III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. ekonomi menggambarkan adanya peningkatan kegiatan ekonomi riil yang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sendiri masuk dalam Tahura WAR. Wilayah Tahura Wan Abdul

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CIAWI KANTOR KEPALA DESA CILEUNGSI Alamat : Jalan Raya Veteran III No. 27 Tapos Kec. Ciawi Kab.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Induk, yaitu Kecamatan Kedaton, berdasarkan Peraturan Daerah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintah, sosial, politik, pendidikan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. diresmikan pada tanggal 29 Juni tahun 2005, sebelumnya Kelurahan

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan ibukota dari Provinsi Lampung. Secara

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah :

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

NO KATALOG :

V. GAMBARAN UMUM. Secara astronomi, Kota Depok terletak pada koordinat 6 o sampai

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Natar terdiri dari 24 desa yaitu Desa Banda Rejo, Suka Bandung,

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. termasuk dalam Kabupaten Lampung Selatan. Sejak berdirinya Kecamatan Teluk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah wilayah penelitian Kota Bandar Lampung dengan wilayah. arah tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil pemekaran dari kecamatan induknya, yaitu Tanjung Karang Barat, yang berdasarkan pada peraturan daerah Nomor 4 tahun 200 Tanggal 3 Oktober 200 Tentang Pembangunan, Penghapusan dan Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bandar Lampung. Kecamatan Kemiling merupakan bagian wilayah Kota Bandar Lampung yang berpenduduk lebih kurang 56.375 jiwa Pada tahun 2007 dengan luas wilayah 2.765 Ha. Adapun batas wilayah Kecamatan kemiling adalah sebagai berikut:. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Raja Basa 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Utara 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Karang Barat 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.

24 Secara geografis Kecamatan kemiling sebagian besar daerahnya datar sampai dengan berombak 60%, berombak sampai dengan berbukit 25%, berbukit sampai dengan bergunung 5%, adapun sisanya 5% merupakan wilayah dengan ketinggian 450 meter diatas permukaan laut. Kecamatan kemiling secara topografi mempunyai wilayah yang bergunung terutama di bagian sebelah barat dan hampir hampir 30% dari luas wilayahnya merupakan daerah pemukiman (Perumnas). Kecamatan Kemiling termasuk wilayah yang beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata 2000 mm s/d 3000 mm/tahun, dengan suhu rata-rata 25 0 30 0 C. 2. Potensi Wilayah a. Kondisi Lahan Kecamatan Kemiling mempunyai struktur tanah yang berwarna merah kehitaman yang sangat cocok untuk pengembangan pertanian terutama jenis palawija dan sayur-sayuran. Luas daerah Kecamatan Kemiling adalah seluas kurang lebih 2.765 Hektar, yang terdiri dari 23,5 Hektar tanah sawah, 536,5 Hektar tanah kering (bukan sawah), hutan seluas 360 Hektar, areal perkebunan seluas 577 Hektar, dan selebihnya seluas 002,7 Hektar dipergunakan untuk kepentingan umum dan kepentingan-kepentingan lainnya. Berdasarkan pernyataan diatas, maka penggunaan tanah terluas adalah tanah yang digunakan untuk kepentingan umum dan kepentingan-kepentingan lainya seperti perumahan dan fasilitas-fasilitas lainnya yaitu seluas 002,7 Hektar dari luas tanah keseluruhan, kemudian tanah yang dipergunakan untuk perkebunan seluas

25 577 Hektar, dan 536,5 Hektar merupakan tanah kering (tanah bukan sawah), 360 Hektar tanah yang masih berupa hutan, dan seluas 23,5 Hektar merupakan tanah persawahan. b. Keadaan Penduduk Perkembangan suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh faktor perkembangan penduduknya. Komposisi jumlah dan perkembangan penduduk menurut jenis kelamin di Kecamatan Kemiling selama lima tahun terakhir dinilai cukup tinggi, hal ini terlihat pada Tabel. 5 berikut : Tabel 5. Komposisi Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kecamatan Kemiling Menurut Jenis Kelamin Tahun 2003-2007 Tahun Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah (jiwa) 2003 26.664 26.03 52.667 2004 27.394 26.724 54.8 2005 27.772 26.979 54.75 2006 28.40 27.230 55.370 2007 28.499 27.876 56.375 Jumlah 38.469 34.840 273.28 Sumber: Monografi Kecamatan Kemiling, 2007 Pada Tabel 5 diatas, terlihat bahwa jumlah penduduk yang ada di kecamatan kemiling tahun 2003 tercatat sebanyak 52.667 jiwa, yang terdiri dari 26.664 jiwa penduduk laki-laki dan 26.03 jiwa penduduk perempuan. Sedangkan pada tahun 2007 mengalami perkembangan sebesar 56.375 jiwa, yang terdiri dari 28.499 jiwa penduduk laki-laki dan 27.876 jiwa penduduk perempuan. Ini berarti selama periode 2003-2007 terjadi peningkatan jumlah penduduk sebesar 3.708 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Kemiling dapat dilihat pada Tabel 6

26 Tabel 6. Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Di Kecamatan Kemiling Tahun 2007 No Desa / Kelurahan Luas Daerah (km) Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan j (iwa/km 2 ) Kedaung 57,70.236 2,4 2 Sumber Agung 49,80 4.309 5,39 3 Pinang Jaya 9,50 3.438 7,63 4 Beringin Raya 43,90 6.386 37,33 5 Sumberejo 50,47 9.93,09 6 Kemiling Permai 2,35.437 53,57 7 Langkapura 26,25 0.376 39,53 Jumlah 276,57 56.375 8,2 Sumber: Monografi Kecamatan Kemiling, 2007 Dari Tabel 6. terlihat bahwa jumlah penduduk tertinggi yakni di Kelurahan Beringin Raya sebesar 6.386 jiwa, dengan kepadatan 37,33 per Km 2 dengan luas daerah 439 Hektar. Sedangkan Jumlah Penduduk terendah di Desa Kedaung yaitu.236 jiwa, dengan luas daerah 577 Hektar. Sedangkan berdasarkan kepadatan per Km 2, kepadatan tertinggi di Kelurahan Kemiling Permai sebesar 53,57 jiwa per Km 2, dan kepadatan terendah di Desa Kedaung yakni 2,4 jiwa per Km 2 -nya. Gambaran penduduk Kecamatan Kemiling berdasarkan pada tingkat pendidikannya di dapat dilihat pada Tabel 7 berikut: Tabel 7. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pada Tingkat Pendidikan di Kecamatan Kemiling Tahun 2007 (Dalam Jiwa) Tingkat Pendidikan Jumlah Belum Sekolah 3.294 Tidak Tamat SD 3.072 Tamat SD / Sederajat 2.985 Tamat SLTP / Sederajat 2.38 Tamat SLTA / Sederajat 4.326 Diploma (D, D2,D3) 5.553 Sarjana (S +) 5.203 Jumlah 56.375 Sumber: Monografi Kecamatan Kemiling 2007

27 Tabel 7 memperlihatkan bahwa jumlah penduduk kecamatan kemiling yang belum sekolah tahun 2007 berjumlah 3.294 jiwa, penduduk yang tidak tamat SD berjumlah 3.072 jiwa, penduduk yang tamat SD/Sederajat berjumlah 2.985 jiwa, penduduk yang tamat SLTP/Sederajat berjumlah 2.38 jiwa, penduduk yang tamat SLTA/Sederajat berjumlah 4.326 jiwa, tamatan Diploma sebanyak 5.553 jiwa dan Tamatan Sarjana Sebanyak 5.203 jiwa. Dengan melihat kenyataan tersebut, tampak adanya perbedaan yang sangat mencolok dalam pemerataan tingkat pendidikan, hal ini bisa disebabkan karena kurangnya fasilitas pendidikan di lingkungan kecamatan kemiling. c. Fasilitas Sosial Beberapa fasilitas sosial yang ada di Kecamatan Kemiling adalah fasilitas pendidikan. Untuk mengetahui jumlah fasilitas pendidikan yang ada di Kecamatan Kemiling dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Kemiling Tahun 2007 Tingkat Pendidikan Jumlah (unit) Sekolah Dasar (SD) 2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 6 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 8 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 7 Madrasah Ibtidaiyah (MI) 3 Perguruan Tinggi (PT) Jumlah 56 Sumber: Monografi Kecamatan Kemiling 2007 Tabel 8 memperlihatkan fasilitas pendidikan yang ada di kecamatan kemiling yaitu Sekolah Dasar (SD) sebanyak 2 sekolah; Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak 6 SLTP; Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebanyak sebanyak 8 sekolah; Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 7

28 SMK; kemudian Madrasah Ibtidaiyah (MI) berjumlah 3 sekolah, sedangkan Perguruan Tinggi (PT) di kecamatan kemiling hanya berjumlah perguruan tinggi. Fasilitas umum dan pendukung lainnya yang ada di Kecamatan Kemiling dapat dilihat pada Tabel 9 Tabel 9. Jumlah Fasilitas Umum dan Sarana Pendukung di Kecamatan Kemiling Tahun 2007 No Sarana dan Prasarana Jumlah (unit) I Perkantoran a. Kantor Camat b. Kantor Kelurahan c. Koramil d. Kepolisian e. Kantor Pos 7 2 f. Telekomunikasi II III IV V Sarana Kesehatan a. Puskesmas Induk b. Puskesmas Pembantu c. Rumah Bersalin d. Praktek Dokter e. Poliklinik Sarana Ibadah a. Masjid b. Musholla c. Gereja Protestan Sarana Olah Raga a. Lapangan Sepak Bola b. Lapangan Bola Voli c. Lapangan Bulu Tangkis d. Tenis Lapangan e. Basket f. Bela Diri Sarana Telekomunikasi a. Kantor Telkom Pembantu b. Kantor Pos Pembantu c. Wartel d. Telepon Umum 40 2 0 22 5 06 7 33 2 Jumlah 238 Sumber: Monografi Kecamatan Kemiling 2007 73 20 5 8 3 5 2 2 7 3

29 B. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari hasil publikasi Kecamatan Kemiling, Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung, Badan Pusat Stastisik Provinsi Lampung, serta sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi melalui pengumpulan berbagai data dan bahan pustaka yang berhubungan dengan penelitian ini. D. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan 2 model sebagai berikut:. Model Basis Ekonomi Berdasarkan model ini, perekonomian dikategorikan menjadi dua golongan, yaitu: sektor basis dan sektor nonbasis. Model yang digunakan adalah Model Location Quotient (LQ) dengan menggunakan variabel tenaga kerja yaitu : LQ vi V i vt V t Keterangan : LQ = Koefisien Location Quotient v i = Jumlah tenaga kerja di sektor i di suatu kecamatan v t = Jumlah tenaga kerja total di suatu kecamatan V i = Jumlah tenaga kerja sektor i di seluruh kecamatan = Jumlah tenaga kerja total di seluruh kecamatan. V t

30 Apabila : Koefisien LQ < = Sektor ekonomi dikategorikan sebagai sektor nonbasis Koefisien LQ > = Sektor ekonomi dikategorikan sebagai sektor basis Koefisien LQ = = Wilayah tidak berbeda degan nasional sekaligus tidak menunjukkan adanya konsentrasi industri Adapun asumsi dari model ini adalah :. Selera, pola pengeluaran atau konsumsi di setiap daerah adalah sama. 2. Tingkat konsumsi rata-rata untuk masing-masing barang di setiap daerah adalah sama. 3. Kemampuan untuk berproduksi dan Produktivitas tenaga kerja di setiap daerah adalah sama. Sektor i yang dimaksud adalah 9 sektor ekonomi, yang meliputi sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri; lisirik, gas dan air bersih; bangunan / konstruksi; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan dan persewaan dan sektor jasa-jasa. Sedangkan untuk melihat sektor ekonomi sebagai sektor basis, indikator yang digunakan adalah indikator tenaga kerja di masing-masing sektor (sektor i) dan tenaga kerja dari 3 kecamatan yang ada di kota Bandarlampung. 2. Model Pelipatgandaan Tenaga Kerja Pada model ini, pelipatgandaan ekonomi sektor basis pada setiap penambahan tenaga kerjanya mengakibatkan bertambahnya kesempatan kerja di sektorsektor nonbasis.

3 Adapun alat analisis pelipatgandaan tenaga kerja, yaitu: MS Y Y n t Keterangan: MS = Pelipatgandaan tenaga kerja Y n = Tenaga kerja sektor nonbasis Y t = Tenaga kerja total Apabila :. Koefisien MS >, = Membuka lapangan kerja pada sektor basis sebanyak satu Orang. 2. Koefisien MS <, = Membuka lapangan kerja pada sektor basis sebanyak nol Orang (tidak menambah tenaga kerja). Dengan asumsi bahwa lapangan kerja sebanding dengan pendapatan sehingga presentase pendapatan regional yang dibelanjakan dalam kecamatan sama dengan presentase lapangan kerja regional. Jika permintaan mengalami kenaikan baik dalam wilayah sendiri maupun dari luar wilayah, maka akan mengakibatkan aktivitas pada sektor nonbasis akan meningkat. Untuk itu, peranan sektor basis sangat menentukan pertumbuhan perekonomian wilayah, dan secara keseluruhan proses perkembangan ekonomi tersebut akan meningkatkan kesempatan kerja melalui efek pelipatgandaan tenaga kerja. Adapun kegunaan dari analisis pelipatgandaan tenaga kerja terhadap laju urbanisasi berkaitan erat dengan aktivitas sektor basis, pada dasarnya

32 pelipatgandaan tenaga kerja akan memberikan efek pelipatgandaan, ini berarti setiap penambahan tenaga kerja di sektor basis akan mengakibatkan terbukanya kesempatan kerja di sektor nonbasis. Dengan mengetahui potensi sektor-sektor ekonomi yang merupakan sektor basis maka akan diketahui berapa besar efek pelipatgandaannya yang pada akhirnya merupakan dasar kebijaksanaan prioritas pengembangan potensi sektor-sektor ekonomi di daerah tersebut. Pelipatgandaan tenaga kerja sebagai akibat adanya aktivitas sektor basis relatif memberi peluang bagi perluasan lapangan kerja di sektor nonbasis. Hal ini berarti dalam pengembangan sektor basis selain dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah juga akan meningkatkan daya serap terhadap tenaga kerja yang akan berurbanisasi, setidaknya dapat menekan laju urbanisasi karena dengan pelipatgandaan tenaga kerja dapat diketahui seberapa besar penambahan perluasan kesempatan kerja di sektor nonbasis.