AMOBILISASI ENZIM BROMELIN DARI BONGGOL NANAS DENGAN BAHAN PENDUKUNG (SUPPORT) KARAGENAN DARI RUMPUT LAUT (Euchema cottonii) Wuryanti

dokumen-dokumen yang mirip
AMOBILISASI ENZIM BROMELIN DARI BONGGOL NANAS DENGAN BAHAN PENDUKUNG (SUPPORT) KARAGENAN DARI RUMPUT LAUT (Euchema cottonii)

PENGUJIAN STABILITAS ENZIM BROMELIN YANG DIISOLASI DARI BONGGOL NANAS SERTA IMOBILISASI MENGGUNAKAN KAPPA KARAGENAN

ISOLASI DAN PENENTUAN AKTIVIAS SPESIFIK ENZIM BROMELIN DARI BUAH NANAS (Ananas comosus L.) Wuryanti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISASI AKTIVITAS ENZIM BROMELIN DARI KULIT NANAS (Ananas comosus (L) Merr) YANG DIAMOBILISASI DENGAN SILIKA GEL DAN CMC

BAB I PENDAHULUAN. Protease adalah enzim yang memiliki daya katalitik yang spesifik dan

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

khususnya dalam membantu melancarkan sistem pencernaan. Dengan kandungan

BAB I PENDAHULUAN. waktu sekitar sehari semalam. Dalam SII Nomor , brem padat. dalam pembuatan brem padat adalah ketan putih.

PEMBUATAN MINYAK KELAPA DENGAN PENAMBAHAN BUAH NANAS MUDA (THE MAKING OF PALM OIL WITH YOUNG FRUIT PINEAPPLE ADDITION)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3)

Metode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan

KARAKTERISASI ENZIM PROTEASE DARI GETAH TANAMAN BIDURI (Calotropis gigantea) HASIL EKSTRAKSI MENGGUNAKAN AMONIUM SULFAT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Kombinasi Protein Koro Benguk dan Karagenan Terhadap Karakteristik Mekanik (Kuat Tarik dan Pemanjangan)

BAB I PENDAHULUAN. Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia,yang

BAB V. PEMBAHASAN. 5.1 Amobilisasi Sel Lactobacillus acidophilus FNCC116. Amobilisasi sel..., Ofa Suzanti Betha, FMIPA UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. tanaman terutama hasil pertanian dan rempah-rempah. Hal ini didukung oleh

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN AKTIVITAS SPESIFIK HEKSOKINASE DARI LIMBAH ANGGUR PISANG BIJI.

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR

Molekul, Vol. 6. No. 2. Nopember, 2011: AMOBILISASI PROTEASE DARI Bacillus sp. BT 1 MENGGUNAKAN POLIAKRILAMIDA. Zusfahair* dan Amin Fatoni

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium

KARAKTERISASI BEBERAPA ION LOGAM TERHADAP AKTIVITAS ENZIM TRIPSIN (THE CHARACTERIZATION OF SEVERAL METAL IONS TOWARDS THE ENZYME TRYPSIN ACTIVITY)

PENGARUH ION Cu 2+ PADA MATRIKS AGAROSE TERHADAP KESTABILAN ENZIM BROMELAIN HASIL ISOLASI YANG AMOBIL SKRIPSI. Oleh : DISKI AMALIA NRP.

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

TEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

PENGARUH PENAMBAHAN ION LOGAM Ca 2+ TERHADAP AKTIVITAS ENZIM PAPAIN. THE ADDITION EFFECT OF THE METAL IONS Ca 2+ ON THE PAPAIN ACTIVITIES

KONVERSI PENISILIN MENJADI 6-APA OLEH ENZIM PENISILIN ASILASE YANG DIAMOBILKAN DENGAN K-KARAGENAN DAN KITIN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu pengekspor buah nanas yang menempati posisi

PERBANDINGAN METODE POTENSIOMETRI MENGGUNAKAN BIOSENSOR UREA DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UNTUK PENENTUAN UREA

BAB I PENDAHULUAN. fosfor, besi atau mineral lain. Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

YUWIDA KUSUMAWATI A

AMOBILISASI PEKTINASE HASIL ISOLASI DARI Aspergillus niger MENGGUNAKAN MATRIKS KARAGENAN. Elvanila Tanjung, Anna Roosdiana*, Diah Mardiana ABSTRAK

Optimasi Amobilisasi Bromelin Menggunakan Matriks Pendukung Kitosan

PENGARUH PENAMBAHAN ZnSO 4 TERHADAP AKTIVITAS ENZIM TRIPSIN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Protease dari Penicillium sp.

I. PENDAHULUAN. Ikan rucah merupakan ikan-ikan kecil dengan ukuran maksimum 10 cm yang ikut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH AKTIVATOR SISTEIN DAN NATRIUM KLORIDA TERHADAP AKTIVITAS PAPAIN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi sekarang ini. Menurut catatan World Economic Review (2007), sektor

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Penyerapan Logam Berat Timbal (PB) Dengan Enzim Protease Dari Bakteri Bacillus Subtilis

3 Metodologi Percobaan

KARAKTERISASI ENZIM PROTEASE DARI GETAH TANAMAN BIDURI (Calotropis gigantea) HASIL EKSTRAKSI MENGGUNAKAN AMONIUM SULFAT

PENGARUH PENAMBAHAN SORBITOL TERHADAP STABILITAS ph ENZIM PROTEASE DARI Bacillus subtilis ITBCCB148

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam Kampung Dalam Larutan Ekstrak Nanas Terhadap ph

PRODUKSI ENZIM AMILASE

AMOBILISASI ENZIM PENISILIN ASILASE DARI E. coli B1O4 DENGAN POLIAKRILAMIDA

BAB IV. HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ester gula asam lemak merupakan non-ionik emulsifier yang bersifat

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan mempunyai fungsi penting sebagai katalisator reaksi biokimia

HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMATION OF THE INCUBATION TIME FOR ENZYMATIC PRODUCTION OF COCONUT OIL USING THE FRUIT S LATEX OF Carica papaya L

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah: zat organik yang terdiri dari 1 atom oksigen dengan 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

PEMBAHASAN. I. Definisi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME DAN INFORMASI GENETIK PERCOBAAN 2 UJI AKTIVITAS SUKSINAT DEHIDROGENASE

PEMANFAATAN BUAH TOMAT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NATA DE TOMATO

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran

Dari uji kompetisi, persentase penghambatan dengan rasio inokulum 1:1 sudah cukup bagi Bacillus sp. Lts 40 untuk menghambat pertumbuhan V.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian. pedaging (Budiansyah, 2004 dalam Pratiwi, 2016).

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

* JURNAL MEDIA SAINS 2 (1): P-ISSN : E-ISSN :

OPTIMALISASI PRODUKSI SEMI-REFINED CARRAGEENAN DARI RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII DENGAN VARIASI TEKNIK PENGERINGAN DAN KADAR AIR BAHAN BAKU

PENENTUAN ph OPTIMUM ISOLASI KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT JENIS Eucheuma cottonii. I G. A. G. Bawa, A. A. Bawa Putra, dan Ida Ratu Laila

KARAKTERISASI ENZIM BROMELIN YANG DIAMOBILISASI DALAM AGAR KOMERSIAL. Rita Oktavia 1, Suharti 1, Evi Susanti 1

UJI KUALITATIF ETANOL YANG DIPRODUKSI SECARA ENZAMATIS MENGGUNAKAN Z. MOBILIS PERMEABEL

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 Hasil dan Pembahasan

Agar hidrokoloid gelling yg kuat, terbuat dari ganggang laut Struktur : polimer D-galaktosa dan 3 6,anhydro-Lgalaktosa dengan sedikit ester sulfat

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi ternak dan pengetahuan peternak semakin

BAB I PENDAHULUAN. penyimpan cadangan makanan. Contoh umbi-umbian adalah ketela rambat,

4 Hasil dan Pembahasan

KAJIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii SKALA RUMAH TANGGA ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

2. ANALISIS PROTEIN. 1. Pendahuluan

Transkripsi:

AMBILISASI ENZIM BRMELIN DARI BNGGL NANAS DENGAN BAAN PENDUKUNG (SUPPRT) KARAGENAN DARI RUMPUT LAUT (Euchema cottonii) Wuryanti Staf Pengajar Jurusan Kimia FMIPA Universitas Diponegoro. Abstract Bromelin is proteolytic enzyme contained in pineapple (Ananas comosus L.) Imobilized enzyme from the pineapple stem had been done.n this method enzyme is entrapped by carrageenan as a support matrix.unit activity tes with casein substrat and protein contain tes with Lowry method.the research result that ponepple stem bromelin enzyme have optimum incubation time of 5 minutes, optimum temperature at 35 o C, optimum p at 6.0 with spesifik aktivity 7.215 U/mg. After immobilization bromelin have optimum incubation time of 5 menutes, optimum temperature at 33 o C, optimum p at 6.5 with specific activity of 7.215 U/mg. Immobilization enzyme stability maintained to twice utilization. Key words : Bromelin, Enzyme, Ammobilization, specific activity Abstrak Bromelin adalah enzim proteolitik yang terdapat pada tananam nanas (Ananas comosus L) Telah dilakukan amobilisasi bromelin dari bonggol nanas. Amobilisasi dilakukan dengan metode penjebakan dengan polimer karagenan. Penentuan unit aktifitas dengan substrat kasein dan penentuan kadar protein dengan metoda Lowry. Enzim bromelin dari bonggol nanas bebas mempunyai kondisi waktu inkubasi optimum 5 menit, suhu optimum 35 o C, p optimum 6,0 dengan aktifitas spesifik U/mg. Setelah amobilisasi enzim bromelin bonggol nanas amobil memiliki waktu inkubasi optimum 5 menit, suhu optimum 33 o C, p optimum 6,5 dengan aktivitas spesifik U/mg. Pada pemakaian pertama aktifitas spesifik U/mg, pada pemakaian kedua U/mg, pada pemakaian ketiga 7,020 U/mg. Stabilitas enzim bromelin bonggol nanas amobil dapat dipertahankan hingga dua kali pemakaian. Key words : Bromelin, Enzyme, Ammobilization, specific activity PENDAULUAN Enzim merupakan unit protein fungsional yang berperan mengkatalisis reaksi-reaksi dalam metabolisme sel dan reaksi-reaksi lain dalam tubuh. Spesifikasi enzim terhadap substratnya teramat tinggi dalam mempercepat reaksi kimia tanpa produk samping 1. Bromelin Banyak varietas nanas ((Pineapple, Ananas comosus L) yang termasuk dalam family bromeliaseae mengandung enzim proteolitik yang disebut bromelin. 2 Enzim ini menguraikan protein dengan jalan memutuskan ikatan peptida dan menghasilkan protein yang lebih sederhana 3. Enzim bromelin terdapat dalam semua jaringan tanaman nanas. Sekitar setengah dari protein dalam nanas mengandung protease bromelin. Di antara berbagai jenis buah, nanas merupakan sumber protease dengan konsentrasi tinggi dalam buah yang masak. 4 Bromelin bonggol nanas memiliki sifat karakteristik 5,6,7 sebagai berikut : a. berat molekul 33.500 b. titik isoelektrik : p 9,55 c. p optimum : 6-8 d. suhu optimum :50 o C e. aktivitas spesifik: 5-10 U/mg protein. f. Warna : putih sampai kekuning-kuningan dengan bau khas.

Bromelin merupakan unsur pokok dari nanas yang penting dan berguna dalam bidang farmasi dan makanan 4. Fungsi bromelin mirip dengan papain dan fisin, sebagai pemecah protein. Pada akhirakhir ini enzim bromelin lebih banyak digunakan untuk penjernihan bir ( chillpoofing bir ) dan pengempukan daging 7. Selain itu enzim bromelin sering pula dimanfaatkan sebagai bahan kontrasepsi KB untuk memperjarang kehamilan. Ibu-ibu yang sedang mengandung tidak dianjurkan makan nanas karena dapat mengakibatkan keguguran 8. Kegunaan lain dari bromelin adalah untuk memperlancar pencernaan protein, menyembuhkan artritis, sembelit, infeksi saluran pernafasan, luka atletik(pada kaki), angina, dan trauma 9. Amobilisasi Enzim Amobilisasi enzim artinya enzim dibatasi atau terlokalisir sehingga enzim dapat digunakan secara kontinyu. Masalah yang menarik agar enzim diamobilisasi jika jumlah substrat sangat besar dan enzim yang digunakan mahal 10.Keuntungan enzim yang diamobilisasi adalah enzim dapat dipisahkan dari campuran reaksi dengan cepat, produksi hasil reaksi dapat diperoleh tanpa terkontaminasi enzim dan enzim yang diperoleh kembali dapat dipakai lagi 11. Amobilisasi enzim diklasifikasikan menjadi tipe ikatan karier, ikatan silang, dan penjeratan. Klasifikasi tersebut dapat dilihat pada gambar 1. Amobilisasi enzim dapat dianggap sebagai perubahan enzim dari larut dalam air keadaan bergerak menjadi keadaan tidak bergerak yang tidak larut. Amobilisasi mencegah difusi enzim ke dalam campuran reaksi dan mempermudah memperoleh kembali enzim tersebut dari aliran produk dengan teknik pemisahan padat atau cair yang sederhana. Ada 5 teknik ( metode ) amobilisasi yaitu : 1. Absorbsi enzim pada bahan pendukung 2. Pengikatan enzim secara kovalen pada bahan pendukung 3. Pengikatan silang enzim pada bahan pendukung 4. Penjeratan enzim dalam suatu bahan pendukung 5. Mikroenkapsulasi Secara tradisional enzim digunakan secara langsung, dengan melarutkan enzim bebas ke dalam larutan substrat. Penggunaan secara langsung dari enzim bebas pada skala besar mempunyai beberapa kelemahan antara lain : 1. Enzim bebas hanya dapat digunakan untuk satu kali proses karena enzim sukar dipisahkan dari produknya. 2. Diperlukan proses inaktivasi enzim pada akhir reaksi, sehingga enzim dapat digunakan lebih efisien dan berulang kali. Pada suatu proses industri digunakan enzim amobil 13. 13. Metode Amobilisasi Enzim Ikatan Karier Ikatan Silang Jeratan Absorpsi fisik Ikatan ionik Ikatan kovalen Tipe lubang-lubang Tipe Mikro kapsul Gambar 1. Tipe-tipe Amoblisasi Enzim 12.

Kelebihan enzim amobil adalah dapat digunakan berulang-ulang, penghentian reaksi dapat dikerjakan secara cepat dengan memindahkan enzim dari larutan reaksi. Dalam banyak hal, enzim distabilkan oleh ikatan, dalam proses ini larutan tidak terkontaminasi dengan enzim. Pada proses analitik waktu paruh panjang, kecepatan peluruhan yang dapat diramalkan dan pembuatan reagen dapat dihemat. Kappa karrageenan adalah polisakarida yang mengandung ester sulfat, lebih dari 20% bagian gula tersulfonasi tidak larut dalam air dingin. Tetapi dapat dilarutkan dengan pemanasan dan pada pendinginan berbentuk gel. Temperatur terjadinya gel dan kualitas gel tergantung pada konsentrasi polimer setara dengan jumlah dan tipe ikatan yang ada 14. Kappa karrageenan dapat diperoleh dari rumput laut jenis Euchema cottonii. Unit-unit penyusun polisakarida Kappa karrageenan adalah beta-dgalaktosa sulfat dan 5,6-anhidro-alfa-D-galaktosa. Berat molekul Kappa karrageenan berkisar antara 100.000-800.000 14. C 2 S 3 - Meskipun secara teoritis penggunaan enzim amobil adalah lebih menguntungkan dari pada enzim bebas untuk proses industri, kenyataannya tidak selalu demikian. al ini disebabkan proses amobilisasi enzim merubah parameter-parameter kinetik dan kestabilan enzim yang sangat ditentukan oleh teknik amobilisasi enzim yang digunakan. 15. Pada penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas spesifik bromelin bebas dengan bromelin amobil. METDE PENELITIAN 2 C Struktur karagenan Sebanyak 500 mg karagenan dilarutkan dengan 15 ml NaCl psikologis kemudian dipanaskan sehingga suhu menjadi kira-kira 70 o C lalu didinginkan menjadi 40 o C. Selanjutnya enzim disuspensikan dengan NaCl psikologis sebanyak 10 ml lalu dipanaskan menjadi 40 o C. Setelah keduanya mencapai suhu 40 o C kemudian dicampur dengan pengadukan hingga rata. Lalu dituangkan kedalam cawan petri dan kemudian didinginkan pada suhu 10 o C. Setelah dingin dicuci dengan larutan NaCl psikologis kemudian dipotong-potong dengan ukuran (3x3x3) mm lalu diuji aktivitasnya 16. Selanjutnya enzim amobil diperoleh direaksikan dengan substrat kasein untuk menentukan unit aktivitasnya. Untuk menentukan aktivitas spesifik, dilakukan pula penentuan kadar protein dengan metoda Lowry. ASIL DAN PEMBAASAN Proses amobilisasi akan berpengaruh terhadap kondisi optimum suatu enzim. asil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum waktu inkubasi, suhu dan p bromelin dari bonggol nanas sebelum amobilisasi sebesar 5 menit, 35 o C dan 6,0, sedangkan kondisi optimum bromelin dari bonggol nanas yang telah diamobilisasi adalah 5 menit, 33 o C, 6,5. Perbedaan ini disebabkan oleh muatan molekul protein enzim dan matrik kariernya. Jika matrik bermuatan negatif maka terjadi pengumpulan ion + pada permukaan matrik. Jika matrik bermuatan lebih positif maka terjadi pengumpulan ion - pada permukaan matrik. al ini sesuai teori yang dikemukakan Fardiaz dan Rehm,.J. Tabel 1. Kondisi optimum enzim bromelin bebas dan amobil. Bromelin Bebas Amobil Waktu inkubasi (menit) 5 5 Suhu ( o C) 35 33 Ph 6,0 6,5 spesifik (U/mg)

suatu enzim dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, terutama p dari media dan sifat protein enzim itu sendiri. Proses amobilisasikan berakibat terjadinya perubahan p karena distribusi yang tidak seragam dari ion hidrogen, ion hidroksil dan substrat 16,17. Perubahan kondisi optimum antara enzim bromelin dari bonggol nanas bebas dan amobil dapat dilihat pada tabel 1. Salah satu keuntungan dari enzim amobil adalah bahwa enzim amobil dapat dipakai beberapa kali reaksi. Untuk bromelin dari bonggol nanas amobil aktivitas spesisfik enzim amobil dapat dipertahankan pada pemakaian dua kali. Untuk pemakaian yang ketiga kali ternyata aktivitas spesifiknya mengalami perubahan, walaupun perubahan amobil sbb.(tabel 2) : sedikit. asil pemakaian bromelin Tabel 2. asil pemakaian bromelin amobil. Pemakaian Ke 1 2 3 Unit (U/mL) 8,494 8,494 17,994 spesifik (U/mg) 7,020 Penurunan aktivitas spesifik (%) 0 0 2,7 Terjadinya penurunan daya katalitik enzim amobil ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah erosi matrik pada saat pembuatan enzim amobil dan pada saat reaksi enzimatis juga jenis matrik amobil yang dipakai. Meoda amobilisasi ini bermanfaat diantaranya pada bidang industri, kesehatan. Pada bidang industri, enzim amobil dapat dimanfatkan untuk berulang kali reaksi sehingga dapat menghemat anggaran pemakaian enzim. Pada bidang kesehatan, enzim amobil selain untuk pemakaian berulang kali, dapat juga untuk pemakaian pada penyembuhan penyakit dengan kemampuan atau aktivitas enzim tertentu. KESIMPULAN 1. Enzim bromelin dari bonggol nanas dapat distabilkan dengan proses amobilisasi. 2. spesifik enzim bromelin amobil dapat dipertahankan pada pemakaian dua kali. 3. Kondisi optimum enzim bromelin amobil sbb. : Waktu inkubasi Suhu inkubasi : 5 menit : 33 o C p : 6,5 UCAPAN TERIMA KASI Terima kasih kami sampaikan kepada yang terhormat : 1. Bapak Drs. Damin Sumardjo, Kepala Laboratorium Bioteknologi Fakultas Kedokteran UNDIP 2. Bapak Drs. A.S. Winoto, Apt., Koordinator Pendidikan, Bagian Kimia Fakultas Kedokteran UNDIP. 3. Ratnawati, SSi.Alumni Jurusan Kimia FMIPA UNDIP. 4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu atas sumbangsih yang telah diberikan, baik berupa saran pelaksanaan penelitian, penyusunan laporan penelitian maupun penyusunan artikel ini. Semoga budi baik beliau-beliau terbalas oleh-nya. DAFTAR PUSTAKA 1. Lehninger. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga: Jakarta.,1982 hlm 248-249 2. UI, Y..,Encyclopedia of food science and technology, Volume 3 John Wiley 1747. and Sons Inc. : New York, 1992,p.

3. Sumarno, Skripsi S1, Jurusan Kimia FMIPA UI, Depok,1989. 4. Donald, K.T.,Fruit and vegetable Juice Processing Technology, 2 nd, The AUI publising,197,p.180. 5. Mantell,S., Matthew, JA.; Mckee,R.A.;Principles of plant Biotechnology : An introduction To Genetic Engineering In Plants, Blackweell Scientific Publication: London,1985,p. 120. 6. Reed, G.,Food Science And Technology: Enzyme In Food Processing, Academic Press: New York And London,1966,p. 129,146 7. Anonim,Biochemical And Reagents, SIGMA USA,2000, p. 179 8. arianto,e.,nanas Swadaya; Jakarta,1996, hlm. 85. 9. Wirakusumah, Emma S., Buah dan sayur untuk terapi, cetakan V, Penebar Semangat, Jakarta, 1999, 66,67,68. 10. James, E., Bailey, D.F., llis. ; Biochemical Engineering Fundamental, 2 nd ed. Mc Graw ill: New York.1977, page 180. 11. Yeshajahu, P., Clifton, E.M. Food Analysis: Theory and Practice, 2 nd ed. Van Nostran Reinhold Company: New York,1987,. page 322. 12. Chibata, I. ; Immobilisasi Enzymes. Kodansha: Tokyo.1978, page 6. 13. Lee, Byong. Fundamental of Food Biotechnology. VC Publisher Inc: New York.1996, page 136. 14. Tosa T., Sato. Mori K. Yamamoto. I. Takata, Y.Nishida and I. Chibata, Immobilization of enzymes and microbial cells Using carrageenan as matrix., Biotechnology and Bioengineering. John Wiley and Sons Inc. (21),1979 : 1897-1709. 15. Nugroho, Titania Tjandrawati, dkk. ; Studi Perbandingan Amobilisasi Enzim Invertase dengan Karbon Aktif dan Kalsium Alginat. Jurnal Penelitian VII.,1997,hlm 1, 49. 16. Rehm.J, et al., Biotechnology : Enzyme Technology, volume 7a, Verlag Chemi, USA.,1987, P. 397-402. 17. Fardiaz, F.,Fisiologi Fermentasi, kerja sama Lembaga Sumber Daya IPB:Bogor,1988,lm.153.