BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

TARI ZAPIN PECAH LIMA SEBAGAI STIMULUS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DALAM PROSES EKSPLORASI GERAK TARI

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rahayu Yulistia, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah lembaga formal yang kita kenal dengan sekolah. guru sesuai dengan disiplin ilmu yang dikuasainya.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian penting bagi upaya perbaikan pembelajaran dan pengembangan ilmu. Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN DAN PENGUNGGAHAN DOKUMEN PORTOFOLIO SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI 2018

BAB I PENDAHULUAN. namun alat musik elektrikpun berkembang dengan sangat pesat. Salah satu contoh

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. selalu berubah. Perubahan dalam arti perbaikan mutu pendidikan pada semua

BAB IV METODE PENELITIAN

(Class Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas. CAR (Class. Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas menurut Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya

BAB III METODE PENELITIAN

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS 1) R. Rosnawati 2)

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan pertimbangan karena

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang terbaik untuk meneliti suatu masalah adalah metode yang

INSTRUMEN PENELITIAN Helda Rakhmasari Hadie, 2015

PEDOMAN STRUKTUR DAN SUBSTANSI SISTEMATIKA USULAN DAN LAPORAN PTK PRODI PGSD JURUSAN PEDAGOGIK FIP UPI

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara

BAB I PENDAHULUAN. Menulis cerpen merupakan salah satu kompetensi yang diajarkan di SMA.

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Prioritas Pembangunan Pendidikan Nasional tahun sebagaimana telah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa supaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Petunjuk Pengisian. Marisha,2013 EFEKTIVITAS TEKNIK BRAINWRITING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARATIF BAHASA PERANCIS

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI Setting Penelitian 3.2 Subyek Penelitian 3.3 Sumber Data 3.4 Metode Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB III METODE PENELITIAN. dalam hipotesis akan menggunakan pre-experimental (non design). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya.

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Furchan (1992:21), metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dikelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang ada di sekitar kita tidaklah sesusah zaman dahulu. Hal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ketepatan metode yang digunakan dalam penelitian merupakan alat atau

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti dengan topik sesuai dalam pertanyaan-pertanyaan yang peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya, dalam penelitian apa pun sangat diperlukan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dari pembinaan kesiswaan Pasal 1 (a) Mengembangkan potensi siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Fikhi Frasethian,2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SDN Sumbersari 01 Kecamatan. Pebayuran Kabupaten Bekasi. Subjek penelitian adalah siswa kelas I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

BAB III METODE PENELITIAN. cara mendapatkan cara dan langkah secara ilmiah untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Pendekatan Kualitatif dan Metode Action Research Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Alasannya adalah dalam pemaparan hasil penelitian dijelaskan dalam bentuk deskripsi dan karena penelitian ini bersifat sosial, maka penelitian kualitatif yang tepat untuk digunakan oleh penelitian kali ini. Action Research merupakan metode yang akan digunakan pada penelitian ini karena peneliti sendiri sebagai pelaku prakteknya dan pengguna langsung hasil penelitiannya. Selain itu, penelitian ini dilakukan di sebuah area lapangan tempat berlatihnya Cyber Squad Shuffle sebagai komunitas shuffle dance. Hasil yang diharapkan penelitian tindakan ini ditujukan untuk mencoba mendekatkan remaja perkotaan yang berada di komunitas shuffle dance Jakarta dengan tari tradisional daerah DKI Jakarta, seperti Zapin Betawi dan remaja dapat berkreasi sendiri dengan mengembangkan tari tradisional agar diterima di lingkungan remaja perkotaan. Grudy dan Kemmis (1982 : 84) dalam buku Penelitian Tindakan Action Research Teori dan Praktek karangan Suwarsih Madya pun menjelaskan bahwa tujuan penelitian tindakan untuk mencapai tiga hal sebagai berikut. 1. Peningkatan praktek 2. Peningkatan (atau pengembangan professional) pemahaman praktik oleh praktisinya 3. Peningkatan situasi tempat pelaksanaan praktek Dengan kata lain, tujuan utama penelitian jenis ini adalah untuk mengubah perilaku penelitinya, perilaku orang lain dan/atau mengubah kerangka kerja 39

40 organisasi atau struktur lain, yang pada gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku peneliti-penelitinya dan/atau perilaku orang lain (Suwarsih : 2009 : 25). Penelitian tindakan pada hakikatnya merupakan bentuk penelitian sosial, mereka yang terlibat dalam praktek yang diteliti harus dilibatkan dalam proses penelitian tindakan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan pelaksanaan tindakan dan pelaksanaan refleksi secara bersiklus. Empat aspek pokok dalam penelitian tindakan yang dikemukakan oleh Kemmis dkk (1982) sebagai berikut. 1. Penyusunan Rencana Peneliti menyusun rencana mendekatkan remaja perkotaan dengan tarian tradisional Betawi, dalam hal ini Zapin Betawi. Langkah awalnya dengan memberikan pemahaman tentang gerak dalam tari, kedua mendekatkan unsur gerak dengan mengambil contoh tarian yang mereka senangi seperti shuffle dance, ketiga mengenalkan tari Zapin Betawi karena memiliki unsur gerak yang sama dengan shuffle dance, keempat mengkolaborasi tari dengan menggabungkan kedua unsur gerak tarian tersebut, dan kelima mengevaluasi proses kreasi tersebut. 2. Tindakan Setelah rencana tersebut disusun, peneliti mulai melakukan tindakan dengan praktek bersama subyek penelitian ini atau para remaja di komunitas shuffle dance. Tindakan ini dilakukan bertujuan untuk mengumpulkan bukti tentang tindakan yang dilakukan peneliti dan para subyek agar dapat sepenuhnya menilai. Langkah awal peneliti mengadakan pendekatan dengan ketua Cyber Squad Shuffle untuk ikut terlibat dalam penelitian ini untuk belajar berkreasi yang mengolah gerak-gerak tradisional khususnya tari Zapin Betawi dengan gerak shuffle dance dan bukan hanya sekedar menempel gerakan satu gerakan dengan gerakan lain tetapi gerakan tersebut menyatu. Hasil lanjutan

41 dari kegiatan ini akan dipentaskan pada acara Festival Musik Lain yang diadakan pada tanggal 23 Agustus 2013 di Gelanggang Remaja Jakarta Utara. 3. Observasi Peneliti melakukan observasi untuk menemukan data tentang pengaruh tindakan terkait bersama prosesnya. Hal ini dilakukan dengan mencatat hal-hal yang tak terduga di luar dari observasi yang direncanakan. Hal-hal yang tak terduga tersebut dicatat dan direfleksikan oleh peneliti. Observasi dilakukan sebanyak tiga kali, pada tanggal 22 September 2012, 23 Desember 2012, dan 21 Februari 2013. Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 22 September 2012 merupakan pertemuan pertama kali peneliti dengan komunitas Cyber Shuffle Squad di Gelanggang Remaja Jakarta Utara. Komunitas ini merupakan komunitas yang sangat dikucilkan oleh kelompok lainnya di GRJU. Pada pertemuan pertama ini peneliti berkenalan dengan komunitas ini tanpa memberitahukan maksud dan tujuan akan meneliti nantinya. Observasi kedua 23 Desember 2012 ini peneliti baru mengetahui ada konflik antar anggota, sehingga berakibat komunitas ini hampir mengalami pembubaran anggota, sehingga kelompok ini terpecah ada yang tetap berada dan berlatih shuffle dance di komunitas ini, ada yang sudah tidak lagi bergabung dan berlatih di komunitas lain dan bahkan ada yang sudah benarbenar berlatih shuffle dance dimanapun. Ketiga, 21 Februari 2013 peneliti melakukan pendekatan dengan ketua komunitas ini dan mengungkapkan maksud adan tujuan akan melakukan penelitian dengan mereka yang akhirnya mereka bersedia mengikuti kegiatan penelitian ini. 4. Refleksi

42 Setelah melakukan observasi, yang peneliti lakukan adalah merefleksikan dengan mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan yang telah peneliti catat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang nyata untuk menemukan kembali strategi dan cara untuk memecahkan masalah-masalah tersebut. Peneliti melakukannya dengan diskusi bersama para subyek penelitian. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan partisipan. Dipilihnya jenis penelitian ini dikarenakan peneliti sendiri terlibat langsung dalam melakukan tindakan dalam proses penelitian dari awal hingga akhir proses penelitian dengan mendapakan temuan-temuan hasil selama penelitian ini berjalan. Penyusunan Rencana Tindakan Refleksi Observasi Gambar 3.1 Model Kurt Lewin (2009, hal 33 ) Pada penelitian ini peneliti mengaplikasikan model ini dalam proses penelitian. Pada gagasan awal peneliti mempunyai keinginan untuk mengenalkan tari tradisional kepada remaja karena pada masa ini mereka mengalami penurunan minat terhadap kesenian tradisional khususnya tari bahkan ada juga yang sama

43 sekali tidak mengenal tari daerahnya sendiri. Agar mereka memahami tari tradisional tetap bisa mengikuti perkembangan zaman dan mampu melatih kemandirian dan berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya. Untuk itu peneliti mencoba mengenalkan tari tradisional diluar sekolah. Gagasan ini menemukan jalannya ketika ada salah satu remaja yang berasal dari komunitas tari modern menceritakan masalah komunitasnya. Komunitas tari modern bergaya shuffle dance ini merasakan kejenuhan terhadap tampilan shuffle dance komunitasnya yang monoton, dan ia ingin sekali memberikan suasana baru dalam tampilannya. Peneliti memberikan saran agar mereka mengkolaborasikan dengan tari Betawi sebagai identitas mereka remaja Jakarta. Ketua komunitas shuffle dance ini pun menyetujui gagasan ini dan berkeinginan untuk dikenalkan dengan salah satu tari Betawi. Peneliti mulai merencanakan akan memberikan materi tari Betawi yang memiliki kesamaaan dengan shuffle dance. Awalnya peneliti mengamati video shuffle dance secara terus menerus hingga menemukan satu keunikan shuffle dance yaitu gerakan dasarnya adalah langkah kakinya. Kemudian peneliti mencari tari Betawi apakah ada atau tidak yang juga mengolah langkah kaki. Akhirnya peneliti menemukan satu tari Betawi yang berjudul tari Zapin Betawi. Setelah diamati kedua kedua tari ini tidak hanya sama fokus olahan gerak dasarnya saja tetapi juga pelaku tarinya. Setelah menemukan perencanaan tadi peneliti membagi tahapan/langkah dalam memberikan materi ini. Tahapan ini peneliti menggunakan tiga tahapan pengenalan, peningkatan dan pemantapan. Tahap pengenalan merupakan tahap remaja CSS dikenalkan dengan unsur-unsur gerak pendukung dalam tari dan diajak bereksplorasi dalam memahami unsur gerak dalam ruang yaitu lintasan. Alasanya pemilihan lintasan karena kedua tari ini selalu menggunakan lintasan saat melangkahkan gerak kaki.

44 Tahap kedua peningkatan merupakan lanjutan pengenalan agar remaja CSS memiliki peningkatan memahami gerakan tari. Materi yang diajarkan adalah tenaga dalam tari. Mereka diarahkan terlebih dahulu mengamati karakter temannya. Kemudian karakter-karakter tersebut dicoba untuk diekspresikan dengan gerakan tubuh tanpa mengeluarkan suara. Tahap ketiga pemantapan merupakan tahap akhir dimana remaja CSS diberikan materi tentang forming atau mengkomposisikan gerakan. Materi yang diajarkan adalah pola lantai kelompok. Ke delapan remaja CSS yang ini diarahkan membuat pola lantai kelompok dengan penarinya sesuai jumlah mereka yaitu delapan. Proses pola lantai ini peneliti tidak banyak mengarahkan bentuk-bentuk apa saja yang dibuatnya, tetapi lebih membebaskan mereka untuk mandiri mengolah pola lantai yang cocok untuk gerakan yang ada. 3.2 Subyek Penelitian Subyek penelitian ini merupakan para remaja yang tergabung dalam komunitas shuffle dance yang bernama Cyber Shuffle Squad (CSS). Komunitas ini berada di Gelanggang Remaja Jakarta Utara. Mereka diperkirakan sekitar umur 13-18 tahun. Ketertarikan peneliti terhadap CSS, meskipun di GRJU terdapat dua komunitas shuffle dance, karena mereka memiliki rasa kebersamaan antara satu dengan yang lainnya meskipun komunitas ini yang selalu dijauhi oleh komunitas shuffle dance lainnya. 3. 3 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada komunitas Cyber Squad Shuffle yang berada di Gelanggang Remaja Jakarta Utara (GRJU) beralamatkan di jalan Laksamana Yos Sudarso No. 25 GRJU. Pemilihan tempat di GRJU ini karena remaja-remaja di Jakarta Utara mayoritas memiliki latar belakang keluarga dari kelas menengah ke bawah. Selain itu karena GRJU ini terletak di wilayah

45 Tanjung Priok dan wilayah ini merupakan salah satu daerah yang juga merupakan bagian dari sejarah awal berdirinya dari kota Jakarta masa dulunya. Tempat para pedagang dari negara asing singgah pertama kalinya di Batavia atau Jakarta sekarang ini. Pertimbangan lain, karena wilayah ini merupakan pintu gerbang arus keluar masuknya barang ekspor dan impor maupun barang antar pulau. Pemilihan lokasi ini juga berkaitan dengan remaja yang berlatih menari secara mandiri diluar kegiatan sekolah. Di GRJU ini para remajanya yang paling tinggi semangatnya untuk berlatih menari daripada gelanggang remaja daerah lainnya, terutama berlatih shuffle dance. Hal ini terlihat cukup lumayan banyak komunitas shuffle dance yang berlatih di GRJU. Alasan tersebut yang membuat peneliti memilih tempat ini sebagai lokasi penelitian. Gambar 3.2 Peta Lokasi GRJU di Jakarta Utara 3. 4 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan di Gelanggang Remaja Jakarta Utara dan subjek penelitiannya yaitu komunitas shuffle dance remaja dalam hal ini Cyber Shuffle

46 Squad, mereka selalu berlatih di halaman GRJU, sehingga akses peneliti dari observasi awal hingga pengumpulan data data penelitian lebih mudah dalam kegiatan penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan cara : a) Catatan Lapangan Catatan tentang deskripsi keadaan tari Zafin Betawi di komunitas shuffle dance di Gelanggang Remaja Jakarta Utara secara subjektif atau pandangan dari peneliti. Selain itu, catatan tentang gerak-gerik remaja tersebut dan kejadian ketika mereka latihan untuk lomba dan proses penelitian ini. b) Deskripsi Perilaku Ekologis Ini berisikan hasil analisis dari berbagai dokumen tertulis yang berguna dan membantu untuk memperoleh data yang dapat menjawab permasalahan penelitian. Dokumen tertulis ini terdiri dari buku-buku tentang tari Zapin Betawi dan ditambahkan dengan penelitian-penelitian terdahulu yang telah mengangkat tema tentang tari Zapin Betawi. c) Analisis Dokumen Ini berisikan hasil analisis dari berbagai dokumen tertulis yang berguna dan membantu untuk memperoleh data yang dapat menjawab permasalahan penelitian. Bentuk dokumennya berupa jurnal, skripsi dan tesis yang memiliki kesamaan materi namun tujuannya berbeda yang sudah dilakukan oleh peneliti lain, dan data yang diperoleh dari internet. d) Catatan Harian Catatan yang peneliti tulis tentang riwayat kegiatan yang dilakukan peneliti yang memuat observasi, perasaan, reaksi, penafsiran, refleksi, dugaan, hipotesis, dan penjelasan. Catatan harian ini tentang kegiatan CSS selama latihan Cyber Squad Shuffle.

47 e) Angket Angket ini diajukan kepada para remaja di komunitas shuffle dance dengan menggunakan angket terbuka agar memperoleh data yang berguna bagi tahaptahap eksplorasi. Angket diberikan kepada anggota inti di komunitas CSS pada awal dan akhir pertemuan proses penelitian ini. Pemilihan pengisi angket ini, karena anggota yang sudah memahami bentuk gerakan shuffle dance dengan baik agar dapat membantu peneliti untuk mencapai tujuan. Angket ini digunakan untuk mengetahui perkembangan pemahaman tentang tari Betawi diberikan pada saat awal pertemuan dan akhir pertemuan. f) Wawancara Gambar 3.3 Remaja CSS Pengisian Angket (Dok. Mairani, 2013) Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tak terencana dan terstruktur. Wawancara ini dilakukan kepada ketua komunitas CSS pada

48 tanggal 9 Mei 2013 dan tokoh budayawan Betawi bapak Rahmat Ruhiyat pada tanggal 28 April 2013. Wawancara dengan ketua komunitas CSS untuk mendapatkan data tentang sejarah terbentuk komunitas Cyber Squad Shuffle, sedangkan wawancara dengan tokooh budayawan Betawi untuk mendapatkan data tentang perkembangan tari Zapin Betawi. Gambar 3.4 Rachmat Ruchiyat seorang budayawan Betawi (Dok. Mairani, 2013)

49 Gambar 3.5 Wawancara dengan bapak Rachmat Ruchiyat (Dok. Mairani, 2013) g) Rekaman Video dan Foto Peneliti selalu merekam segala peristiwa proses penelitian bersama komunitas shuffle dance. Video dan foto ini juga berupa dokumentasi pertunjukan tari Zapin Betawi, foto-foto proses penelitian dengan remajaremaja di CSS, dan video saat komunitas CSS mengikuti lomba dan saat melakukan pementasan. Perekaman video dan pengambilan foto ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang proses kreatif dan proses perkembangan aktualisasi diri dan interaksi anggota CSS selama mengikuti penelitian ini. h) Penampilan Subyek Penelitian pada Kegiatan Penilaian Ini digunakan untuk menilai prestasi, penguasaan untuk mendiagnosis kelemahan tentang subjek. Penilaiannya dengan melihat capaian perkembangan

50 ciri-ciri aktualisasi dan interaksi dari evaluasi setiap tahapan. Selain itu capaian hasil kreasi mereka berupa karya tari kreasi shuffle dance yang di dalamnya tetap mengolah gerakan tari Zapin Betawi. 3.5 Teknik Analisis Data Peneliti membandingkan isi catatan yang dilakukan tentang para subyek (remaja CSS) untuk memperoleh suatu temuan yang dapat diandalkan dan sahih. Cara membandingkan ini akan mengurangi subyektivasi dari peneliti sendiri. Penggolongan data juga digunakan untuk menyimpulkan makna yang terdapat di dalam data. Untuk memperoleh data dan melihat adanya perubahan pada komunitas CSS yang akan dijabarkan secara kualitatif, maka peneliti menentukan indikator-indikator yang diamati terlebih dahulu sehingga perubahan yang terjadi dapat dilihat. Data yang diperoleh melalui evaluasi akan sangat menolong untuk menentukan adanya perbaikan yang diinginkan. Semua yang terjadi baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan, perlu dianalisis untuk menentukan apakah ada perubahan ke arah perbaikan di segala aspek praktek dalam proses penelitian. Jadi, hasil analisis data dapat disajikan secara kualitatif deskriptif Disetiap akhir tahapan tersebut peneliti menganalisis data untuk melihat pencapaian aktualisasi diri dan perkembangan interaksi sosial remaja CSS. Berikut gambar bagan proses analisis data : Gambar 3.6 Proses Penelitian Gagasan Awal : Mendekatkan tari Betawi kepada remaja Jakarta. Pendekatan dengan CSS menganalisis tari shuffle dance dan tari Betawi, dipilihlah tari Zapin Betawi Rencana Umum: Tahap Pengenalan : materi eksplorasi (pertemuan 1&2) Tahap Peningkatan : materi improvisasi (pertemuan 3&4) Tahap Pemantapan : mengkomposisi (forming) (pertemuan 5&6) Universitas Implementasi Pendidikan : tahap Indonesia Pengenalan repository.upi.edu Pengamatan perpustakaan.upi.edu proses latihan pertemuan 1&2 Refleksi capai perubahan aktualisasi dan interaksi merencanakan perbaikan proses tahap peningkatan