Keluarga merupakan tempat berlindung dari tekanan-tekanan fisik maupun psikis yang datang dari lingkungannya. Untuk melindungi diri maka diperlukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh

Yevita Nurti, S,Sos, M.Si. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. berusia diatas 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti

I. PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak semua manusia, baik kaya, msikin, tua, maupun muda.

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB V PENUTUP. perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori. Definisi Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat batak toba menganut sistem kekeluargaan patrilineal yaitu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Populution ageing telah menjadi isu demografi yang sangat penting pada

I. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam ikatan suatu perkawinan.ikatan perkawinan adalah ikatan lahir

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini ataupun nanti,dengan kematian seseorang akan berpisah dengan apa

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Republik Indonesia (NRI) memiliki wilayah yang sangat luas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dialami manusia terdapat kondisi-kondisi yang khas menyertainya.

HUKUM KEKERABATAN A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA WALIKOTA BLITAR,

BAB I PENDAHULUAN. yang satu akan memberikan pengaruh pada tahap perkembangan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan beragam etnis dan budaya. Terdiri

Evaluasi Pelayanan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Terlantar pada Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang. Oleh: Taufik Rumandita Ghozali

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama di

BAB I PENDAHULUAN. Adat istiadat merupakan salah satu perekat sosial dalam kehidupan

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial lainnya. Krisis global membawa dampak di berbagai sektor baik di bidang ekonomi

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian

industrialisasi di Indonesia telah memunculkan side effect yang tidak dapat terhindarkan dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tapi juga dalam kehidupan bermasyarakat. Perkawinan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. garis keturunan berdasarkan garis bapak (patrilinial), sedangkan pada masyarakat

PERANAN NILAI BUDAYA DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA

Tujuan Umum Pembelajaran Mampu berkomunikasi dengan menerapkan prinsip budaya setempat (Minangkabau)

BAB IV PRAKTEK PEWARISAN HARTA PUSAKA TINGGI TIDAK BERGERAK DALAM MASYARAKAT ADAT MINANGKABAU DI NAGARI PARIANGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

HASIL WAWANCARA. Konteks Tatap Muka dalam Komunikasi Antarpribadi

Hukum Adopsi menurut Hukum Adat

para1). BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. daerah di Indonesia. Sumatera Barat dengan sistem pemerintahan nagari yang. tersendiri yang berbeda dengan masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata

BAB I PENDAHULUAN. bersiap-siap mengakses dan menangani klien-klien lansia. Terlepas dari

bersikap kolot, dan lebih mudah menerima perubahan yang terjadi di dalam masyarakat terutama pada perempuan yang tidak menikah ini.

BAB III KONDISI OBJEKTIF PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR LUBUKLINGGAU. A. Latar Belakang Sejarah Berdirinya

BAB I PENDAHULUAN. dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk

PERANAN WANITA DALAM PEMBANGUNAN BERWAWASAN GENDER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

PENDAHULUAN. umumnya manusia dilihat dari jenis kelamin ada dua yaitu laki-laki dengan

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di

BAB V KESIMPULAN. pemahaman bahwa perempuan berada dalam posisi yang kuat. Perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Agama Republik Indonesia (1975:2) menyatakan bahwa : maka dilakukan perkawinan melalui akad nikah, lambang kesucian dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

I. PENDAHULUAN. Secara konsepsional, pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan pada

BAB I PENDAHULUAN. Diagram 1.1. Data Statistik Kenaikan Angka Lansia Sumber: Badan Pusat Statistik,2010

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan

IRMA MUSTIKA SARI J

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN. keadaan bangsa mendatang tergantung dari usaha yang dilakukan bangsa tersebut

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat. Semua

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Lanjut Usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan. masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian

FENOMENA LANJUT USIA BERTEMPAT TINGGAL DI RUMAH ANAK ( Studi Dalam Budaya Jawa) Siti Partini Suardiman, Sri Iswanti Sebagai Propinsi dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KESIMPULAN. publik. Secara lebih khusus, Mansfield Park menceritakan posisi perempuan pada

I. PENDAHULUAN. satu suku di Indonesia yang bertempat tinggal di ujung selatan Pulau Sumatera.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

DEKONSTRUKSI JATI DIRI BANGSA MINANGKABAU

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi dalam batin seseorang (Damono, 2002: 1).

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Keluarga kurang mampu tersebut didorong dan. C. Pemberdayaan Bidang Wirausaha bagi Ibu/Wanita. IV. STRATEGI PENGEMBANGAN

KUALITAS PELAYANAN PELAKSANAAN AKAD NIKAH DI KUA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA. harus mendapat pengakuan dari masyarakat. Begawai, begitulah istilah yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERUBAHAN FUNGSI KELUARGA TENAGA KERJA WANITA DI KECAMATAN WATULIMO, KABUPATEN TRENGGALEK

Yth Menteri Sosial RI

BAB I PENDAHULUAN. oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas

BAB I PENDAHULUAN. Antara laki-laki dengan perempuan mempunyai rasa ketertarikan dan saling

BAB V PENUTUP. pada bab sebelumnya, maka berbagai kesimpulan yang diberikan penulis antara

RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian kualitatif yang peneliti gunakan dalam proposal penelitian ini adalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1998 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1998 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. empat masa yaitu: masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja dan masa lanjut usia.

BAB I PENDAHULUAN. komunitas masyarakat matrilineal paling besar di dunia (Kato, 2005).

Transkripsi:

ABSTRAK PENELITIAN Meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia membawa konsekuensi bertambahnya jumlah lansia. Abad 21 ini merupakan abad lansia (era of population ageing), karena pertumbuhan lansia di Indonesia akan lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara lain. Indonesia diperkirakan mengalami aged population boom pada dua dekade permulaan abad 21 ini. Hal tersebut perlu terus diantisipasi karena akan membawa implikasi luas dalam kehidupan keluarga, masyarakat, dan negara. Karena itu, lansia perlu mendapatkan perhatian dalam pembangunan nasional. Di sisi lain, lansia menjadi sumber daya manusia yang mempunyai pengalaman luas. Yakni pengalaman dan kearifan yang dapat dimanfaatkan dalam pembangunan di berbagai bidang. Sistem nilai sosial budaya di Indonesia menempatkan lanjut usia sebagai warga terhormat, baik di lingkungan keluarga maupun dalam kehidupan masyarakat. Hingga saat ini masih cukup banyak keluarga yang di dalamnya terdapat tiga generasi (three generation in one roof). Namun pola tanggung jawab sosial yang berakar pada budaya masyarakat Minangkabau, dalam pelaksanaan yang seharusnya dilakukan di tengah keluarga sendiri, sekarang banyak dari orangtua tersebut dimasukkan ke panti jompo. Kebanyakan anggota masyarakat kelihatannya tidak lagi begitu memikirkan untuk bisa membantu dan menyantuni orangtua dan mamak mereka yang yang sebagian besar sudah tidak mempunyai sumber penghidupan lagi. Gejala ini dapat dipakai sebagai indikator untuk menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial terhadap orangtua telah mengalami pergeseran Konsekuensi dari meningkatnya para manusia lanjut usia (manula) setiap tahunnya maka pelayanan terhadap para lanjut usia yang dilakukan oleh keluarga dan masyarakat harus terus dilakukan sesuai dengan usaha-usaha kesejahteraan sosial yang merupakan kewajiban bagi setiap warganegara. Demikian pula tuntutan agama dan nilai luhur budaya bangsa Indonesia dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat, orangtua yang tergolong lanjut usia ditempatkan pada posisi terhormat dan dibahagiakan dalam kehidupan keluarga. Generasi muda dianjurkan untuk menghormati dan bertanggung jawab atas kesejahteraan anggota keluarga yang lebih tua, terutama orangtua sendiri. Dengan demikian keluarga merupakan wahana yang tepat untuk pelayanan orang lanjut usia terutama perempuan lanjut usia dalam keluarga karena keluarga mempunyai kewajiban moril yang sangat luhur untuk tetap mengurus dan melayani orang lanjut usia dalam lingkungan keluarga. 1

Keluarga merupakan tempat berlindung dari tekanan-tekanan fisik maupun psikis yang datang dari lingkungannya. Untuk melindungi diri maka diperlukan adanya ketahanan fisik maupun psikis di lingkungan keluarga tersebut, baik yang menyangkut kondisi fisik, ekonomi, sosial maupun kondisi psikisnya. Dengan demikian lanjut usia yang ada dalam keluarga merasa aman dan nyaman. Lanjut usia adalah orang/warganegara Indonesia baik laki-laki maupun perempuan yang berumur 55 tahun ke atas. Lanjut usia yang layak dilayani dalam keluarga, yakni lanjut usia yang wajar menurut tahap perkembangan usianya dan minimal mampu mengurus diri serta tidak memerlukan layanan khusus profesional. Suku bangsa Minangkabau merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia yang menganut sistem keluarga yang disebut matrilineal, artinya sistem keluarga yang berada di garis keturunan ibu, dimana kekuasaan harta menjadi milik ibu. Peran dan tanggung jawab keluarga matrilineal terhadap orangtua yang telah lanjut usia berada di tangan keluarga ibu, yaitu mamak (adik ibu laki -laki) dan keluarga luas ibu. Bagi keluarga dan masyarakat Minangkabau dan hidup dalam sistem kekerabatan keluarga luas, secara ideal budaya jaminan sosial bagi orang lanjut usia terutama perempuan lanjut usia sangatlah tinggi. Secara ideal budaya jaminan sosial bagi orang lanjut usia terutama perempuan lanjut usia berbentuk lingkaran konsentris yang intinya terletak di bagian dalam lingkaran tersebut dimana jaminan sosial terhadap keberadaan perempuan lanjut usia sangatlah tinggi sehingga lembaga panti jompo tidak berlaku di daerah Kelurahan Payonibung. Peran masyarakat kelurahan Payonibung dalam meningkatkan kesejahteraan sosial para perempuan lanjut usia adalah dengan membentuk kegiatan-kegiatan para lanjut usia. Saat ini di kelurahan Payonibung terdapat kelompok lanjut usia yang bernama kelompok mawar yang beranggotakan para perempuan lanjut usia yang berumur 50 tahun ke atas. Kegiatan kelompok para perempuan lanjut usia tersebut diisi dengan kegiatan senam, Posyandu Lansia seperti pemeriksaan berkala kesehatan, pemeriksaan penyakit dan lain sebagainya. Penanaman nilai-nilai positif dan penanganan masalah kesehatan para perempuan lanjut usia memerlukan peran serta dari seluruh lapisan masyarakat agar para perempuan lanjut usia tersebut meningkatkan pengetahuan serta ketrampilannya baik untuk berkarya maupun pengembangan bagi mereka. Penelitian ini mengungkapkan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan kondisi penduduk perempuan lanjut usia dalam keluarga luas yang menganut sistem matrilineal dahulu dan sekarang, akses dan pola tanggung jawab sosial terhadap keberadaan perempuan lanjut usia yang belum terpengaruh oleh 2

nilai-nilai budaya institusi panti jompo sehingga keberadaan perempuan lanjut usia mendapat jaminan sosial dalam keluarga luas Minangkabau Dengan melihat kondisi tersebut diatas akan dapat dirumuskan satu model yang tepat untuk diterapkan ke dalam pelayanan kesejateraaan sosial bagi perempuan lanjut usia dalam keluarga bagi daerah lain di Minangkabau. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tehnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Dalam penjaringan informan yang dipilih adalah yang memiliki latar belakang keluarga-keluarga mampu, cukup dan miskin dan data yang bersifat umum yang berasal dari kepala lurah dan tokoh masyarakat. Kelurahan Payonibung sebagai bagian dari wilayah Minangkabau memiliki budaya khusus, yakni menganut sistem matrilineal dimana anak-anak menganut garis ibu. Kekuasaan harta menjadi milik ibu, sedang bapak berkewajiban memenuhi nafkah istri dan anak-anak. Oleh karena itu pada bapak untuk kelompok umur 26-50 tahun jarang berada di rumah dan lebih banyak merantau. Sedangkan bila kaum bapak berada di rumah mereka adalah pegawai dan atau umur mereka sudah termasuk lanjut usia. Lanjut usia pada kelurahan Payonibung tidak ada yang masuk ke panti jompo dikarenakan masih adanya budaya malu atau merendahkan martabat daerah. Selain itu, peran keluarga luas dalam sistem kekerabatan Matrilineal untuk memberikan pelayanan kepada lanjut usia sangat tinggi sehingga terdapat lanjut usia yang terlantar maka yang mengurus mereka adalah kerabat adat. Kondisi penduduk lanjut usia terutama perempuan lanjut usia, baik dari segi kondisi kesehatan maupun segi pelayanan sangat berbeda antara dahulu dengan sekarang. Di kelurahan Payonibung, para perempuan lanjut usia mengalami kondisi yang berbeda di dalam masyarakat. Dahulunya bahwa kondisi kesehatan dan pelayanan masih belum terperhatikan secara baik oleh keluarga dan masyarakat. Hal tersebut terkait erat dengan persoalan materi/keuangan yang tidak memadai dalam masyarakat dikarenakan saat itu Indonesia masih mengalami masa penjajahan dan berujung kepada kemiskinan. Untuk saat ini, perhatian kepada perempuan lanjut usia dalam keluarga dan masyarakat sangatlah besar untuk meningkatkan kesejahteraan sosial mereka dan didukung dengan jaminan sosial yang tinggi dalam keluarga dan masyarakat. Dalam keluarga, anak dan kerabat yang telah bekerja, baik yang berada di rumah maupun di perantauan mampu memberikan pelayanan yang baik dari segi materi, ekonomi, kesehatan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam masyarakat, perempuan lanjut usia dapat bersosialisasi dengan lembaga-lembaga yang 3

mendorong diri mereka untuk menanamkan nilai-nilai kesejahteraan sosialnya, seperti lembaga kesehatan, lembaga sosial dan lain-lain. Selain itu, perbedaan pelayanan perempuan lanjut usia dahulu dengan sekarang adalah ketersediaan teknologi IPTEK seperti buku, tontonan TV dan informasi-informasi yang menambah pengetahuan para lanjut usia, penyediaan makanan yang bergizi dan ketersediaan fasilitas, seperti rumah yang sehat, lembaga kesehatan dan sosial. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa para perempuan lanjut usia di Kelurahan Payonibung merasa bahagia karena mendapatkan pelayanan dari keluarga luasnya dengan baik menurut kondisi dan kemampuan yang ada. Selain itu para perempuan lanjut usia telah diberikan kebebasan oleh keluarganya untuk bisa bersosialisasi dengan mayarakat dalam meningkatkan kesejahteraan sosial. Para perempuan lanjut usia memiliki wadah organisasi para lanjut usia, yaitu kelompok mawar yang dibentuk oleh pemerintahan kelurahan dan dikoordinir oleh tim PKK kelurahan. Organisasi kelompok lanjut usia ini berdampak positif terhadap kesejahteraan mereka terutama meningkatkan kesehatan para lanjut usia. Kegiatan yang rutin dilaksanakan kelompok ini adalah pemeriksaan kesehatan oleh tim Puskesma setiap bulannya, kegiatan senam dan kegiatan meningkatkan ketrampilan para perempuan lanjut usia. 4

ABSTRAK PENELITIAN PERANAN KELUARGA MATRILINEAL MINANGKABAU TERHADAP KEBERADAAN PEREMPUAN LANJUT USIA STUDI KASUS DI KELURAHAN PAYONIBUNG, KECAMATAN PAYAKUMBUH UTARA, PAYAKUMBUH Oleh: Yevita Nurti, S.Sos, M.Si (Ketua Peneliti) Dra. Ermayanti, M.Si (Anggota Peneliti) Lucky Zamzami, S.Sos (Anggota Peneliti) DIBIAYAI OLEH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PENELITIAN NOMOR: 001/SP2H/PP/DP2M/III/2007 TANGGAL 29 MARET 2007 JURUSAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS OKTOBER 2007 5