BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun tergolong berisiko

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian ini: 1. Setyorini, Maria M Minarsih, Andi Tri Haryono (2016).

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pasar modal merupakan suatu sarana

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT SENTUL CITY, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk.

BAB II URAIAN TEORITIS. Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh

Disusun Oleh : Nama : Irnawati Indah Sari NPM : Jurusan : Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi makro dan faktor

ANALISIS RASIO KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil.

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi. perusahaan tersebut (Darmadji dan Hendy, 2006).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KEUANGAN Rasio Keuangan. Sumber : Syafarudin Alwi BamBang Riyanto

Analisis Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka panjang yang diperdagangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, persaingan di market place menjadi lebih ketat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sutrisno (2003: 266) Rasio profitabilitas merupakan

Analisa Laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

Financial Performance (2)

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

EKA YULIANA B

ANALISIS KEUANGAN. o o

Analisa Rasio Keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan penting dalam menunjang perekonomian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan penghubung antara investor (pihak yang memiliki

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORI. Anggraeni (2003) melakukan penelitian dengan judul The Foreign

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Earning Per Share (Eps) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi perekonomian yang semakin terbuka. Sejalan dengan itu, maka perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan Likuiditas

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun tergolong berisiko tinggi adalah investasi dalam bentuk saham. Menurut Anoraga & Pakariti (2001:58), saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Apabila seseorang investor membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang saham perusahaan tersebut. Menurut Arthesa & Handiman (2006:229) saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan tertentu pada perusahaan penerbit saham bersangkutan. Sedangkan menurut Darmadji & Fakhruddin (2001:5) saham adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dari ketiga pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum saham adalah tanda penyertaan modal yang berwujud secarik kertas sebagai bukti ikut memiliki perusahaan itu. 2.1.2 Harga Saham Harga saham merupakan informasi terpenting bagi investor dalam menganalisis saham yang akan dibelinya dari sebuah perusahaan. Harga saham umumnya terbentuk dari penawaran dan permintaan. Menurut Sunariyah (2003:111) nilai sertifikat saham dapat dibagi dalam beberapa nilai, yaitu : 16

1) Nilai Nominal ( par value ), adalah harga saham pertama yang tercantum pada sertifikat badan usaha. Harga saham tersebut merupakan harga yang sudah diotorisasi oleh rapat umum pemegang saham (shareholders). Harga ini tidak berubah-ubah dari yang telah ditetapkan oleh rapat umum pemegang saham. 2) Nilai Buku ( book value ). Nilai saham akan bermacam-macam dari waktu perusahaan didirikan. Nilai saham itu akan berubah karena adanya kenaikan atau penurunan harga saham dan adanya laba ditahan. Jumlah laba ditahan par value saham, dan modal selain par value adalah nilai buku. Nilai buku untuk setiap lembar saham dihitung dari pembagian jumlah nilai buku dengan jumlah lembar saham. 3) Nilai Dasar (Base Price), nilai dasar suatu saham sangat berkaitan dengan harga pasar saham yang bersangkutan setelah dilakukan penyesuaian karena corporate action (aksi emiten). Nilai dasar ini merupakan harga perdana saham tersebut. Nilai dasar ini juga digunakan dalam perhitungan indeks harga saham. 4) Nilai Pasar (Market Price). Nilai pasar saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung di bursa efek. Apabila bursa efek telah tutup maka harga pasar adalah harga penutupannya (Closing Price). Untuk mendapatkan jumlah nilai pasar (Market Value) suatu saham yaitu dengan mengalikan harga pasar dengan jumlah saham yang dikeluarkan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham terdiri atas faktor mikro dan makro (Arifin, 2001:116). Yang dimaksud dengan faktor mikro adalah faktor- 17

faktor yang dampaknya hanya dirasakan pada beberapa jenis saham saja. Sedangkan faktor-faktor makro adalah faktor-faktor yang dampaknya dirasakan oleh semua saham termasuk juga perekonomian secara menyeluruh. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut : 1) Kondisi fundamental emiten, berkaitan langsung dengan keadaan atau kekuatan emiten itu sendiri. 2) Hukum permintaan dan penawaran. Dalam hal ini transaksi jual beli saham yang mempunyai fluktuasi harga saham. 3) Tingkat suku bunga, yaitu suku bunga yang berlaku di Bank Indonesia dengan mengeluarkan Sertifikat Bank Indonesia. 4) Valuta Asing. Memiliki efek ganda terhadap perubahan harga saham. Bila kurs dollar naik para investor akan menjual sahamnya dan menempatkannya dalam bentuk dollar yang otomatis akan berdampak pada menurunnya harga saham. 5) Dana asing di bursa. Memiliki dampak yang cukup besar terhadap perubahan harga. Semakin besar dana asing yang ditanamkan menandakan bahwa kondisi perekonomian dalam negeri cukup kondusif, dan hal ini akan meningkatkan kemampuan emiten untuk menghasilkan laba. 6) Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ). Mencerminkan kondisi keseluruhan transaksi bursa saham yang terjadi. IHSG merupakan tolak ukur kondisi perekonomian dan investasi suatu Negara. 18

7) News dan Rumor. Yaitu semua berita yang beredar ditengah masyarakat yang menyangkut keamanan. 2.1.3 Analisis Penilaian Saham Analisis terhadap saham merupakan perkembangan dari analisis keuangan dimana analisis ini digunakan untuk mengetahui lebih jauh mengenai kinerja keuangan perusahaan. Menurut Husnan (2003:303), analisis penilaian saham dibagi menjadi dua, yaitu : 1) Analisis Fundamental Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Ada beberapa tahapan analisis fundamental yaitu: a. Analisis Makro Ekonomi atau Kondisi Pasar Keadaan makro ekonomi merupakan faktor yang berpengaruh terhadap harga saham, misalnya tingkat bunga, tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi. Untuk mengetahui kondisi pasar dipergunakan indeks pasar sebagai indikator yang tercermin dari IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) ataupun Indeks LQ 45. b. Analisis Industri Analisis keadaan industri yang bersangkutan, apakah suatu industri tersebut tergolong sebagai pemimpin pasar atau tidak, atau dengan 19

menganalisis pertumbuhan industri tersebut, apakah berada pada tingkat perkenalan, pertumbuhan, kedewasan atau kemunduran. c. Analisis Perusahaan Analisis perusahaan dimaksudkan untuk mengetahui kinerja perusahaan. Salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang go public adalah menyampaikan keadaan perusahaan yang tercermin dari laporan keuangan, dari laporan keuangan ini para investor menilai dan mengevaluasi kinerja perusahaan dengan melakukan analisis laporan keuangan, sehingga informasi yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan investor. Laporan keuangan minimal berisikan neraca dan laporan laba/rugi. Analisis fundamental perusahaan salah satu indikatornya adalah kinerja keuangan perusahaan perusahaan yang merupakan faktor internal dari perusahaan. 2) Analisis Teknikal Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut di waktu yang lalu. Berlainan dengan pendekatan fundamental, analisis teknikal tidak memperhatikan faktor-faktor fundamental (seperti kebijaksanaan pemerintah, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penjualan perusahaan, pertumbuhan laba, perkembangan tingkat bunga dan sebagainya) yang mungkin mempengaruhi harga saham (kondisi pasar). Secara umum, analisis teknikal dipengaruhi oleh faktorfaktor psikologis dari para investor. 20

2.1.4 Kinerja Keuangan Kinerja keuangan dapat dianalisis dengan menggunakan berbagai jenis rasio yang disesuaikan dengan tujuannya untuk mengetahui kemampuan perusahaan jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk tujuan analisis banyak penulis mengelompokkan rasio keuangan dalam istilah yang berbeda-beda. Rasio keuangan dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkupnya (Anoraga & Pakarti, 2003 : 111), yaitu : 1) Rasio Likuiditas, yang menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu pendek. Rasio ini terbagi menjadi Current Ratio, Quick Ratio, dan Net-Working Capital. 2) Rasio Solvabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang, dimana rasio ini terbagi menjadi Debt Ratio, Debt To Equity Ratio, Long-Term Debt To Equity Ratio, Long-Term Debt To Capitalization Ratio, Times Interest Earned, Cash Flow Interest Coverage, Cash Flow To Net Income, dan Cash Return On Sales. 3) Rasio Aktivitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan harta yang dimilikinya, terbagi menjadi Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Account Receivable Turnover, Inventory Turnover, Average Collection Period, dan Day s Sales In Inventory. 4) Rasio Rentabilitas, menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, terbagi menjadi Gross Profit Margin, Net 21

Profit Margin, Operating Return On Assets, Return On Equity, dan Operating Ratio. 5) Rasio Pasar, menunjukkan informasi penting perusahaan dan diungkapkan dalam basis per saham, terbagi menjadi Dividend Yield, Dividend Per Share, Earning Per Share, Divident Payout Ratio, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Price To Book Value. Menurut Martono & Harjito (2004:53), rasio terbagi menjadi 4 jenis, yaitu : 1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), terbagi menjadi Current Ratio dan Quick Ratio. 2) Rasio Aktivitas (Activity Ratio), atau dikenal juga sebagai rasio efisiensi, terbagi menjadi Receivable turnover (Perputaran piutang), Inventory Turnover (Perputaran persediaan), Receivable Turnover in Days (Perputaran Piutang Harian),dan Total Assets Turnover (Perputaran Aktiva). 3) Rasio Leverage Finansial (Financial Leverage Ratio ), terdiri dari Debt Ratio (Rasio Utang), dan Total Debt to Equity Ratio (Rasio Total Utang terhadap Modal Sendiri / Equite). 4) Rasio Keuntungan (Profitability Ratio) atau rentabilitas, terbagi menjadi Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Investment, Return on Equity, dan Rentabilitas Ekonomi. Riyanto (2001:331) mengelompokkan rasio-rasio keuangan ke dalam empat kelompok, yaitu : 22

1) Rasio likuiditas, terdiri dari Current Ratio, Quick (Acid Test) Ratio, dan Working Capital to Total Assets Ratio. 2) Rasio leverage, terdiri dari Total Debt to Total Capital Assets, Total Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Tangible Assets Debt Coverage, dan Times Interest Earned Ratio. 3) Rasio aktivitas, terdiri dari Total Asset Turnover, Receivable Turnover, Average Collection Period, Inventory Turnover, Average Days Inventory, dan Working Capital Turnover. 4) Rasio profitabilitas, terdiri Gross Profit Margin, Operating Profit Magin, Operating Ratio, Net Profit Margin, Rate of Return on Total Asset (ROA) atau Rate on Investment (ROI), Rate of Return on Networth. Sedangkan Husnan dan Pudjiastuti (2006:70) mengelompokkan rasio keuangan menjadi lima kelompok, yaitu : 1) Rasio likuiditas, terdiri dari Current Ratio, dan Quick (Acid Test) Ratio. 2) Rasio Leverage terdiri dari Debt to Equity Ratio, Times Interest Earned, dan Debt Service Coverage. 3) Rasio Aktivitas terdiri dari Perputaran Aktiva, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan. 4) Rasio Profitabilitas atau Efisiensi terdiri dari Rentabilitas Ekonomis, Rentabilitas Modal Sendiri atau Return On Equity (ROE), Return on Investment (ROI), dan Profit Margin. 5) Rasio Nilai Pasar terdiri dari Price Earning Ratio (PER), dan Price to Book Value Ratio (PBV). 23

2.1.5 Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quick Ratio, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share, Fixed Asset Turnover, Return On Investment dan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia untuk menilai pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Pengaruh masingmasing rasio tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : 1) Quick Ratio (QR) Menurut Martono dan Harjito (2004:55) alat ukur yang lebih akurat untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah Quick Ratio. Rasio ini merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan dengan jumlah utang lancar. Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan Quick Ratio karena persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang paling kecil tingkat likuiditasnya. Semakin tinggi nilai Quick Ratio suatu perusahaan, maka harga saham perusahaan tersebut akan meningkat. Berarti Quick Ratio berpengaruh positif terhadap harga saham. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut (Sartono, 2004:81) : Quick Ratio = Aktiva Lancar - Persediaan...(1) Utang Lancar 2) Debt to Equity Ratio (DER) Menurut Prastowo & Juliaty (2005:89), keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan diukur dengan rasio DER dengan perhitungan sebagai berikut : 24

DER = Total Utang...(2) Total Modal Kreditor jangka panjang pada umumnya lebih menyukai angka DER yang kecil. Makin kecil angka rasionya, berarti makin besar jumlah aktiva yang didanai oleh pemilik perusahaan. 3) Earning Per Share (EPS) Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2001:139), EPS merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Laba Bersih Setelah Pajak Earning Per Share =..(3) Jumlah Saham Diterbitkan Menurut Arifin (2005:153) menyebutkan bahwa laba memiliki kandungan informasi yang signifikan karena kejutan berita baik (laba lebih tinggi daripada perkiraan sebelumnya) dapat membuat harga saham naik cukup drastis dan kejutan berita buruk dapat membuat harga saham turun. 4) Fixed Asset Turnover (FAT) Yaitu merupakan rasio antara penjualan dengan aktiva tetap neto. Rasio ini menunjukan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin-mesin, dan perlengkapan kantor (Sartono, 2001:120). Rumus untuk menghitung rasio perputaran aktiva adalah : 25

Fixed Asset Turnover = Penjualan...(4) Aktiva Tetap 5) Return on Investment (ROI) Menurut Riyanto (2001:337), variable Return On Investmen (ROI) menunjukkan kemampuan dari suatu perusahaan menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan dengan membandingkan laba setelah pajak dengan total aktiva. Return On Investmen dapat dirumuskan sebagai berikut : Return on Investment (ROI) = Laba setelah pajak.(5) Total Aktiva 2.1.6 Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharga dalam rupiah yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto (www.bi.go.id). Penjualan SBI diprioritaskan kepada lembaga perbankan, tetapi tidak menutup kemungkinan masyarakat baik perorangan maupun perusahaan untuk dapat memiliki SBI, masyarakat dapat melakukan pembelian melalui bank umum, pialang pasar uang, pialang pasar modal yang telah ditunjuk oleh BI. Prospek perdagangan SBI sangat cerah karena kualitas surat utang ini dijamin langsung oleh BI, selain itu tingkat suku bunga SBI ini dijadikan rujukan oleh kalangan parbankan untuk memberikan tingkat suku bunga deposito kepada nasabahnya. Penurunan tingkat suku bunga SBI oleh bank sentral merupakan sinyal bagi bank agar mengikuti penurunan tersebut. Demikian pula 26

sebaliknya apabila bank sentral menaikkan suku bunga SBI, berarti perbankan diharapkan dapat mengikuti kenaikan tersebut (Darmawi, 2005:188). Jadi, tinggi rendahnya tingkat suku bunga SBI dapat mempengaruhi investor dalam melakukan investasi. Tingkat bunga yang tinggi cenderung mengurangi volume peminjaman dan investasi modal. Tingkat bunga yang rendah merangsang peminjaman dan investasi (Darmawi, 2006:181). Tingkat suku bunga bank merupakan salah satu indikator moneter yang mempunyai dampak dalam berbagai kegiatan perekonomian sebagai berikut : 1) Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan melakukan investasi yang pada akhirnya akan memengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi. 2) Tingkat suku bunga juga akan memengaruhi pengambilan keputusan pemilik modal, apakah ia akan berinvestasi pada real asset ataukah pada financial asset. 3) Tingkat suku bunga akan memengaruhi kelangsungan usaha pihak bank dan lembaga keuangan lainnya. 4) Tingkat suku bunga dapat memengaruhi volume uang beredar. 2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang menjadi pedoman penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut : 1) Penelitian dari Wulan (2005) yang berjudul Pengaruh Variabelvariabel Fundamental dan Teknikal Terhadap Harga Saham. Variabel bebas yang digunakan terdiri dari Return On Investment, 27

Dividend Payout Ratio, Current Ratio,Tingkat inflasi, Tingkat Suku Bunga Deposito, Jumlah uang beredar, Nilai Tukar US Dollar terhadap Rupiah, Volume (nilai), Penjualan Saham, dan Harga Saham Masa Lalu. Dalam penelitian ini diperoleh F-hitung sebesar 53,856 dengan signifikansi 0,000 sehingga tampak nilai probabilitas (0,000) < nilai α (0,05). Ini artinya semua variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap harga saham pada Industri Tekstil yang go public di BEJ. Tetapi hanya ada dua variabel yang secara sendirisendiri (parsial) berpengaruh terhadap harga saham yaitu variabel jumlah uang beredar dan variabel harga saham masa lalu sedangkan ketujuh variabel lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Berdasarkan hasil estimasi regresi diketahui bahwa Adjusted R Square adalah sebesar 0,917. Data ini memperlihatkan bahwa nilai Adjusted R Square mendekati 1. Nilai statistik ini mempunyai makna bahwa variabel bebas (Xi) mempunyai hubungan dan pengaruh pola yang kuat, artinya harga saham dapat dijelaskan oleh variabel bebas sebesar 91,7 % dan sisanya sebesar 8,3 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukan dalam model. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel bebas Return On Investment, menggunakan teknik analisis Regresi Linier Berganda, serta menggunakan variable terikat berupa harga saham. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah pada penelitian ini menggunakan variabel Tingkat Suku Bunga SBI, Debt To Equity Ratio, Earning Per 28

Share, dan Total Asset Turnover. Perbedaan lainnya adalah pada penelitian sebelumya meneliti harga saham pada Industri Tekstil yang go public di BEJ, sedangkan penelitian ini pada Perusahaan Plastics and Glass Products di Bursa Efek Indonesia. 2) Penelitian dari Admino (2006) yang berjudul Pengaruh Tingkat Bunga SBI, Nilai Kurs Dollar AS, dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (Studi di Bursa Efek Jakarta). Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah Tingkat Bunga SBI, Nilai Kurs Dollar AS, dan Tingkat Inflasi menunjukkan bahwa secara bersama-sama berpengaruh secara nyata atau signifikan terhadap harga saham Properti di BEJ dan secara parsial diketahui bahwa hanya variabel Book Value mempengaruhi harga saham, sedangkan faktor fundamental lainnya tidak berpengaruh secara parsial. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa Tingkat bunga SBI, nilai kurs Dollar AS dan Tingkat inflasi secara serempak berpengaruh tehadap Indeks Harga Saham Gabungan. Tingkat bunga SBI berpengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan, sedangkan Nilai Kurs Dollar AS dan Tingkat Inflasi berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Dari ketiga variabel independen, variabel Tingkat bunga SBI adalah Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel bebas Tingkat Suku Bunga SBI. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah penelitian ini 29

menggunakan variabel terikat harga saham, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 3) Penelitian dari Joko Sangaji (2003) yang berjudul Analisis Harga Saham PT. (PERSERO) Telekomunikasi Indonesia (TELKOM) Tbk. : Pendekatan Model Autoregressive Moving Average (ARMA). Dalam penelitian ini didapat simpulan bahwa saham TLKM merupakan saham yang mempunyai fundamental yang baik apabila dilihat dari beberapa indikator fundamental seperti jumlah aktiva, jumlah ekuitas, dan laba bersih setelah pajak. Namun demikian, kewajiban yang dimiliki oleh Telkom juga mengalami peningkatan sehingga indikator-indikator fundamental tersebut harus dijelaskan secara hati-hati. Trend harga saham Telkom, Tbk yang meningkat menunjukkan bahwa harga saham ini mempunyai prospek yang baik bagi investor. Trend harga saham ini dapat dijelaskan dari segi teknikalnya. Dengan model ARMA yang merupakan model yang fit, investor dapat memprediksi harga saham TLKM untuk periode mendatang. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini terletak pada variabel terikatnya yang sama-sama menggunakan variabel harga saham. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah penggunaan teknik analisis datanya, penelitian ini menggunakan metoda analisis ARMA (Autoregressive Moving Average) yang sering digunakan untuk tujuan peramalan. 30

4) Penelitian yang dilakukan oleh Indah Lestari (2006) yang berjudul Pengaruh Faktor Fundamental dan Teknikal Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Jakarta. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah Leverage Ratio, Fixed Assets Turnover, Quick Ratio, Operating Profit Margin, Return On Investment, Price Book Value, volume perdagangan, dan indeks harga saham individu menunjukkan bahwa semua variabel tersebut secara serempak berpengaruh nyata atau signifikan terhadap harga saham Properti di BEJ dan secara parsial diketahui bahwa variabel Leverage Ratio, Operating Profit Margin, Price book Value, volume perdagangan, dan indeks harga saham individu mempengaruhi harga saham, sedangkan faktor fundamental lainnya tidak berpengaruh secara parsial. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah keduanya sama-sama menggunakan variabel terikat yang sama, yaitu harga saham, menggunakan teknik analisis data Analisis Regresi Linier Berganda, dan menggunakan variabel bebas yang sama, yaitu Fixed Assets Turnover, dan Quick Ratio. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah periode penelitian yang berbeda yaitu tahun 2002-2006, pada perusahaan yang berbeda yaitu pada perusahaan Plastics and Glass Products, dan variabel yang berbeda yaitu Return On Investmen, Total Asset Turnover, Earning Per Share, dan Tingkat Suku Bunga SBI. 5) Penelitian yang dilakukan oleh Njo Anastasia (2008) yang berjudul Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap 31

Harga Saham Properti di BEJ. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah ROA (Return on Asset), ROE (Return On Equity), BV (Book Value), b (Payout Ratio), DER (Debt Equity Ratio) dan r (Required Rate of Return) menunjukkan bahwa semua variabel tersebut secara serempak berpengaruh nyata atau signifikan terhadap harga saham Properti di BEJ dan secara parsial diketahui bahwa hanya variabel Book Value mempengaruhi harga saham, sedangkan faktor fundamental lainnya tidak berpengaruh secara parsial. Berdasarkan hasil estimasi regresi diketahui bahwa Adjusted R Square adalah sebesar 0,244. Berarti variabel bebas pada model regresi ini hanya mampu menjelaskan 24,4% pola pergerakan harga saham kelompok properti, sedangkan 75,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah keduanya sama-sama menggunakan variabel terikat yang sama yaitu harga saham, menggunakan teknik analisis Regresi Linier Berganda, dan menggunakan variabel bebas yang sama, yaitu Debt to Equity Ratio. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah periode penelitian yang berbeda yaitu tahun 2002-2006, pada perusahaan yang berbeda yaitu pada perusahaan Plastics and Glass Products, dan variabel yang berbeda yaitu Return On Investmen, Current Ratio, Total Asset Turnover, Earning Per Share, dan Tingkat Suku Bunga SBI. 32

2.3 Hipotesis 1) Quick Ratio, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share, Fixed Asset Turnover, Return On Investment, dan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan Plastic and Glass Products periode 2002-2006 di PT. Bursa Efek Indonesia. 2) Quick Ratio, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share, Fixed Asset Turnover, Return On Investment, dan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan Plastic and Glass Products periode 2002-2006 di PT. Bursa Efek Indonesia. 33