PENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya)

dokumen-dokumen yang mirip
PLASMA NUTFAH. OLEH SUHARDI, S.Pt.,MP

Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1995 Tentang : Pembenihan Tanaman

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.10/Menhut-II/2007 TENTANG PERBENIHAN TANAMAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENIHAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pada

VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA GENETIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN. baru. Plasma nutfah merupakan salah satu SDA yang sangat penting karena tanpa

PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN

PERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. flora yang dapat ditemukan adalah anggrek. Berdasarkan eksplorasi dan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Agro Ekologi 1

PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB VII PEMBAHASAN UMUM

7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 84, Tambahan Lembara Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah Brazil dan

EKOLOGI MANUSIA : PERTANIAN DAN PANGAN MANUSIA. Nini Rahmawati

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGADAAN BARANG DAN JASA PUBLIK

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 58 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/Permentan/OT.140/7/2011 TENTANG PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/OT.140/7/2011 TENTANG PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2015 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan pasal 1 ayat (6) menyatakan bahwa buah lokal adalah semua jenis buahbuahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki mega biodiversity

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 15/MEN/2009 TENTANG

Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati

Permasalahan OPT di Agroekosistem

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2014 TAHUN 2013 TENTANG

Individu adalah satu makhluk hidup, misalnya seekor semut, seekor burung dan sebuah pohon.

I. PENDAHULUAN. Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENTINGNYA PENETAPAN BERAT 1000 BUTIR DALAM MENGETAHUI KUALITAS BENIH TANAMAN PERKEBUNAN. Oleh:

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM I. K e l a s. Kurikulum 2013

PENDAHULUAN. dengan megabiodiversity terbesar kedua. Tingginya tingkat keanekaragaman

Daya Dukung Lingkungan Jasa Ekosistem

KONSEP MODERN KAWASAN DILINDUNGI

II. TINJAUAN PUSTAKA

NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG

NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

KEANEKARAGAMAN HAYATI. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang memiliki padi liar dengan keragaman jenis yang tinggi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.2

PERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERMASALAHANNYA. Oleh : Yani Krishnamurti ** Abstrak

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 Tentang : Perlindungan Tanaman

BAB I. PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN

Ekologi Hidupan Liar HUTAN. Mengapa Mempelajari Hidupan Liar? PENGERTIAN 3/25/2014. Hidupan liar?

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.1

Prinsip-prinsip ekologi merupakan prinsip-prinsip yang terkandung dalam ekologi. Menjadi pokok dalam menanggulangi masalah lingkungan hidup

Prosiding Seminar Nasional PERHORTI 2014, Malang 5-7 November 2014 ISBN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TENTANG PENGUJIAN, PENILAIAN, PELEPASAN DAN PENARIKAN VARIETAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

EKOLOGI & AZAS-AZAS LINGKUNGAN. Oleh : Amalia, S.T., M.T.

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 85/Kpts-II/2001 Tentang : Perbenihan Tanaman Hutan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kontradiktif dengan luasnya lahan potensial untuk pertanaman kedelai. Indonesia

VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA GENETIK PERTANIAN INDONESIA: Studi Kasus Padi

Rekayasa Tanaman II. Plasma Nutfah, Domestikasi, Introduksi

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tergenang air pada sebagian waktu selama setahun. Saat ini pemanfaatan lahan

EKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI KARAKTER FENOTIPIK TANAMAN ENAU (Arenga pinnata Merr.) DI KABUPATEN PESISIR SELATAN OLEH AZFANI NELZA

KENDALA DAN PELUANG DALAM PRODUKSI PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA *)

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan hidupnya dan bermata pencaharian dari hutan (Pratiwi, 2010 :

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan kehidupan dan peradaban manusia, hutan semakin

URAIAN TUGAS BALAI PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KEPALA BALAI

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional,

PERATURAN DESA CIROMPANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM BUDIDAYA TANAMAN PADI SEREMPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA CIROMPANG,

BAB I PENDAHULUAN. dan fauna yang tersebar diberbagai wilayah di DIY. Banyak tempat tempat

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup

Transkripsi:

PENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya) I. PENDAHULUAN Plasma nutfah merupakan sumber daya alam keempat selain sumber daya air, sumber daya tanah dan udara yang penting untuk dilestarikan. Dalam bidang pertanian, plasma nutfah banyak dikaji dan dikoleksi dalam rangka meningkatkan produk pertanian dan penyediaan pangan karena plasma nutfah merupakan sumber gen yang berguna bagi perbaikan tanaman seperti gen untuk ketahanan terhadap penyakit, serangga, gulma dan gen untuk ketahanan terhadap cekaman lingkungan abiotik. Selain itu, plasma nutfah juga merupakan sumber gen yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas hasil tanaman. Plasma nutfah di Indonesia cukup besar dan jenisnya beraneka ragam. Luasnya wilayah penyebaran spesies menyebabkan keanekaragaman plasma nutfah cukup tinggi. Keberadaan beberapa plasma nutfah menjadi rawan dan langka, bahkan ada yang telah punah. Kebijakan pembangunan yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan pun turut berperan dalam proses kepunahan plasma nutfah tersebut. Pengembangan budidaya tanaman untuk menghasilkan jenis-jenis unggul perlu dilakukan dengan identifikasi melalui pengumpulan plasma nutfah. Hal ini disebutkan pada Undang-Undang No.12 tahun 1992, Pasal 8. dan Pasal 9. Kajian terhadap pasal-pasal tersebut dapat diartikan sumberdaya alam hayati berupa nabati yang merupakan tanaman budidaya yang perlu di kembangkan dan dimanfaatkan melalui upaya manusia dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menghasilkan suatu hasil, guna memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pengembangan tersebut diharapkan berasal jenis unggul melalui pemuliaan tanaman. Oleh karena itu, keberadaan plasma nutfah adalah hal yang penting untuk memperoleh jenis-jenis bibit unggul dalam menghasilkan varietas terbaik sehingga memiliki nilai ekonomi tinggi. 1

II. PENGERTIAN PLASMA NUTFAH Plasma nutfah adalah substansi sebagai sumber sifat keturunan yang terdapat di dalam setiap kelompok organisme yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit agar tercipta suatu jenis unggul atau kultivar baru (Litbang, 2004). Plasma Nutfah merupakan substansi pembawa sifat keturunan yang berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan atau hewan serta mikroorganisme. Sebagai sumber genetik, plasma nutfah merupakan sumber sifat yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk perbaikan genetik tanaman dalam rangka menciptakan jenis unggul atau kultivar baru untuk memenuhi kebutuhan umat manusia. Tanpa adanya sumber-sumber gen, maka upaya memperoleh kultivar-kultivar yang lebih sesuai untuk kebutuhan manusia tidak akan berhasil. Semakin beragam sumber genetik, semakin besar peluang untuk merakit varietas unggul baru yang diinginkan (Sumarno, 1999 dalam Hartati, Sri dkk). Upaya pengelolaan dan pelestarian sumberdaya alam hayati tidak dapat dilepaskan dari upaya pengelolaan dan pelestarian plasma nutfah selaku pembawa sifat keturunan spesies keanekaragaman hayati tersebut (Napitu, 2008). Macam-macam plasma nutfah antara lain jenis tumbuhan liar, varietas langka, varietas pembawa sumber sifat yang khusus dan varietas unggul. Jenis tumbuhan liar Jenis tumbuhan liar dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu Jenis-jenis yang mungkin mempunyai nilai ekonomi tetapi belum diambil hasilnya, Jenisjenis yang sudah diambil dan dimanfaatkan hasilnya tetapi belum dibudidayakan, Jenis-jenis yang tidak diambil hasilnya tetapi dibudidayakan. Varietas primitif Varietas primitif adalah semua jenis yang dibudidayakan secara langsung atau tidak. Varietas primitif adalah kultivar yang pembudidayaannya masih sederhana, belum mengalami pemuliaan. Tumbuhan yang termasuk kelompok ini biasanya di daerah tumbuhnya mempunyai daya daptasi yang lebih baik, lebih tahan terhadap tekanan lingkungan yang bersifat fisik maupun biologi. Hal ini dimungkinkan karena sudah ada seleksi gen secara alamiah yang tahan terhadap dingin, panas, hama ataupun penyakit di daerah tumbuh. Varietas pembawa sumber sifat yang khusus 2

Kultivar yang mempunyai kelebihan dalam sifat-sifat tertentu, misalnya kepekaannya terhadap pemupukan. Ketahanan terhadap hama atau penyakit tertentu atau sifat khusus yang lain. Varietas unggul Varietas unggul dapat diciptakan dengan merakit sifat-sifat yang baik dari beberapa sumber plasma nutfah, karena kemajuan di bidang pemuliaan. Semakin besar sifat keanekaragaman yang dimilikinya, akan semakin bebas pemulia untuk merakit sifat-sifat yang baik. III. PERMASALAHAN PELESTARIAN PLASMA NUTFAH Indonesia memiliki plasma nutfah yang sangat besar, dengan jenis yang beraneka ragam. Luasnya wilayah penyebaran spesies, menyebabkan keanekaragaman plasma nutfah yang cukup tinggi. Keberadaan beberapa plasma nutfah menjadi rawan dan langka, bahkan ada yang telah punah akibat perubahan besar dalam penggunaan sumber daya hayati dan penggunaan lahan sebagai habitatnya. Pengelolaan pemanfaatan plasma nutfah sekarang ini dirasakan kurang sempurna. Hal ini menyebabkan berkurangnya dan hilangnya plasma nutfah jenis tertentu. Faktor-faktor yang menjadi permasalahan dalam pelestarian plasma nutfah antara lain : 1. Adanya kebijakan pembangunan yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan. 2. Berkurangnya lahan pertanian karena pertambahan penduduk Indonesia sehingga menyebabkan perluasan permukiman. Biasanya perluasan lahanlahan tersebut berada di daerah-daerah pertanian yang mengakibatkan terjadinya penggusuran tempat tumbuh plasma nutfah. 3. Terjadinya eksploitasi hutan yang tidak memperhatikan kelestarian plasma nutfah yang ada di hutan tersebut sehingga banyak jenis-jenis pohon yang mengalami erosi genetika. 4. Timbulnya teknologi modern yang sering mengakibatkan terdesaknya bahan alam oleh bahan sintesis, sehingga membahayakan kelestarian plasma nutfah tertentu. 3

5. Penggunaan tanaman untuk keperluan industri yang sering dilakukan secara besar-besaran tanpa memperhatikan peremajaan tanaman tersebut. 6. Adanya pencemaran lingkungan karena penggunaan herbisida yang tidak terkontrol dapat mematikan gulma sekaligus tanaman yang dibudidayakan. 7. Adanya perubahan iklim. IV. UPAYA PELESTARIAN PLASMA NUTFAH Plasma nutfah memiliki arti penting, maka plasma nutfah perlu dikelola dan dipelajari dengan tujuan: Menyediakan sumber gen untuk kepentingan perbaikan varietas melalui program pemuliaan. Mengidentifikasi sifat-sifat genetik meliputi botanis, agronomis, fisiologis, adaptasi maupun ketahanan hama penyakit dan mutu hasil sehingga diketahui sifat-sifat yang diperlukan. Merawat materi plasma nutfah agar tetap hidup dan tidak berubah. (Hartati, Sri et al. 2013) Upaya-upaya untuk mempertahankan kelestarian plasma nutfah dapat adalah sebagai berikut : Melaksanakan eksplorasi pada berbagai lokasi untuk mendapatkan berbagai koleksi varietas unggul lokal. Pembuatan lokasi koleksi plasma nutfah dalam rangka budidaya tanaman koleksi dari hasil eksplorasi. Mengetahui deskripsi tanaman, diharapkan dapat diketahui keunggulan dari suatu plasma nutfah berdasarkan ciri ciri khusus yang dimiki oleh plasma nutfah tersebut. Sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia nomor 29 tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman Pasal 7 ayat (1),(2), (3) dimana varietas lokal milik masyarakat dimana penguasaannya merupakan kewajiban Pemerintah, sehingga penamaan,pendaftaran, dan penggunaan varietas lokal diatur oleh Pemerintah. 4

Untuk melindungi dari kehilangan sumber plasma nutfah varietas lokal Pemerintah dapat melindunginya dengan mengajukan hak perlindungan varietas pada Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) Departemen Pertanian Republik Indonesia sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 442/Kpts/HK.310/7/2004 tentang syarat dan tata cara Permohonan dan Pemberian Hak Perlindungan Varietas Tanaman (Amrullah, 2011). Ada dua metode pelestarian plasma nutfah yaitu pelestarian in situ dan ex situ. Pelestarian in situ adalah cara melestarikan plasma nutfah di dalam komunitasnya. Cara pelestarian ini pada umumnya cocok untuk jenis-jenis liar, sebab untuk pelestarian jenis liar sering timbul adanya kesukaran-kesukaran yang disebabkan oleh faktor adaptasi terhadap daerah dan iklim yang baru, faktor hama dan penyakit dan daur hidup. Pelestarian secara in situ yang umum dilakukan adalah dengan cagar alam atau daerah lindung. Pengawasan plasma nutfah di daerah lindung harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Pelestarian secara in situ dilaksanakan dalam hutan, semak, savana, atau biota yang lain, jadi cara pelestarian ini dalam bentuk koleksi tumbuhan hidup. Pengelolaan plasma nutfah in situ, perlu dijaga keseimbangan ekosistem yang stabil guna melindungi plasma nutfah tersebut. Pelaksanaan pelestarian ex situ adalah cara pelestarian dengan mengeluarkan plasma nutfah dari wadahnya, ekosistemnya atau biotanya. Beberapa bentuk dalam pelestarian secara ex situ yaitu koleksi tumbuhan hidup dan bentuk penyimpanan biji. Koleksi tumbuhan hidup dapat dilakukan pada kebun raya, kebun buah-buahan, kebun tanaman luar (introduksi), kebun pemuliaan dll. Pelestarian dalam bentuk penyimpanan biji harus diperhatikan jenis biji yang akan disimpan (Anonim 1, 2009). 5

DAFTAR PUSTAKA Anonim 1, 2009. Pelestarian Plasma Nutfah Nabati. Available at http://fp.uns.ac.id/~hamasains/ekotan%209.htm. Diakses tanggal 20 Pebruari 2013. Amrullah, 2011. Upaya Pelestarian Plasma Nutfah Berbagai Komoditas Propinsi Aceh. Sutraco Seed. Aceh. Hartati, Sri. Rr, Marjani. Budi, Setyo U. 2013. Plasma Nutfah Kenaf. Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat. Malang. Available at http://win2pdf.com. Diakses tanggal 6 Maret 2013. Litbang, 2004. Pelestarian Plasma Nutfah Sudah Mendesak. Badan Litbang Pertanian. Kementrian Pertanian. Jakarta Napitu, J.A. Posman. 2008. Plasma Nutfah sebagai Ketahanan Ekonomi Negara. Thesis. UGM Program Pasca Sarjana. Yogyakarta. 6