BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN AKTUALISASI DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ABA 31 NGALIYAN SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ABA 31 NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah bagi orangtua. Namun, anak juga. bisa menjadi cobaan bagi orangtua. Sebagaimana dalam

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik, sedangkan perkembangan merupakan segala perubahan yang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Aktualisasi Diri Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. masa estetik. Pada masa vital anak menggunakan fungsi-fungsi biologisnya untuk

HUBUNGAN ANTARA JARAK KELAHIRAN YANG DEKAT DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDONG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak pra sekolah adalah anak yang berumur bulan, pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. hingga perguruan tiggi termasuk di dalamnya studi akademis dan umum, program

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manusia menurut (Marin, 2008) pada dasarnya terdiri

UPAYA MENINGKATKAN DAYA PIKIR ANAK MELALUI PERMAINAN EDUKATIF

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk perilaku sosial anak menjadi lebih baik dan berakhlak.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik artinya orang tersebut memiliki kecerdasan emosional. Bar-On (1992,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan

BAB I PENDAHULUAN. teratur dan terus menerus, baik perubahan itu berupa bertambahnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah distres psikologik atau distres emosional (Stuart, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 13, hlm ), hlm. 97

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

BAB I PENDAHULUAN. aspek kognitif yang berhubungan dengan fungsi intelektual (Syaodih, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI TK NEGERI PEMBINA 2 KOTA JAMBI

KESIAPAN BERSEKOLAH ANAK PADA ANAK-ANAK TAMAN KANAK- KANAK (TK) FULLDAY DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam perjalanan hidupnya manusia melewati fase-fase kehidupan sejak ia

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-6 TAHUN ABSTRAK

prestasi saat ini siswa cenderung dituntut oleh pihak sekolah untuk memenuhi target pencapaian prestasi, sehingga mereka cenderung jenuh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. orang tua sejak anak lahir hingga dewasa. Terutama pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. masa sekolah. Masa ini disebut juga masa kanak-kanak awal, terbentang usia 3-6

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang berfungsi untuk membantu meletakkan dasar-dasar kearah

BAB 1 PENDAHULUAN. bermain/oddler, masa usia prasekolah, usia sekolah, remaja sampai dewasa. Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia

BAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak

PERAN ORANG TUA MEMBENTUK GENERASI EMAS. Oleh: Eny Nur Aisyah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki konsep diri dan perilaku asertif agar terhindar dari perilaku. menyimpang atau kenakalan remaja (Sarwono, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, dimana setiap keluarga

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA C YAYASAN SOSIAL SETYA DARMA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2016 MOTIVASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pengasuhan anak, dilakukan orang tua dengan menggunakan pola asuh

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Mekanisme koping adalah suatu cara yang digunakan individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Erikson pada tahap anak usia 3-5 tahun (preschool age), anak

BAB I PENDAHULUAN. kecepatan perkembangan otak anak selama hidupnya artinya Golden Age. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya (Suyanto, 2003:6).

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB 1 PENDAHULUAN. serta biasanya sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi,

HUBUNGAN PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK SURYA BARU PLOSOWAHYU LAMONGAN. Lilis Maghfuroh.

2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya (IQ), namun juga ditentukan oleh bagaimana seseorang dapat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNIKAHAN USIA MUDA DI DESA SARIBUDOLOK KECAMATAN SILIMAKUTA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 Tiap-tiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. bahwa anak bukan hanya tanggung jawab orang tua, tetapi masyarakat bahkan juga

BAB I PENDAHULUAN. serta personal sosial mereka. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Juanita Sari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap masa depan seseorang. Seperti yang dituturkan oleh Menteri Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang sangat luar biasa, karena anak akan menjadi generasi penerus dalam keluarga.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sebagai generasi unggul dalam sauatu negara pada dasarnya tidak akan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya tanpa bantuan dari orang yang dianggap dewasa. Suatu perjalanan hidup yang harus dilalui seorang anak adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap fisik, sedangkan perkembangan merupakan segala perubahan yang terjadi pada anak baik secara fisik, kognitif, emosi maupun psikososial. Untuk berkembang dengan optimal anak memerlukan dukungan yang kondusif dari keluarga (Mulyadi, 2004). Anak-anak merupakan sosok individu yang sedang menjalani perkembangan yang sangat pesat dan dasar bagi individu dan untuk kehidupan yang lebih lanjut. Anak-anak memiliki dunia dan karakteristiknya tersendiri dan jauh berbeda dari dunia dan karakteristik orang dewasa. Masa anak-anak cenderung lebih aktif, antusias, dinamis dan hampir selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya. Pencapaian seorang anak menjadi generasi yang unggul tentunya dipengaruhi oleh pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Maslow menyebutkan bahwa kebutuhan manusia meliputi kebutuhan biologis (sandang, pangan, papan, dan kesehatan) serta kebutuhan psikologis (rasa aman, self esteem, dan kasih sayang). Kebutuhan-kebutuhan tersebut tentunya harus terpenuhi sehingga mencapai tingkat kebutuhan dasar manusia yang paling tinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Pemenuhan kebutuhan pada anak tidak hanya kebutuhan yang berhubungan secara fisiologis dan materi yang harus terpenuhi serta keluarga yang selalu menuruti apa yang anak minta, akan tetapi sebagai keluarga yang memperhatikan kebutuhan anak seperti kebutuhan psikologis, mental, dan emosional seorang anak yang dapat menunjang pencapaian aktualisasi pada anak. Kebutuhan-kebutuhan dasar sebelum aktualisasi diri yang terpenuhi akan lebih cepat untuk pencapaian proses aktualisasi diri dibandingkan tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar sebelum aktualisasi diri yang tidak terpenuhi (Asmadi, 2008). 1

2 Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar sebelum aktualisasi diri yang dapat menunjang proses pencapaian aktualisasi diri pada anak merupakan cara yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam pencapaian kebutuhan dasar manusia yang paling tinggi yaitu aktualisasi diri, jika semakin cepat proses aktualisasi diri maka seorang anak dapat dikatakan telah sampai pada kematangan dalam diri anak. Sikap aktualisasi diri pada anak dapat diwujudkan dengan pengembangan potensi yang ada dalam diri anak, dimana setiap anak dilahirkan memiliki potensi yang beragam dan berbeda-beda dalam berbagai bidang serta sesuai dengan taraf intelegensi seorang anak. Kemampuan seorang anak untuk menemukan dan mengembangkan potensi yang dimiliki disebut dengan aktualisasi diri merupakan salah satu hal terpenting dalam perkembangan anak. Proses aktualisasi diri pada anak dapat terbangun karena adanya rasa percaya diri. Anak yang sudah memiliki rasa percaya diri merupakan aspek terpenting dalam penggalian potensi pada anak usia dini karena dengan rasa percaya diri yang tinggi anak akan mudah untuk memperlihatkan potensi yang anak miliki ( Zirly, 2002). Pembentukan potensi pada anak sebagai gambaran proses terwujudnya aktualisasi pada anak dapat timbul dalam diri anak saja, akan tetapi peran keluarga sebagai pendamping anak dalam menjalani proses menjadi seseorang yang memilki aktualisasi diri sangatlah penting. Peran keluarga yang dilakukan pada anak dapat dimulai dengan penerimaan seorang anak dalam suatu keluarga sampai anak mengenal dan mulai mengeksplore dunia luar dalam pencapaian potensi yang dimiliki. Anak yang mendapatkan penerimaan dan dukungan dari keluarga secara penuh, akan mudahkan anak melampaui proses aktualisasi diri. Dimana proses aktualisasi diri yang tercapai sejak dini merupakan bentuk pematangan kepribadian pada anak lebih baik dari anak usia prasekolah pada umumnya sampai anak menginjak usia yang lebih dewasa (Asmadi, 2008). Peran keluarga dalam pembentukan aktualisasi diri pada anak sangat besar salah satu peran keluarga adalah dengan cara mendukung proses aktualisasi diri pada anak. Dimana pada usia anak-anak yang sering disebut usia emas (golden period) dalam tahapan ini anak mencari apa yang mereka inginkan dan menggali

3 potensi-potensi yang dimiliki anak, sehingga peran keluarga dalam proses pendampingan dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar baik secara fisiologis sampai dengan dukungan secara psikologis harus terpenuhi karena masa anakanak adalah fase yang berharga dan penting dalam pembentukan kehidupan manusia yang memiliki aktualisasi diri. Dukungan keluarga dapat terjadi karena adanya fungsi keluarga dari segi biologis, ekonomi, sosial, pendidikan dan agama mengalami perjalanan yang baik maka pemenuhan kebutuhan anak dalam keluarga terpenuhi secara baik untuk sampai pada proses aktualisasi diri. Akan tetapi, seringkali keluarga dalam hal ini orang tua merasa cukup hanya memberikan dukungan secara material dengan menuruti dan memenuhi apa yang anak minta tanpa menghiraukan dukungan secara psikologis yang dibutuhkan juga oleh anak seperti halnya dukungan secara emosional dan mental anak perlu untuk diperhatikan dalam menghadapi proses menemukan potensi yang dapat mengaktualisasikan diri pada anak (Martin, 2003). Hasil penelitian yang dilakukan Fatoni (2006), tentang hubungan pola asuh over protektif orang tua dengan aktualisasi diri pada anak remaja menunjukkan semakin protektif orang tua dalam memberikan asuhan kepada anaknya akan semakin rendah aktualisasi diri anak remaja tersebut. Hasil Penelitian Wulandari (2010), tentang hubungan pola asuh orang tua dengan aktualisasi diri anak usia prasekolah di SMPN 29 Semarang menunjukkan jika pola asuh orang semakin baik maka aktualisasi diri pada anak akan semakin baik. Fenomena di atas cukup jelas bahwa peran dan dukungan keluarga sangat erat hubungannya dengan pengembangan sikap aktualisasi pada anak terutama pada anak usia prasekolah, dimana anak usia prasekolah adalah fase awal seorang anak mengeksplor dunia luar untuk mencari apa yang mereka inginkan dan potensi yang dimiliki. Oleh karena itu hendaknya orang tua memberikan dukungan yang sesuai dengan usia perkembangan anak dan memenuhi kebutuhankebutuhan dasar yang diperlukan anak terutama saat anak memasuki usia prasekolah sehingga pencapaian aktualisasi diri pada anak dapat berproses dengan baik dan membentuk anak menjadi pribadi manusia yang matang.

4 Peneliti akan melakukan penelitian di TK ABA 31 Ngaliyan Semarang dengan pertimbangan karena di TK tersebut adalah TK yang paling banyak anakanak usia prasekolah di kawasan ngaliyan yang jumlah semua anak didiknya ada 48 anak yang dibagi menjadi 4 kelompok. Dibagi menjadi kelompok A dan B, kelompok A dibagi menjadi A I terdiri dari 14 anak dan A II terdiri dari 14 anak, sedangkan kelompok B dibagi menjadi B I yang terdiri dari 16 anak dan B II terdiri dari 17 anak. Berdasarkan observasi peneliti ada beberapa anak di kelompok A dan B yang masih ditunggu oleh keluarga sampai selesai sekolah bahkan pihak keluarga ada yang masuk ke kelas dan ikut serta dalam kegiatan belajar di kelas. Berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana dukungan keluarga dan sikap aktualisasi diri pada anak usia prasekolah yang dilakukan di TK ABA 31 Ngaliyan Semarang Jawa Tengah dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga dengan Sikap Aktualisasi anak Usia Prasekolah di TK ABA 31 Ngaliyan Semarang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan sikap aktualisasi diri pada anak usia prasekolah di TK ABA 31 Ngaliyan Semarang?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan sikap aktualisasi diri pada anak usia prasekolah di TK ABA 31 Ngaliyan Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan dukungan keluarga pada anak usia prasekolah di TK ABA 31 Ngaliyan Semarang. b. Mendiskripsikan tentang sikap aktualisasi diri pada anak usia prasekolah di TK ABA 31 Ngaliyan Semarang. c. Menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan sikap aktualisasi pada anak usia prasekolah di TK ABA 31 Ngaliyan Semarang.

5 D. Manfaat Penelitian 1. Peneliti Memicu Peneliti untuk memperkaya wawasan dalam melaksanakan penelitian dan mengadakan serta mengembangkan penelitian yang lebih luas dimasa yang akan datang. 2. Orang tua/ keluarga/ Masyarakat Peneliti mengharapkan penelitian ini bermanfaat untuk keluarga, orangtua dan masyarakat agar mampu memberikan dukungan yang tepat terhadap anak usia prasekolah untuk pencapaian aktualisasi diri secara optimal. 3. Ilmu pengetahuan Peneliti mengharapkan dapat memperkaya bahasan tentang dukungan keluarga untuk peningkatan kemampuan sikap aktualisasi diri pada anak usia prasekolah. 4. Profesi keperawatan Peneliti mengharapkan hasil penelitiannya memperkaya pengetahuan perawat dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan kepada klien baik individu, kelompok dan masyarakat. 5. Institusi Peneliti mengharapkan penelitiannya mampu memberikan masukan kepada TK ABA 31 Ngaliyan Semarang tentang dukungan orang tua terhadap sikap aktualisasi pada anak usia prasekolah. E. Bidang Ilmu Bidang ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu keperawatan anak. F. Orisinalitas Penelitian Tabel 1. 1 Orisinalitas Penelitian Tahun/ Universitas Judul Sampel Hasil Peneliti 2010/ Weni Universitas Hubungan Pola asuh Proposional Random Pola asuh yang diterapkan

6 Wulandari Muhamma diyah Semarang Orang Tua Dengan Aktualisasi Diri Pada Anak Usia Sekolah di Kelas 7 SMPN 29 Semarang sampling pada muridmurid SMP 29 Semarang yang telah dibagi dengan wilayah proporsi yang sama orang tua sebagian besar siswa menjawab Demokratis yaitu sebesar 124 orang (86,1%) dan Aktalisasi pada anak digolongkan kedalam aktualisasi diri yang tinggi yaitu sebanyak 131 orang (91, 0%) 2009/Sari Indah Sa diyah Universitas Negri Semarang Pengaruh Penerimaan Orang Tua dengan Kondisi Anak terhadap Aktualisasi Diri Anak Penyandang Cacat Fisik di SLB D YPAC Cabang Semarang Teknik sampling yang digunakan adalah sampling purposive, ditunjuk 16 orang tua dan 16 anak sebagai subjek penelitian. Tingkat penerimaan orang tua 81 % berada pada kategori tinggi, sedangkan tingkat aktualisasi diri anak penyandang cacat 94 % berada pada kategori tinggi. 2008/Irwan Prasetyo Universitas Muhamma diyah Malang Hubungan Aktualisasi diri dengan kepercayaan diri pada siswa yang mengikuti kegiatan Ekstrakulikuler di SMA Darul Ulum 1 Unggulan BPP Rejosari-Peterongan Jombang Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu ditunjuk 70 siswa yang mengikuti ekstrakulikuler 45,7% siswa memiliki aktualisasi diri yang tinggi dan untuk tingkat kepercayaan diri 21,4% kategori tinggi G. Perbedaan penelitian dari penelitian yang ada sebelumnya yaitu :

7 1. Penelitian sebelumnya mengambil obyek penelitian anak remaja dan cacat sedangkan penelitian yang diambil oleh peniliti obyeknya adalah usia prasekolah. 2. Dalam penelitian ini peneliti mengambil tempat penelitian di Taman Kanak-kanak sedangkan penelitian sebelumnya mengambil tempat di SMP dan SLB cacat fisik. 3. Pengambilan sampling untuk penelitian ini dengan tehnik total sampling sedangkan untuk penelitian terdahulu dengan tehnik Proposional Random dan Proposive sampling.