompok dan wawan muka) 4.2. Pelayanan KB (KIE Medis, KIP/Konseling, Penapisan, Pelayanan, Kunjungan ulang dan rujukan) 4.3. Bentuk Pelayanan KB (Statis, Mobile dan momentum strategis)

MAA PELAJARAN : 3. KIE DAN KONSELING PESERA DIHARAPKAN DAPA MEMA- HAMI KIE DAN KONSELING 1. Peserta diharapkan konsep KIE dan Konseling 1.1 Pengertian Komunikasi, Konseling dan Informed Choice 1.2 ujuan 1.3 Sasaran - Penugasan - Bermain peran Kasus pertanyaan 4 4 8 16 gambaran umum KIP/Konseling 2.1 Perbedaan motivasi, nasihat dan konseling 2.2 Nilai dan Sikap 2.3 Situasi-situasi sulit 3. Peserta diharapkan melakukan KIP/Konseling 3.1. Ketrampilan observasi dan memantapkan hubungan baik 3.2. Mendengar aktif 3.3. Bertanya efektif 3.4. Membantu klien dalam pengambilan keputusan 4. Peserta diharapkan melaksanakan informed choice dan informed consent 4.1. Praktek KIP/Konseling KB dan KR

MAA PELAJARAN : 4. PELAYANAN KONRASEPSI DENGAN BERBAGAI MEODE PESERA DIHARAPKAN DAPA MELAKU- KAN PELAYANAN KONRASEPSI 1. Peserta jenis kontrasepsi mempraktekkan pemasangan IUD dan Implant 3. Peserta menangani pencegahan infeksi 1.1 Jenis kontrasepsi 1.2 Cara kerja, indikasi dan kontra indikasi 1.3 Kontrasepsi rasional, efektif dan efisien 1.4 Kontrasepsi terkini 2.1. Cara melakukan pemasangan dan pencabutan IUD 2.2. cara melakukan pemasangan dan pencabutan Implant 2.3. Pelayanan kunjungan ulang 3.1 Cara melakukan pencegahan infeksi - Penugasan - Praktek model - Praktek medis - Model - Alat kontrasepsi - Peralatan medis Informed Consent - Kartu peserta KB (K/I/KB) - Kartu Status (K/IV/KB) 6 10 30 46 4. Peserta akan penggunaan Informed Consent 4.1. Pengertian Informed Consent 4.2. Aspek Hukum Informed Consent 4.3. Jenis-jenis Informed Consent 4.4. Cara penggunaan formulir Informed Consent dalam pelayanan KB

MAA PELAJARAN : 5. PENANGANAN EFEK SAMPING, KOMPLIKASI PENGGUNAAN IUD DAN IMPLAN PESERA AKAN DAPA MELAKU- AN PENANGANAN EFEK SAMPING DAN KOMPLIKASI PENGGUNAAN IUD DAN IMPLAN 1. Peserta akan mempratekkan cara menangani efek samping dan komplikasi IUD secara dini 1.1. Ciri-ciri efek samping dan komplikasi IUD 1.2. Penanganan efek samping dan komplikasi IUD 1.3. Rujukan - Diskusi - Studi Kasus Kasus 1 1 2 4 2. Peserta akan mempraktekkan cara menangani efek samping dan komplikasi IMPLAN secara dini 2.1. Ciri-ciri efek samping dan komplikasi IMPLAN 2.2. Penanganan efek samping dan komplikasi IMPLAN 2.3. Rujukan

MAA PELAJARAN : 6. MASALAH KESEHAAN REPRODUKSI PESERA DIHARAPKAN DAPA MEMA- HAMI MASALAH KESEHAAN REPRODUKSI 1. Peserta diharapkan konsep deteksi dini masalah-masalah kesehatan reproduksi 1.1. Pengertian Deteksi Dini 1.2. ujuan 1.3. Sasaran 2.1 Alat Reproduksi Perempuan 2.2 Alat Reproduksi Laki-Laki - Penugasan kasus 2-4 6 3. Peserta diharapkan melakukan deteksi dini kesehatan reproduksi 3.1. Kesehatan Seksual 3.2. Keputihan 3.3. Kanker Alat Reproduksi 3.4. HIV/AIDS 3.5. IMS 3.6. Infertlitas 3.7. Masalah KRR riad KRR : Seksualitas HIV dan AIDS NAPZA 4. Peserta akan menetapkan deteksi dini kesehatan reproduksi 4.1 Pemeriksaan Payudara 4.2. IVA test 4.3. Pap s Smear 4.4. Melakukan rujukan