BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tumpang payuk dikenal dengan nama tanaman anting-anting. Di Jawa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. baik pada saat anak-anak maupun dewasa. Diakui dan dirasakan

BAB V HEMOSTASIS Definisi Mekanisme hemostasis Sistem koagulasi

BAB I PENDAHULUAN. Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, trombosit dan faktor pembekuan darah (Dewoto, 2007). dengan demikian dapat menghentikan perdarahan (Tan, 2007).

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yaitu terjadinya kerusakan jaringan tubuh sendiri (Subowo, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sel trombosit berbentuk discus dan beredar dalam sirkulasi darah tepi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4 Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

BAB I PENDAHULUAN. Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi

Urutan mekanisme hemostasis dan koagulasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penggunaan apheresis baik pada donor darah maupun untuk terapi

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan.

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA meter di atas permukaan laut. Nanas berasal dari Brazil, Argentina

PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN TUMPANG PAYUK ( ACALYPHA INDICA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan pencabutan gigi merupakan salah satu jenis perawatan gigi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN X O-1

BAB I PENDAHULUAN. trauma, penyakit periodontal, impaksi dan kebutuhan perawatan. dipisahkan dari jaringan lunak yang mengelilinginya menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara maupun zat buangan yang ada di dalam tubuh. Volume darah pada manusia

Tanaman Putri malu (Mimosa pudica L.) merupakan gulma yang sering dapat ditemukan di sekitar rumah, keberadaannya sebagai gulma 1

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlebihan (Rohmawati, 2008). Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai indra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Mekanisme Pembekuan Darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB I PENDAHULUAN. luka ini dapat berasal dari trauma, benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

HEMOSTASIS. Tri Setyawati Dept Of Biochemistry Tadulako University

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dkk., 2006). Secara fisiologis, tubuh manusia akan merespons adanya perlukaan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama disebabkan oleh kurangnya kebersihan. Penanganan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa tipe dari luka, diantaranya abrasi, laserasi, insisi, puncture,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) merupakan tanaman berupa pohon

HEMOSTASIS SISTEM PEMBEKUAN DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perekrutan dan aktivasi trombosit serta pembentukan trombin dan fibrin 1. Proses

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

BAB I PENDAHULUAN I.1

I. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

I. PENDAHULUAN. dan perkembangan pengetahuan masyarakat tentang gizi. Tingkat konsumsi

PERBAIKAN KADAR LIPID DARAH PADA MENCIT

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan program pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. hewan betina. Menurut Shabib (1989: 51-53), bentuk aktif estrogen terpenting

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi

I. PENDAHULUAN. endemik di Indonesia (Indriani dan Suminarsih, 1997). Tumbuhan-tumbuhan

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

BAB I PENDAHULUAN. kimia, kini penggunaan obat-obatan herbal sangat populer dikalangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Teh adalah jenis minuman non alkohol yang terbuat dari daun teh

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional akhir-akhir ini sangat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jika dihitung tanpa lemak, maka beratnya berkisar 16% dari berat badan

Pengaruh Pemberian Ekstrak Auricularia polytricha (Mont.) Sacc. Terhadap Efek Antiagregasi Trombosit Mencit Swiss Webster Jantan

I. PENDAHULUAN. tumbuhan yang telah banyak dikenal dan dimanfaatkan dalam kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

pengolahan, kecuali pengeringan. Standarisasi simplisia dibutuhkan karena kandungan kimia tanaman obat sangat bervariasi tergantung banyak faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. kontributor utama terjadinya aterosklerosis. Diabetes mellitus merupakan suatu

Transkripsi:

8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tumpang Payuk Tumpang payuk dikenal dengan nama tanaman anting-anting. Di Jawa dikenal dengan nama Ceka mas, lelatang, rumput bolong-bolong, rumput kekosongan. Di inggris Indian nettle, cat s nettle, di Malaysia dengan nama rumput Lislis,Tjeka Mas, di Filipina dengan nama Bugos, Maraotong dan Taptapingar (Ampaisa, 2011). 2.1.1 Deskripsi tanaman Tumbuhan berhabitus terna menahun dengan tinggi mencapai 80 cm, batang berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling, panjang, tangkai daun 2-6cm, bentuk daun bulat telur sampai belah ketupat, tepi bergerigi halus, permukaan atas tidak berambut atau jika berambut hanya terdapat pada ibu tulang daun, ukuran helaian daun 1-7x 1-5 cm. Perbungaan berupa bunga majemuk bulir, ibu tangkai bunga tumbuh dari bagian ketiak daun, dalam satu ibu tangkai bunga terdapat 6-9 bulir bunga, 1-2 bunga jantan ada di bagian atas, 5-7 bunga betina berada dibagian bawahnya. Bunga jantan : tersusun dalam suatu bulir, perhiasan bunga kecil berwarna putih, daun pelindung hijau dengan tepi bergerigi halus. Bunga betina : tersusun dalam suatu bulir, daun pelindung berwarna hijau seperti mangkuk, tepi daun pelindung bergigi, tidak berambut atau jika berambut 8

9 tersebar. Berbunga sepanjang tahun, banyak tumbuh di dataran rendah, tepi jalan atau sawah (Ampaisa, 2011). Gambar 2.1 Tanaman tumpang payuk (Priya, 2014) 2.1.2 Klasifikasi tumpang payuk(anonim, 2014) Kingdom Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Suku Marga : Plantae (Tumbuhan) : Spermatophyta (Tumbuhan menghasilkan bunga) : Angiospermae (Tumbuhan berbiji tertutup) : Dicotyledoneae (Tumbuhan berkeping dua/dikotil) : Euphorbiales : Euphorbiaceae : Acalypha Jenis : Acalypha indica L.

10 2.1.3 Pemakaian empiris Tanaman tumpang payuk banyak digunakan sebagai antiradang, antibiotik, peluruh kencing (diuretik), pencahar, hemostasis juga digunakan untuk pengobatan disentri basiler, disentri amuba, diare, anak dengan berat badan rendah, gangguan pencernaan makanan, mimisan, muntah darah, berak darah, kencing darah, malaria, susah buang air besar(sembelit), penurun glukosa darah. Akar tanaman tumpang payuk dapat digunakan untuk mengatasi asam urat(mohan et al., 2012). 2.1.4 Kandungan kimia Kandungan kimia ekstrak akar tumpang payuk mengandung fenol, flavonoid, alkaloid, minyak atsiri, steroid dan triterpenoid (stefanus, 2009).Ekstrak daun mengandung alkaloid, tannin, steroid, saponin, flavonoid, glikosida dan fenol (Mohan, 2012). Ekstrak batang mengandung alkaloid dan saponin(wemay, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Balasubramanian et al. (2012) menyebutkan bahwa ekstrak metanol dari tanaman ini mengandung saponin, flavonoid, glikosida, alkaloid, protein dan asam amino. Hasil penapisan fitokimianya menunjukkan bahwa fraksi etil asetat mengandung flavonoid, polifenol, monoterpen, seskuiterpen, triterpenoid dan kuinon (Febriyanti et al., 2014). Menurut Mohideen et al. (2012) dari hasil skrining ekstrak etanol daun tanaman ini didapatkan tannin, saponin, flavonoid, terpenoid, cardiac glikosida dan steroid. Flavonoid yang terdapat pada daun Acalypha indica termasuk subklas flavonols (quercetin)(mouli et al., 2012).

11 Kandungan kimia Tumpang payuk (Acalypha indica L) yang diduga berkhasiat sebagai anti platelet adalah senyawa Flavonoid subklas Flavonol (quercetin, kaempferol, myrecetin).flavonoid dapat digunakan sebagai antitrombosis dengan kemampuannya menangkap radikal bebas juga menghambat jalur siklooksigenase dan lipooksigenase.efek antiagregasinya yang utama adalah dengan menghambat pembentukan tromboksan A 2 (Kumar et al., 2011). 2.2 Trombosis Trombosis adalah keadaan dimana terjadi pembentukan massa bekuan darah intravaskuler. Trombosis merupakan ketidaknormalan dari hemostasis sebagai pembentukan bekuan darah (thrombus) dalam pembuluh darah setelah mengalami cedera.seperti halnya hemostasis, thrombosis pun bergantung pada dinding pembuluh darah, trombosit dan kaskade koagulasi.penyebab utama pada sumbatan akut pembuluh darah adalah thrombosis, emboli dan trauma (Supardiman, 2001). Thrombosis dapat terjadi akibat ketidakseimbangan faktor koagulasi dan faktor fibrinolitis. Thrombus pada arteri dapat menimbulkan iskemik.thrombosis merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke iskemik. 2.2.1Stroke iskemik Stroke iskemik terjadi pada otak yang mengalami gangguan pasokan darah yang disebabkan karena penyumbatan pada pembuluh darah otak.penyumbatan pembuluh darah bisa terjadi karena dinding bagian dalam pembuluh darah (arteri) menebal dan kasar, sehingga aliran darah tidak lancar dan tertahan. Oleh karena darah

12 berupa cairan kental, maka ada kemungkinan akan ada gumpalan darah (trombosis), sehingga aliran darah makin lambat dan lama-lama menjadi sumbatan pembuluh darah. Akibatnya otak mengalami kekurangan pasokan darah yang membawa nutrisi dan oksigen yang diperlukan oleh darah. Sekitar 70% -80% kasus stroke disebabkan oleh stroke iskemik dan kurang lebih 51% dari stroke karena thrombosis arteri (Junaidi, 2011). 2.3 Fisiologi Pembekuan Darah Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk mempertahankan sistem hemostasis yaitu mempertahankan komponen darah tetap dalam keadaan cair sehingga tubuh dalam keadaan fisiologik mampu mempertahankan aliran darah dari atau dalam pembuluh darah. Kerusakan pembuluh darah menyebabkan terjadinya perdarahan, maka sistem hemostasis tubuh akan mengontrol perdarahan melalui mekanisme interaksi pembuluh darah dan jaringan penunjang, interaksi trombosit dan pembuluh darah yang mengalami kerusakan, pembentukan fibrin oleh sistem koagulasi, regulasi dari bekuan darah oleh faktor inhibitor koagulasi dan sistem fibronolitik, remodeling dan reparasi dari pembuluh darah yang mengalami kerusakan (Mantik, 2004). Dalam keadaan normal, darah berada dalam sistem pembuluh darah, dan berbentuk cair.keadaan ini dimungkinkan oleh faktor hemostasis yang terdiri dari hemostasis primer, hemostasis sekunder dan hemostasis tersier. Hemostasis primer terdiri dari pembuluh darah dan trombosit, disebut hemostasis primer karena pertama

13 terlibat dalam proses penghentian darah bila terjadi perdarahan, diawali dengan vasokontriksi pembuluh darah dan pembentukan plak trombosit yang menutup luka dan menghentikan perdarahan. Hemostasis sekunder terdiri dari faktor pembekuan dan anti pembekuan, sedangkan hemostasis tertier yaitu sistem fibrinolisis akan diaktifkan dan menyebabkan lisis dari fibrin dan endotel menjadi utuh (Mitchell dan Cotran, 2012). Kelainan hemostasis menyebabkan perdarahan atau trombosis. Trombosis yaitu proses pembentukan trombus atau adanya trombus dalam pembuluh darah atau ruang jantung. Trombosis dapat terjadi pada arteri dan vena.trombosis pada arteri disebut trombus putih karena komposisinya selain fibrin didominasi oleh trombosit.berbeda dengan trombus pada vena disebut trombus merah karena komposisinya selain fibrin didominasi oleh sel darah merah.patogenesis trombosis pada arteri dan vena berbeda, selain dari faktor aliran darah, faktor resiko dan pembuluh darah sendiri turut berperan.pada prinsipnya trombus terjadi karena terdapat gangguan keseimbangan antara yang merangsang trombosis dan yang mencegah trombosis. Faktor merangsang atau faktor resiko trombosis yaitu; endotel pembuluh darah yang tidak utuh, trombosit yang teraktivasi dan defisiensi antipembekuan. Umumnya faktor yang mencegah trombosit merupakan kebalikan dari yang menstimulasi trombosit(khalilullah, 2011).

14 Gambar 2.2 Antitrombosis (Mitchell dan Cotran, 2012) Endotelium menghambat terjadinya trombosis dengan menghasilkan trombomodulin dan molekul menyerupai heparin, memacu fibrinolisis dengan cara memproduksi t-pa, menghambat agregasi trombosit dengan cara melepaskan PGI 2 dan nitrit okside (NO), regulasi dinding pembuluh darah melalui sintesis endotelin yang menyebabkan konstriksi pembuluh darah dan juga PGI 2 dan NO yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah (Mantik, 2004). Molekul menyerupai heparin bekerja dengan mempotensiasi kerja antitrombin III membentuk kompleks yang memiliki afinitas lebih besar dari AT-III sendiri terhadap beberapa faktor pembekuan seperti trombin, faktor Xa,IXa. Oleh karena itu heparin mempercepat inaktivasi faktor pembekuan (Rambe, 2004). Trombomodulin merupakan reseptor yang berikatan dengan trombin dan mampu mengaktivasi protein C. Selanjutnya protein C aktif menghambat pembekuan melalui pemecahan proteolitik faktor Va dan VIIIa seperti pada gambar 2.1(Mitchell dan Cotran, 2012).

15 Gambar 2.3 Protrombosis (Mitchell dan Cotran, 2012) Pada saat terjadi trauma pada sel endotel, trombosit akan mengadakan perlekatan pada subendotel (kolagen) pembuluh darah yang rusak yang dijembatani oleh von Willebrand faktor. vwf ini berikatan dengan reseptor GpIb pada trombosit. GpIb dan vwf diperlukan untuk proses adhesi dan kohesi antar trombosit dalam aliran darah (Sindunata, 2014). Endotel pembuluh darah yang cedera akan melepaskan faktor jaringan atau tromboplastin jaringan kemudian bersama faktor VII dan kalsium melalui rangkaian koagulasi ekstrinsik akan mengawali pembentukan fibrin (Mantik, 2004). Adhesi atau perlekatan trombosit akan dipertahankan dengan peningkatan kadar fibrinogen dan penghambatan aktivator plasminogen yang menekan fibrinolisis (Halcox, 2006) seperti pada gambar 2.2 2.4 Fungsi Trombosit Trombosit berperan dalam pembentukan sumbat mekanik selama respons hemostasis normal terhadap cedera vaskular.tanpa trombosit, dapat terjadi kebocoran

16 darah spontan melalui pembuluh darah kecil. Reaksi trombosit berupa adhesi dan perubahan bentuk,sekresi(reaksi pelepasan) dan agregasi (Mitchell dan Cotran,2012).Setelah terjadi adhesi trombosit selanjutnya akan dilepas ADP. Proses ini bersifat reversibel. Bila konsentrasi ADP makin meningkat terjadilah agregasi trombosit.selain ADP juga dilepas serotonin yang menyebabkan vasokonstriksi sehingga memberi kesempatan untuk menyiapkan pembentukan hemostatik primer yang terdiri dari trombosit dan fibrin (Khalilulah, 2011). Pada keadaan dimana konsentrasi ADP mencapai titik kritis, terjadilah pengaktifan membran fosfolipid. Membran fosfolipid ini memfasilitasi pembentukan kompleks protein koagulasi yang terjadi secara berurutan (Putra, 2012) seperti gambar 2.3. Gambar 2.4 Fungsi trombosit (Putra, 2012)

17 2.4.1Adhesi dan agregasi trombosit sebagai respons terhadap cedera vaskular Setelah cedera pembuluh darah, trombosit melekat pada jaringan ikat subendotel yang terbuka. Mikrofibril subendotel mengikat multimer vwf yang lebih besar, yang berikatan dengan kompleks Ib membran trombosit. Di bawah pengaruh tekanan shear stress, trombosit bergerak di sepanjang permukaan pembuluh darah sampai GPIa/IIa (integrin α2β1) mengikat kolagen dan menghentikan translokasi.aktivasi trombosit kemudian dicapai melalui glikoprotein IIb/IIIa (integrin αiibβ3) yang mengikat fibrinogen untuk menghasilkan agregasi trombosit.kompleks reseptor IIb/IIIa juga membentuk tempat pengikatan sekunder dengan vwf yang menyebabkan adhesi lebih lanjut.faktor von Willebrand (vwf) membawa faktor VIII dimana terlibat dalam adhesi trombosit pada dinding pembuluh darah (Sindunata,2014).vWF ini disintesis oleh sel endotel dan megakariosit serta disimpan dalam badan Weibel-Palade pada sel endotel dan dalam granula α yang spesifik untuk trombosit (Pusparini, 2014). Gambar 2.5Adhesi trombosit (Putra, 2012)

18 2.4.2 Reaksi pelepasan trombosit Pemajanan kolagen atau kerja trombin menyebabkan sekresi isi granula trombosit.kolagen dan trombin ini dapat mengaktifkan sintesis prostaglandin trombosit. Terjadi pelepasan diasilgliserol (yang mengaktifkan sintesis fosforilasi protein melalui protein kinase C) dan inositol trifosfat (yang menyebabkan pelepasan ion kalsium intrasel) dari membran, yang menyebabkan pembentukan suatu senyawa yaitu tromboksan A2. Tromboksan A2 berfungsi dalam memperkuat agregasi trombosit dan merupakan vasokonstriktor yang kuat (Putra, 2012). Reaksi pelepasannya dihambat oleh zat-zat yang meningkatkan kadar camp trombosit, yaitu prostasiklin yang disintesis oleh sel endotel vaskuler seperti pada gambar 2.5. Prostasiklin merupakan inhibitor agregasi trombosit yang kuat dan mencegah deposisi trombosit pada endotel vaskular normal (Gopinatan et al, 2011).

19 Gambar 2.6Sintesis Prostasiklin dan Tromboksan (Wahyuningtyas, 2013). ADP dan tromboksan A2 yang dilepaskan menyebabkan makin banyak trombosit yang beragregasi pada tempat cedera vaskular. ADP menyebabkan trombosit membengkak dan mendorong membran trombosit yang berdekatan untuk melekat satu sama lain. Selain itu terdapat umpan balik positif yang menyebabkan terjadinya agregasi trombosit sekunder sehingga terbentuk massa trombosit yang cukup besar untuk menyumbat daerah kerusakan endotel (Wahyuningtyas,2013). 2.5 Flavonoid dan trombosis Mekanisme flavonoid dalam menghambat agregasi trombosit juga dengan cara meningkatkan kadar camp trombosit melalui stimulasi adenylate siklase atau penghambatan dari aktivitas camp Phosphodiesterase (Gopinathan et al., 2011).

20 Flavonoid terutama jenis flavan 3-ols dapat meningkatkan aktivitas NO yang dapat mencegah disfungsi endotel sehingga menghambat agregasi trombosit (Surja et al., 2011). Dihydroquercetin adalah jenis flavonoid yang ditemukan pada Larix dahurica, jika diberikan bersama asam alpha lipoic pada tikus dapat menghambat adenosine diphosfat sehingga mencegah terjadinya agregasi platelet(chernysheva et al., 2014). Penelitian dari Retnaningsih et al.(2011)menyebutkan bahwa flavonoid yang terdapat pada kacang koro dengan dosis 500μgram/g BB dapat menekan terjadinya peningkatan jumlah patelet. Ekstrak Artemisia princeps yang kandungan utamanya flavonoid dapat menghambat aktivasi platelet dan koagulasi in vitro yang secara signifikan dapat melemahkan produksi TXB 2 yang merupakan bentuk stabil dari TXA 2 (Ryu et al., 2013).Ekstrak metanol kulit batang cempedak dengan kandungan flavonoid terisoprenilasi dapat memperpanjang waktu perdarahan dan koagulasi pada mencit galur Balb-C (Widyastuti, 2013). Putri et al. (2014) telah melakukan pengujian terhadap Ekstrak etanol kubis merah dengan parameter penetuan waktu perdarahan. Flavonoid dalam kubis merah mampu menghambat adhesi, agregasi dan aktivasi platelet.fraksi dari Salvia miltiorrhizabunge yang kaya polipenol dan flavonoid dapat mengurangi hiperaktivasi platelet melalui penangkalan radikal bebas (Yang et al., 2008). 2.6 Tumpang payuk dan trombosis Ekstrak tumpang payuk dengan kandungan flavonoid (quercetin) diduga bekerja menghambat jalur siklooksigenase sehingga dapat menghambat pembentukan

21 tromboksan A 2 dengan akibat agregasi trombosit menurun (Kumar et al., 2011). Proses agregasi trombosit ini bermula dari adanya enzim fosfolipase A 2 didalam tubuh. Enzim fosfolipase A 2 ini mengubah fosfolipid menjadi asam arakidonat. Asam arakidonat kemudian diubah oleh siklooksigenase menjadi siklik endoperoksid. Siklik endoperoksid kemudian diubah menjadi prostasiklin dalam saluran endothelium dan tromboksan A 2 dalam trombosit. Prostasiklin berperan dalam menghambat agregasi trombosit sedangkan tromboksan A 2 berperan dalam membantu terjadinya agregasi trombosit. Proses kerja tromboksan A 2 inilah dihambat sehingga proses agregasi trombosit dapat dicegah (Retnaningsih et al., 2011). Mekanisme ekstrak tumpang payuk secara tidak langsung dalam menghambat agregasi trombosit dengan cara meningkatkan camp trombosit melalui stimulasi adenilate siklase atau penghambatan camp phosphodiesterase sehingga menurunkan produksi tromboksan A 2 (Gopinathan et al., 2011). 2.7 Hewan Percobaan Mencit merupakan hewan yang paling sering digunakan dalam penelitianmenggunakan hewan. Keunggulan mencit untuk penelitian adalah ukuran badanyang kecil, mudah berkembang biak, harga dan biaya perawatan murah. Selain itu,seringnya mencit digunakan dalam penelitian membuat hewan ini paling dipahamidan dikarakterisasi dengan baik secara anatomi, fisiologi dan genetik (Moore,2000).

22 Berikut klasifikasi taksonomi dari mencit : Kerajaan :Animalia Filum : Chordata Kelas : Mamalia Ordo : Rodentia Subordo :Myomorpha Famili : Muridae Genus : Mus Spesies : Mus musculus 2.7.1 Anatomi Mencit memilik rambut yang pendek, ekor panjang dan tidak berambut,telinga bulat dan berdiri, mata menonjol dan moncong meruncing dengan kumisyang panjang. Spesies ini memiliki 5 jari pada kaki depan dan belakangnya, tetapijari pertama pada kaki depan lebih pendek dari yang lain. Warna rambut mencitini bervariasi (Moore, 2000).

23 Gambar 2.7 Mencit (Anonim, 2012) 2.7.2 Fisiologi Komposisi makanan yang diberikan pada hewan percobaan memegang peranan penting dalam menjaga hewan percobaan tetap sehat dan menghasilkandata yang konstan. Mencit menyukai makan rendah serat (5%) dan diberikandalam bentuk pelet.mencit sensitif terhadap ketidakseimbangan vitamin danmineral. Air yang segar dan bebas dari bakteri dan kontaminasi zat kimia harusdisediakan ad libitum. Air dapat diberikan melalui botol atau sistem air automatis(moore, 2000). 2.7.3 Perilaku Mencit merupakan hewan nokturnal dan jika diganggu pada siang hari dapat menggigit. Mencit dapat dijinakkan jika ditangani secara baik sejak kecil.setelah jinak, hewan ini akan mudah ditangani dan tidak mudah stres. Hewanyang sudah biasa menjadi hewan percobaan memiliki daya tahan terhadap

24 rasasakit yang lebih tinggi dan tidak mudah stres dalam percobaan.untukmengurangi stres hewan ini harus dapat bergerak bebas (Moore, 2000). Mencit jantan yang tinggal bersama dalam satu kandang dapat berkelahihingga luka atau mati.pemindahan mencit agresor dapat menghentikanperkelahian ini.beberapa mencit betina yang dominan sering merawat pasanganmereka dan menggigit rambutnya.rambut yang rontok ini harus dibedakandengan rambut rontok karena parasit.mencit sangat sensitif terhadap perubahanaroma dalam lingkungan mereka.perubahan tempat tidur atau mengenalkananggota baru dapat mengganggu perilaku dan keadaan fisiologik mereka.faktorfisik, biologik dan sosial dapat mempengaruhi integritas percobaan karenamempengaruhi konsumsi makanan dan minuman, performa reproduksi danmetabolisme obat serta parameter fisiologi lainnya (Moore, 2000). 2.8 Ekstrak Ekstrak adalah sediaan yang dapat berupa kering, kental dan cair, dibuatdengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai, yaitumaserasi, perkolasi atau penyeduhan dengan air mendidih. Pembuatan sediaanekstrak dimaksudkan agar zat berkhasiat simplisia terdapat dalam bentuk kadaryang tinggi dan hal ini memudahkan agar zat berkhasiat dapat diatur dosisnya(ariantariet al., 2006). Ekstraksi merupakan proses pemisahan zat aktif dari jaringan tanamanatau hewan dari bahan inaktif dan inert dengan menggunakan pelarut yang selektif dalam prosedur ekstraksi yang standar (Handa et al., 2008)