BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 tahun 2003 menyatakan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia yang tersurat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah masalah penting keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan hidupnya di masa depan. Kesejahteraan hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mutu peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan bukan hanya belajar dari tidak tahu untuk menjadi tahu

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah sampai sekarang merupakan lembaga pendidikan utama yang. merupakan pusat pengembangan sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. dasar manusia. Pendidikan pada masa kini merupakan hal pokok yang wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lembaga Pendidikan merupakan wadah untuk generasi muda agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan dan kebangsaan (Depdikbud, 1989). wawasan di dunia dalam kehidupan ini. Perkembangan dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, siswa dituntut dapat berfikir kritis, kreatif dan dapat. memecahkan suatu masalah agar dapat bersaing.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidikan menurut Undang-undang tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan untuk membuat dirinya berguna di masyarakat. Pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi bangsa yang dapat membuat bangga negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. itu guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran. dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. Hal senada pun diungkapkan oleh Gunawan (2013, hlm. 48) menyatakan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal penting dan kunci keberhasilan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas No 20 tahun 2003 Pasal 1). Pendidikan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hak manusia yang menjadi fitrah dasar dalam membentuk pribadi manusia. Dalam hidupnya manusia memerlukan kemampuan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang tibul dalam kehidupan sehari-hari baik individu maupun kelompok. Maka dari itu pendidikan hadir untuk membantu berbagai permasalahan yang timbul dalam kehidupan manusia. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 tahun 2003 menyatakan, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu aspek yang dikembangkan dalam pendidikan adalah sikap atau karakter. Sikap atau karakter yang dikebangkan bertujuan untuk menjadikan manusia yang berbudi pekerti luhur dan sesuai dengan karakter bangsa. Semangat kebangsaan merupakan salah satu aspek yang ada dalam 18 nilai karakter yang menjadi acuan pembentukan karakter, sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang tersurat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga sikap semangat kebangsaan adalah salah satu sikap yang diharapkan dari hasil pembelajaran. 1

2 Berdasarkan Pedoman Pengembangan Pendidikan Bab III, salah satu indikasi bahwa seorang telah memiliki sikap semangat kebangsaan adalah menyadari bahwa setiap perjuangan mempertahankan kemerdekaan dilakukan bersama oleh berbagai suku, etnis yang ada di Indonesia. Perjuangan pahlawan sebagai bentuk dari sikap semangat kebangsaan harus mampu dirasakan oleh generasi sekarang dalam mengisi kemerdekaan yang telah diwariskan, karena dengan menyadari perjuangan pendahulunya yang rela gugur di medan perang, maka masyarakat tidak akan menyia-nyiakan kemerdekaan yang dirasakan sekarang. Seiring dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, membuat peran globalisasi makin kuat adanya. Gaya hidup, makanan, model pakaian, tradisi dan sebagainya, membawa dampak positif dan negatif. Gaya hidup menghargai waktu yang dilakukan bangsa lain membawa pengaruh baik, namun gaya hidup hedonis membawa pengaruh yang buruk. Makanan dan model pakaian membuat semua hal menjadi praktis dan stylish, namun membuat masyarakat semakin bersifat lebih konsumtif daripada produktif. Sifat hedonis dan konsumtif yang dilakukan oleh masyarakat membawa pengaruh terhadap kehidupan sehari-hari. Upaya mengisi kemerdekaan dengan berjuang dalam mengharumkan bangsa Indonesia melalui prestasi menjadi luntur karena kesenangan-kesenangan yang disuguhkan. Penghargaan terhadap pahlawan menjadi menurun karena masyarakat yang memiliki pola pikir hanya untuk sekarang, bukannya mengingat kebelakang, lakukan sekarang, untuk bekal dimasa yang akan datang.

3 Penanaman sikap semangat kebangsaan melalui pengenalan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan, seringkali mendapat hambatan dalam penerapannya pada situasi pembelajaran. Hal ini dapat dilihat berdasarkan pengamatan prilaku sosial yang menyimpang dan terjadi belakangan ini. Hal yang dapat kita amati dalam kehidupan sehari-hari adalah pengenalan dini kepada anak SD pada telepon genggam. Selain itu, prestasi anak di sekolah menjadi menurun karena gaya hidup praktis dan kurangnya menyadari begitu sulitnya perjuangan pahlawan dalam merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pasca proklamasi. Dari pengalaman peneliti ketika memperkenalkan tokoh-tokoh pahlawan, ditemukan adanya penyimpangan dari sikap siswa dalam menghargai jasa-jasa pahlawan. Penyimpangan yang terjadi adalah penghinaan kepada tokoh pahlawan serta sikap acuh terhadap foto pahlawan nasional. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam menanggulangi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar. Materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan adalah materi yang terdapat dalam Kurikulum 2006 mata pelajaran IPS dan diajarkan untuk Sekolah Dasar kelas V, berisi tentang pengenalan perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan pasca proklamasi, dengan harapan siswa Sekolah Dasar dapat belajar tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

4 Menurut Snelbeker dalam Rusmono (2014, h. 8) mengatakan bahwa perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan balajar adalah merupakan hasil belajar, karena belajar pada dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai akibat dari pengalaman. Perubahan yang terjadi setelah proses belajar yang disebut sebagai hasil belajar meliputi tiga ranah, sesuai dengan pernyataan Bloom dalam Rusmono (2014, h. 8) bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang meliputi, ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif meliputi tujuan-tujuan dengan belajar yang berhubungan dengan memanggil kembali pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual dan keterampilan. Ranah afektif meliputi tujuan-tujuan belajar yang menjelaskan perubahan sikap, minat, nilainilai, dan pengembangan apresiasi serta penyesuaian. Ranah psikomotor mencakup perubahan perilaku yang menunjukkan bahwa siswa telah mempelajari keterampilan manipulatif fisik tertentu. Sesuai dengan pernyataan di awal, bahwa perubahan pada ranah afektif yang terjadi setelah belajar tidaklah terlihat, dibuktikan dengan kurannya sikap semangat kebangsaan yang kurang. Perubahan tingkah laku pada ranah kognitif memiliki pengaruh terhadap ranah afektif. Untuk merubah ranah afektif ini maka diperlukan dampak dari ranah kognitif sebagai awal dalam mempengaruhi sikap semangat kebangsaan. Berdasarkan penelitian Rosenberg yang memusatkan perhatian pada hubungan komponen kognitif dan komponen afektif, mengatakan bahwa kognitif dalam sikap tidak hanya mencakup pengetahuan yang berhubungan dengan objek sikap, melainkan mencakup

5 kepercayaan tentang hubungan antara objek sikap dengan system nilai yang ada dalam individu (Wawan dan Dewi, 2010, h. 25). Dari penjelasan diawal telah disinggung bahwa indikator semangat kebangsaan dapat dilihat dari menyadari perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Upaya pengenalan tersebut, dapat diketahui dari hasil belajar siswa SD Negeri Cimincrang dalam pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Cimincrang. Berdasarkan observasi yang dilakukan, penulis menemukan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS rendah dengan rincian dari 26 siswa yang ada di kelas V ternyata hanya 52,17 % siswa yang mencapai KKM dengan rata-rata nilai 67,22 dari Kriteria Ketuntasan Minimal 70. Penyebab terjadinya masalah di atas karena cara mengajar guru yang teacher center, klasikal, text book, serta kurangnya penggunaan media pada saat proses belajar mengajar menjadikan siswa kurang memahami konsep yang diberikan. Kurangnya penerapan model pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam mencari, mengolah dan mengomunikasikan suatu konsep menjadikan siswa jenuh dan kurang apresiatif dalam pembelajaran. Menurut Bruner dalam Slameto (2013, h. 14) mengatakan dalam belajar guru perlu memperhatikan 4 hal berikut: 1. Mengusahakan agar setiap siswa berpartisipasi aktif, minatnya perlu ditingkatkan, kemudian perlu dibimbing untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Menganalisis struktur materi yang akan diajarkan, dan juga perlu disajikan secara sederhana sehingga dimengerti oleh siswa

6 3. Menganalisis sequence. Guru mengajar, berarti membimbing siswa melalui urutan pernyataan-pernyataan dari suatu masalah, sehingga siswa memperoleh pengertian dan dapat men-transfer apa yang sedang dipelajari 4. Memberi reinforcement dan umpan balik (feed-back). Penguatan yang optimal terjadi pada waktu siswa mengetahui bahwa ia menemukan jawab nya. Amanat Bruner di atas menginspirasi penulis untuk mencari tahu model yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan temuan, bahwa salah satu model pembelajaran yang menuntut siswa terlibat aktif dalam belajar adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Kelebihan dari model pembelajaran Problem Based Learning menurut Sitiavaza dalam Euis (2015, h. 12) adalah membangun pemikiran yang metakognitif dan konstruktif, sehingga siswa tertantang untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah yang disajikan. Dari uraian tersebut PBL dapat memicu siswa untuk aktif dalam belajar sehingga pembelajaran berorientasi pada siswa. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan sikap semangat kebangsaan dan hasil belajar yaitu melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL). Barrow dalam Miftahul Huda (2014, h. 271) mendefinisikan Problem Based Learning (PBL) sebagai pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah. Masalah tersebut dipertemukan pertama-tama dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, penulis berupaya melakuakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dalam materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di kelas V, dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk

7 meningkatkan Sikap Semangat Kebangsaan dan Hasil Belajar pada Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas Materi Perjuangan Memperjuangkan Kemerdekaan di kelas V Semester 2 SD Negeri Cimincrang). B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas, maka masalah yang terjadi dalam pembelajaran IPS materi Perjuangan Memperjuangkan Kemerdekaan antara lain: 1. Sikap semangat kebangsaan siswa kelas V di SD Negeri Cimincrang dirasa kurang karena pembelajaran yang tidak menerapkan kelebihan PBL yaitu meresolusi suatu masalah. 2. Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Memperjuangkan Kemerdekaan kelas V di SD Negeri Cimincrang rendah karena pembelajaran yang tidak interaktif dan menuntut siswa untuk menemukan sendiri. 3. Pembelajaran tidak efektif dan menyenangkan sehingga tidak menuntut siswa untuk aktif karena berorientasi pada guru bukan pada siswa. C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang muncul perlu dibatasi supaya pembahasan tidak terlalu umum. Pembatasan masalah sebagai berikut: a. Siswa belum menerapkan sikap semangat kebangsaan. b. Hasil belajar siswa pada pembelajaran sebelumnya rendah.

8 c. Guru belum terbiasa menggunakan model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), khususnya model pembelajaran PBL. D. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 1. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka timbul pertanyaan yaitu mampukah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan meningkatkan sikap semangat kebangsaan dan hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Cimincrang? 2. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka menghasilkan beberapa pertanyaan penelitian, antara lain: a. Bagaimana sikap semangat kebangsaan dan hasil belajar siswa sebelum diterapkannya model PBL pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan siswa kelas V SD Negeri Cimincrang? b. Bagaimana rencana pembelajaran model PBL disusun pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan? c. Bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan sikap semangat kebangsaan dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Cimincrang? d. Bagaimana aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan penerapan model PBL pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di kelas V SD Negeri Cimincrang?

9 e. Mampukah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) meningkatkan sikap semangat kebangsaan siswa kelas V SD Negeri Cimincrang pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan? f. Mampukah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menigkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Cimincrang pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Dari permasalahan di atas, tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan sikap semangat kebangsaan dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Cimincrang pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan dengan menerapkan model Pembelajaran PBL. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui sikap semangat kebangsaan dan hasil belajar siswa sebelum diterapkannya model PBL pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan siswa kelas V SD Negeri Cimincrang? b. Untuk menyusun rencana pembelajaran model PBL pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan agar sikap semangat kebangsaan dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Cimincrang meningkat.

10 c. Untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan agar sikap semangat kebangsaan dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Cimincrang d. Untuk mengamati aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan penerapan model PBL pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di kelas V SD Negeri Cimincrang? e. Untuk meningkatkan sikap semangat kebangsaan siswa kelas V SD Negeri Cimincrang pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) f. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Cimincrang pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Berdasarkan perumusan masalah di atas, secara teoretis manfaat dari penelitian ini adalah meningkatnya sikap semangat kebangsaan dan hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Cimincrang pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan melalui model Pembelajaran PBL. 2. Manfaat Praktis Adapun beberapa manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

11 a. Bagi Guru 1) Mampu menyusun rencana pembelajaran model PBL pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan agar sikap semangat kebangsaan dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Cimincrang. 2) Mampu menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan agar sikap semangat kebangsaan dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Cimincrang. b. Bagi Peserta Didik 1) Meningkatnya sikap semangat kebangsaan siswa kelas V SD Negeri Cimincrang pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 2) Meningkatnya hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Cimincrang pada pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). c. Bagi Sekolah Meningkatnya kualitas sekolah melalui peningkatan kompetensi guru serta peningkatan sikap semangat kebangsaan dan hasil belajar siswa sehingga mutu lulusan dari sekolah tersebut meningkat.

12 d. Bagi Peneliti 1) Menambah pengalaman dalam berproses, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. 2) Mendapatkan wawasan tentang penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. 3) Dapat memberi gambaran pada pihak lain yang akan melaksanakan penelitian sejenis. G. Definisi Operasional 1. Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari baik terasa maupun tidak terasa oleh siswa. 2. Sikap Semangat kebangsaan adalah suatu sikap cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 3. Hasil belajar adalah perubahan sikap yang terjadi setelah seseorang belajar dari suatu hal. Belajar yang tercapai apabila seminimalnya dapat merubah pandangan terhadap suatu hal. 4. Pembelajaran IPS merupakan salah satu bahan kajian yang yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi.