PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN DAUR ULANG PADA KEKUATAN TARIK, MODULUS ELASTISITAS, DAN KEKERASAN BAHAN ACRYLONITRILE BUTADIENE STYRENE (ABS)

dokumen-dokumen yang mirip
Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PEMANASAN DAN PERUBAHAN BENTUK PADA KEKUATAN TARIK POLYVINYL CHLORIDE (PVC)

ANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK

BAB II. Tinjauan Pustaka. : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Liliopsida (Tumbuhan berkeping satu/monocotil) : Musaceae (Suku pisang-pisangan)

PERUBAHAN SIFAT MEKANIS KOMPOSIT HYBRID POLYPROPYLENE YANG DIPERKUAT SERAT SABUT KELAPA DAN SERBUK KAYU JATI AKIBAT VARIASI FRAKSI VOLUME

PENGARUH VARIASI CAMPURAN DAN TEMPERATUR POLYPROPYLENE, POLYETHYLENE, DAN POLYSTYRENE PADA PROSES PLASTIC MOLDING

PENGEMBANGAN FORMULA COMPOUND RUBBER DALAM PEMBUATAN SOL SEPATU

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

KOMPARASI SIFAT MEKANIS MATERIAL POLYPROPYLENE DENGAN VARIASI PERSENTASE KANDUNGAN FILLER CaCO3.

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

OPTIMASI DESAIN SIRIP PENGUAT PADA BANGKU PLASTIK

BAB 3 METODOLOGI 3.1. Data Penelitian

IDENTIFIKASI MECHANICAL PROPERTIES DARI BAHAN DAUR ULANG POLYSTYRENE Taufik Nurhadi 1.a, Cahyo Budiyantoro 1.b, Harini Sosiati 1.c

Gambar 3.1. Tahapan proses penelitian

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

Universitas Bung Hatta Kampus III Jl. Gajah Mada Gunung Pangilun Telp. (0751) Padang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERBUK TIMAH PEREKAT EPOXY UKURAN SERBUK 100 MESH DENGAN FRAKSI VOLUME (20, 35, 50) %

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERBUK TIMAH PEREKAT EPOXY UKURAN SERBUK 60 MESH DENGAN FRAKSI VOLUME (20, 35, 50) %

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hubungan antara komposisi dan pemprosesan logam, dengan

Opa Slamet S,Burmawi,Kaidir

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

SILABI MATA KULIAH JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN. Pengertian. dan aplikasinya di Industri

BAB II TEORI DASAR. Gage length

Analisis Kualitas Produk Alumunium yang Dicetak Dalam Fase Semi Solid Liquid ditinjau dari Sifat Fisis dan Mekanis

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA

Pengaruh Penambahan Styrofoam dan Partikel Karet Terhadap Sifat Mekanik Resin Polyester Tak Jenuh

IDENTIFIKASI MECHANICAL PROPERTIES DARI BAHAN DAUR ULANG POLYSTYRENE ini adalah asli hasil karya saya dan

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a

Studi Experimental Pengaruh Fraksi Massa dan Orientasi Serat Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Berbahan Serat Nanas

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

PEMANFAATAN PARTIKEL TEMPURUNG KEMIRI SEBAGAI BAHAN PENGUAT PADA KOMPOSIT RESIN POLIESTER

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

PENGARUH CAMPURAN 50% POLYPROPYLENE, 30% POLYETHYLENE, 20% POLYSTYRENE TERHADAP VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES INJECTION MOLDING TIPE TEFORMA RN 350

UJI TARIK BAHAN KULIT IMITASI

Kata Kunci : Daerah lasan, Las oksi asetilin, Besi tuang kelabu, Fisis, Mekanis, Bahan tambah, HAZ, Kekuatan tarik, Kekerasan.

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

STUDI TEMPERATUR OPTIMAL TERHADAP CAMPURAN BAHAN POLYPROPYLENE DAN POLYETHYLENE PADA PROSES MIXING UNTUK PEMAKAIAN PLASTIC INJECTION MOLDING SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

PENGUJIAN KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS TULANGAN BAJA (KAJIAN TERHADAP TULANGAN BAJA DENGAN SUDUT BENGKOK 45, 90, 135 )

BAB II LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI PAPAN KOMPOSIT DENGAN VARIASI PANJANG SERAT

STUDI PERBANDINGAN SIFAT MEKANIK POLYPROPYLENE MURNI DAN DAUR ULANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Mohammad Bagus E. H. 1, Hari Arbiantara 2, Dedi Dwilaksana 2. Abstrak. Abstract. Pendahuluan

STUDI PENYUSUTAN PRODUK HASIL INJEKSI PLASTIK DENGAN SALURAN PENDINGIN LURUS DAN TANPA SALURAN PENDINGIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut:

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan

KETANGGUHAN RETAK DAN KEKUATAN IMPAK KOMPOSIT EPOXY-SERBUK KARET BAN BEKAS

Pengaruh Fraksi Volume Dan Panjang Serat Pelepah Lontar (Borassus Flabellifer) Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekuatan Impak Komposit Bermatrik Epoksi

Kata kunci : Unsaturated polyester, clay, serat glas, komposit hibrid dan kekuatan tarik

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

JMPM: Jurnal Material dan Proses Manufaktur - Vol.1, No.1, 31-34, Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1. PENGUJIAN MEKANIS

PENGGUNAAN ALAT MARSHALL UNTUK MENGUJI MODULUS ELASTISITAS BETON ASPAL

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS

MATAKULIAH : TEKNIK BAHAN DASAR KODE MATAKULIAH : MES 303 (2 SKS TEORI& 1SKS PRAKTEK)

1. MENGAPA PENGETAHUAN BAHAN DIPERLUKAN. Tergantung dari penugasan yang diterima, tapi seorang sarjana teknik industri

DAFTAR ISI JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Pengukuran Compressive Strength Benda Padat

STUDI SHRINKAGE DAN KEKUATAN BENDING PADA PEMBUATAN HANDLE MOBIL DARI BAHAN CAMPURAN ANTARA EBONIT DENGAN SERAT BAMBU DAN EBONIT DENGAN SERAT KENAF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan

PENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

Sifat Sifat Material

Materi #2 TIN107 Material Teknik 2013 SIFAT MATERIAL

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

Pengaruh Penambahan Prosentase Fraksi Volume Hollow Glass Microsphere Komposit Hibrid Sandwich Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending

PENGARUH ARAH SERAT GELAS DAN BAHAN MATRIKS TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT AIRFOIL PROFILE FAN BLADES

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB V PEMBAHASAN. Laporan Tugas Akhir

Transkripsi:

1 PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN DAUR ULANG PADA KEKUATAN TARIK, MODULUS ELASTISITAS, DAN KEKERASAN BAHAN ACRYLONITRILE BUTADIENE STYRENE (ABS) Tiwan Universitas Negeri Yogyakatarta, Yogyakarta t1santak@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan bahan daur ulang ABS terhadap sifat produk ABS. Tinjauan di titik beratkan pada pengaruh terhadap tampilan visual, kekuatan tarik, modulus elastisitas dan kekerasan. Penelitian dilakukan dengan ekperimen. Material dasar adalah biji plastic ABS ditambah dengan ABS daur ulang. Variasi tambahan bahan ABS daur ulang ada 5 variasi mulai 10 hingga 50 %. Pengujian yang dilakukan meliputi uji visual, uji tarik dan uji kekerasan. Hasil penelitian menunjukkan bila secara visual penambahan bahan daur ulang akan mempengaruhi tampilan. Semakin banyak bahan daur ulang yang ditambahkan akan semakin jelek tampilannya. Penambahan bahan daur ulang mempengaruhi kekuatan tarik, modulus elastisitas dan kekerasan. Peningkatan kekuatan tarik maksimal akan diperoleh pada penambahan bahan daur ulang ABS sebesar 30%. Penambahan bahan ABS daur ulang sebesar 40 % menunjukkan peningkatan modulus elastisitas maksimal. Kekerasan maksimal diperoleh pada penambahan bahan ABS daur ulang sebesar 20 %. Kata kunci : ABS, Bahan daur ulang, Kekuatan Tarik, Modulus elastisitas, Kekerasan PENDAHULUAN Plastik digunakan oleh industri karena memiliki beberapa keunggulan. Plastik memiliki sifat mudah dibentuk, ringan, tidak korosif, dan dapat didaur ulang. Plastik mudah dibentuk karena memiliki sifat ulet, lumer dan temperatur leleh yang rendah. Permukaan plastik dapat disiapkan dengan baik. Plastik dapat diberi pewarna atau dilapis dengan logam. Pada lingkungan udara bebas dan udara basah plastik tidak mengalami korosif. Plastik rusak karena degradasi akibat sinar atau perubahan temperatur. Ada sekitar 3.700.000 ton per tahun bahan plastik diproduksi di Indonesia sebagai bahan campuran produk otomotif, perabotan rumah tangga, komponen elektronik dan banyak lagi (Sinar Harapan, 2001). Pada proses produksi sering kali terdapat produk yang tidak sempurna atau gagal. Produk gagal ini tentunya tidak dapat lolos dalam uji produk. Hal ini tentu akan menjadi barang reject dan tidak terpakai. Hal ini tentu akan membawa dampak kerugian pada perusahaan. Kerugian dapat berupa pemborosan material, selain itu juga akan menambah biaya penyimpanan. Untuk mengatasi permasalahan di atas dapat dilakukan dengan memanfaatkan produk reject menjadi bahan baku kembali. Hal ini sangat memungkinkan karena plastik ABS merupakan salah satu material polimer yang dapat didaur ulang. Yang menjadi permasalahannya dalam pemanfaatan ini adalah apakah produk plastik ABS yang menggunakan campuran bahan baku daur ulang memiliki kualitas yang sama dengan bahan baku aslinya. Untuk mengungkap ini tentu perlu dilakukan penelitian yang menyangkut tentang penggunaan bahan baku daur ulang sebagai campuran dalam pembuatan produk dari bahan plastik ABS. Dalam menggunakan plastik ABS daur ulang sebagai bahan campuran pada pembuatan produk dapat dilihat dari beberapa segi permasalahan. Masalah yang pertama dilihat dari segi pemosesan plastik reject menjadi bahan baku. Hal ini menyangkut bagaimana cara mengolah bahan reject menjadi bahan pellet yang akan di olah menjadi produk. Mesin apa yang dipakai untuk mengolah. Berapa ukuran butiran plastik ABS daur ulang yang sesuai dengan kebutuhan. Ditinjau dari proses produksinya menyangkut berapa temperatur pemanasan sehingga bahan baku plastik cukup layak untuk diinjeksikan ke dalam cetakan. Berapa persen campuran plastik daur ulang yang dapat di berikan pada pembuatan produk yang berkualitas. Berapa gaya yang diberikan untuk penekanan cairan plastik ke dalam cetakan. Bagaimana bentuk rongga cetakan yang dapat

2 membuat produk yang sempurna. Bagaimana ukuran gate dan raser yang dperlukan dalam pembuatan cetakan. Dilihat dari aspek kualitas produk yang dibuat, maka permasalahan yang timbul yaitu Bagaimana kekuatan tariknya, bagaimana kekuatan luluhnya, bagaimana perpanjangannya, bagaimana modulus tariknya, bagaimana modulus flexur-nya, bagaimana kekuatan impaknya, bagaimana kekerasannya dan sebagainya. Pada proses pembuatan produk plastik ternyata banyak yang perlu dikaji. Namun pada penelitian ini dengan alasan keterbatasan waktu dan pentingnya penelitian maka penelitian ini dibatasi pada dua permasalahan utama yaitu menyangkut prosentase campuran plastik ABS daur ulang dan kualitas produk. Kualitas produk dilihat dari kekuatan tarik, perpanjangan, modulus tarik dan kekerasan. Selain itu dilihat tampilan hasil produksi. Yang dimaksud bahan daur ulang yaitu produk dari bahan ABS yang tidak lolos uji, kemudian diproses lagi menjadi bentuk potongan-potongan kecil yang ukurannya serupa dengan biji plastik. Berdasarkan batasan masalah di atas, untuk memperjelas arah penelitian maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : 1. Berapa prosentase campuran plastik ABS daur ulang yang layak untuk pembuatan produk? 2 Bagaimana pengaruh prosentase campuran terhadap kekuatan tarik produk plastik ABS? 3. Bagaimana pengaruh prosentase campuran terhadap modulus tarik produk plastik ABS? 4. Bagaimana pengaruh prosentase campuran terhadap kekerasan produk plastik ABS? Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui prosentase campuran plastik ABS daur ulang yang layak untuk pembuatan produk plastik ABS. Selanjutnya dilihat pengaruh prosentase campuran terhadap kekuatan tarik, modulus elastisitas, dan kekerasan terhadap produk plastik ABS. Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan data dalam proses penggunaan ABS daur ulang bagi industr plastik. BASF, 2007 menyatakan bahwa plastik ABS merupakan satu bahan ideal di mana kualitas permukaan yang sangat bagus, berwarna cerah dan mengkilap. ABS merupakan salah satu jenis polimer yang mana terbuat dengan mencampur dua fasa. Satu fasa terdiri dari co-polymer acrilonitrile styrene (SAN) yang memberi sifat kaku, hambatan kalor dan kekerasan yang baik. Fasa kedua terdiri dari partikel karet polibutadiena yang terdistribusi seragam dalam matrik SAN dan memberikan sifat kenyal dari ABS Secara umum ABS memiliki karakteristik sebagai berikut (Quadrant Engineering Plastic Products, 2007). Tensile Strength 40-50 Mpa Notched Impact Strength 10-20 Kj/m² Thermal Coefficient of expansion 70-90 x 10-6 Max Cont Use Temp 80-95 Density 1.0-1.05 g/cm 3 o C Karena memiliki sifat yang seimbang antara toughness/strength/temperature hambatan dihubungkan dengan kemudahan penuangan dan penyelesaian permukaan kualitas tinggi, ABS memiliki cakupan pemakaian yang luas. Pemakainnya meliputi pembuatan perabot-perabot, komputer, gagang telepon dan kebutuhan peralatan kantor lain, cover pelindung mesin potong rumput, topi pengaman, cangkang-cangkang bagasi/tas barang, perabot dan pipa-pipa. Oleh karena kemampuan untuk dijahit dan di elektroplating maka ABS banyak digunakan untuk interior bagian dalam atau luar kendaraan atau perlengkapan otomotif lainnya.

3 ABS termasuk jenis polimer yang dapat didaur ulang. Salah satu alasan ABS banyak digunakan untuk kebutuhan industri karena ABS mudah didaur ulang. Hal ini akan memberi keuntungan bagi industri dapat memanfaatkan bahan plastik yang tidak terpakai untuk pembuatan produk. Bagi lingkungan akan mengurangi penumpukan sampah plastik yang tidak berguna yang dapat mengganggu kesehatan dan kesuburan tanah. Untuk kebutuhan bahan produksi dapat menggunakan bahan plastik daur ulang. Namun yang menjadi permasalahn plastik daur ulang kualitasnya tidak sebaik bahan utamanya. Semakin sering didaur ulang maka penurunan sifatnya semakin besar. Sifat-sifat yang berubah meliputi kekuatan tarik, kekuatan luluh, persentase perpanjangan, kekerasan dan sifat fisisnya. METODE PENELITIAN Alur penelitian dapat dilihat pada gambar 1, dimana pendekatan menggunakan metode eksperimen. Eksperimen dilakukan dalam skala laboratorium. Adapun variabel yang diteliti meliputi prosentase bahan daur ulang ABS sebagai variabel bebas dan sifat-sifat fisis dan mekanis yang meliputi kekuatan tarik, modulus elastisitas, kekerasan dan tampilan sebagai variabel terikat. TAHAP PERSIAPAN Penyiapan bahan baku berupa biji plastik, potongan plastik daur ulang Mesin injeksi Cetakan (moulding) PELAKSANAAN PENCETAKAN Pencetakan produk plastik ABS dengan variasi persentase plastik daur ulang (10%, 20%, 30%, 40% dan 50%) PENGUJIAN, PEMERIKSAAN DAN PENGAMATAN TAMPILAN PRODUK KEKUATAN TARIK MODULUS TARIK KEKERASAN ANALISIS DATA KESIMPULAN Gambar 1. Diagram alir proses penelitian 1. Sampel Penelitian Penelitian ini menitikberatkan pada pengaruh persentase campuran plastik daur ulang terhadap kualitas produk. Adapun material yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah produk plastik ABS yang proses pembuatan bahan baku dicampur palstik ABS daur ulang. Untuk penyiapan bahan dasar pencetakan dilakukan proses injeksi dengan menggunakan mesin injeksi kapasitas produksi. Persentase pencampuran bahan daur ulang divariasi dengan variasi 10 %, 20%, 30%, 40% dan 50%. Dari masing-masing variasi dibuat sebayak 5 spesimen Cetakan terbuat dari logam baja. Ukuran sampel penelitian yaitu 160 mm x 40 mm x 7 mm. Jumlah sampel penelitian keseluruhan 25 buah. 2. Alat dan Perlengkapan a. Mesin injeksi

4 b. Cetakan. d. Peralatan pembuatan spesimen tarik 3. Instrumen pengujian a. Jangka sorong b. Alat uji tarik Universal Testing Machine c. Alat uji kekerasan Shore Scleroscope 4. Prosedur Eksperimen a. Persiapan bahan baku. b. Persiapan perlengkapan dan peralatan injeksi c. Melakukan proses pencetakan dengan variasi persentase bahan baku daur ulang. Variasi penambahan bahan baku daur ulang yaitu 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. d. Melakukan pengamatan terhadap tampilan produk. e. Melakukan pengujian tarik dengan standar ASTM D638 (Tensile Test) f. Melakukan pengujian kekerasan. Dengan standar ASTM 2240 (Durometer Hardness) g Menganalisis hasil pengujian h. Menyusun laporan hasil penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan dengan eksperimen. Maerial digunakan adalah material ABS yang biasa digunakan oleh industri untuk pembuatan componen bed rumah sakit. Eksperimen dilakukan sebanyak 5 variasi yang bertitik berat pada penambahan ABS bekas pada bahan dasar biji plastik ABS. Pengujian yang dilakukan meliputi uji tarik dan kekerasan. Uji tarik menggunakan tensometer dan uji kekerasan menggunakan Shore scleroscope. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut. Tabel 1. Hasil Pengujian Prosentase ABS Bekas 10 % 20% 30% 40% 50% Tegangan Tarik Maksimal (MPa) Regangan Maksimal (%) Modulus Elastisitas (Mpa) 1 25.40 Diatas 160 87.71 63 2 25.12 Diatas 160 87.02 62 3 25.80 Diatas 160 88.46 64 1 25.64 Diatas 160 84.69 65 2 26.12 Diatas 160 86.04 67 3 25.42 Diatas 160 84.02 64 1 28.55 Diatas 160 91.95 62 2 29.02 Diatas 160 92.34 63 3 28.12 Diatas 160 91.32 60 1 27.30 Diatas 160 94.37 60 2 27.78 Diatas 160 94.89 61 3 28.02 Diatas 160 95.06 62 1 26.01 Diatas 160 87.71 67 2 24.98 Diatas 160 87.22 63 3 25.68 Diatas 160 87.56 65 Kekerasan (Shore)

5 1. Campuran Plastik Daur Ulang Secara teoritis sifat mekanis plastik akan berubah oleh pemanasan dan lamanya pemakaian. Plastik daur ulang merupakan plastik yang pernah diproduksi dan diolah lagi menjadi bahan baku pembuatan produk plastik. Plastik daur ulang pernah mengalami proses pemanasan. Plastik yang pernah mengalami proses pemanasan dan pembentukan tentu akan mengalami perubahan sifat mekanik. Perubahan sifat terjadi akibat proses pemanasan yang akan mempengaruhi sifat ikatan plastik. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terlihat bila ada perubahan sifat plastik yang diberi tambahan plastik daur ulang. Perubahan sifat dapat dilihat dari kekuatan, modulus elastisitas dan kekerasan. Jika dilihat dari perubahan sifat mekanisnya maka tambahan plastik daur ulang hingga 50 % masih layak digunakan untuk produk. Ternyata hingga penambahan hingga 50 % sifat mekanis tidak mengalami penurunan dari sifat semula. Sehingga dari segi keterandalan sifat mekanis masih baik dan berada di atas sifat semula. Artinya bahan plastik mampu dan aman menopang gaya yang di tanggungnya. Ditinjau dari sifat fisis atau penampakan perubahan tekstur plastik dapat dilihat pada gambar dibawah ini. a. ditambah 10 % ABS daur ulang b. ditambah 20 % ABS daur ulang c. ditambah 30 % ABS daur ulang d. ditambah 40 % ABS daur ulang

6 e. ditambah 50 % ABS daur ulang Gambar 2. Produk Hasil ABS yang ditambah plastik ABS daur ulang 2. Pengaruh Persentasi ABS Daur Ulang Terhadap Kekuatan Tarik Kekuatan tarik merupakan kemampuan material untuk menahan kerusakan terhadap beban tarik. Kekuatan tarik merupakan salah satu sifat mekanis yang penting dalam kekuatan struktur material. Kekuatan tarik dapt menunjukkan kemampuan material dalam menerima beban tarik. Berdasar hasil pengujian untuk material ABS yang dicampur dengan plastik ABS daur ulang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Kekuatan Tarik Produk ABS No. Persentase ABS Daur Ulang Kekuatan Tarik Keterangan 1 10 25,4 Masing-masing dilakukan tiga kali 2 20 25,7 pengujian 3 30 28,5 4 40 27,7 5 50 25,5 Melihat tabel 2 di atas ternyata ada perubahan kekuatan tarik terhadap materialn ABS yang diberi bahan tambah ABS daur ulang. Ada kenaikan tingkat kekuatan material dengan betambahnya persentase bahan ABS daur ulang. Peningkatan maksimal terjadi pada penambahan 30 % ABS daur ulang, dan setelah itu mengalami penurunan. Bila dilihat kecenderungan pengaruh penambahan ABS daur ulang dapat kita lihat pada gambar 3 berikut. 29.0 28.5 Kekuatan Tarik (MPa ) 28.0 27.5 27.0 26.5 26.0 25.5 25.0 0 1 2 3 4 5 6 Prosentase Campuran ABS Daur Ulang (%) Gambar 3. Grafik Hubungan Persentase ABS Daur Ulang Terhadap Kekuatan Tarik

7 3. Pengaruh Persentasi ABS Daur Ulang Terhadap Modulus Tarik Modulus elastisitas merupakan ukuran kekakuan dari material. Matreial yang memiliki modulus elastisitas tinggi maka dapat dikatakan bahwa material tersebut kaku. Modulus elastisitas diperoleh dari perbandingan kekuatan tarik terhadap regangan pada daerah elastis. Material uji ABS menunnjukkan modulus tarik sebagai berikut. Tabel 3. Modulus Elastisitas Produk ABS No. Persentase ABS Daur Modulus Elastisitas Keterangan Ulang (%) (Mpa) 1 10 87.7 Masing-masing dilakukan tiga kali 2 20 84.9 pengujian 3 30 91.8 4 40 94.7 5 50 87.4 Hasil pengujian berdasar tabel 3 tersebut menunjukkan bila penambahan ABS daur ulang mempengaruhi modulus elastisitas bahan ABS. Pengaruhnya menunjukkan kecenderungan peningkatan harga modulus elastisitas material. Pada penambahan ABS daur ulang sebanyak 40 % menunjukkan pengaruh maksimal. Kecenderungan secara grafis dapat dilihat pada gambar berikut. 96 Modulus Elastisitas (MPa) 94 92 90 88 86 84 0 10 20 30 40 50 60 Persentase Bahan Tambah ABS Daur Ulang (%) Gambar 4. Grafik Hubungan Persentase ABS Daur Ulang Terhadap Modulus Elastisitas 4. Pengaruh Persentasi ABS Daur Ulang Terhadap Kekerasan Kekerasan menunjukkan ketahanan material terhadap perubahan tetap. Pengujian ini dapat dilakukan dengan cara penekanan, pantulan dan goresan.pada penelitian ini konsep pengujan dilakukan dengan penekanan. Cara yang digunakan adalah sistim Shore Scleroscope dengan standar ASTM 2240. Data hasil pengujian kekerasan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. Kekerasan Produk ABS No. Persentase ABS Daur Kekerasan Shore Keterangan Ulang (%) 1 10 63 Masing-masing dilakukan tiga kali 2 20 65 pengujian 3 30 61 4 40 61 5 50 65 Dari tabel 4 di atas dapat diketahui bila penambahan ABS bekas mempengaruhi kekerasan dari material ABS. Pengaruhnya mempunyai kecenderungan tidak berbanding lurus. Kenaikan persentase ABS bekas akan mempengaruhi kekerasan material namun tidak selalu meningkat.

8 Kekerasan maksimal terjadi pada penambahan 20 % dan 50 % ABS bekas. Bentuk kecenderungannya dapat dilihat pada rafik gambar 5 berikut. Kekerasan (Shore) 65.5 65 64.5 64 63.5 63 62.5 62 61.5 61 60.5 0 10 20 30 40 50 60 Persentase Bahan Tambah ABS Daur Ulang (%) Gambar 5. Grafik Hubungan Persentase ABS Daur Ulang Terhadap Kekerasan KESIMPULAN DAN SARAN Secara umum penambahan bahan ABS daur ulang akan mempengaruh sifat produk dari plastik ABS. Penambahan bahan daur ulang akan mempengaruhi tampilan. Semakin banyak bahan daur ulang yang ditambahkan akan semakin jelek tampilannya. Penambahan bahan daur ulang mempengaruhi kekuatan tarik, modulus elastisitas dan kekerasan. Peningkatan kekuatan tarik maksimal akan diperoleh pada penambahan bahan daur ulang ABS sebesar 30%. Penambahan bahan ABS daur ulang sebesar 40 % menunjukkan peningkatan modulus elastisitas maksimal. Kekerasan maksimal diperoleh pada penambahan bahan ABS daur ulang sebesar 20 %. Untuk keperluan pemakaian maka disarankan untuk menggunakan bahan campuaran ABS daur ulang tidak lebih dari 30 %. Dengan campuran tersebut material plastik ABS yang dihasilkan masih layak dalam hal tampilan dan kekuatan. Perlu diteliti variabel temperatur pemanasan pada proses peleburan pada saat pembuatan produk. Selain itu perlu dikaji pengaruh besarnya butiran plastik daur ulang yang digunakan. Daftar Pustaka BASF, 2007. ABS - Acrylonitrile Butadiene Styrene Plastic, British Plastic Federation, www.basf.com Budinski. Kenneth, Michael., 1999. Engineering Materials, Prentice-Hall International. London. Benjamin Nottelet, Patrick Lacroix-Desmazes and Bernard Boutevin, 2006. Atom transfer radical coupling of polystyrene and poly(methyl acrylate) synthesized by reverse iodine transfer polymerization. Elsevier, Polymer Pages 50-57 Callister, W.D., 1997. Material science and engineering, John Wiley & Sons, Inc. Canada,. Elisa Passaglia, Francesco Donati, 2006. Functionalization of a styrene/butadiene random copolymer by radical addition of L-cysteine derivatives. Elsevier, Polymer p. 35-42 Guo Yang, Shao-Yun Fu and Jiao-Ping Yang, 2006. Preparation and mechanical properties of modified epoxy resins with flexible diamines. Elsevier, Polymer, Pages 302-310 Quadrant Engineering Plastic Products, 2007. Tensile Property Testing of Plastics Ultimate Tensile Strength. Web: http://qudrantepp.com Yu-Tao Zheng, De-Rong Cao, Dong-Shan Wang Jiu-Ji Chen, 2006, Study on the interface modification of bagasse.bre and themechanical properties of its composite with PVC, Elsevier, Composite Part A. Aplied Science and Manufacturing p. 20-26 --------------, 2001, Menjadikan Plastik Ramah Lingkungan, Sinar Harapan