i. REPUBLIC OF INDONESIA MINISTRY OF PUBLIC WORKS DIRECTORATE GENERAL OF HIGHWAYS DIRECTORATE OF PLANNING ```` `` SUMATERA WEST KALIMANTAN CENTRAL KALIMANTAN EAST KALIMANTAN WEST SULAWESI SOUTH KALI MANTAN SOUTH SULAWESI CENTRAL SULAWESI NORTH SULAWESI SOUT EAST SULAWESI NORTH MALUKU MALUKU WEST IRIAN PAPUA JAKARTA BALI NTB NTT LEGEND: : Provincial Project Location LAPORAN FINAL RENCANA KERJA PENGADAAN TANAH DAN RELOKASI (RK-PTR) SUB PROYEK BUKAPITING APUI (EIPB-104) TECHNICAL ASSISTANCE FOR SUPPORT OF THE PROJECT MANAGEMENT UNIT SECOND EASTERN INDONESIA REGION TRANSPORT PROJECT (EIRTP-2) CORE TEAM CONSULTANT (CTC) Under IBRD Loan No. 4744-IND Report No.149 25 September 2006 SMEC International Pty Ltd In sub-consultancy with: PT. Wahana Mitra Amerta PT. Tribina Matra Çarya Cipta PT. Perentjana Djaja PT. Lenggogeni
DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN A Deskripsi Proyek 1 B Hasil Survei Sensus 1 C Kompensasi dan Pemukiman Kembali atau Relokasi 7 D Konsultasi Masyarakat dengan Warga Terkena Proyek 8 E Tanggung Jawab Kelembagaan dan Prosedur Penanganan Keluhan 8 F Monitoring dan Pelaporan 11 G Jadwal dan Pembiayaan 12 LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Lampiran 11. Peta Lokasi Proyek Rencana Peningkatan Jalan Bukapiting Apui (EIPB-104) Berita Acara Sosialisasi Pengadaan Tanah Ruas Jalan Bukapiting Apui (EIPB-104) Berita Acara Musyawarah Rencana Pelepasan Hak Berita Acara Kesepakatan Antara Pemilik Tanah dan Pemerintah Kabupaten Alor Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah Peta Lokasi Pengadaan Tanah Berita Acara Pematokan Bidang Tanah Dokumentasi Diagram Alir Mekanisme Penanganan Keluhan Formulir Monitoring EIRTP-2 Form Isian Rekapitulasi Status Pembebasan Tanah dan Bangunan, serta Daftar Penduduk dan Aset yang Akan Dibebaskan Laporan Final Study Larap Peningkatan Jalan Bukapiting Apui i
RENCANA KERJA PENGADAAN TANAH DAN RELOKASI (RK-PTR) SUB PROYEK PENINGKATAN JALAN BUKAPITING APUI (EIPB-104) DI KABUPATEN ALOR - PROPINSI NTT A. Deskripsi Proyek Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Ruas Bukapiting - Apui merupakan salah satu Proyek yang dibiayai dari Second Eastern Indonesia Region Transport Project (EIRTP-2), terletak di Kabupaten Alor Propinsi Nusa Tenggara Timur. Ruas jalan ini melewati 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kecamatan Alor Timur Laut, Kecamatan Alor Tengah Utara sekarang menjadi Kecamatan Lembur dan Kecamatan Alor Selatan, yang memiliki nilai ekonomis dan strategis yang cukup penting di Kabupaten Alor, karena akan dimanfaatkan oleh beberapa Desa / Kelurahan pada ketiga kecamatan tersebut diatas yang cukup potensial. Ruas Jalan ini yang adalah re-alinyemen dari jalan exsisting yang ada dan merupakan ring road yang menghubungkan ruas jalan Mebung Mainang Apui dengan Ruas Jalan Kalabahi Taramana, Ruas Jalan Bukapiting Apui dengan panjang fungsional sekitar 16 km, diharapkan dapat memberikan nilai manfaat secara ekonomi dan sosial bagi masyarakat terkait adanya potensi perkebunan rakyat yang memiliki nilai ekonomis seperti vanili, kemiri, kopi, cengkeh dan jenis tanaman pertanian lainnya. Posisi ruas jalan ini juga menghubungkan beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Teluk Mutiara, Alor Tengah Utara, Alor Selatan, Lembur dan Alor Timur Laut. Peta Lokasi Proyek Peningkatan Jalan Ruas Bukapiting Apui di Kabupaten Alor, disajikan pada Gambar A.1 (Lampiran 1). B. Hasil Survei Sensus Berdasarkan survey sensus yang dilaksanakan pada tanggal 17 Maret sampai dengan 12 April 2006, diidentifikasi hal hal sebagai berikut : 1. Luas lahan yang dibebaskan : 3.748,60 m2 2. Luas bangunan yang terkena proyek : - Laporan Final Studi Larap Peningkatan Jalan Bukapiting Apui 1
3. Jumlah tanaman produktif yang terkena Proyek : - (Lokasi pengadaan tanah berada pada daerah belukar dan terjal, tanpa adanya tanaman perdagangan bernilai ekonomis). 4. Topografi lahan : 60 90 %. 5. Jumlah bidang tanah : 8 (delapan) bidang 6. Jumlah Warga Terkena Proyek (WTP) / : Kepala Keluarga (KK) : 5 (Lima) Warga Pada lahan untuk keperluan desain perbaikan kelandaian (alignment) vertikal, tidak terdapat aset berupa bangunan dan tanaman milik warga yang terkena proyek sehingga harus dipindahkan atau direlokasi, kecuali sebagian lahan warga akan terkena proyek yang merupakan lahan kosong berupa semak belukar dan tidak di manfaatkan masyarakat. Selain itu lahan yang dibebaskan adalah jalan lama yang dibuat masyakarat sebelum dibangun jalan baru yang sedang dimanfaatkan sekarang. Rincian data aset yang akan terkena pengadaan tanah untuk proyek dapat dilihat pada Tabel B1. berikut ini. Berdasarkan hasil survey tambahan untuk aspek sosial ekonomi warga terkena proyek (WTP), yang dilakukan pada Juli 2006, ditemukan hal-hal sebagai berikut: 1) Penduduk (Warga Terkena Proyek) Secara demografi dari 5 (lima) Warga Terkena Proyek (WTP), 4 (empat) warga bertempat tinggal di Desa Tuleng, sedangkan 1 (satu) warga bertempat tinggal di Desa Waisika. Di sisi lain warga tidak mendiami lahan yang terkena Proyek, tetapi bertempat tinggal cukup jauh dari lokasi tersebut, sementara lahan terkena proyek merupakan lahan kosong yang umumnya tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Laporan Final Studi Larap Peningkatan Jalan Bukapiting Apui 2
Seluruh WTP atau 5 (lima) warga ini bermata pencaharian sebagai petani dengan jumlah anggota keluarga antara 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) orang. 2) Status Tanah Warga Terkena Proyek Status tanah terkena proyek, meliputi 8 (delapan) bidang tanah yang dimiliki ke 5 (lima) Warga Terkena Proyek (WTP) adalah hak milik adat individual, dalam artian tanah tersebut dikuasai secara individual (dikuasai pemiliknya), bukti daripada kepemilikin tanah mereka ditunjukkan dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan dari WTP, disajikan pada Lampiran 5 3) Sosial Budaya WTP Umumnya mayarakat di Desa Tuleng dan Desa Waisika, termasuk 5 (lima) Warga Terkena Proyek, memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dan menunjukkan bahwa mereka merupakan masyarakat yang tidak heterogen, karena berada pada satu rumpun keluarga yang disebut Gunung Besar atau Abui. Ikatan kekerabatan yang cukup erat, tidak saja terlihat di wilayah Desa Tuleng maupun Waisika, tetapi juga diindikasikan dalam hubungan kekerabatan dengan desa desa tetangga yang juga akan dilalui ruas jalan Bukapiting Apui seperti, Desa Waimi, Desa Talwai dan Kelurahan Kelaisi Timur. Kondisi ini merupakan warisan nenek moyang mereka yang masih dipertahankan sampai saat ini dan bisa dibuktikan dengan adanya aktivitas sosial seperti pesta perkawinan, kematian dan pesta lainnya yang melibatkan kehadiran mereka yang tinggal di lain desa. Kegiatan kegiatan keluarga dan sosial lainnya yang dilaksanakan secara gotong royong masih sangat kental dalam mewarnai kehidupan kekerabatan mereka. Hubungan kekerabatan dirasakan penting dan terus dipertahankan kemudian adanya rasa senasib sehingga setiap kesulitan yang dialami warga lain merupakan bagian yang menjadi tanggung jawab bersama, sehingga partisifasi dalam setiap kegiatan Laporan Final Studi Larap Peningkatan Jalan Bukapiting Apui 3
keluarga maupun adat akan mereka lakukan, untuk menjaga dan memelihara hubungan kekerabatan mereka. b. Aspek Ekomomi 1) Mata Pencaharian Seluruh Warga Terkena Proyek (WTP), 1 warga berada di Desa Waisika dan 4 warga bertempat tinggal di Desa Tuleng, bermata pencaharian sebagai Petani. dengan kebun dan ladang sebagai tempat usaha mereka. Dengan dibangunnya prasarana jalan Bukapiting Apui maka dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di lokasi proyek, karena dapat menambah mata pencaharian baru seperti berdagang, menyediakan hasil kebun maupun barang barang yang berasal dari kota untuk dijual pada masyarakat disekitarnya maupun kepada para pengguna jalan. 2) Pendapatan Aktivitas seluruh WTP (5 warga) umumnya adalah berkebun / berladang dengan hasil utama mereka berupa jagung dan padi, namun mereka juga memiliki tanaman perkebunan yang bernilai ekonomis seperti kemiri dan jambu mete. Penghasilan ke lima Warga Terkena Proyek (WTP) adalah antara Rp. 200.000,-/ bulan sampai dengan Rp. 500.000,-/bulan, ketersediaan prasarana jalan akan berpengaruh terhadap adanya upaya masyakarat untuk meningkatkan pendapatan (ekonomi) mereka dengan menanam hasil kebun lebih banyak, bahkan akan memanfaatkan berbagai lahan yang kosong yang ada. 3) Sarana Perekonomian Pasar menjadi tempat masyarakat melakukan interaksi ekonomi baik sebagai pembeli maupun penjual, pasar yang dibangun Pemerintah Kabupaten Alor berada di Desa Waisika dan merupakan pasar mingguan (1 minggu, 3 kali), pasar ini dapat dimanfaatkan oleh Masyarakat Desa Waisika dan Desa Tuleng untuk menjual hasil usaha maupun membeli kebutuhan sehari-hari. Laporan Final Studi Larap Peningkatan Jalan Bukapiting Apui 4
Hasil survei sosial ekonomi dituangkan dalam Form Isian Rekapitulasi Status Pembebasan Tanah dan Bangunan serta Daftar Penduduk dan Aset yang akan dibebaskan, disajikan pada Lampiran 11 Laporan Final Studi Larap Peningkatan Jalan Bukapiting Apui 5
Tabel B1. Data Pengadaan Tanah Ruas Jalan Bukapiting - Apui di Kabupaten Alor Provinsi NTT No. Warga Terkena Proyek Lahan (m 2 ) Bangunan (m 2 ) Tanaman Luas Prosen Kepemilikan Kepemilikan Seluruhn Terkena Sisa tasi (%) Bangunan/ Terkena Tipe Jumlah Lahan/Status ya terkena Status/Kondisi Tipe & Jumlah Aset Lainnya Aset NJOP Harga (Rp) / m2 Harga Pasar Kesepakatan Keterangan 1. Welem Bilabak Hak Adat/Individual 6,250 829.5 13 (6) - - - - - 1,700 - Pemilik Tanah sukarela Hibah Keluarga 345.0 4,823.9 6 Menyerahkan tanahnya tanpa Tanpa Sertifikat 251.6 4 ganti rugi kepada Pemerintah Kabupaten Alor. 2,500 225.0 2,275.0 9 Sebagai wujud partisipasi dlm pembangunan di Kab.Alor 2. Simon Mimal Hak Adat/Individual 1,000 315.5 684.5 31 - - - - - - 1,700 - idem Keluarga Tanpa Sertifikat 3 David Samau Hak Adat/Individual 2,500 812.5 1,687.5 32 - - - - - - 1,700 - idem Keluarga Tanpa Sertifikat 4 Marthen Mauleti Hak Adat/Individual 2,500 662.5 1,837.5 26 - - - - - - 1,700 - idem Keluarga Tanpa Sertifikat 5 Mesakh Samay Hak Adat/Individual 1,000 307.0 693.0 31 - - - - - - 1,700 - idem Keluarga Tanpa Sertifikat Sub Total 3.748.60 Keterangan: Status Tanah Hak Adat (Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, Sewa,Hak Adat) Tabel B1.Bukapiting-Apui final
C. Kompensasi dan Pemukiman Kembali atau Relokasi Tim Pengadaan Tanah, Relokasi (TPTR) menyampaikan penjelasan kepada Warga Terkena Proyek (Pemilik Tanah) yang sesuai hasil survei sensus terdiri dari 5 (lima) Kepala Keluarga dengan 8 (delapan) bidang tanah, dalam rangka Pengadaan Tanah sebagai berikut : Sudah dilaksanakan sosialisasi kepada Warga terkena proyek (WTP), dimana dalam forum ini diinformasikan bahwa sesuai ketentuan Bank Dunia, WTP berhak mendapatkan ganti rugi senilai harga yang ada di masyakarat (harga jual setempat/harga pasar) atau sesuai biaya penggantian riil (real replacement cost), namun karena masyarakat termasuk WTP sangat membutuhkan prasarana jalan yang memadai untuk kemudahan aksesibilitas dan mobilitas mereka, sehingga ke 5 (lima) WTP rela atau bersedia menghibahkan lahannya kepada Pemkab Alor yang merupakan wujud partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Kabupaten Alor (Berita Acara Sosialisasi, Musyawarah, dan Kesepakatan disajikan pada Lampiran 2, 3 dan 4, sedangkan Surat Pernyataan WTP disajikan pada Lampiran 5) Harga Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) dan harga pasar untuk tanah dan tanaman yang terkena proyek, dapat ditampilkan pada Tabel C 1 berikut ini : Tabel C1: Informasi Harga NJOP dan Harga Pasar untuk Tanah dan Tanaman Jenis Harga Pasar (Rp)/ m2 Harga NJOP / m2 Tanah - 1.700 Tanaman - - Berdasarkan uraian Tabel C1 dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. 8 (delapan) bidang tanah / persil yang terkena proyek, berdasarkan hasil survey tidak memiliki sertifikat kecuali Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT). Sedangkan kepemilikan tanah yang diakui adalah berdasarkan hak milik adat individual dan tanpa sertifikat. 2. Masyarakat belum pernah menjual tanah kepada siapapun, sehingga tidak bisa diperoleh harga pasar. Laporan Final Studi Larap Peningkatan Jalan Bukapiting Apui 7
D. Konsultasi Masyarakat dengan Warga Terkena Proyek 1. Konsultasi dengan Warga Terkena Proyek (WTP) dilakukan sebelum sosialisasi untuk mendapatkan informasi awal tentang rencana kegiatan proyek. Sosialisasi dilakukan di Kantor Desa Tuleng Kecamatan Lembur dengan mengundang Warga Terkena Proyek (WTP), Tokoh Masyarakat setempat dan Aparat Desa, Kecamatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Alor (Tim Pengadaan Tanah dan Relokasi). Kegiatan sosialisasi ini dimaksudkan agar masyarakat dapat menerima penjelasan tentang rencana pelaksanaan proyek, manfaat proyek, rencana pengadaan lahan, hak hak masyarakat jika dilakukan pengadaan lahan,dll. 2. Tanggapan masyarakat terhadap berbagai penjelasan Pemerintah Kabupaten dan Proyek yang diperoleh dari hasil konsultasi dan sosilalisasi, bahwa hal terpenting bagi masyarakat adalah harapan agar proyek segera dilaksanakan. Hal tersebut dikarenakan masyarakat hingga saat ini masih mengangkut hasil usahanya (hasil perkebunan) dengan menggunakan kendaraan angkutan umum jenis panser (Hartop Toyota) untuk dijual ke Kota Kalabahi dengan harga angkutan yang relatif mahal (jarak 41 km 52 km dengan harga angkutan antara Rp. 25.000 sampai dengan Rp. 30.000 per orang tidak termasuk barang). Selain itu masyarakat menyampaikan bahwa sejak awal jalan ini dirintis oleh masyakakat secara swadaya (gotong royong) dengan menggunakan tenaga manusia dan untuk memperbaiki kondisi jalan menjadi lebih baik, telah diusulkan masyarakat setiap tahun melalui musyawarah Tingkat Desa, namun sampai dengan saat ini belum terealisasi. Kondisi kesulitan yang dihadapi masyarakat inilah yang menimbulkan keinginan dan kegembiraan pada masyarakat jika jalan ini dapat segera dibangun. E. Tanggung Jawab Kelembagaan dan Prosedur Penanganan Keluhan Setiap kegiatan yang terdapat dalam Rencana Kerja Pengadaan Tanah dan Relokasi dilaksanakan oleh Tim Pengadaan Tanah dan Relokasi (TPTR), Dinas Laporan Final Studi Larap Peningkatan Jalan Bukapiting Apui 8
Permukiman dan Prasarana Wilayah dan Sekretaris Daerah Kabupaten Alor Provinsi NTT. Bupati Alor sebagai penanggung jawab program akan memfungsionalisasi Tim Pengadaan Tanah dan Relokasi (TPTR) yang telah dibentuk untuk kepentingan proyek pada tahapan pengadaan lahan dan relokasi jika ada. Dalam pelaksanaan, unsur yang terlibat meliputi Sekretaris Daerah, Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah, Dinas Sosial, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, Badan Pertanahan Nasional (BPN), Aparat Kecamatan Alor Timur Laut, Kecamatan Lembur (Desa Tuleng) dan Kecamatan Alor Selatan. Tugas dan fungsi TPTR dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah, bangunan, dan aset lain yang akan terkena; 2. Menaksir besaran nilai aset yang akan terkena; 3. Melaksanakan sosialisasi kepada Warga Terkena Proyek (WTP) mengenai rencana, tujuan, manfaat dan berbagai kemungkinan dampak negatif yang timbul dari proyek yang akan dilaksanakan. 4. Melaksanakan pengukuran, pematokan dan penghitungan atas aset (tanah dan tanaman) terkena proyek; 5. Melaksanakan musyawarah untuk mencapai kesepakatan dengan WTP mengenai bentuk dan besaran kompensasi; 6. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan perubahan status hukum atas tanah dan bangunan terkena; 7. Melaksanakan kegiatan pemberdayaan atau pembinaan dalam upaya mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan WTP; 8. Menampung setiap keluhan, keberatan dan usulan dari WTP untuk kemudian dimusyawarahkan upaya pemecahannya serta hasilnya dipublikasikan; Laporan Final Studi Larap Peningkatan Jalan Bukapiting Apui 9
9. Membuat laporan pelaksanaan RK-PTR setiap akhir bulan selama rentang masa kerjanya; 10. Menyerahkan laporan pelaksanaan RK-PTR kepada Bupati Alor, Tim Monitoring dan Pelaporan, serta PMU-EIRTP-2. Lebih jelasnya, lembaga penanggung jawab untuk setiap kegiatan disajikan pada Tabel G1. Warga Terkena Proyek (WTP) yang merasa tidak puas terhadap pelaksanaan pengadaan tanah dan relokasi, dapat mengajukan keluhan, usul, atau saran kepada Tim Monitoring dan Pelaporan yang dibentuk oleh Bupati Alor dengan Asisten Tata Praja Sekretariat Daerah Kabupaten Alor sebagai Penanggung Jawab. Keluhan dan usulan tersebut dapat disampaikan secara langsung atau melalui surat surat ke alamat Bupati Alor Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Alor Jl. El Tari Nomor 12 Telp. (0386) 21056. Masyarakat juga dapat mengajukan keluhannya kepada Project Management Unit (PMU-EIRTP-2) yang beralamat di Departemen Pekerjaan Umum Gedung Bina Marga Lt. 8 Jl. Patimura Nomor 20, Jakarta, Telepon (021) 7399803. Fax (021). 7243023. Mekanisme penanganan keluhan, keberatan ataupun usulan dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut : 1. Berdasarkan keluhan, keberatan dan usulan yang disampaikan WTP, maka Pemerintah Kabupaten Alor dan PMU-EIRTP-2 akan menunjuk Tim Pengadaan Tanah dan Relokasi (TPTR) untuk melakukan penelitian; 2. Hasil penelitian atau investigasi tersebut akan diinformasikan kepada Warga Terkena Proyek (WTP) paling lambat dalam jangka waktu 12 hari untuk kemudian dimusyawarahkan dengan WTP untuk diupayakan pemecahanannya berdasarkan prinsip win-win solution; 3. Penyelesaian masalah atau penanganan atas keluhan, keberatan dan, usulan, akan didokumentasikan dan dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat. Untuk memudahkan masyarakat umum khususnya WTP dalam mengakses Laporan Final Studi Larap Peningkatan Jalan Bukapiting Apui 10
informasi tersebut, hasilnya akan disebarluaskan melalui ruang publik yang tersedia seperti papan pengumuman di kantor Proyek, kantor Pemerintah Kabupaten, dan kantor Kecamatan dan kantor Desa. Bagan alir proses tersebut disajikan pada Lampiran 9. Sedangkan mekanisme penyelesaian apabila belum tercapainya kesepakatan mengenai besaran kompensasi maka akan diproses sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2006 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dan Undang-undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-hak Atas Tanah dan Benda-benda Yang Ada Diatasnya. F. Monitoring dan Pelaporan Tim Monitoring dan Pelaporan dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Alor pada saat akan dimulainya pelaksanaan program dalam rencana kerja (action plan) Pengadaan Tanah, dan Relokasi. Tim ini akan terdiri dari unsur Pemerintah Kabupaten (Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah), unsur perguruan tinggi, atau unsur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan unsur masyarakat/warga pemantau (WTP), tim yang dibentuk tidak lebih dari 5 orang. Kegiatan Monitoring dan pelaporan dilakukan dengan tujuan untuk mengawasi pelaksanaan program pengadaan tanah sampai relokasi agar dilakukan sesuai dengan rencana, tujuan dan keluaran yang diharapkan. Diskripsi tugas Tim Monitoring dan Pelaporan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Tim Monitoring dan Pelaporan, akan melakukan kegiatan pengawasan pelaksanaan program sebagaimana tercantum dalam rencana kerja (action plan) yang meliputi kegiatan sosialisasi dan konsultasi masyarakat, pengadaan tanah dan relokasi dalam upaya memulihkan tingkat kehidupan warga terkena proyek. Laporan Final Studi Larap Peningkatan Jalan Bukapiting Apui 11
2. Tim Monitoring dan Pelaporan akan melakukan koordinasi setiap bulan dengan Tim Pengadaan Tanah dan relokasi (TPTR), Pemkab dan Proyek, untuk mendiskusikan permasalahan dan kendala yang dihadapi beserta upaya penanggulangannya, khususnya yang terkait dengan penyelesaian keluhan / keberatan dari WTP. 3. Tim Monitoring dan Pelaporan akan menyusun laporan kemajuan pelaksanaan program setiap bulan dengan menggunakan form isian standar yang diserahkan kepada Project Management Unit (PMU) EIRTP-2 untuk ditindaklanjuti kepada Pemkab (Sekretaris Daerah) dan Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kabupaten Alor. Demikian juga untuk Departemen Pekerjaan Umum dan Bank Dunia akan dikirimkan melalui PMU- EIRTP-2. Formulir Monitoring disajikan pada Lampiran 10 G. Jadwal dan Pembiayaan Pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah dan relokasi mulai dilaksanakan pada 13 Maret sampai 30 April 2006 dan dibiayai APBD Kabupaten Alor Tahun Anggaran 2006. Lebih jelasnya, jadwal kegiatan dan sumber biayanya dapat dilihat dalam Tabel G1. Laporan Final Studi Larap Peningkatan Jalan Bukapiting Apui 12
TABEL G1. Rencana Kerja Penambahan Pengadaan Tanah dan Relokasi Proyek Peningkatan Jalan Ruas Bukapiting - Apui, Kabupaten Alor - Provinsi NTT Tahun Anggaran 2006 No. Program Lokasi Kegiatan Satuan/ Unit Penanggung Jawab Unit Waktu Pelaksanaan Kebutuhan Biaya (000) Sumber Dana Keterangan I Pengadaan Tanah 1 Pembentukan Tim Pengadaan Tanah Kalabahi 1 Pembentukan TPTR 1 Paket Pemerintah 13 Maret 2006 - DAU Relokasi (TPTR) 2 Penyusunan rencana Kerja Pelaksanaan Pengadaan Tanah sebanyak 8 (dela Kabupaten s/d pan) bidang / persil tanah seluas 3.748,60 m2 di Desa Tuleng Kec.Lembur Alor 12-Apr-06 3 Pelaksanaan Rencana Kerja yang telah disusun 2 Sosialisasi Pengadaan Tanah dengan Desa Tuleng 1. Mengundang Calon WTP yang tanahnya terkena proyek 1 Paket TPTR dan 12-Apr-06 500 DAU Calon WTP Kecamatan 2 Melakukan sosialisasi tentang rencana pengadaan tanah Kepala Desa s/d Lembur 3. Melakukan sosialisasi tentang tata cara kompensasi / ganti rugi tanah / tanaman Tuleng 13-Apr-06 dan bangunan 4. Menyepakati jadwal pelaksanaan pengukuran dan perhitungan aset di lapangan 5. Penandatanganan Berita Acara Sosialisasi 3 Diseminasi hasil survei aset yang akan Desa Tuleng 1 Melakukan pertemuan untuk memberikan informasi rencana pendataan 1 Paket TPTR dan Apr-06 500 DAU terkena proyek Kecamatan dan pengukuran aset yang terkena proyek Kepala Desa Lembur 2 Melakukan pertemuan untuk memberikan informasi hasil survei mengenai Tuleng aset warga yang terkena proyek 4 Pengukuran dan Pematokan bersama Desa Tuleng 1. Melakukan pengukuran lahan yang akan dibebaskan bersama dengan WTP 1 Paket TPTR 13-Apr-06 500 DAU dengan Calon WTP Kec. Lembur dan Aparat Desa 2 Melakukan perhitungan aset warga yang terkena proyek 3. Penentuan bersama titik batas yang akan diberi patok 4. Pelaksanaan pematokan pada batas yang disepakati EIRTP-2 Dinas Kimpraswil Kab.Alor 5. Pembuatan Berita Acara Pengukuran dan Pematokan 5 Musyawarah Perhitungan Nilai Desa Tuleng 1 Musyawarah khusus kepada masyarakat calon WTP 1 Paket TPTR - - - aset yang terkena proyek Kec. Lembur 2. Kesepakatan bersama tentang tidak adanya kompensasi tanah,tanaman maupun aset lainnya 3. Perhitungan Nilai aset yang terkena proyek berdasarkan hasil pengukuran dan EIRTP-2 Dinas Kimpraswil pematokan Kab.Alor 4. Berita Acara Kesepakatan tentang tidak adanya ganti rugi 6 Proses Penyerahan Tanah Desa Tuleng 1. Pelaksanaan Penyerahan Tanah 1 Paket TPTR 13-Apr-06 - - Kec. Lembur 2. Penandatanganan Surat Pelapasan Hak 3. Dokumentasi Proses Penandatanganan Surat Pelepasan hak EIRTP-2 Dinas Kimpraswil Kab.Alor II Monitoring dan Evaluasi 1 Pelaporan Kalabahi TPTR menyusun hasil keseluruhan kegiatan dalam sebuah laporan yang berisi: 1 Paket TPTR 13-Apr-06 150 DAU 1. Berita Acara Sosialisasi Penambahan Pengadaan Tanah 2. Berita Acara Tidak Adanya Kompensasi / Ganti Rugi atas tanah 3. Berita Acara Pengukuran dan Pematokan 4. Berita Acara Kesepakatan Tidak Ada Kompensasi atas tanah EIRTP-2 Dinas Kimpraswil Kab.Alor 5. Surat Pelepasan hak (SPH) WTP 2 Monitoring dan Pelaporan Pelaksanaan Kalabahi 1. Pelaksanaan Monitoring dan Pelaporan terhadap pelaksanaan rencana 1 Paket TPTR 13-Apr-06 - - kegiatan oleh Tim Monitoring Pelaporan EIRTP-2 s/d 2. Menangani keluhan atau keberatan serta usulan dari warga melalui media Dinas 30-Apr-06 komunikasi langsung, surat, telepon ke Bagian Asisten Tata Praja Setda Kabupaten Alor, Rekomendasi kegiatan tindak lanjut yang harus dilakukan Kimpraswil Kab.Alor Laporan Final Studi Larap Peningkatan Jalan Bukapiting - Apui 13