BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter kegiatan usaha perekonomian di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berat. Lingkungan sekitar perusahaan semakin kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah memproses transaksi keuangan dengan merangkum empat tugas

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di dalam dunia perekonomian pada masa ini membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu Negara secara global dipengaruhi oleh. perkembangan perekonomian pada umumnya. Era globalisasi memiliki arus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mengakibatkan tingkat persaingan di dalam dunia usaha akan

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. kompetetif yang mengharuskan perusahaan-perusahaan menjalankan usaha. manajemennya untuk memenangkan persaingan pada era yang serba

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan-perusahaan lainnya yang datang dari dalam negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang cukup besar bagi perusahaan. Kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Sistem Informasi Akuntansi, digunakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memacu perbaikan kinerja yang berkelanjutan (continous performance

BAB I PENDAHULUAN. pada sektor pembangunan ekonomi, seiring dengan pesatnya laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan Daerah yaitu dengan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi yang sangat berkembang serta sudah menjadi pilihan utama

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peran listrik sebagai salah satu bentuk energi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan publik besar dan kantor akuntan publik (KAP) besar pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Keinginan untuk mewujudkan good governance merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat diraih melalui adanya otonomi daerah.indonesia memasuki era otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia menyebabkan adanya permintaan akan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. papan. Keadaan ini terbukti dengan semakin berkembangnya bisnis pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, karena itu pada saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. media massa yang sudah biasa sehari-harinya. Hal ini terbukti dengan. menjadi kebutuhan sekaligus hiburan bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. diri dan meningkatkan kinerjanya untuk kelangsungan hidup perusahaan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu periode. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.1

ABSTRAK. Kata Kunci: Model DeLone & McLean, SIMDA, Kesuksesan SIA, Kinerja Individu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengindikasikan 1) barang dagang yang disimpan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan seperti manajemen, investor, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGAWASI AKTIFITAS FINANSIAL PADA KOPERASI KARYAWAN RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dapat tetap bertahan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Di sisi lain, dengan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan seiring

dalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Sejak diberlakukannya otonomi desantralisasi mendorong perlunya perbaikan dalam pengelolaan dan

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyak perusahaan tiba-tiba tidak dapat bertahan ketika Indonesia mengalami krisis moneter dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjaga efektifitas dan efisiensi kinerja keuangan dari. perusahaan dibutuhkan suatu bentuk alat komunikasi yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang luas yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Kesadaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan berdasarkan laporan-laporan perusahaan khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemerintah dituntut untuk mewujudkan prinsip-prinsip yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan otonomi daerah yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

MANFAAT INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA YANG AKAN DATANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dibuat untuk memberi informasi kepada pengguna internal dan

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi seperti perusahaan swasta, unit pemerintah, organisasi

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan, tidak saja untuk kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting. dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Laporan keuangan sebagai bukti pertanggung jawaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. macam perusahaan baik dari perusahaan kecil, perusahaan menengah, dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini keberhasilan di dalam bidang perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. industri menengah maupun industri besar. Dalam perkembangannya saat ini nampak jelas

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan penyelenggaraan operasional pemerintahan. Bentuk laporan

BAB I PENDAHULUAN. agar pasar modal kita dapat berfungsi secara efisien.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan pada sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak terjadinya krisis moneter kegiatan usaha perekonomian di Indonesia mengalami kemunduran, dan saat ini belum dapat dikatakan menunjukkan perkembangan berarti. Walaupun demikian, hal tersebut tidak menjadikan perkembangan di Indonesia menjadi terhenti, bahkan kian terbukanya kesempatan bagi para pelaku usaha untuk turut berpartisipasi di dalamnya dan terlibat dalam iklim persaingan yang cukup tinggi, belum lagi dengan adanya era globalisasi dimana hampir seluruh pelaku usaha luar negeri dapat terlibat langsung dengan kegiatan usaha dalam negeri. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang pembangunan di bidang perekonomiannya didukung oleh tiga pilar perekonomian, yaitu Sektor Swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Koperasi. BUMN sebagai badan usaha yang dikelola oleh pemerintah merupakan peran aktif pemerintah dalam memecahkan persoalan ekonomi terutama yang menyangkut hajat hidup orang banyak. BUMN mempunyai tujuan ganda yaitu sebagai agen pembangunan nasional dan sebagai organisasi yang mencari keuntungan. Sehubungan dengan misi ganda tersebut, maka tolok ukur kesuksesan BUMN dapat dilihat dari seberapa besar peranannya dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional. 1

2 Menyimak perkembangan sejumlah BUMN di Indonesia akhir-akhir ini, para ahli menyimpulkan adanya sikap pesimistis terhadap prospek BUMN di masa yang akan datang. Adanya sikap itu sendiri berpijak pada kinerja BUMN yang tidak memuaskan, dan masih terdapatnya birokrasi yang menyebabkan profesionalisme usaha menjadi rendah. Sekretaris Menteri Negara BUMN Said Didu (dikutip dari http://www.depkominfo.go.id/) mengatakan bahwa hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap semua perusahaan BUMN dengan opini disclamer (tidak memberi pendapat), sedangkan Kementerian Negara BUMN opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Terhadap perusahaan BUMN, katanya rata-rata laporan keuangan belum selesai mengerjakan neraca awalnya, dan saat ini sedang diupayakan serta diharapkan tahun 2010 ini bisa selesai. Selain itu, terhadap Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) yang terkait perusahaan BUMN besarnya mencapai Rp. 177 triliun terhadap Pernyataan Modal Negara (PMN) permanen, dan belum berdasarkan yang valid dan mutakhir. Bahkan, ada sebagian yang belum ditetapkan statusnya, sehingga ada investasi PMN permanen yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan (BUMN) 2008 yang tidak sesuai dengan peraturan Kementrian BUMN dan Kementrian Keuangan. Meskipun demikian, laporan keuangan dari BUMN tersebut semakin membaik tahun 2007. Pada tahun 2007 itu ada 17 perusahaan yang terlambat dan 2008 tinggal 6 (enam) perusahaan dan 2009 tidak ada yang terlambat mengirim laporan keuangannya.

3 Sri Mulyani (dikutip dari http://selong.wordpress.com/) menyoroti buruknya laporan keuangan perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dari ratusan perusahaan BUMN, paling tidak lebih dari 5 (lima) yang memperoleh predikat baik. Sri Mulyani menilai bidang akuntansi dan pelaporan keuangan belum mendapat perhatian yang serius dan merata di kalangan Pimpinan Kementerian/ Lembaga, transparansi dan akuntabilitas masih sebatas janji ataupun slogan yang pemenuhannya berjalan lambat. Belum optimalnya pelaksanaan akuntabilitas keuangan negara dan daerah juga dapat terlihat dari kualitas laporan keuangan yang dibuat Kementerian/ Lembaga dan Pemda. Kekhawatiran ini semakin bertambah jika dikaitkan dengan kesiapan BUMN untuk masuk ke dalam persaingan yang tajam di era pasar bebas. Era pasar bebas ini, BUMN harus memperbaiki pelaku bisnis melalui strategi-strategi bisnis yang dapat membuat mereka unggul di antara para pesaingnya dalam rangka memenuhi kepuasan pelanggannya. Peningkatan kepuasan pelanggan menjadi strategi yang dilakukan oleh banyak perusahaan di berbagai belahan dunia dalam rangka memperbaiki kualitas dalam penyajian laporan keuangannya. Laporan keuangan merupakan laporan yang sangat dibutuhkan bagi dunia bisnis dan ekonomi, khususnya dalam pengambilan keputusan. Dengan adanya laporan keuangan, maka akan diketahui atau diperoleh gambaran posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut.

4 Berdasarkan uraian di atas, salah satu permasalahan yang terjadi pada 7 (tujuh) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Kota Bandung yang terdiri dari Perum Perhutani, PT Askes (Persero), PT Dirgantara Indonesia, PT Inti (Persero), PT Kereta Api (Persero), PT Pertani (Persero), dan PT Pos Indonesia (Persero) adalah kualitas laporan keuangan yang dibuat. Yang mana BUMN ini kadangkala masih terlambat dalam menyajikan laporan keuangan, sering terjadinya kesalahan pencatatan atau perhitungan dalam pembuatan laporan keuangannya. Maka informasi yang dibutuhkan manajemen pada saat diperlukan tidak bisa segera didapat, sehingga akan berdampak pada keputusan yang akan dibuat oleh pihak manajemen ataupun pihak yang membutuhkan informasi tersebut. Sejalan dengan semakin kompleksnya masalah yang timbul dalam perusahaan serta semakin berkembangnya skala operasi. Untuk itu manajemen perusahaan memerlukan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan, salah satu diantaranya adalah sebuah sistem informasi yang memadai. Sistem informasi merupakan suatu sistem yang tujuannya menghasilkan informasi. Informasi akuntansi yang dihasilkan saat ini tidak hanya sekedar laporan keuangan tetapi semua informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi juga harus mendukung peningkatan produktivitas, efisiensi dan pengendalian yang merupakan hal penting dalam menghadapi persaingan. Bagi pimpinan perusahaan, informasi merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan perannya sebagai pengambil keputusan akhir dalam perusahaan. Oleh karena itu, sistem informasi akuntansi yang dilaksanakan dalam

5 perusahaan harus memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu cepat, tepat, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga laporan keuangan yang dibuat berdasarkan informasi yang dihasilkan mengenai keadaan perusahaan dapat digunakan dan dimanfaatkan dengan baik oleh pihak-pihak yang berkepentingan, baik dari pihak ekstern (kantor pajak, investor, kreditor) maupun intern perusahaan (terutama manajemen). Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu bentuk informasi yang dapat disampaikan secara relevan apabila menggunakan sistem yang tepat pula, hal tersebut sangat bermanfaat bagi perusahaan, terutama bagi para pengambil keputusan harus dapat menentukan segala sesuatunya dengan efektif bagi kelangsungan hidup perusahaan. Demikian pula pada 7 (tujuh) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Kota Bandung yang terdiri dari Perum Perhutani, PT Askes (Persero), PT Dirgantara Indonesia, PT Inti (Persero), PT Kereta Api (Persero), PT Pertani (Persero), dan PT Pos Indonesia (Persero), karena kondisi di dalam perusahaan yang semakin berkembang mengakibatkan semakin kompleksnya masalah yang dihadapi Pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan tidak dapat lagi mengawasi dan mengelola secara langsung seluruh aktivitas perusahaan, maka perusahaan memerlukan suatu alat, yaitu sistem informasi akuntansi (general ledger) untuk penyampaian informasi dalam hal ini informasi berupa laporan keuangan.

6 Walaupun pihak manajemen telah melaksanakan program pelatihan dan pendidikan terhadap sistem informasi akuntani yang digunakan, namun masih sering terjadi adanya kesalahan dalam memasukkan data dan keterlambatan menyajikan laporannya, maka informasi yang dibutuhkan manajemen pada saat diperlukan tidak bisa segera didapat, sehingga akan berdampak pada keputusan yang akan dibuat oleh pihak manajemen ataupun pihak yang membutuhkan informasi tersebut. Keterlambatan penyajian laporan keuangan diakibatkan sering terjadinya kesalahan pada suatu kode rekening dari hasil pengolahan perangkat lunak pendukung ( Simkeu, Foxpro,Microsoft Excel) yang tidak sesuai dengan sistem kode rekening yang digunakan perangkat lunak general ledger. Hal tersebut didukung oleh penuturan Asisten Manajer Sistem Akuntansi PT INTI (Persero), dan Ibu Upi selaku Karyawan PT. Pertani (Persero), dimana dalam penyajian laporan keuangan masih sering tidak tepat diakibatkan sering terjadinya kesalahan dalam memasukkan kode rekening ke perangkat lunaknya, kesalahan pencatatan atau perhitungan dalam pembuatan laporan. Dan tidak adanya standarisasi secara menyeluruh pengkodean rekening sehingga apabila terjadi kesalahan pada suatu laporan maka memerlukan waktu yang banyak dalam mengkoreksinya. Kode-kode ini menjadi dasar untuk pembuatan laporan keuangan. Agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas, pihak perusahaan harus dapat melaksanakan proses bisnisnya secara terkendali serta

7 terarah sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas operasional yang diinginkan. Penggunaan sistem informasi akuntansi memudahkan setiap sistem kerja menyelesaikan proses bisnisnya sehingga bisa meningkatkan efisiensi (penggunaan sumber daya) dan efektivitas (pencapaian tujuan) operasional perusahaaan. Dengan adanya sistem informasi akuntansi pada perusahaan BUMN, maka penyampaian informasi keuangan lebih efektif dan tepat pada pengguna laporan keuangan. Dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu mendapatkan laba, maka laporan keuangan memegang peranan penting untuk mencapai tujuan tersebut. Keberhasilan sistem informasi akuntansi dapat diukur dari kualitas penyajian laporan keuangan. Jika sistem informasi akuntansi dalam penerapannya baik atau memadai akan mampu menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas yang akan menjadi dasar pengambilan keputusan. Agar informasi akuntansi berupa laporan keuangan berguna dalam pengambilan keputusan, harus memiliki karakteristik kualitatif laporan keuangan yaitu (1) dapat dipahami, (2) relevan, (3) reliabilitas/ keandalan, (4) dapat dibandingkan, dan (5) konsistensi. Dari kelima karakteristik yang disebutkan di atas, jelaslah bahwa apabila sebuah perusahaan telah menerapkan sistem informasi akuntansi, maka laporan yang dihasilkan haruslah memperhatikan karakteristik laporan ini, sehingga dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan dalam menyajikan laporan yang berkualitas bagi para penggunanya.

8 Sebagai rujukan dari penelitian ini, penulis merujuk pada penelitian Ridwan (2009) dengan judul pengaruh penerapan aplikasi sistem informasi manajemen daerah dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah penerapan aplikasi sistem informasi manajemen daerah memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian rujukan adalah terletak pada variabel independen yang digunakan. Variabel independen yang dipakai Ridwan adalah penerapan aplikasi sistem informasi manajemen daerah. Yang mana sistem informasi manajemen daerah menurut Ridwan (2009) adalah Sistem berbasis database komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Alasan peneliti mengganti variabel independen menjadi sistem informasi akuntansi adalah karena peneliti lebih melihat pada pelaksanaan aplikasi akuntansi perusahaan dalam proses bisnisnya yang menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas, yaitu sebagai pengolah data perusahaan. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik melakukan penelitian yang berhubungan dengan judul Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Dalam Meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan (Survei pada 7 (Tujuh) Badan Usaha Milik Negara di Kota Bandung).

9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan sebelumnya, penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sistem informasi akuntansi pada 7 (tujuh) BUMN di Kota Bandung? 2. Bagaimana kualitas laporan keuangan pada 7 (tujuh) BUMN di Kota Bandung? 3. Seberapa besar pengaruh sistem informasi akuntansi dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan pada 7 (tujuh) BUMN di Kota Bandung? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini dilakukan adalah untuk memperoleh gambaran mengenai sistem informasi akuntansi dan pengaruhnya dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan, dan dengan tujuan untuk: 1. Mengetahui sistem informasi akuntansi pada 7 (tujuh) BUMN di Kota Bandung. 2. Mengetahui kualitas laporan keuangan pada 7 (tujuh) BUMN di Kota Bandung. 3. Mengetahui besarnya pengaruh sistem informasi akuntansi dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan pada 7 (tujuh) BUMN di Kota Bandung.

10 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa kegunaan, antara lain: 1. Aspek Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat dijadikan sebagai bahan kajian dalam pengembangan lebih lanjut khususnya mengenai pengaruh antara sistem informasi akuntansi dengan kualitas laporan keuangan. 2. Aspek Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber pemikiran bagi 7 (tujuh) BUMN di Kota Bandung sebagai informasi mengenai seberapa besar pengaruh sistem informasi akuntansi dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan, sehingga dapat digunakan untuk pembuatan kebijakan perusahaan.