BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan efektif apabila satuan

dokumen-dokumen yang mirip
KENAIKAN JABATAN/PANGKAT GURU. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Banyumas 2017

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

Penilaian Prestasi Kerja Bagi Dosen Tetap Yayasan yang Telah Memiliki Sertifikat Pendidik

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

RUANG LINGKUP MATERI DAN ALOKASI WAKTU

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN

KABIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL (Persfektif UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN dan Peraturan

KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN

2016, No Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata Nuklir dan Angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini dalam kaitannya

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DALAM PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Dr. Ali Mustadi, S. Pd, M. Pd

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A.

Tarakan, 15 November 2016 Kepada Yth. Seluruh PNS : 1. Fungsional Guru 2. Fungsional Pamong Belajar 3. Fungsional Penilik 4. Fungsional Pengawas

PENGANGKATAN DALAM JABATAN STRUKTURAL

JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Keterkaitan PUBLIKASI ILMIAH Dengan PKB

2016, No Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan Keterkaitannya dengan PUBLIKASI ILMIAH

448 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

MENUJU ASN YANG PROFESIONAL BERBASIS SISTEM MERIT MELALUI PENGUATAN JABATAN FUNGSIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

(Invited Speaker dalam Seminar Nasional di Universitas Bengkulu, 29 Nopember 2009)

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat penting. Seperti ditemukan dalam berbagai studi baik di. nasional Universitas Pendidikan Indonesia, 2012:10).

Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

DRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG JABATAN AKADEMIK DOSEN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENYESUAIAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH

BIRO KEPEGAWAIAN KEMENTERIAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DI DAERAH (JFP2UPD) DAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR (JFA)

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

JABATAN AKADEMIK DOSEN DALAM KERANGKA MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Peraturan...

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

DISAMPAIKAN OLEH: KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REPORMASI BIROKRASI 2011 LKPP, SIMPOSIUM,

2016, No atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyesuaian Penetapan Angka Kredit Guru Pegawai Negeri Sip

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Sebagai pendidik, guru

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OUTLINE ANALIS KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH

Bab 1. Angka kredit. dalam kegiatan pengembangan profesi guru. bab 1 1

STRATEGI PENCAPAIAN ANGKA KREDIT WIDYAISWARA

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU PASCA PERMENEGPAN & RB NOMOR 16 TAHUN

SELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI PERKA LIPI NO. 07 TAHUN 2017

Panitia Sertifikasi Guru Sub Rayon 149 Universitas Ahmad Dahlan KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

BUPATI SUKOHARJO TENTANG PERPANJANGAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MEMANGKU JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1994 TENTANG PERATURAN GAJI HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peluang Jabatan Widyaiswara Utama Berkembang di Lembaga Diklat Pemerintah Daerah Oleh: Irwan Widyaiswara Muda BKPP Aceh

2015, No Fungsional Pengantar Kerja didasarkan pada analisis beban kerja; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Ne

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lemba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG

by Opong-Sosialisasi Perka No. 2 Th 2017-Perpusnas 18 Juli 2017

PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU): Nikmat atau Sengsara?

PENYUSUNAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

2016, No Nomor 157 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa P

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGELOLAAN ADMINISTRASI KENAIKAN PANGKAT BAGI DOSEN

PENGELOLAAN ADMINISTRASI KENAIKAN PANGKAT BAGI DOSEN

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 91 /KPTS/013/2017 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 39 TAHUN 2014 NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan efektif apabila satuan pendidikan memiliki guru yang sesuai dengan kebutuhan, baik jumlah, kualifikasi, maupun kompetensinya. Mengingat tugas guru yang begitu berat, maka sudah seharusnya pengetahuan, wawasan, dan keterampilan guru harus selalu ditingkatkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini. Menurut Mulyasa (2011:5) guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Hal ini disadari oleh Pemerintah dengan mengeluarkan Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) semakin menegaskan komitmen pemerintah dalam peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing di masa depan. UUGD Bab IV Pasal 8 menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal 10 ayat 1 menyatakan bahwa kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Agung Budi Waskito, 2012 Pengaruh Penguasaan Teknologi Informasi Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2 Sebagai tenaga profesional, guru diwajibkan untuk mengembangkan profesinya secara berkelanjutan. Dalam pasal 1 ayat 5 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 disebutkan bahwa Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi Guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Berbagai kegiatan pengembangan profesi yang dapat dilakukan guru antara lain adalah dengan melakukan Penelitian tindakan kelas. Menurut Widoyoko (2008:3) penelitian tindakan kelas lebih diharapkan dilakukan guru dalam upayanya menulis Karya Tulis Ilmiah karena: (1) merupakan laporan dari kegiatan nyata yang dilakukan para guru dikelasnya dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran yang berdampak langsung pada proses pembelajaran, dan penelitian tindakan kelas dapat dipandang sebagai tindak lanjut dari penelitian deskriptif maupun eksperimen; (2) dengan melakukan kegiatan penelitian tersebut, maka para guru telah melakukan salah satu tugasnya dalam kegiatan pengembangan profesinya. Bagi guru PNS khususnya Gol IVA ke atas, penelitian tindakan kelas menjadi salah satu prasyarat untuk naik pangkat. Jumlah Angka Kredit (AK) publikasi ilmiah yang diwajibkan bagi guru yang akan naik pangkat dan jabatan setelah keluarnya Permen PAN dan Reformasi Birokrasi No. 16 tahun 2009 sebagai berikut:

3 Jabatan Guru PD PI/KI Keterangan Guru Pertama IIIA ke IIIB 3 - Guru Pertama IIIB ke IIIC 3 4 Guru Muda IIIC ke IIID 3 6 Guru muda IIID ke Guru Madya IVA 4 8 Guru Madya IVA ke IVB 4 12 Guru Madya IVB ke IVC 4 12 + Presentasi Guru Madya IVC ke Guru Utama IVD 5 14 Guru Utama IVD ke IVE 5 20 PD = Pengembangan Diri PI = Publikasi Ilmiah KI = Karya Inovatif Sumber: Diolah dari Ketentuan Permen PAN dan Reformasi Birokrasi No. 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit. Dengan berdasarkan Permen No 16 Tahun 2009 dan uraian diatas, pengembangan kepropesian diperuntukan bagi guru PNS mulai dari jabatan guru IIIB keatas. Menurut Permen 47 Tahun 2007 tentang Penetapan Inpassing Jabatan Guru Fungsional Guru Bukan PNS dan Angka Kreditnya dan Pedoman Penetapan Inpassing Jabatan Fungsional Guru bukan PNS, bahwa inpassing Guru bukan PNS adalah proses penyesuaian kepangkatan guru bukan PNS dengan kepangkatan guru PNS, sehingga guru swastapun mempunyai tanggung jawab yang sama karena pada hakekatnya guru harus dapat mengembangankan profesionalismenya untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan pembelajaran dikelas guna mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Data menunjukan penilaian penelitian tindakan kelas pengembangan profesi guru SMK Gol IVA ke atas tahun 2010 di Jawa Barat sebagai berikut: usulan meliputi 26

4 kab/kota sebanyak 37 guru, dengan hasil 25 orang belum lulus, dan 12 lulus (Sumber: Subbag Umum, LPMP Jawa Barat, 2010). Padahal berdasarkan data NUPTK tahun 2009 di Jawa Barat guru SMK dengan golongan kurang dari IIID sebanyak 3.580 orang, yang sudah memiliki golongan IVA sebanyak 2.643 orang, dan yang sudah memiliki golongan IVB keatas berjumlah 388 orang, jika dibandingakan dengan data usulan penelitian tindakan kelas yang masuk dan hasil penilaiannya bisa kita lihat betapa kurangnya motivasi guru untuk melakukan penelitian serta kurangnya kemampuan guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Persentase kelulusan 3 (tiga) kabupaten/kota terendah dari ajuan sebagai berikut: Kota Cimahi 3,70%, Kabupaten Garut 6,25%, dan Kabupaten Karawang 7,14%. Selanjutnya Mulyasa E. (2011:5) mengemukanan sedikitnya terdapat tujuh indikator yang menunjukkan lemahnya kinerja guru dalam melaksanakan tugas utamanya mengajar, yaitu: (1). Rendahnya pemahaman tentang strategi pembelajaran; (2). Kurangnya kemahiran dalam mengelola kelas; (3). Rendahnya kemampuan melakukan dan memanfaatkan penelitian tindakan kelas (classroom action research); (4). Rendahnya motivasi berprestasi; (5). Kurang disiplin; (6). Rendahnya komitmen profesi; (7). Rendahnya kemampuan manajemen waktu.

5 Berbagai penelitian tentang guru dan hasil belajar siswa memberikan sejumlah implikasi pentingnya berbagai strategi peningkatan mutu guru dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran. Beberapa temuan penting dari berbagai riset adalah: keterampilan dan pengetahuan guru cenderung berpengaruh besar terhadap prestasi siswa dibanding variabel lain seperti pengalaman guru, ukuran kelas, dan rasio guru-siswa, para siswa dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi jika diajar oleh guru yang telah bersertifikat standar, pemanfaatan guru berkualifikasi rendah seperti guru tidak bersertifikat pada cukup banyak sekolah negeri dan swasta secara signifikan berpengaruh terhadap prestasi siswa. Selain hal di atas, motivasi guru dalam melaksanakan tugasnya sangatlah penting, dengan adanya motivasi yang tinggi dalam diri guru, akan meningkatkan kinerjanya dalam pencapaian tujuan. James Drever (Slamento, 2010:58) memberikan pengertian tentang motif sebagai berikut: Motive is an effectiveconative factor which operates in determining the direction of an individual s behavior toward an end or goal, consioustly apprehended or unconsioustly, jadi motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorong. Purwanto (Hamzah B. Uno, 2011:64) mengatakan bahwa fungsi motivasi bagi manusia adalah: (1) sebagai motor penggerak bagi manusia, ibarat seperti bahan bakar pada kendaraan, (2) menentukan arah dan perbuatan, yakni kearah perwujudan kearah tujuan atau cita-cita, (3) mencegah penyelewengan dari jalan

6 yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan, dalam hal ini makin jelas tujuan, maka makin jelas pula bentangan jalan yan harus ditempuh, (4) menyeleksi perbuatan diri, artinya menentukan perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu. Menurut Danim (Asmani, 2011:228), guru yang benar-benar profesional mampu membangkitkan citra diri pada anak didiknya, lebih dari sekadar mendesiminasikan bahan ajar." Guru harus terbuka terhadap hal-hal baru demi pengembangan karier dan akademik. Guru yang memang memiliki keterbukaan, baik dalam hal pemikiran maupun sikapnya terhadap setiap gagasan baru (misalnya pemanfaatan TIK dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa), akan lebih mudah termotivasi untuk mempelajari dan memahami suatu gagasan baru. Dengan kesediaan mempelajari suatu gagasan baru, maka guru akan memiliki pemahaman yang jelas dalam pemanfaatan TIK, sebelum ia menerima dan menerapkan gagasan. Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru, secara khusus kompetensi profesional guru dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) memahami Standar Nasional Pendidikan, (2) mengembangkan KTSP, (3) menguasai materi standar, (4) mengelola Program Pembelajaran, (5) mengelola kelas, (6) menggunakan media dan sumber pembelajaran, (7) menguasai landasan kependidikan, (8) memahami dan menyelenggarakan administrasi sekolah, (9) memahami penelitian dalam pembelajaran, (10) menampilkan keteladanan dan kepemimpinan (11) mengembangkan teory dan konsep dasar kependidikan, dan

7 (12) memahami dan melaksanakan konsep pembelajaran individual (Mulyasa, 2011:136). Berdasarkan latar belakang masalah, penulis tertarik untuk meneliti tentang Pengaruh Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Motivasi terhadap Kemampuan Penelitian Tindakan Kelas (Survey terhadap guru SMK Mata Pelajaran Produktif di Kota Cimahi). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka peneliti merumuskan masalah yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut: (1). Berapakah rata-rata penguasaan TIK guru di Kota Cimahi? (2). Berapakah rata-rata motivasi guru di Kota Cimahi? (3). Berapakah rata-rata kemampuan penelitian tindakan kelas guru di Kota Cimahi? (4). Apakah penguasaan TIK berpengaruh terhadap kemampuan penelitian tindakan kelas? (5). Apakah motivasi guru berpengaruh terhadap kemampuan penelitian tindakan kelas? (6). Apakah penguasaan TIK dan motivasi berpengaruh secara simultan terhadap kemampuan penelitian tindakan kelas?

8 C. Tujuan Penelitian Bertitik tolak dari permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1). Mengetahui rata-rata penguasaan TIK guru di Kota Cimahi. (2). Mengetahui rata-rata motivasi guru di Kota Cimahi. (3). Mengetahui rata-rata kemampuan penelitian tindakan kelas guru di Kota Cimahi. (4). Mengetahui besarnya pengaruh penguasaan TIK terhadap kemampuan penelitian tindakan kelas. (5). Mengetahui besarnya pengaruh motivasi terhadap kemampuan penelitian tindakan kelas. (6). Mengetahui besarnya pengaruh penguasaan TIK dan motivasi secara simultan terhadap kemampuan penelitian tindakan kelas. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik langsung maupun tidak langsung bagi LPMP Jawa Barat, pemerintah daerah dan pengembang ilmu: 1. Manfaat Teoritis Sebagai sebuah pengayaan dalam peningkatan kualitas pendidikan melalui penguasaan TIK, Motivasi, dan kemampuan melakukan penelitian dalam pembelajaran yang dilakukan guru untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

9 2. Manfaat praktis a. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam kegiatannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui penguasaan TIK, motivasi, dan peningkatan kompetensi profesional guru. b. Bagi LPMP Jawa Barat, sebagai landasan dalam pembuatan program penjaminan mutu pendidikan dalam hal pengembangan keprofesian berkelanjutan (Continuous Professional Depelopment/CPD). c. Bagi Pemerintah, sebagai gambaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui guru, mengenai kompetensi profesional guru khususnya dalam melakukan penelitian dalam pembelajaran dan penggunaan TIK serta motivasi guru untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. d. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk melakukan penelitian lanjut tentang penguasaan TIK dan motivasi guru serta kemampuan melakukan penelitian dalam pembelajaran sebagai bagian dari kompetensi profesional guru yang harus dikuasai guru pada institusi pendidikan. E. Struktur Organisasi Tesis Tesis terdiri dari 5 bagian, Bab I (Pendahuluan), Bab II (Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Asumsi, dan Hipotesis), Bab III (Metodelogi Penelitian), Bab IV (Hasil Penelitian dan Pembahasan), Bab V (Kesimpulan dan

10 Rekomendasi), sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah tahun 2011 yang dikeluarkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia.