BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

ANALISIS PERMUKIMAN PENDUDUK DI KELURAHAN PULO BRAYAN DARAT I KECAMATAN MEDAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Oleh karena itu,bukan suatu pandangan yang aneh bila kota kota besar di

KEADAAN PERMUKIMAN PENDUDUK DI KELURAHAN TIGARAJA KECAMATAN GIRSANG SI PANGAN BOLON KABUPATEN SIMALUNGUN

BAB I PENDAHULUAN. kota berkembang dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana hingga

PENGARUH SOSIAL EKONOMI TERHADAP KUALITAS PERMUKIMAN DI KELURAHAN SIDOREJO KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atika Permatasari, 2013

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH LAYAK HUNI

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi terletak pada LU dan BT. Kota Tebing Tinggi

I. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa budaya dari Etnis Tionghoa seperti Cheng beng, upacara

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

`BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pada dasarnya pembangunan dalam sektor permukiman adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa faktor penyebab pertumbuhannya adalah memiliki fasilitas kota

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan usaha-usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan adalah upaya memajukan, memperbaiki tatanan, meningkatkan

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 02 /PERMEN/M/2009 TENTANG

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II LANDASAN TEORI

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti kegiatan 5. Pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan akan tempat tinggal semakin terasa mendesak dikarenakan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti perangkat

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir di seluruh negara dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, jasa, dan industri. Penggunaan lahan di kota terdiri atas lahan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pusat pembangunan di Provinsi Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. tiga gerakan yaitu gerakan sistem sunda di bagian barat, gerakan sistem pinggiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,

MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA MALANG TAHUN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SEWA DAN RUMAH KOST

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya adalah kawasan perbatasan Sidoarjo - Surabaya (dalam hal ini Desa Wonocolo, Kecamatan Taman).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan kota-kota besar di Indonesia saat ini berada dalam tahap yang

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan pertumbuhan kota lainnya adalah unsur penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

Konsep paradigma development from below sebagai suatu strategi. pembangunan bottom up planning. Pengembangan dari bawah pada

I. PENDAHULUAN. Kelurahan Purus merupakan salah satu kelurahan di kota Padang yang relatif berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

Rumah? Perumahan? PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN SEHAT. Ns. Eka M. 6/6/2011. Overview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang penelitian ini dibagi dalam dua bagian. Bagian pertama

I. PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom

PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1. Abstrak

UU NO 4/ 1992 TTG ; PERUMAHAN & PERMUKIMAN. : Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal/hunian & sarana pembinaan. keluarga.

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

BAB I PENDAHULUAN. ditemui pada daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2000 persentase penduduk kota di Negara Dunia Ketiga telah

: MEMBANGUN BARU, MENAMBAH, RENOVASI, BALIK NAMA

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,

BAB I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agung Hadi Prasetyo, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan derap laju pembangunan. Berbagai permasalahan tersebut antara lain

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Kota menawarkan berbagai ragam potensi untuk mengakumulasi aset

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

Renovasi Rumah Tinggal Sederhana sebagai Pemenuhan Kebutuhan Konsumen pada Perumahan di Kabupaten Sidoarjo. Julistyana Tistogondo, ST, MT ABSTRAK

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan secara merata diseluruh tanah air dan ditujukan bukan hanya untuk satu golongan, atau sebagian masyarakat saja, melainkan untuk seluruh tanah air dan seluruh masyarakat. Dengan demikian maka pembangunan dilaksanakan diseluruh wilayah baik di pedesaan maupun di perkotaan. Tujuan pembangunan nasional adalah sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia, dan pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia. Maksudnya adalah setiap warga Negara Indonesia harus ikut serta dan berperan dalam melaksanakan pembangunan sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-masing. Pembangunan itu dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan hidup fisik manusia, seperti sandang, pangan, perumahan, gedung perkantoran, pabrik, pengairan, sarana dan prasarana transportasi, olahraga dan permukiman (Kartasasmita, 1994). Pada umumnya negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, menghadapi permasalahan utama dalam masalah permukiman. Selain hal tersebut yang juga merupakan suatu masalah yang mendapat perhatian nasional bagi Indonesia adalah cepatnya pertumbuhan penduduk di samping persebarannya yang tidak merata dan tidak seimbang. Menurunnya kualitas permukiman yang disertai dengan meningkatnya pencemaran lingkungan dan menipisnya sumber daya alam merupakan masalah 1

2 penting bagi seluruh negara di dunia. Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman merupakan prakondisi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebab produktivitas manusia terutama sekali tergantung pada tersedianya wadah yang memadai untuk bekerja, beristirahat sekeluarga dan bermasyarakat. Pembangunan permukiman merupakan suatu hak dasar masyarakat, agar masyarakat dapat hidup dengan nyaman dalam lingkungan yang sehat dan bersih, bergerak dengan mudah setiap waktu sehingga dapat hidup dengan sehat, berinteraksi dengan baik dengan sesama demi mempertahankan permukimannya. Di Indonesia pembangunan permukiman telah dikembangkan secara terpadu dengan memperhatikan jumlah penduduk dan penyebarannya. Tata guna tanah, pembiayaan perluasaan kesempatan kerja, kesehatan lingkungan, fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan, produksi bahan bangunan setempat dan juga kawasan permukiman. Kawasan permukiman merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat di suatu wilayah, maka sangat tepat jika kawasan permukiman dijadikan sebagai salah satu mata rantai dalam pengembangan wilayah selain pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini pemerintah mengeluarkan Undangundang No 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman ini menggantikan Undang-undang No 4 Tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman menyesuaikan dinamika kondisi lingkungan strategis sektor perumahan dan permukiman. Sumaatmadja (1982) mengatakan bahwa: Masalah yang berkenaan dengan permukiman tidak akan terpecahkan secara tuntas, mengingat pertumbuhan penduduk di permukaan bumi tidak akan berhenti. Berkaitan dengan permukiman, maka lingkungan sangat diperlukan sebagai tempat mendirikan rumah. Oleh karena itu dalam pembangunan permukiman yang

3 berkualitas dan berkuantitas menunjukkan kedudukan sosial penghuninya. Hal ini berpengaruh terhadap terwujudnya suatu kesejahteraan keluarga yang lebih baik (Frick,1980, dalam Simangunsong, 2011). Adapun hal yang mencakup lingkungan permukiman penduduk adalah kualitas permukiman atau kualitas rumah tinggal/bangunan, fasilitas lingkungan rumah tinggal yang mencakup pengelolaan sampah rumah tangga dan pembuangan limbah dan penataan kawasan. Dalam program kesehatan lingkungan dijelaskan bahwa suatu permukiman/perumahan sangat berhubungan dengan kondisi ekonomi, sosial, pendidikan, tradisi/kebiasaan, suku, geografi dan kondisi lokal. Selain itu lingkungan perumahan/permukiman dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menentukan kualitas lingkungan perumahan tersebut, antara lain fasilitas pelayanan, perlengkapan, peralatan yang dapat menunjang terselenggaranya kesehatan fisik, kesehatan mental, kesejahteraan sosial bagi individu dan keluarganya. (http://defrianonaqhsoe.blogspot.com/2012/04/makalah-rumah-sehat.html diakses Minggu, 07 April 2013, Pukul 16.27). Permukiman yang telah dibangun perlu diberikan perhatian khusus oleh penghuninya seperti pada kualitas rumah tinggal, penataan lingkungan dan kebersihan lingkungannya. Dengan adanya perhatian, maka rumah mempunyai fungsi yang baik yakni: (1) sumber kenyamanan hidup; (2) sumber kemakmuran bagi pemiliknya; (3) simbol status seperti kualitas bangunan, lingkungan sosail, jaminan keselamatan (Jaka,2002). Begitu juga dalam membuat suatu bangunan rumah harus ideal dalam arti memenuhi persyaratan kesehatan, kebersihan, keindahan, kenyamanan dan kesesuaian dengan kebutuhan penghuninya (Departemen Komunikasi dan Informatika,2005).

4 Walaupun masyarakat menginginkan rumah yang berkualitas, namun karena faktor ekonomi menyebabkan keadaan rumah menjadi tidak layak huni, lingkungan menjadi tidak teratur. Melihat permasalahan ini pemerintah telah melakukan berbagai usaha diantaranya pemerataan pembangunan diseluruh wilayah Indonesia, membangun perumahan masyarakat dengan tipe yang sederhana dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dengan meminjam uang dalam bentuk kredit lunak untuk pembangunan rumah. Demikian juga pemerintah kota dan kabupaten sudah menata daerah masing-masing termasuk dalam pembangunan permukiman masyarakat ternyata telah membuahkan hasil, akan tetapi belum sesuai dengan harapan karena arus migrasi terus meningkat. Masalah permukiman ini harus diselesaikan karena merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi untuk tetap bertahan hidup. Diantaranya masalah (1) kualitas rumah tinggal yang mencakup: jenis lantai, atap, dinding, ruang tamu dan kamar tidur yang tergolong tidak layak huni. (2) kurangnya kebersihan lingkungan rumah tinggal sebagai akibat dari pembuangan sampah tidak pada tempatnya dan pembuangan limbah atau saluran air yang tidak lancar sehingga menjadi sumber penyakit (Kawarpi,1976). Pembangunan permukiman diseluruh daerah terutama di daerah perkotaan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah mengenai lingkungan permukiman penduduk. Adapun hal yang mencakup lingkungan permukiman adalah kualitas permukiman atau rumah tinggal/bangunan, pendidikan, dan fasilitas rumah tinggal yang mencakup pengelolaan sampah rumah tangga dan pembuangan limbah (Anon, 2000). Permasalahan ini pada umumnya ditimbulkan oleh jumlah penduduk di Indonesia yang semakin bertambah, permukimannya terus berkembang, dan pengaruhnya terhadap lingkungan semakin besar pula. Ledakan penduduk

5 menyebabkan meningkatnya migrasi penduduk, sehingga kota tidak mampu lagi menampung arus penghuni baru yang datang. Manusia bertambah banyak dan akal pikiran juga berkembang sehingga cara hidup dan bermukim tidak lagi diserasikan dengan lingkungan alam. Sebaliknya, lingkungan yang diubah untuk diserasikan dengan cara hidup dan bermukim manusia. Oleh karenanya kondisi ruang perlu dirombak untuk menampung berbagai bentuk perumahan dengan fasilitas hidup yang bermacam-macam seperti sarana kesehatan, sarana pendidikan, sarana hiburan, tempat perbelanjaan atau pasar yang harus didukung oleh prasarana jalan, angkutan, jaringan listrik, air minum, saluran sampah dan lain sebagainya (Soerjani,1987, dalam Nilawati 2012). Menurut Adisasmita (2010), masalah utama penyediaan sarana hunian, khususnya dipermukiman perkotaan adalah: 1) Tingginya kebutuhan tempat tinggal, tempat usaha, tempat memproduksi beserta prasarana dan sarana pendukungnya, sedangkan lahan yang tersedia terbatas, 2) Iklim usaha penyediaan perumahan dan permukiman relatif belum stabil, 3) Belum optimalnya sistem penggalangan dana masyarakat sebagai sumber pembangunan sarana hunian, 4) Belum mantapnya sistem penyediaan sarana hunian bagi masyarakat berpendapatan rendah dan miskin, 5) Masih rendahnya kualitas pelayanan prasarana dan sarana permukiman seperti air bersih, air limbah, persampahan, drainase, dan penanggulangan banjir, jaringan jalan, lalu lintas, dan transportasi umum, pasar, sarana sosial dan jalur hijau. Kota Medan merupakan salah satu kota yang ada di Indonesia yang mengalami pertambahan penduduk setiap tahunnya, yang menyebabkan tingginya kebutuhan permukiman diwilayah tertentu. Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dengan luas wilayah dan jumlah penduduk serta kepadatan penduduk yang berbeda-

6 beda. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Medan tahun 2010, jumlah penduduk kota Medan adalah 2.109.339 jiwa. Salah satu kecamatan yang ada di Kota Medan adalah Kecamatan Medan Timur. Dengan jumlah penduduk 112.857 jiwa dengan luas wilayah 7,78 km 2 (BPS Kota Medan Tahun 2012). Kecamatan Medan Timur memiliki 11 kelurahan, yaitu. Kelurahan Glugur Darat I, Kelurahan Glugur Darat II, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Baru, Kelurahan Pulo Brayan Darat I, Kelurahan Pulo Brayan Darat II, Kelurahan Sidodadi, Kelurahan Perintis, Kelurahan Durian, Kelurahan Gang Buntu dan Kelurahan Gaharu. Dari 11 kelurahan tersebut Kelurahan Pulo Brayan Darat I merupakan kelurahan yang paling padat di Kecamatan Medan Timur dengan jumlah penduduk sebesar 19.446 jiwa yang terdiri dari 4497 kepala keluarga dengan luas wilayah 0,78 km 2 pada tahun 2013. Dengan jumlah penduduk yang sedemikian banyak, maka akan mempengaruhi kualitas permukiman dan lingkungan, seperti masalah kebersihan lingkungan yang meliputi, kondisi air bersih, kondisi persampahan, kondisi air limbah, drainase dan kondisi jalan, serta sarana dan prasarana yang meliputi fasilitas fasilitas umum. Pertumbuhan penduduk yang demikian pesat kemudian diikuti dengan perkembangan tempat bermukim yang juga demikian pesat untuk memenuhi pertumbuhan penduduk, menyebabkan munculnya berbagai masalah terutama yang berkaitan dengan lingkungan tempat hidup manusia. Karena tekanan penduduk terhadap lahan yang terus meningkat, maka cepat atau lambat daya dukung lingkungan akan terlampaui (Soemarwoto, 2004). Kondisi lingkungan di Kelurahan Pulo Brayan Darat I banyak yang belum memiliki kualitas yang baik. Berdasarkan

7 observasi yang dilakukan, masih banyak kondisi persampahan yang tidak baik dan drainase yang tidak lancar sehingga menyebabkan bau disekitar permukiman. Semakin padatnya pemukiman di daerah ini juga akan mempengaruhi kualitas perumahannya yang dilihat dari, bangunan fisik tempat tinggal/rumah. Hal ini bisa dilihat dari jenis bangunan rumah, seperti; atap, lantai, dinding, pondasi, fasilitas rumah, seperti: kamar mandi, ruang tamu, ruang dapur, teras, serta letak WC/kamar mandi. Tidak sedikit rumah di Kelurahan Pulo Brayan Darat I ini yang tidak sesuai dengan syarat rumah sehat. Untuk itu perlu dianalisis bagaimana keadaan permukiman di Kelurahan Pulo Brayan Darat I. B. Identifikasi Masalah Pembangunan permukiman merupakan salah satu dari penggunaan lahan/tanah yang merupakan suatu hak dasar bagi penduduk dan merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi untuk tetap bertahan hidup. Dimana dengan bertambahnya jumlah penduduk atau penghuninya disuatu wilayah baik penduduk asli wilayah tersebut maupun penduduk yang bermigasi akan mengakibatkan bertambahnya permukiman. Dengan bertambahnya jumlah permukiman maka kualitas rumah tinggal ( jenis lantai, atap, dinding, teras, kamar mandi, WC, dapur, ruang tamu, kamar tidur, sumber penerangan, dan penyediaan air bersih). Dan kualitas lingkungan tempat tinggal (limbah rumah tangga dan sampah rumah tangga) akan kurang mendapat perhatian dari masyarakat. Hal ini juga berkaitan dengan pendidikan masyarakat dan kondisi ekonomi masyarakat, semakin tinggi pendidikan dan pendapatan masyarakat maka semakin baik pula kualitas rumah tinggalnya, dan sebaliknya, apabila pendidikan dan pendapatan masyarakat rendah maka kualitas

8 rumah yang ditempatinya semakin buruk. Dan ini juga akan berpengaruh kepada status sosial seseorang dimasyarakat. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini masalahnya hanya dibatasi pada: keadaan permukiman penduduk ditinjau dari kualitas rumah tinggal baik kondisi fisik rumah maupun fasilitas rumah (pondasi, tiang utama, jenis lantai, atap, dinding, pintu, jendela, kamar mandi, WC, dapur, ruang tamu dan kamar tidur) dan keadaan permukiman penduduk ditinjau dari kualitas lingkungan rumah tinggal (limbah rumah tangga dan sampah rumah tangga). D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah, maka yang menjadi perumusan masalah didalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana keadaan permukiman penduduk di Kelurahan Pulo Brayan Darat I ditinjau dari kualitas rumah tinggal baik kondisi fisik rumah maupun fasilitas rumah (pondasi, tiang utama, jenis lantai, atap, dinding, pintu, jendela, kamar mandi, WC, dapur, ruang tamu dan kamar tidur)? 2. Bagaimana keadaan permukiman penduduk di Kelurahan Pulo Brayan Darat I ditinjau dari kualitas lingkungan rumah tinggal (limbah rumah tangga dan sampah rumah tangga)?

9 E. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. keadaan permukiman penduduk di Kelurahan Pulo Brayan Darat I ditinjau dari kualitas rumah tinggal baik kondisi fisik rumah maupun fasilitas rumah (pondasi, tiang utama, jenis lantai, atap, dinding, pintu, jendela, kamar mandi, WC, dapur, ruang tamu dan kamar tidur). 2. keadaan permukiman penduduk di Kelurahan Pulo Brayan Darat I ditinjau dari kualitas lingkungan rumah tinggal (limbah rumah tangga dan sampah rumah tangga) F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat, diantaranya: 1. Sebagai persyaratan penulis untuk gelar kesarjanaan S1 Universitas Negeri Medan. 2. Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sama di tempat yang berbeda. 3. Bahan masukan bagi pemerintah setempat khususnya Dinas Tata Ruang dan Permukiman dalam upaya mengatasi masalah permukiman dan perumahan terutama di Kelurahan Pulo Brayan Darat I Kecamatan Medan Timur.