LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS HASIL PERTANIAN

dokumen-dokumen yang mirip
TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI. Senin, 28 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

KIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

PENENTUAN KADAR VITAMIN C METODE IODIMETRI BAB V PEMBAHASAN

PENETAPAN KADAR VITAMIN C (Metode Titrimetri)

JURNAL KFL GOL. VITAMIN (THIAMIN HCL)

MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium kimia D-3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu

Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

Penentuan Kadar Vitamin C dengan Titrasi Iodometri Langsung

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR PENGUJIAN BAHAN PANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas

Widya Kusumaningrum ( ) Page 1

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

3 METODOLOGI PENELITIAN

MODUL Dasar-Dasar Kimia Analitik. Kelompok 2 :

PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA BAWANG PUTIH (Allium sativum, L) DENGAN METODE IODIMETRI

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

MAKALAH KIMIA ANALITIK I TITRASI REAKSI OKSIDASI DISUSUN OLEH : A. NURUL ANA HUSAIN PENDIDIKAN KIMIA

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA YOU-C1000 DAN VITACIMIN DENGAN METODE IODIMETRI

MAKALAH KIMIA ANALITIK 1. Iodo Iodimetri

MODUL 2 PENENTUAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM YOU C Kurnia Sandwika Henry Liyanto Ignatio Glory

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN LEMAK UJI SAFONIFIKASI

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan

BAB I PENDAHULUAN. tarik sendiri, seperti rasa yang lezat, aroma yang khas, serta warna dan bentuk

Analisis Vitamin C. Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam

Analisis Fisiko Kimia

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN

PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

BAB I PENDAHULUAN. fosfor, besi atau mineral lain. Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

ANEKA RESEP JUS SEHAT. Mastoso Slow Juicer MT-67. Bagian 2

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

Volume 5 No. 2 Juni 2017 ISSN: PENGARUH PEMANASAN SARI BUAH JERUK TERHADAP TINGKAT KEHILANGAN VITAMIN C

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai. bulan Maret 2012 di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Analisa

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

pengenceran larutan PENDAHULUAN

laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

I. PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan terjadinya peningkatan

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C : PENDIDIKAN MIPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman nanas mempunyai nama ilmiah (Ananas comosus. Merr.)

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS HASIL PERTANIAN PENENTUAN KADAR VITAMIN C DISUSUN OLEH : NAMA NIM KELAS PRODI DOSEN ASISTEN : MUHAMMAD ILHAM : D1C012033 : B : TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN : - Ir. Surhaini.M.P. - Dr. Mursalin. S,TP., M,Si. : JAUHARIE FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan. Vitamin dibagi ke dalam dua golongan. Golongan pertama oleh Kodicek (1971) disebut prakoenzim (procoenzyme), dan bersifat larut dalam air, tidak disimpan oleh tubuh, tidak beracun, diekskresi dalam urine. Yang termasuk golongan ini adalah tiamin, riboflavin, asam nikotinat, piridoksin, asam kolat, biotin, asam pantotenat, vitamin B 12 (disebut golongan vitamin B) dan vitamin C. Golongan kedua yang larut dalam lemak disebutnya alosterin, dan dapat disimpan dalam tubuh. Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 178 dengan rumus molekul C 6 H 8 O 6. Dalam bentuk kristal tidak berwarna, titik cair 190 192 o C. Bersifat larut dalam air, sedikit larut dalam aseton atau alcohol yang mempunyai berat molekul rendah. Vitamin C sukar larut dalam chloroform, ether, dan benzene. Asam askorbat sangat mudah teroksidasi menjadi asam dihidroaskorbat yang masih mempunyai keaktifan sebagai vitamin C. Asam dihidroaskorbat secara kimia sangat labil dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam diketogulonat yang tidak memiliki keaktifan sebagai vitamin C lagi. Penentuan vitamin C dapat dikerjakan dengan titrasi iodimetri. Titrasi iodimetri merupakan titrasi langsung berdasarkan reaksi redoks yang menggunakan larutan baku I 2 untuk mengoksidasi analatnya. A Reduksi + I 2 A Oksidasi + I - Iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat, sehingga hanya zat-zat yang merupakan reduktor yang cukup kuat dapat dititrasi. Indikator yang digunakan ialah amilum, dengan perubahan dari tak berwarna menjadi biru. 1.2 Tujuan Pratikum Adapun tujuan pratikum kali ini adalah untuk mengetahui kadar vitamin C pada suatu komoditi bahan dan buah ( pepaya, jeruk, nanas dan mangga ).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Vitamin C adalah salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan dan efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan, termasuk melindungi lensa dari kerusakan oksidatif yang ditimbulkan oleh radiasi. Status vitamin C seseorang sangat tergantung dari usia, jenis kelamin, asupan vitamin C harian, kemampuan adsorbs, dan ekskresi, serta adanya penyakit tertentu. Rendahnya asupan serat dapat mempengaruhi asupan vitamin C karena bahan makanan sumber serat dan buah-buahan juga merupakan sumber vitamin C. Larutan encer vitamin C pada ph kurang dari 7,5 masih stabil apabila tidak ada katalisator seperti di atas. Oksidasi vitamin C akan terbentuk asam dihidroaskorbat (Sudarmadji, 1989). Vitamin C atau asam askorbat, merupakan vitamin yang dapat ditemukan dalam berbagai buah-buahan dan sayuran. Vitamin C berwarna putih, berbentuk kristal senyawa oganik, dan dapat disintesis dari glukosa atau diekstrak dari sumber-sumber alam tertentu seperti jus jeruk. Vitamin pertama kali diisolasi dari air jeruk nipis oleh Gyorgy Szent tahun 1928. Vitamin C bertindak ampuh mengurangi oksigen, nitrogen, dan sulfur yang bersifat radikal. Vitamin C bekerja sinergis dengan tokoferol yang tidak dapat mengikat radikal lipofilik dalam area lipid membrane dan protein. Pengobatan dengan vitamin C dapat memulihkan kadar zat besi dalam tubuh (Harjadi, W. 1990). Ada beberapa metode yang dikembangkan untuk penentuan kadar vitamin C diantaranya adalah metode spektrofotometri UV-Vis dan metode iodimetri. Metode Spektrofotometri dapat digunakan untuk penetapan kadar campuran dengan spectrum yang tumpang tindih tanpa pemisahan terlebih dahulu. Karena perangkat lunaknya mudah

digunakan untuk instrumentasi analisis dan mikrokomputer, spektrofotometri banyak digunakan di bidang analisis kimia sedangkan iodimetri merupakan metode yang sederhana dan mudah diterapkan dalam suatu penelitian (Harjadi, W. 1990). Titrasi iodimetri adalah salah satu metode titrasi yang didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. iodimetri merupakan titrasi terhadap zat-zat reduktor yang dilakukan secara langsung. Titrasi iodimetri ini dapat dilakukan untuk menentukan kadar zat-zat oksidator secara langsung, seperti kadar yang terdapat dalam serbuk vitamin C. Dalam bidang farmasi metode ini dapat juga digunakan untuk menentukan kadar zat-zat yang mengandung oksidator lainnya. Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas mengenai analisis kadar vitamin C dengan metode iodimetri (Basset, J. Dkk. 1994). Titrasi iodimetri merupakan titrasi redoks. Titrasi-titrasi redoks berdasarkan pada perpindahan electron antara titran dengan analit. Jenis titrasi ini biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir. Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia dimana terjadi kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi digunakan untuk setiap penurunan bilangan oksidasi. Berarti proses oksidasi disertai hilangnya electron sedangkan reduksi memperoleh electron (Basset, J. Dkk. 1994). Titrasi iodimetri merupakan titrasi langsung terhadap zat-zat yang potensial oksidasinya lebih rendah dari sistem iodium iodide, sehingga zat tersebut akan teroksidasi oleh iodium. Cara melakukan analisis dengan menggunakan senyawa pereduksi iodium yaitu secara langsung disebut iodimetri, dimana digunakan larutan iodium untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang dapat dioksidasi secara kuantitatif pada titim ekuivalennya. Iodimetri adalah oksidasi kuantitatif dari senyawa pereduksi dengan menggunakan iodium. Iodimetri ini terdiri dari dua yaitu iodimetri metode langsung yaitu bahan pereduksi langsung dioksidasi dengan larutan baku iodium (Poedjiadi, Anna. 1994). Praktikum analisa kuantitatif vitamin C dalam sampel dilakukan dengan menggunakan metode titrasi iodimetri (titrasi langsung). Hal ini berdasarkan bahwa sifat vitamin C dapat bereaksi dengan iodin. Penentuan ini dilakukan dengan menggunakan larutan I2 0,1 N sebagai titran. Sampel yang dipergunakan saat praktikum adalah minuman penyegar untuk panas dalam dengan kemasan yang banyak dijual di pasaran dengan merk dagang adem sari. Dalam kemasan minuman disebutkan bahwa dalam minuman tersebut kaya akan vitamin C (Poedjiadi, Anna. 1994). Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna hijau dan buah-buahan. Vitamin C dapat hilang karena hal-hal seperti :

1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur, 2. Pencucian sayur setelah dipotong-potong terlebih dahulu, 3. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan, dan 4. Membuka tempat berisi vitamin C sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang tidak reversible (Poedjiadi, 1994). Penentuan vitamin C dapat dikerjakan dengan titrasi iodimetri. Titrasi iodimetri merupakan titrasi langsung berdasarkan reaksi redoks yang menggunakan larutan baku I2 untuk mengoksidasi analatnya (Sudarmaji, Slamet. Dkk. 1989). AReduksi + I2 Û AOksidasi + I- Iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat, sehingga hanya zat-zat yang merupakan reduktor yang cukup kuat dapat dititrasi. Indikator yang digunakan ialah amilum, dengan perubahan dari tak berwarna menjadi biru (Sudarmaji, Slamet. Dkk. 1989).

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pratikum dilaksanakan pada hari jum at 06 juni 2014 pukul 08.30 10.30 di Laboratorium Kimia Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi Pondok Meja. 3.2 Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan dalam pratikum adalah timbangan, pisau, gelas ukur, erlemenyer, gelas piala, corong kaca, biuret, kaki tiga (statis), pemanas, labu ukur, mortal dan alu dan batang pengaduk. Sedangkan bahan yang digunakan adalah pepaya, nanas, jeruk, mangga, iodin 0,01 N, aquadest, dan larutan amilum 1 %. 3.3 Prosedur Kerja Siapkan alat dan bahan yang digunakan. Kupas dan timbang buah yang telah bersih menggunakan timbangan sebanyak 200 gr. Haluskan menggunakan mortal dan alu hingga diperoleh slurry kemudian timbang sebanyak 20 gr menggunakan timbangan analitik dan masukkan kedalam labu ukur 250 ml. Tambahkan aquadest hingga batas miniskus pada labu ukur 250 ml dan homogenkan hingga homogen. Ambil larutan yang telah homogen sebanyak 20 ml menggunakan gelas ukur dan masukkan kedalam erlemeyer tambahkan aquadest sebanyak 70 ml. Tambahkan larutan amilum kedalam erlemeyer sebanyak 1 ml menggunakan pipet dan lakukan titrasi. Isi biuret dengan larutan iodin 0,01 N untuk digunakan mentitrasi larutan yang akan dianalisa vitamin C-nya. Catat volume yang digunakan dalam mentitrasi hingga larutan berubah warna. Hitung menggunakan rumus sebagai berikut untuk mengetahui jumlah kadar vitamin C-nya.

3.4 Diagram Alir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil KELOMPOK SAMPEL ml IODIN KADAR VITAMIN C 1 2 3 4 4.2 Pembahasan Vitamin merupakan senyawa organik kompleks yang esensial untuk pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi mahluk hidup. Berhubung vitamin tidak disintesa dalam tubuh maka vitamin harus ada dalam makanan yang dikonsumsi. Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 178 dengan rumus molekul C6H8O6. Dalam bentuk kristal tidak berwarna, titik cair 190-192oC, bersifat larut dalam air sedikit larut dalam aseton atau alcohol yang mempunyai berat molekul rendah. Vitamin C sukar larut dalam chloroform, ether, dan benzene. Pada ph rendah vitamin C lebih stabil daripada ph tinggi. Praktikum analisa kuantitatif vitamin C dalam sampel dilakukan dengan menggunakan metode titrasi iodimetri (titrasi langsung). Hal ini berdasarkan bahwa sifat vitamin C dapat bereaksi dengan iodin. Penentuan ini dilakukan dengan menggunakan larutan I2 0,01 N sebagai titran dan amilum sebagai indikator. titrasi iodimetri adalah reduksi analat oleh I2 menjadi I-. Iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat, sehingga hanya zat-zat yang merupakan reduktor yang cukup kuat yang dapat dititrasi. Sehingga penerapannya tidak terlalu luas, salah satu penerapan titrasi dengan metode iodimetri adalah pada penentuan bilangan iod minyak dan lemak juga vitamin C. Penentuan vitamin C (asam askorbat) dilakukan dengan titrasi iodimetri (titrasi langsung). Hal ini berdasarkan sifat bahwa vitamin C dapat bereaksi dengan I 2. Reaksi : Fungsi larutan iod ialah pereaksi untuk memperlihatkan jumlah vitamin C yang terdapat dalam sampel menjadi senyawa dihidroaskorbat sehingga akan berwarna biru

karena pereaksi yang berlebih. Sebelum dititrasi, sampel ditambahkan 1 ml larutan amilum yang berperan sebagai indikator. Larutan amilum bereaksi dengan iod, dengan adanya iodida membentuk suatu kompleks yang berwarna biru yang akan terlihat pada konsentrasi iod yang sangat rendah.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pratikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Penentuan kadar vitamin C dilakukan dengan titrasi iodimetri ( titrasi langsung) yang menggunakan larutan I 2 0,01 N sebagai larutan baku dan larutan amilum sebagai indikator. Sampel yang digunakan ialah sampel dari buah pepaya, mangga, nanas dan jeruk. Hasil tidak terdeteksi karena Iodin yang digunakan terlalu encer yang seharusnya digunakan 0,1 N sedangkan yang digunakan adalah 0,01 N.

DAFTAR PUSTAKA Basset, J. Dkk. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Penerbit PT Gramedia. Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar Dasar Biokimia. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. Sudarmaji, Slamet. Dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Penerbit Liberty.