D a t a b a s e M e n a r a T e l e k o m u n i k a s i. Page 26

dokumen-dokumen yang mirip
Arsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII

KATA PENGANTAR. Tarempa, Desember 2013 Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kepulauan Anambas

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

GSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS

AUTOMATIC METER READING (AMR) MENGGUNAKAN JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

Kata kunci : GSM (Global System Mobile), KPI, CDR, seluler

Jurnal ICT Vol 3, No. 5, November 2012, hal AKADEMI TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA

Oleh : Budi Nugroho ( L2F )

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA


PENGANTAR TELEKOMUNIKASI

TUGAS AKHIR ANALISA MESSAGE ISUP TRUNK INTERKONEKSI INDOSAT-TELKOM PASKA MIGRASI GATEWAY INTERKONEKSI PSTN TELKOM SEMARANG

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM)

BAB II TEORI PENUNJANG

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Edy Hadiyanto

: RANCANG BANGUN SIMULASI ENKRIPSI PADA KOMUNIKASI GSM

BAB II LANDASAN TEORI

PERANGKAT SGSN R7 ( SERVING GPRS SUPPORTING NODE

ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN. GSM PT. INDOSAT, Tbk

Oleh : Slamet Joyo Mulyono ( L2F )

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Komunikasi Seluler dan Perangkatnya Awal Perkembangan Teknologi Selular

BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Beberapa acuan yang digunakan dalam pengembangan sistem dan aplikasi

BAB II TEKNOLOGI SELULER GSM. (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple

Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

Analisis Kualitas Sinyal GSM di Kecamatan Syiah Kuala Menggunakan Nokia Network Monitor

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

DAFTAR ISI. ABSTRAK i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iv DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix

TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN

1.2 Arsitektur Jaringan GSM

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG

BAB III ANALISIS MASALAH

MODUL-10 Global System for Mobile Communication (GSM)

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI GSM. Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK PENDATAAN DAN PENCARIAN DISTRIBUTOR SUMBER DAYA MENGGUNAKAN CELL ID BERBASIS MOBILE

MOBILITY MANAGEMENT DALAM SISTIM NIRKABEL BERGERAK

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina

ANALISIS PENERAPAN BASE TRANSCEIVER STATION HIGH CAPACITY PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUCATION

BAB II LANDASAN TEORI

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN

BAB II DASAR TEORI. Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sistem

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Subsistem base transceiver station (BTS)

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

Implementasi Short Message Service pada Jaringan GSM Menggunakan OpenBTS v 5.0

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.2 Awal Perkembangan GSM (Global System for Mobile Communications ) di

Fendy Yulian Rakhmad (L2F606027) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Abstrak. Kata Kunci : drive test, TEMS, GPS

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam konferensi WARC (World Administrative Radio Conference) tahun

TUGAS AKHIR PENGARUH KAPASITAS LOCATIONS AREA CODE (LAC) PADA KUALITAS CSSR YANG DIAMATI DI MSS PADA JARINGAN KOMUNIKASI BERGERAK GENERASI KE 3(3G)

Global System for Mobile Communication ( GSM )

BAB III SISTEM TRACKING ARMADA

KONSEP DASAR SELULER. (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN PERTUMBUHAN PELANGGAN SELULER DI INDONESIA

OPTIMASI BTS MENGGUNAKAN ANTENA SEKTORAL SANDY KUSUMA/ UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

SISTEM PEMESANAN KAMAR RAWAT INAP MENGGUNAKAN SHORT MESSAGE SERVICES (SMS) PADA RUMAH SAKIT

PEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER

BAB II LANDASAN TEORI

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Makalah Seminar Kerja Praktek. SHORT MESSAGE SERVICE CENTER ( SMSC ) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM ( NSS ) PT. INDOSAT, Tbk.

BAB II SISTEM KOMUNIASI BERGERAK. internasional roaming.. Dengan GSM satelit roaming, pelayanan juga dapat

Kata kunci: GSM, SMS, DATA BASE, BTS

BAB II LANDASAN TEORI

SIMULASI SISTEM CALL JARINGAN SELULER

PERANGKAT DAN ALARM PADA BTS SIEMENS TELKOMSEL Aditya Wibowo (L2F606002)

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

BAB II DASAR TEORI. Antena merupakan elemen penting yang ada pada setiap sistem

BAB II SISTEM JARINGAN GSM DAN HANDOVER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah


TUGAS AKHIR. Analisa Trunk Congestion Pada MSC (Mobile Switching Center) DI PT. INDOSAT, Tbk

BAB III LANDASAN TEORI. komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai

Analisis Kualitas Jaringan 2G Pada Frekuensi 900MHz Dan 1800MHz Di Area Purwokerto

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 23 / DIRJEN / 2004 TENTANG

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii

Kajian Teknologi Layanan Free-Repply-SMS

PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN KOMUNIKASI SEKTOR INDUSTRI DENGAN INTELLIGENT NETWORK SEBAGAI UPAYA PERLUASAN DAERAH PEMASARAN

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

BAB III. KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk.

KAJIAN TEKNOLOGI LAYANAN FREE-REPPLY-SMS

Kata Kunci : Kinerja jaringan, 2G, TEMS, Mapinfo, Handover, Walk Test, RxLev, RxQual, Handover ping pong, Optimasi.

SCHEME OF SMS GATEWAY FOR INFORMATION ON OUTPATIENT TREATMENT AT RSUD Dr M. ZEIN PAINAN SUPPORTED BY THE PROGRAMMING LANGUAGE PHP & MYSQL

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB DENGAN SMS GATEWAY

ANALISIS KUALITAS RF PADA JARINGAN SELULER 2G & 3G DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

ABSTRAK. Radio Network Planning (RNP) Pada BTS (Base Transceiver Station)Baru di Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar CLAUDIA FADHILA

Transkripsi:

LINGAI NYAMUK PUTIK TEMBURUN Page 26

TIANGAU TOWER PEMKAB KIABU TELAGA Page 27

3.6 ARSITEKTUR JARINGAN GSM Jaringan GSM disusun dari beberapa identitas fungsional: Mobile Station (MS), merupakan perangkat yang dibawa pelanggan. Base Station Subsystem (BSS) yang mengendalikan hubungan radio dengan Mobile Station. Network Subsystem (NSS) Operation Subsystem (OSS) MS : User / pengguna BSS : Fisik tower Base Transceiver Station (BTS) Base Station Controller (BSC) Speech Transcoder (TC) NSS : Switching Mobile Switching Center (MSC) Home Location Register (HLR) Visitor Location Register (VLR) Authentication Center (AuC) Equipment Identity Register (EIR) OSS : Server Operation & Maintenance Centre (OMC-R) Page 28

3.7 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN Alat alat yang digunakan pada pengumpulan database tower di wilayah kabupaten kepulauan anambas ini adalah sebagai berikut: 1. GPS Tracker Page 29

2. Laptop Lenovo +Software TEMS 10.0.5 + Dongle 3. USB Aten 4. Soner K800i (injected Tems) Page 30

5. Soner W995 (injected Tems) 6. Kabel data Sony Ericson ORI 7. GPS Support TEMS Page 31

3.8 TAMPILAN PENGUKURAN MENGGUNAKAN TEMS Page 32

Page 33

BAB IV ANALISA Page 34

Dari hasil pengawasan jaringan telekomunikasi di lapangan didapatkan bahwa wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas masih memerlukan jaringan seluler yang merata. Mengingat jumlah tower yank ada di wilayah kabupaten kepulauan anambas ini sudah cukup memadai hanya kualitas yang masih perlu ditingkatkan. Untuk kontur wilayah kabupaten kepulauan anambas ini yang berbukit terjal ini banyak wilayah yang belum mendapatkan akses telekomunikasi padahal jarak dengan BTS tidak jauh. Secara keseluruhan kebutuhan akan telekomunikasi yang sangat mendesak dibutuhkan perhatian yang lebih. Penggunaan satelit sebagai akses jaringan telekomunikasi relatif lebih mahal sangat perlu diperhatikan lebih lanjut. Perencanaan jaringan telekomunikasi mengingat wilayah kabupaten kepulauan anambas yang jauh dan tidak bisa diakses dengan gelombang radio microwave memaksa peningkatan penggunaan satelit yang lebih mahal. Sehingga akses internet di kabupaten kepulauan anambas masih sangat terbatas. Maintenance jaringan dari pihak provider yang sangat kurang mengakibatkan penanggulangan akan masalah di lapangan lambat. BTS sering mengalami gangguan hingga berminggu-minggu, mengakibatjkan masyarakat tidak dapat mengakses telekomunikasi selama berminggu-minggu. Lebih lanjut untuk mencapai daerah yang terhalang oleh kontur bukit wilayah kabupaten kepulauan anambas dapat lebih dimaksimalkan penggunaan repeater. Kedepannya diharapkan peningkatan jaringan telekomunikasi dapat terealisasi secara lebih merata dan maksimal mengingat kebutuhan masyarakat akan akses telekomunikasi yang sangat besar untuk pembangunan wilayah kabupaten kepulauan anambas. 4.1 DATA TOWER TELEKOMUNIKASI DAN INFORMASI DI DAERAH PERBATASAN DAN PULAU TERLUAR (TELINFO-TUNTAS) KEWAJIBAN PELAYANAN UNIVERSAL (KPU) / UNIVERSAL SERVICE OBLIGATION (USO) Dari pengamatan di lapangan didapatkan bahwa untuk BTS KPU/USO kapasitas penggilan untuk satu satuan waktu sangat kecil sehingga sering terjadi drop call atau panggilan terputus serta tidak dapat melakukan panggilan keluar. Di segi biaya Page 35

melakukan panggilan yaitu pulsa pelanggan, didapatkan bahwa melakukan panggilan menggunakan BTS KPU/USO memakan pulsa yang lebih banyak dibanding dengan BTS biasa milik provider. Keterbatasan dalam hal maintenance saat ini menjadi masalah yang paling sering dihadapi dilapangan. Keterlambatan dalam hal maintenance ini menyebabkan banyak BTS dalam keadaan OFF AIR untuk waktu yang cukup lama. 4.2 TOWER BERSAMA MILIK PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS 4 titik tower bersama milik pemkab kepulauan anambas ada terdapat : Desa telaga kecamatan Siantan Selatan Desa kusik kecamatan jemaja Desa kiabu kecamatan siantan selatan Desa rintis kecamatan siantan Tower milik pemkab saat ini belum on air dikarenakan masih dalam negosiasi dengan pihak provider yang akan mengisi layanan telekomunikasi. Penggunaan satelit sebagai jaringan telekomunikasi memiliki kendala harga yang tinggi menjadi kendala yang harus diatasi lebih lanjut. Setelah 4 BTS ini aktif diharapkan dapat melayani lebih banyak masyarakat. Lebih lanjut dapat menggunakan repeater untuk dapat menjangkau daerah yang belum terjangkau sinyal seluler. 4.3 TOWER MILIK PROVIDER Untuk tower milik provider Telkomsel, Indosat, dan XL axiata yang ada diwilayah kabupaten kepulauan anambas sudah cukup baik. Permasalahan yang sering timbul adalah masalah maintenance dalam hal menanggapi kerusakan perangkat sangat lama sehingga sering terjadi hilang sinyal termasuk untuk ibukota kabupaten kepulauan Anambas yaitu tarempa. Untuk Tarempa yang sudah memiliki jaringan 3G memiliki kendala yaitu kurangnya kapasitas transfer data atau bandwidth. Kerusakan perangkat juga sering terjadi dan penanganan yang lama menyebabkan pelayanan yang kurang maksimal. Drop call dan call failure juga menjadi masalah dikarenakan panggilan yang overload untuk wilayah Tarempa. Page 36

Untuk di beberapa kecamatan seperti palmatak dan jemaja, akses telekomunikasi seluler sudah bisa diakses. Hal yang perlu ditingkatkan lagi adalah penambahan menara telekomunikasi (BTS) yang dirasa masih kurang. Agar dapat menjangkau wilayah yang lebih luas dan menyeluruh diwilayah kabupaten kepulauan anambas. 4.4 LAMPIRAN I Dasar-Dasar Penyelenggaraan Kegiatan 1. Peraturan Menteri Bersama, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan informatika dan kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 18 tahun 2009, Nomor 07/PRT/M/2009, Nomor 19/PER/M.KOMINFO/03/2009, Nomor 3/P/2009 Tentang Pedoman Pembangunan Dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi. 2. Peraturan Menteri Komunikasi dan informatika Republik Indonesia Nomor : 02/Per/M.KOM 3. Undang-undang No 25 tahun 2002 tentang pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor III, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4237); 4. Undang-undang No 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) 5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 125 tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4437 setelah diubah beberapa kali terakhir undang-undang nomor 12 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas undang-undang nomor 32 2004 tentang pemerintahan daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 nomor 59 tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4844); Page 37

6. Peraturan pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia 2005 nomor 140, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4578); 7. Peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintah antara pemerintah, provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/ kota (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 nomor 82, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 37); 8. Peraturan presiden nomor 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah; 9. Keputusan presiden nomor 83/p tahun 2010 tentang pengesahan pengangkatan Drs. Muhammad Sani dan Dr.H. M Soerya Respationo,SH. MH sebagai Gubernur dan wakil Gubernur Kepulauan Riau masa jabatan 2010-2015; 10.Peraturan menteri dalam negari nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah sebagaimana telah diubah dengan peraruran menteri dalam negeri nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah; Page 38

Page 39