BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan

Biasannya struktur organisasi perusahaan manufaktur yang terpenting terdiri dari beberapa bagian yang diantaranya adalah :

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. kata manufacturing muncul tahun Manufaktur, dalam arti yang paling luas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI MANUFAKTUR Sekilas Tentang Perusahaan Manufaktur

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS BISNIS MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

11 dengan adannya penyerapan tenaga kerja baik tinngakat nasional maupun daerah. Industri manufaktur dalam menjalankan kegiatan usahanya juga memerluk

BAB I PENDAHULUAN. para pemegang sahamnya melalui peningkatan nilai perusahaan. Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha memegang peranan penting dalam pembangunan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja

Manajemen Industri Perikanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

OVERVIEW 1/29

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat memantau perkembangan perusahaan tersebut.

Industri Manufaktur Besar dan Sedang

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur. yang terdaftar di BEJ sebagai pemsahaan publik. Sampai dengan tahun 2002,

BAB I PENDAHULUAN. Resiko adalah sesuatu yang penting untuk diketahui oleh semua orang.

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN IV TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2016

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaanperusahaan

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2015

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

BAB I PENDAHULUAN an, melalui pembangunan industri pengolahan kayu terpadu. Pada tahun

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN II TAHUN 2015

ANALISIS KOMPARATIF KINERJA SAHAM SEKTOR KEUANGAN, MANUFAKTUR, DAN PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN IV TAHUN 2014

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016

I. PERTUMBUHAN (q to q) PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2015 DI JAWA TENGAH

Kehidupan sehari-hari di rumah menuntut tinggi pada pisau dapur. Pisau SLITBAR adalah pisau kualitas tinggi dalam segala detail, dengan desain yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial di Amerika Serikat tampaknya telah menjadi masalah

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN I TAHUN 2014

ANALISA WALL THICKNESS PADA LEMBARAN PLASTIK POLYPROPYLENE (PP) HASIL PROSES VACUUM TERMOFORMING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan secara terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik secara politik,

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN I 2017 PROVINSI RIAU :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2013

PENGANTAR PROSES MANUFAKTUR

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 GAMBARAN UMUM OBYEK. Saham-saham yang tercatat di BEJ dikelompokan kedalam 9 sektor menurut

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR TRIWULAN II 2017 PROVINSI RIAU :

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN II TAHUN 2014

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ditampilkan secara sendiri-sendiri. Penelitian ini menggunakan alat bantu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk yang banyak, menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi

Triwulan III Tahun 2017

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Triwulan III Provinsi Riau

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN III TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

IKEA 365+ GNISTRA. Pisau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder yang sebagian besar berasal

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN II TAHUN 2017

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

B A B I I LANDASAN TEORI

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR SUMATERA UTARA TRIWULAN II-2017

BAB I PENDAHULUAN. meningkat setiap tahunnya. Menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG TRIWULAN III 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2016

Kehidupan sehari-hari di rumah menuntut tinggi pada pisau dapur. Pisau GYNNSAN dirancang untuk digunakan sesering mungkin. Desainnya dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini sampah merupakan masalah serius di negeri ini. Terutama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kehidupan sehari-hari di rumah sangat bergantung pada pisau dapur. Pisau IKEA 365+ adalah pisau untuk penggunaan sehari-hari. Dengan kualitas yang

Total % 2.9% 3.5%

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

ANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING

ANALISIS AKURASI DIMENSI HASIL PROSES VACUUM THERMOFORMING DENGAN VARIASI KETINGGIAN MOLD ALUMINUM

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) serta Industri Mikro dan Kecil (IMK) Kalimantan Barat Triwulan III Tahun 2017

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

Transkripsi:

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Industri Manufaktur di Indonesia Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi (1) perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Mengikuti definisi ini, manufaktur pada umumnya adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas sebagaiberikut: - Perancangan Produk - Pembelian Pemasaran - Mesin dan perkakas - Manufacturing Penjualan - Perancangan proses - Production control Pengiriman - Material - Support services - Customer service Hal-hal di atas telah melahirkan disiplin ilmu tentang teknik manufaktur. Sesuai dengan definisi manufaktur, keilmuan teknik manufaktur mempelajari perancangan produk manufaktur dan perancangan proses pembuatannya serta pengelolaan sistem produksinya (sistem manufaktur). Meskipun teknik 51

52 manufaktur pada berbagai perguruan tinggi memiliki ke-khas-an sendiri-sendiri namun selalu ada bagian yang sama pada jurusan-jurusan tersebut. Keilmuan teknik manufaktur selalu berbasis kepada aktifitas pembuatan produk manufaktur yang melibatkan berbagai aktifitas dan sumberdaya seperti yang telah diuraikan di atas. B. Contoh Permasalahan dalam Pengembangan Produk Manufaktur Sebagai contoh permasalahan di dalam perancangan dan pembuatan produk manufaktur, berikut ini diilustrasikan bagaimana permasalahan di dalam perancangan dan pembuatan paper clip. Paper clip, benda yang sangat sederhana yang kita jumpai sehari-hari, dikembangkan pertamakali oleh Johan Vaaler, seorang warganegara Norwegia dan menerima hak paten pada tahun 1901. Anggaplah bahwa kita akan memproduksi paper clip. Sebelum proses produksi berlangsung, langkah pertama adalah merancang paper clips tersebut. Pada proses merancang produk tersebut, berbagai pertanyaan akan muncul, material jenis apa yang akan dipilih untuk membuat produk tersebut? Apakah material logam atau non logam seperti plastik? Jika dipilih logam, logam jenis apa? Jika dipilih material kawat, berapakah diameternya? Apakah penampangnya harus berbentuk bundar atau ada yang berbentuk lain? Jika kehalusan permukaan kawatnya penting, seberapa kasar seharusnya? Bagaimana caranya membentuk paper clip dari kawat tersebut? Apakah ditekuk dengan tangan atau dengan menggunakan alat bantu? Jika diperlukan, mesin apa yang harus dirancang atau dibeli untuk membuat memproduksinya? Jika sebagai perusahaan mendapatkan

53 order 100 buah clip atau 1 juta clip, apakah pendekatan manufakturnya akan berbeda? Kekakuan dan kekuatan juga tergantung kepada diameter kawat dan desain klip. Termasuk di dalam proses perancangan adalah pertimbangan-pertimbangan seperti jenis (style), penampilan fisik (appearance) dan kehalusan permukaan dari clip tersebut. Perhatikan, misalnya, bahwa beberapa jenis klip memiliki goresan di permukaannya, untuk memberikan gaya tekan yang lebih baik. Setelah menyelesaikan perancangan, material yang cocok harus dipilih. Pemilihan material memerlukan pengetahuan tentang kebutuhan akan fungsi dan pemakaian produk tersebut, dan ini mengarahkan kepada pemilihan material yang tersedia secara ekonomis untuk memenuhi tuntutan tersebut pada harga yang sedapat mungkin paling murah. Pemilihan material juga melibatkan pertimbangan akan ketahanannya terhadap korosi, karena clip seringkali dipegang dan kontak dengan kotoran serta gangguan lingkungan lainnya. Perhatikan, kadang-kadang ada bekas karat akibat yang ditinggalkan oleh clip pada kertas yang disimpan pada waktu yang lama. Banyak hal tentang clip ini yang harus ditanyakan. Apakah material yang dipilih bisa menahan lekukan (bending) pada saat proses pembuatan, tanpa retak atau patah? Bisakah kawat dipotong tanpa mengakibatkan keausan pada pisaunya? Akankah bekas potongannya halus atau meninggalkan permukaan yang tajam? Akhirnya, metode pembuatan apakah yang paling ekonomis pada laju produksi yang diperlukan, sehingga kompetitif di pasar dan menghasilkan

54 keuntungan. Selanjutnya, metode pembuatan yang tepat dengan perkakas yang tepat, mesin dan peralatan harus dipilih untuk membentuk kawat menjadi paper clip. Contoh di atas adalah contoh berbagai masalah di dalam produksi suatu produk yang relatif sederhana, pada produk-produk lain mungkin akan dijumpai masalah-masalah yang jauh lebih rumit. Terutama bila produk tersebut melibatkan teknologi tinggi dan diproduksi dalam jumlah banyak sehingga melibatkan banyak mesin, fasilitas maupun tenaga kerja. Sebuah mobil, misalnya, terdiri dari sekitar 15.000 komponen, pesawat terbang transport C-5A terbuat dari lebih dari empat juta komponen dan pesawat Boeing 747-700 terbuat dari enam juta komponen. Semuanya dibuat dengan bermacam-macam proses yang disebut manufaktur (manufacturing). Dengan demikian bisa dibayangkan luasnya area industri manufaktur, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling canggih. Bagi kebanyakan negara industri, manufaktur merupakan tulang punggung perekonomian. Sebagai aktifitas ekonomi manufaktur menyumbang 20 hingga 30% nilai dari produk dan jasa yang dihasilkan di suatu Negara. C. Berbagai Sektor Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Sesuai dengan definisi manufaktur oleh www.sahamok.com yaitu sebagai perusahan yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi, maka perusahaan manufaktur identik dengan pabrik. Di Indonesia terdapat 3 (tiga) sektor perusahaan manufaktur di Indonesia: Sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang konsumsi.

55 Sektor industri dasar dan kimia memiliki delapan (8) sub sektor, antara lain: 1. Sub sektor semen. 2. Sub sektor keramik, porselen dan kaca. 3. Sub sektor logam dan sejenisnya. 4. Sub sektor kimia. 5. Sub sektor plaastik dan kemasan. 6. Sub sektor pakan ternak. 7. Sub sektor kayu dan pengolahannya. 8. Sub sektor pulp dan kertas. Sektor industri dasar dan kimia memiliki delapan (6) sub sektor, antara lain: 1. Sub sektor otomotif dan komponen. 2. Sub sektor tekstil dan garment 3. Sub sektor alas kaki 4. Sub sektor kabel 5. Sub sektor elektronika Sektor industri dasar dan kimia memiliki delapan (5) sub sektor, antara lain: 1. Sub sektor makanan dan minuman. 2. Sub sektor rokok. 3. Subsektor farmasi. 4. Sub sektor kosmetik dan barang keperluan rumah tangga. 5. Sub sektor peralatan rumah tangga.

56 D. Karakteristik Perusahaan Manufaktur Terdapat tiga (3) jenis karakteristik perusahaan manufaktur yang utama, antara lain: 1. Mengolah Bahan Baku menjadi Barang Jadi. Perusahaan menufaktur beroperasi untuk menghasilkan produk yang siap dipasarkan kepada konsumennya, dengan kata lain dalam perusahaan manufaktur terdapat suatu aktivitas produksi barang. Dalam dunia usaha perusahaan manufaktur berfungsi sebagai jembatan antara perusahaan penghasil bahan mentah dengan konsumen yang membutuhkan barang yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dari bahan mentah tersebut. 2. Perusahaan Manufaktur memiliki Tiga Jenis Persediaan. Dalam perusahaan manufaktur terdapat tiga jenis persediaan barang dagang, hal ini karena perusahaan kegiatannya mengolah bahan baku atau bahan mentah yang dibelinya dari pemasok, dan akan menjual barang jadi bukan bahan baku tersebut. Adanya kegiatan pengolahan atau proses produksi inilah yang membedakan perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang, apabila dalam perusahaan dagang hanya terdapat satu jenis persediaan hal ini karena perusahaan dahang kegiatannya hanya membeli barang dari pemasok dan menjual kembali barang tersebut kepada konsumen tanpa adanya proses pengolahan, sedangkan dalam perusahaan manufaktur terdapat proses pengolahan, sehingga dalam perusahaan manufaktur terdapat tiga jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.

57 Persediaan bahan baku merupakan persediaan bahan dasar yang menjadi komponen utama dalam pembuatan produk, contoh bahan baku misalnya kayu adalah bahan baku untuk memproduksi meja. Persediaan bahan baku ini berasal dari pembelian bahan baku pemasok. Jenis persediaan yang kedua adalah persediaan barang dalam proses, persediaan barang dalam proses adalah bahan baku yang telah diproses untuk diubah menjadi barang jadi, namun sampai periodenya belum sempurna proses pengolahannya. Misalnya dalam pembuatan meja belum dihaluskan dan belum dicat. Jenis persediaan yang ketiga adalah persediaan barang jadi, persediaan barang jadi merupakan bahan baku yang diproses menjadi produk jadi yang siap pakai dan siap dipasarkan, misalnya meja yang diproduksi telah benar benar selesai dan siap untuk dijual kepada konsumen. 3. Terdapat Biaya Produksi. Dalam perusahaan manufaktur terdapat kelompok biaya yang tidak ada dalam kelompok perusahaan jasa maupun dagang, kelompok biaya tersebut adalah kelompok biaya produksi. Biaya produksi atau harga pokok produksi adalah biaya biaya yang dikenakan karena adanya proses produksi suatu produk. Biaya produksi muncul dalam perusahaan manufaktur hal ini terjadi karena untuk memproduksi suatu produk perusahaan manufaktur membutuhkan bahan baku yang akan dipakai dalam pembuatan produk sehingga munculla biaya pembelian bahan baku, dalam proses produksi juga membutuhkan tenaga kerja yang akan

58 memproduksi atau membuat produk, sehingga muncullah biaya tenaga kekrja langsung dan dalam proses produksi juga membutuhkan alat bantu untuk memproduksi produk atau barang misalnya mesin produksi, adanya penggunaan mesin produksi maka munculah beban penyusutan mesin produksi dan sebagainya, sehingga dikenal adanya biaya overhead pabrik atau BOP.