Pengalaman Melaksanakan Program Restorasi di Hutan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Resort Sei Betung 2007-2011



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

PENDUGAAN PRODUKTIVITAS POHON PAKAN ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii) PADA KAWASAN PPOS (PUSAT PENGAMATAN ORANGUTAN SUMATERA), BUKIT LAWANG

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki sumberdaya alam

Lampiran 2. Peta sebaran pohon pakan orangutan jantan dan betina dewasa (Jenggot dan Minah) berdasarkan ketinggian pohon (m dpl)

TALLY SHEET PENGAMBILAN DATA SARANG ORANGUTAN. Lokasi : Aek Nabara Cuaca : Cerah mendung Habitat : Hutan Arah transek : Selatan

: Yayasan Orangutan Sumatera - Orangutan Information Centre. LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pada 3 (tiga) fisiografi berdasarkan ketinggian tempat/elevasi lahan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Arthropoda merupakan filum terbesar dalam dunia Animalia yang mencakup serangga, laba-laba, udang,

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis KPHL Batutegi terletak pada BT dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya kerusakan hutan Paliyan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri. Kehutanan Nomor 171/Kpts-II/2000 tanggal 29 Juni

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Judul Penelitian : Kebijakan pengelolaan Cagar Alam Gunung Celering Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Area. Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) merupakan satu kesatuan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.33/Menhut-II/2007

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. buah-buahan (kelapa, pisang, MPTS). Klasifikasi untuk komposisi tanaman

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung adalah provinsi yang memiliki luas wilayah ,50 km 2

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki mega biodiversity

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Model Rajabasa didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu

V. HASIL 5.1 Hasil Survey Perubahan Perilaku

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis KPHL Batutegi terletak pada BT dan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tanaman Sebagai Penyerap Karbondioksida

DAMPAK PERAMBAHAN HUTAN TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER TERHADAP ASPEK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton. Keberadaan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton Resort di Kota

keadaan seimbang (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

TINJAUAN PUSTAKA. Secara geografis DAS Besitang terletak antara 03 o o LU. (perhitungan luas menggunakan perangkat GIS).

AVIFAUNA DI AREA REKLAMASI PT ADARO INDONESIA

Muhimmatul Khoiroh Dosen Pembimbing: Alia Damayanti, S.T., M.T., Ph.D

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Bukit Barisan dari bulan Februari

Pelestarian Ekosistem di Wilayah Operasional Perusahaan Berbasis Integrated Farming System & Pemanfaatan Energy Terbarukan

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kawasan Tahura WAR mencakup luas areal ,31 ha secara geografis

KERAGAMAN JENIS ANAKAN TINGKAT SEMAI DAN PANCANG DI HUTAN ALAM

IV. KONDISI UMUM 4.1. Taman Nasional Tesso Nilo Sejarah Kawasan

I. PENDAHULUAN. berbagai tipe vegetasi dan ekosistem hutan hujan tropis yang tersebar di

BAB I PENDAHULUAN. memiliki luas sekitar Ha yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

:!,1G():5kr'W:5. JURnAl EKOlOGI DAn SAlns ISSN : ISSN : VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. No. 408/Kpts-II/1993. Hutan Pendidikan merupakan hasil dari Perjanjian

Kajian Ekologi Tumbuhan Liana di Hutan Primer Taman Nasional Gunung Leuser Resort Sei Betung Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat, Sumatera Utara

INVENTARISASI HUTAN (PASCA KEBAKARAN) PADA KAWASAN HUTAN PENDIDIKAN / SEBAGIAN HUTAN WISATA BUKIT SOEHARTO, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS VEGETASI STRATA TIANG DI BUKIT COGONG KABUPATEN MUSI RAWAS. Oleh ABSTRAK

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman merupakan salah satu Taman Hutan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Mengembalikan Fungsi Ekosistem. Fungsi Ekosistem 11/1/2013. Ruang Lingkup. Konservasi. Pemanfaatan dan pelestarian. Restorasi.

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies

TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER SKRIPSI SANTY DARMA NATALIA PURBA MANAJEMEN HUTAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN POTENSI TEGAKAN PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG RAYA KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT

KUESIONER DI LAPANGAN

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

III. METODOLOGI PENELITIAN. tiga tipe kebun kakao di Desa Cipadang. Secara administratif, Desa Cipadang

KARBON TERSIMPAN PADA KAWASAN SISTEM AGROFORESTRY DI REGISTER 39 DATAR SETUJU KPHL BATUTEGI KABUPATEN TANGGAMUS

MODEL AGROFORESTRY BERBASIS TONGKONAN YANG BERWAWASAN KONSERVASI LINGKUNGAN DI KABUPATEN TANA TORAJA. Oleh: SAMUEL ARUNG PAEMBONAN.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEANEKARAGAMAN JENIS VEGETASI PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN ASING) TERHADAP KEPEMILIKAN LAHAN DAN BANGUNAN DI SEKITAR. KAWASAN WISATA BUKIT LAWANG KEC. BOHOROK KAB.

PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT. DUTA POLINDO CIPTA 1. M. Sugihono Hanggito, S.Hut. 2. Miftah Ayatussurur, S.Hut.

VANDALISME DALAM KEGIATAN WISATA HUTAN DI TAMAN KUPU-KUPU GITA PERSADA BANDAR LAMPUNG

PEMETAAN POTENSI WISATA ALAM DI KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER BTN WILAYAH III LANGKAT ELSI KURNIA SARI

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3

PENELITIAN EKOLOGI JENIS DURIAN (Durio spp.) DI DESA INTUH LINGAU, KALIMANTAN TIMUR

IV. KONDISI UMUM KAWASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi dan Klasifikasi Ilmiah Daun Sang (Johannestijsmania altifrons)

Kampus USU Medan 20155

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM

Kondisi koridor TNGHS sekarang diduga sudah kurang mendukung untuk kehidupan owa jawa. Indikasi sudah tidak mendukungnya koridor TNGHS untuk

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. kuasa dan kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan

AGROFORESTRI TEMBESU (Fagraea fragrans) BERBASIS KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MUARO JAMBI

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. bagi makhluk hidup. Keanekaragaman hayati dengan pengertian seperti itu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki separuh keanekaragaman flora dan fauna dunia dan diduga sebagai

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Hasil Hutan Non Kayu Hasil hutan dibagi menjadi dua bagian yaitu hasil hutan kayu dan hasil

IV. GAMBARAN UMUM. Gebernur Provinsi DKI Jakarta Nomor: 202 tahun Hutan Kota

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN A. A. Foto Wilayah Studi Jalan Kom. Noto Sumarsono. B. Foto Wilayah Studi Jalan Ahmad Yani

KONDISI TEMPAT TUMBUH TEGAKAN ALAM Shorea leprosula, Shorea johorensis DAN Shorea smithiana. Oleh : Nilam Sari, Karmilasanti Dan Rini Handayani

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

I. PENDAHULUAN. Kawasan pelestarian alam adalah kawasan yang mempunyai fungsi perlindungan

REPORT MONITORING MANGROVE PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL WAKATOBI KABUPATEN WAKATOBI

BAB I PENDAHULUAN. Luas daratan Indonesia hanya meliputi 1,32% dari seluruh luas daratan

Tim Yayasan Silvagama Dipresentasikan kepada Balai TN Way Kambas Tridatu, 29 Okt Konsorsium ALeRT-UNILA

TINJAUAN PUSTAKA. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi

STUDI JENIS TUMBUHAN PAKAN KELASI (Presbitis rubicunda) PADA KAWASAN HUTAN WISATA BANING KABUPATEN SINTANG

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Spesies-spesies pohon tersebut disajikan dalam Tabel 3 yang menggambarkan

Transkripsi:

Pengalaman Melaksanakan Program Restorasi di Hutan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Resort Sei Betung 2007-2011

Kondisi Umum Sei Betung Hutan primer Sei Betung, memiliki keanekaragaman hayati yang masih tinggi, hutan alami didominasi oleh meranti, Cengal, merbau, Tualang, kruing, Medang,dll. Pohon- pohon besar dan tinggi sangat mudah ditemui. Begitu juga dengan satwa liar seperti, Gajah, Kijang, Rusa, Landak, Macan akar, Bruk, Kedih, dan tentu saja Orangutan Sumatera

KawasanYang Terdegradasi Kawasan yang terdegradasi di dominasi oleh alang- alang (Imperata cylindrica), Senggani (Melastoma), Marak (Macaranga.spp) dan Tanaman kelapa sawit illegal. Namun keragaman hayati nya masih cukup tinggi terutama aneka jenis Burung, Serangga, Babi Hutan, Kijang, Rusa, Landak, dan beberapa jenis monyet masih sering terlihat.

No SPTN Wilayah Resort Luas (Ha) Batas Luar (Km) Kerusakan % dari luas Resort 1 V Bahorok B. Lawang 27.604 9 8 0.0 2 Bahorok 31.629 123 505 1.6 3 Marike 12.880 70 251 1.9 4 Bekancan 13.994 79 212 1.5 Total luas SPTN V Bahorok 86.107 281 985 1.1 5 VI Besitang Tangkahan 37.222 20 74 0.2 6 Cinta Raja 25.706 14 224 0.9 7 Sei Lepan 23.513 15 455 1.9 8 Sekoci 21.995 12 1.362 6.2 9 Sei Betung 9.734 19 1.114 11.4 10 Trenggulun 7.659 26 666 8.7 Total luas SPTN VI Besitang 125.829 105 3.894 3.1

Analisis Vegetasi Tujuannya untuk mengetahui INP dan komposisi jenis didalam kawasan hutan alami TNGL Resort Sei Betung. Hasil : Tingkat semai; Meranti kuning (Shorea multiflora) IVI=22.99, Benaung (Octomeles sumatrana) IVI=21.85, Medang (Alseodaphne andersonii) IVI=20.53, Liana jenis beringin (Ficus sp) IVI=20.02, Belangir (Shorea balangeran) IVI=16.07, Bungur (Legestroenia speciosa Pers) IVI=15.50 dan Kruing (Dipterocarpus crinitus) IVI=14.64.

Survey Sosial Survey ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana masyarakat memahami TNGL dan mengetahi sejauh mana dukungan masyarakat untuk program yang akan dilaksanakan.

Fokus Group Diskusi Penyuluhan Dan Penyadartahuan di Masyarakat

Bekerjasama dengan semua Steak holder, dan Memberdayakan Masyarakat Lokal Monitoring dan Evaluasi 4 5 Pelaksanaan Kegiatan Aksi DAUR PROGRAM 3 Perencanaan 1 Penemu-kenalan Masalah 2 Perumusan Tujuan/ Sasaran

MEMBANGUN PONDOK KERJA DAN PUSAT PEMBIBITAN Pusat pembibitan berkapasitas 40.000 bibit

Hingga saat ini jumlah spesies yang dikembangkan berjumlah 105 spesies terdiri dari 35 familly

Nama Lokal Turi- Turi Bayur Damar Kayu lanang Kandri Medang Air Meranti Medang Sengir Tempe- tempe Halaban Pulai Sempuyung Cempedak Durian Rambe Tiga Urat Salam Bendo Terap Tembesu Ketepeng cina Turi Mancang hutan Nama latin Bridelia glauca Pteruspermum javanicum Agathis sp/hopea sp Oroxylum indicum Bridelia monoica Alseodaphne sp Shorea sp Litsea sp Macaranga sp Vitex pubescens Astolnia scolaris Hibiscus makropilla Arthocarpus cempedan Durio zibethinus Baccaurea motleyana Cinnamomum sp Eugeunea polyantha Artocarpus sp Artocarpus sp Fragrea fragrans Cassia alata Sesbania grandiflora Mangifera sp Nama Lokal Mengkudu Asam Jawa Lansat Daun kupu- kupu Jambu Hutan Anggrung Marak Batu Medang wangi Marak kapur Kemiri Meranti merah Marak hitam Sribu naik Marak gajah Tapak Gajah Ketapang Nama latin Afzelia xylocarpa Morinda citrifolia Tamarindus indica Lansium domesticum Bauhinia sp Sizygium sp Trema sp Macaranga denticulata Litsea sp Macaranga sp Aleurites moluccana Shorea sp Macaranga sp Anthocepalus sp Macaranga tanarius Macaranga gigantea Terminalia catappa

Jumlah Bibit Yang Diproduksi Sejak 2008-2011 398.693 128.903 97.700 87.090 85.000 2008 2009 2010 2011 Total

Untuk kawasan yang terbuka jarak tanam yang ideal adalah 1 mx 1 m, Sementara untuk penanaman/pengkayaan pada lokasi hutan muda jarak tanam 1m x 3m. Selain itu tanaman yang tumbuh secara alami perlu terus dijaga. Hingga saat ini telah tertanami 240 Ha yang terus memerlukan perawatan secara intensif.

Perawatan meliputi Pembersihan gulma, penyisipan, pe mupukan, dan penghitungan persentase tumbuh,pengukuran tinggi tanaman,dll.

180 159.89 160 140 126.99 120 100 97.3 Tinggi Tanaman (Cm) 80 60 40 20 33.93 43.1 61.99 0 15- Apr- 10 15- Jul- 10 15- Oct- 10 15- Jan- 11 15- Apr- 11 15- Jul- 11 Interval Pengukuran

Kompos padat dan Kotoran Gajah Kompos Cair

Hasil Pengamatan Biodiversity : Hutan Primer; terindentifikasi sebanyak 35 familly dari 146 jenis burung dan 7 familly dari 9 jenis mamalia. Hutan Skunder ; 34 familly dari 116 jenis burung dan 9 familly dari 14 jenis mamalia. Diluar Kawasan Hutan/Perkebunan ; teridentifikasi 9 family dari 16 jenis burung dan 4 familly dari 5 spesies mamalia