Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANGKAT 3G RBS 3116

Arsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

BAB II LANDASAN TEORI

PERANGKAT DAN ALARM PADA BTS SIEMENS TELKOMSEL Aditya Wibowo (L2F606002)

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

BAB II TEORI PENUNJANG

OPTIMASI BTS MENGGUNAKAN ANTENA SEKTORAL SANDY KUSUMA/ UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB II LANDASAN TEORI

GSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Jurnal ICT Vol 3, No. 5, November 2012, hal AKADEMI TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA

2.6 Operation and Maintenance Radio Base Station dirancang untuk teknologi 2G. Sama halnya dengan Radio Base Station

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

D a t a b a s e M e n a r a T e l e k o m u n i k a s i. Page 26

Hardware Description DCS Centum VP

BAB II TEORI DASAR RECTIFIER

BAB III LANDASAN TEORI. Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian infomasi,

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS

KONSEP DASAR SELULER. (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT


ARSITEKTUR PADA BASE TRANCEIVER STATION NOKIA ULTRASITE

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 23 / DIRJEN / 2004 TENTANG

BAB III JARINGAN BWA WIMAX

STRUKTUR DIAGRAM PONSEL FUNGSI DAN GEJALA KERUSAKAN KOMPONEN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.2 Awal Perkembangan GSM (Global System for Mobile Communications ) di

BAB III PELAKSANAAN REBALANCING

Kata kunci : BTS, maintenance, gangguan, power.

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM

BAB III ANALISIS TRAFIK DAN PARAMETER INTERFERENSI CO-CHANNEL

Analisis Kualitas Sinyal GSM di Kecamatan Syiah Kuala Menggunakan Nokia Network Monitor

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PARAMETER PERFORMANSI TRAFIK MULTIBAND CELL

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUJIAN ALAT

ANALISIS PENERAPAN BASE TRANSCEIVER STATION HIGH CAPACITY PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUCATION

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 267 / DIRJEN / 2005 TENTANG

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

MODUL-10 Global System for Mobile Communication (GSM)

PERANGKAT SGSN R7 ( SERVING GPRS SUPPORTING NODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Optimasi BTS Untuk Peningkatan Kualitas Jaringan CDMA 2000

BAB III PERANCANGAN ALAT

PEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER

BAB III PENGIMPLEMENTASIAN SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

APLIKASI SISTEM KONTROL DCS

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Komunikasi Seluler dan Perangkatnya Awal Perkembangan Teknologi Selular

BAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA

PEMBAGIAN DIAGRAM BLOK DASAR PONSEL

Oleh : Budi Nugroho ( L2F )

BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM)

Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

BAB II SISTEM KOMUNIASI BERGERAK. internasional roaming.. Dengan GSM satelit roaming, pelayanan juga dapat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

BAB II LANDASAN TEORI

Global System for Mobile Communication ( GSM )

TUGAS AKHIR ANALISA MESSAGE ISUP TRUNK INTERKONEKSI INDOSAT-TELKOM PASKA MIGRASI GATEWAY INTERKONEKSI PSTN TELKOM SEMARANG

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

OPTIMALISASI KAPASITAS TRAFIK DENGAN TRANSCEIVER GROUP SYNCHRONIZATION DI PT XL AXIATA Tbk PURWOKERTO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI GSM. Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III LANDASAN TEORI. tempat ke tempat lain ( Dalam

BUKU PETUNJUK MC909 MODEM CLUSTER VER: 1.242

PENGANTAR TELEKOMUNIKASI

FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport

1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard

SITE XXX. Indoor Walk Test Overview

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

BAB II LANDASAN TEORI

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

I. PENDAHULUAN 1 II. SPESIFIKASI TEKNIK 2 III. KETERANGAN ALAT 3 IV. PANEL MONITOR 3 V. PROSES PENGETESAN UPS 4 VI. CARA MENGOPERASIKAN UPS 5

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT

: RANCANG BANGUN SIMULASI ENKRIPSI PADA KOMUNIKASI GSM

SWITCHER (ROUTER) VIDEO/ AUDIO 4x2

Transkripsi:

2.2 Skema 2 nd Generation Network Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network Keterangan dari gambar diatas adalah : 1) MS : Mobile Station 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station 3) BSC : Base Station Controler 4) BSS : Base Station System 5) MSC : Mobile Switching Center 6) GMSC : Gateway MSC 7) OMC : Operation and Maintenance System 8) EIR : Equipment Identity Register 9) AUC : Authentication Center 10) HLR : Home Location Register 11) VLR : Visitor Location Center 23

2.3 Topologi 2 nd Generation (2G) Network Gambar II.8 Topologi 2 nd Generation (2G) Network 2.4 Radio Base Station 2206 Radio Base Station 2206 merupakan salah satu jenis dari RBS 2000 yang berada pada lokasi indoor. RBS 2206 dapat beroperasi pada frequensi GSM 900, GSM 1800 dan GSM 1900. RBS 2206 dirangcang untuk instalasi dalam ruangan (indoor) sehingga terindung dari cuaca dan mempunyai temperature yang tepat. RBS 2206 berbentuk seperti lemari yang menjulang keatas (cabinet). Pengkabelan diletakkan dalam cabinet bagian atas, baik itu kabel jumper yang terkoneksi dengan antenna sectoral, kabel transmisi, maupun power utama. RBS 2206 mempunyai kapasitas cakupan yang tinggi sampai dengan enam Double Transceiver Unit (dtru). Catu daya pada RBS 2206 (PSU) dapat merubah tegangan dari 230 VAC ke +24 VDC. RBS 2206 juga dilengkapi dengan 24

Battery Backup System (BBS) untuk mengantisipasi padamnya listrik sehingga RBS tetap mendapat asupan listrik sehingga beberapa jam lamanya. 2.4.1 Spesifikasi RBS 2206 RBS 206 mempunyai beberapa karakteristik utama, antara lain: 1) Kapasitas maksimal Transceiver 12 TRx, dengan 6 buah board Double Transceiver Unit (dtru) 2) Band Frequensi : GSM 800, P-GSM 900, GSM 1800, GSM 1900 3) TX : 869-894, 925-260, 1805-1880, 1930-1990 MHz. RX : 824-849, 880-915, 1710-1785, 1850-1910 MHz. 4) Jumlah Sektor : 1 sampai dengan 3 sektor 5) Power Antenna Feeder : 35 W /45,5 dbm (GSM 800 dan GSM 1900) 28 / 44,5 dbm (GSM 1800 dan GSM 1900) 6) Power Supply : 120 250V AC, 50 60 Hz : -48 72V DC 7) Terdapat baterei cadangan (Optional External) yang dapat back-up power selama delapan jam 8) Temperature operasional BTS : 5 C - 40 C (41 F - 104 F) 9) Berat Rangka Dasar 12 Kg, dan Berat Total 230 Kg. 10) Panjang 600 mm, lebar 400 mm dan Tinggi 1820 mm. 11) Terdapat 16 Eksternal Alarm 12) Cabinet dirancang sedemikian rupa sehingga tahan terhadap gempa bumi 13) Kabel untuk jumper antenna, kabel transmisi dan Power utama diletakkan di bagian cabinet paling atas 25

2.4.2 Perangkat perangkat RBS 2206 Pada RBS 2206 terdapat beberapa unit unit penting yang memiliki fungsi yang berbeda beda, diantaranya adalah : 1) Distribution Switch Unit (DXU) 2) Double Transceive Unit (dtru) 3) Combining and Distribution Unit (CDU) 4) Configuration Switch Unit (CXU) 5) Power Supply Unit (PSU) 6) Internal Distribution Module (IDM) 7) AC / DC Connection Unit (ACCU / DCCU) 8) Optional Expansion Unit (OXU) 9) Battery Backup System (BBS) Gambar II.9 Radio Base Station 2206 26

RBS 2206 Hardware overview dtru CDU ESB (TG Sync) dtru External Alarms (16) OMT Interface DXU 21 Y L I N K dtru dtru C X U CDU PCM A PCM B dtru PCM C PCM D dtru CDU Mains Supply Fans FCU EPC Bus PSU BFU Batteries LZU 108 5741 Uen Rev 2A 2003-10-31 28 GSM RBS 2106/2206/2207 Maintenance Gambar II.10 Skema Konfigurasi RBS 2206 2.4.2.1 Distribution Switch Unit (DXU) Distribution Switch Unit (DXU) adalah unit pengontrol pusat untuk RBS. DXU mempunyai suatu memory card yang didalamnya disesuaikan dengan setting parameter RBS. DXU juga dilengkapi dengan empat koneksi untuk jalur transmisi. Yaitu mampu menangani kedua jalur transmisi, baik 2048 Kbit (E1) maupun 1544 Kbit (T1). DXU yang digunakan pada RBS 2206 adalah DXU-21. Fungsi dari DXU adalah : 1) Mengatur keseluruhan kinerja dari RBS, baik Hardware maupun Software 2) Mengendalikan Power dan unit pada RBS 3) Menghasilkan referensi waktu (Synchronize Time) untuk RBS 4) Menyadap informasi sinkronisasi dari link PCM 5) Mendukung alat penghubung bagi BSC yang mengumpulkan dan memancarkan alarm 27

Gambar II.11 DXU-21 RBS 2206 DXU memiliki peralatan transmisi tambahan yang diletakkan disampingnya. Peralatan tersebut adalah Optional Expansion Unit (OXU). Peralatan tersebut befungsi untuk hubungan jaringan transmisi ke radio Microwave. 2.4.2.2 Double Transceiver Unit (dtru) Double Transceiver Unit (dtru) merupakan suatu unit yang bekerja sebagai pemancar dan juga penerima sinyal dari Base Station Controler (BSC) ke Mobile Station (MS), maupun dari MS ke BSC. Jangkauan yang dapat dipancarkan oleh dtru adalah sebesar 121 km, namun pada kenyataanya jangkauan tersebut kurang dari 121 km karena banyaknya halangan pada kota kota besar seperti gedung, pepohonan dan yang selainnya. Pada suatu cabinet RBS 2206 dapat diinstal enam buah dtru dengan 12 TRx per cabinet. dtru berisi dua TRx untuk pengirim dan penerima dua pembawa gelombang radio. dtru mempunyai suatu built-in kombinasi dengan kemungkinan yang opsional untuk berkombinasi dua sinyal Tx ke dalam satu Tx keluaran. Hal ini juga tersedia untuk empat Rx cabang yang berbeda untuk peningkatan lebih lanjut dalam sensitivity. 28

Gambar II.12 dtru RBS 2206 2.4.2.3 Combining and Distribution Unit (CDU) CDU adalah alat penghubung antara transceiver dan system antenna. Tujuan utama dari CDU adalah untuk mengurangi jumlah penggunaan antenna dalam setiap cell / sector. Semua sinyal masuk ke filter sebelum transmisi dan setelah menangkap atas bantuan bandpass filter. Di dalam satu RBS 2206 terdapat maksimum tiga CDU. Fungsi dari CDU yaitu untuk menggabungkan sinyal yang dipancarkan dari beberapa transceiver dan mendistribusikan sinyal penerima kepada beberapa transceiver. Dua jenis CDU yang berbeda digunakan didalam RBS 2206 untuk mendukung semua konfigurasi: 1) CDU-G merupakan filter combiner untuk penggunaan kapasitas tinggi. Digunakan pada GSM 900 dan 1800 29

2) CDU-F salah satu bentuk untuk kapasitas tinggi atau coverage luas. Digunakan pada GSM 800 dan 1900 Gambar II.13 CDU-G dan CDU-F RBS 2206 2.4.2.4 Configuration Switch Unit (CXU) CXU berfungsi untuk menghubungkan CDU dan dtru dijalur penerima. CXU dibuat untuk memperluas atau mengatur kembali suatu cabinet tanpa menggantikan kabel Receive (Rx). Rx Input / Output pada dtru dan CDU ditempatkan dalam posisi yang sedemikian rupa sehingga memperkecil jumlah jenis kabel untuk menghubungkan CXU dengan dtru dan CDU. Gambar II.14 CXU RBS 2206 2.4.2.5 Power Supply Unit (PSU) Power supply Unit (PSU) berfungsi untuk merubah tegangan AC dan DC menjadi tegangan DC +24 VDC. Jenis jenis PSU pada RBS 2206 30

1) PSU AC untuk dihubungkan ke AC. PSU AC merubah 120 sampai dengan 250 VAC menjadi +24DC 2) PSU DC untuk dihubungkan kesumber tegangan -48 atau -60 VDC. PSU DC merubah -48 VDC sampai dengan -60 VDC menjadi +24VDC Gambar II.15 PSU-AC dan PSU-DC RBS 2206 2.4.2.6 AC Connection Unit (ACCU) dan DC Connection Unit (DCCU) AC Connection Unit (ACCU) dan DC Connection Unit (DCCU) menangani masalah distribusi dan connection dan disconnection dari Power Software voltage yang masuk kepada PSU. Connection dan Disconnection dilakukan oleh tombol yang utama. Unit ini juga dilengkapi dengan peralatan Filter Gambar II.16 ACCU dan DCCU RBS 2206 31

2.4.2.7 Fan Control Unit (FCU) Fan Control Unit (FCU) merupakan alat yang mengendalikan empat kipas angin di system pendingin dengan putaran kipas yang cepat. FCU memiliki indicator untuk informasi status kipas jika ada satu atau beberapa kipas yang mati maka RBS akan memberikan alarm Fans Faulty. Unit ini terrhubung oleh EPC- Bus yang berfungsi untuk menghubungkannya ke DXU sebagai unit yang mengontrol tingkat suhu didalam RBS. Gambar II.17 FCU RBS 2206 2.4.2.8 Internal Distribution Module (IDM) IDM adalah sebuah panel yang berfungsi untuk mendistribusikan tegangan +24 VDC ke beberapa unit seperti DXU, dtru,cdu dan CXU. Masing masing unit tersebut dialirkan tegangan yang dihubungkan dengan saklar pada IDM. Gambar II.18 IDM RBS 2206 2.5 Perangkat Tambahan RBS 2206 2.5.1 Battery Backup System (BBS) 32

Battery Backup System (BSS) menyediakan asupan power dari baterai yang standby sampai dengan delapan jam apabila listrik PLN padam. BBS dikontrol oleh Battery Fuse Unit (BFU) yang berfungsi untuk mengatur dan menghubungkan atau memutuskan baterei pada saat tegangan rendah. Gambar II.19 Battery Backup System 2000 2.5.2 Battery Fuse Unit (BFU) BFU mengontrol sistem baterai dengan: 1) Mengukur tegangan dan arus baterai 2) Mengukur suhu baterai 3) Mengukur tegangan beban RBS BFU akan melepas baterai dari RBS jika: 1) Tegangan baterai turun di bawah 21,0 V atau, 2) Suhu baterai naik di atas 65 C (149F) BFU akan melepas baterai dari perangkat Transmisi ketika: 1) Tegangan baterai turun di bawah 20,8 V 33

BFU akan kembali ke baterai bila: 1) Sistem tegangan naik di atas 25,5 V dan, 2) Suhu baterai turun di bawah 55 C (131F) Pengaturan ini dapat dirubah dengan aplikasi Operation and Maintenance Terminal (OMT) Gambar II.20 Battery Fuse Unit (BFU) RBS 2206 34