I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Istilah penawaran umum atau sering juga disebut dengan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. tampak dari bertambahnya jumlah perusahaan-perusahaan baik pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan dapat diartikan

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual sebagian sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya

BAB I ANALISIS HUBUNGAN ANTARA LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP IMBAL HASIL SAHAM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Modigliani (1961) berpendapat bahwa pada dasarnya pada kondisi keputusan

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan akan berusaha sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang relatif sulit dipecahkan. Dipandang dari sisi kreditur,

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam jumlah yang memadai. Dana ini tidak hanya dibutuhkan untuk membiayai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

PENDAHULUAN. mengukur dari working capital management (WCM). Siklus konversi kas secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE )

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya, dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (perusahaan/emiten). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan dapat memperoleh imbalan sedangkan pihak perusahaan dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan sehingga dari kegiatan ini baik investor maupun perusahaan akan saling diuntungkan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Instrumen pasar modal itu terbagi atas dua kelompok besar yaitu instrumen pemilik (equity) seperti saham dan instrumen utang (obligasi/bond). Perusahaanperusahaan dapat menarik dana pinjaman jangka panjang dengan menerbitkan

2 obligasi, sedangkan untuk dana equity dengan menerbitkan saham. Saham adalah surat berharga yang paling banyak diperdagangkan dipasar modal. Bahkan saat ini dengan semakin banyaknya emiten yang mencatatkan sahamnya di bursa efek, perdagangan saham semakin marak dan menarik para investor untuk terjun dalam jual beli saham. Saham merupakan surat berharga yang paling popular diantara surat berharga lainnya di pasar modal karena bila dibandingkan investasi lainnya saham memungkinkan investor untuk mendapatkan keuntungan atau rate of return yang tidak terhingga. Tidak terhingga ini bukan berarti keuntungan investasi saham sangat besar dalam rupiahnya, tapi tergantung pada perusahaan penerbitnya. Apabila perusahaan penerbitnya mampu memberikan laba yang besar, maka ada kemungkinan para pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan yang besar juga, karena dengan laba yang besar itu diharapkan tersedianya dana yang besar untuk dibayarkan sebagai dividen. Selain itu pemegang saham mempunyai kewajiban yang terbatas dan sahamnya mudah pula dialihkan. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pendanaan bagi perusahaan selain sistem perbankan. Adanya deregulasi di sektor keuangan dan perbankan termasuk pasar modal yang dilakukan pemerintah memberikan kemudahankemudahan bagi perusahaan untuk masuk ke pasar modal. Kemudahan-kemudahan tersebut mendorong banyak perusahaan memilih untuk mendaftarkan sahamnya di pasar modal termasuk perusahaan-perusahaan agrobisnis. Salah satu faktor utama yang menjadi daya tarik investor untuk membeli suatu saham tertentu adalah dengan adanya peningkatan harga saham di masa yang akan datang dan

3 pembagian dividen diakhir tahun. Tetapi umumnya investor secara awam akan menganggap sama saja apakah itu hasil dividen atau keuntungan modal, ia akan memperoleh keuntungan yang besar apabila saham yang ia beli harganya semakin meningkat dari tahun ke tahun berikutnya. Investor tidak begitu saja akan membeli saham perusahaan yang telah Go public atau dalam istilah Indonesianya adalah perusahaan terbuka. Mereka akan mengumpulkan informasi dan melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap perusahaan (emiten). Motif mendasar para pemodal membeli saham adalah menjual saham itu pada harga yang lebih tinggi. Harga saham yang bersedia dibayar oleh pemodal mencerminkan arus kas bersih yang diharapkan setelah memperhitungkan waktu dan resiko investasi. Pembicaraan mengenai harga saham juga menyangkut perkiraan prestasi perusahaan di masa yang akan datang, serta kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi (Likuiditas). Likuiditas (liquidity) secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya yang telah jatuh tempo (Lancaster et al., 1998: 28). Dalam pengertian yang lebih sering digunakan, likuiditas diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka pendek atau yang harus segera dibayar (Awat, 1999: 385; Munawir, 2002: 93). Ukuran likuiditas perusahaan yang hingga saat ini masih sering digunakan adalah current ratio dan quick ratio. Current ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar (current asset) dengan hutang lancar (current liabilities); sedangkan quick ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar (Brigham and Daves,

4 2004: 231). Aktiva lancar tersebut umumnya berupa kas, surat berharga, piutang dagang, dan persediaan. Sedangkan hutang lancar pada umumnya berupa hutang dagang, short-term notes payable, pajak yang ditangguhkan, dan biaya-biaya yang ditangguhkan. (Brigham and Daves, 2004: 231) Masalah likuiditas merupakan salah satu masalah penting dalam suatu perusahaan yang relatif sulit dipecahkan (Kim et al., 1998: 335). Dipandang dari sisi kreditur, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi merupakan perusahaan yang baik, karena dana jangka pendek kreditur yang dipinjam perusahaan dapat dijamin oleh aktiva lancar yang jumlah relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajemen, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi menunjukkan kinerja manajemen yang kurang baik (Helfert, 1996: 96), karena likuiditas yang tinggi menunjukkan adanya saldo kas yang menganggur, persediaan yang relatif berlebihan, atau karena kebijakan kredit perusahaan yang tidak baik sehingga mengakibatkan tingginya piutang usaha. Masalah likuiditas juga dapat dipandang sebagai masalah penting jika dilihat dari besarnya dana yang diinvestasikan dalam aktiva lancar. Sebagai contoh pada perusahaan-perusahaan tingkat dunia yang terdaftar di Global Value Database pada tahun 1998; menunjukkan investasi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut dalam aktiva lancarnya hampir mencapai 9% dari nilai buku ekuitasnya (Ditmarr et al., 2002: 1). Selama tahun 1975-1994, investasi dalam aktivalancar yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan manufaktur di Amerika Serikat hampir mencapai 8.1% dari total asetnya. Menurut Munawir (2002: 114), perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknik manajemen kas yang modern akan menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara pada aktiva yang sangat likuid (yang dapat dijual setiap saat pada harga pasar yang berlaku). Investasi di dalam aktiva lancar atau aktiva likuid

5 menimbulkan trade-off bagi perusahaan, di satu sisi terlalu besar aktiva lancar atau aktiva likuid maka holding cost yang harus ditanggung perusahaan juga besar, selain itu kemampuan aktiva likuid dalam menghasilkan keuntungan tergolong rendah (Kim et al., 1998: 335). Di sisi lain, pada kondisi di mana biaya dana ekternal relatif tinggi maka aktiva likuid yang besar justru menguntungkan perusahaan, karena perusahaan dapat menggunakan aktiva likuid tersebut untuk membiayai kegiatan operasi, sehingga mengurangi ketergantungannya pada dana eksternal dan menghemat biaya dana yang harus dibayar. Tingkat likuiditas di perusahaan perlulah dicermati guna kegiatan berinvestasi sehingga memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Kim et al (1998) di Amerika Serikat menunjukkan faktor-faktor: market to book value, spread antara suku bunga investasi dengan suku bunga bank sentral, rata-rata siklus kas, rasio hutang, arus kas, dan kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan. Sedangkan penelitian Anderson (2002) yang dilakukan di Belgia menunjukkan bahwa faktor-faktor: arus kas, hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan. Penelitian tentang perngaruh rasio-rasio keuangan terhadap perubahan harga saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) telah dilakukan oleh Hasnita Sari dengan mengambil 8 sampel perusahaan asuransi dengan kurun waktu 1997-1999. Komponen rasio keuangan yang digunakan berjumlah 6 (enam) yang terdiri dari Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Debt Equity Ratio (DER), Rate on Asset (ROA), dan Rate on Equity (ROE). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa regresi

6 yang dihasilkan tidak nyata, sehingga hipotesa yang diajukan bahwa rasio-rasio keuangan berpengaruh terhadap harga saham ditolak. apabila ditinjau secara terpisah masing-masing variabel mempunyai pengaruh yang sangat rendah terhadap perubahan harga saham. Penelitian Poppy tentang pengaruh profitabilitas terhadap perubahan harga saham pada perusahaan industri di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan 30 sampel penelitian menyimpulkan bahwa variabel yang memberikan pengaruh positif terhadap perubahan harga saham adalah variabel rasio Net Profit Margin (NPM) dan Earning per Share (EPS) sedangkan yang memberikan pengaruh negatif adalah Return on Investment (ROI). Dari ketiga variabel independen yang diamati dalam penelitian ini, secara parsial Earning per Share (EPS) memberikan kontribusi yang paling besar tehadap perubahan harga saham, sedangkan variabel yang memberikan kontribusi yang paling rendah adalah Return on Investment (ROI). Penelitian mengenai faktor Fundamental dan Pengaruhnya Terhadap Harga dan Return Saham pada perusahaan Agrobisnis di Indonesia, menurut pengetahuan peneliti hingga saat ini belum pernah ada yang melakukan. Oleh karena itu, peneliti tertarik secara ilmiah untuk melakukan kajian empiris mengenai faktor Fundamental dan pengaruhnya Terhadap Harga dan Return Saham perusahaan Agrobisnis go public di Bursa Efek Jakarta serta bagaimana pengaruh likuiditas tersebut terhadap perubahan Return saham. Emiten yang saat ini diteliti adalah sektor agrobisnis. Agrobisnis adalah jenis usaha yang berkaitan erat dengan pengolahan kekayaan alam baik nabati maupun hewani. Hutan yang luas, iklim tropis yang sangat baik, tanah yang subur, laut yang luas membuat Indonesia menjadi semacam tambang emas bagi sektor agrobisnis. Sektor

7 agribisnis ini adalah sektor usaha yang kebal krisis ekonomi. Seperti yang kita ketahui beberapa produk komoditi andalan seperti lada, kopi, dan cengkeh justru harganya mengikuti kurs dollar Amerika. Berikut ini adalah tabel yang menunjukan harga saham serta Volume saham perusahaan yang bergerak di sektor agrobisnis. Tabel 1. Harga Saham Perusahaan Agrobisnis Tahun 2008-2010 Harga Saham No Nama Emiten 2008 2009 2010 Rata-rata 1 Anugrah Tambak Perkansindo 77,462 260,000 56,430 131,30 2 Astra Agro Lestari 1552,153 2546,130 3790,143 2.629,48 3 Bahtera Adimina Samudra 165,356 161,688 160,456 162,50 4 Bakrie Sumatra Plantations 442,383 617,643 393,914 484,65 5 Cipendawa Agroindustri 189,189 94,545 332,111 205,28 Dharma Samudera Fishing 6 Industries 82,657 64,642 84,759 77,35 7 Inti Kapuas Arowana 582,118 126,566 166,505 291,73 8 Multibreeder Adirama 232,749 256,131 293,134 260,67 9 PP London Sumatera 751,717 1334,761 2123,786 1.403,42 Sumber: www.jsx.co.id.sect= &ext=81, (diakses tanggal 12 September 2011) Tabel 1. Menceritakan harga saham dari 9 emiten Agrobisnis naik turunnya harga saham berbeda-beda, untuk Perusahaan Anugrah Tambak Perkasindo harga saham cenderung turun dari tahun ke tahun, dan untuk Astra Agro Lestrari harga saham cenderung naik, berikut ini adalah table yang menunjukan Volume saham Perusahaan Agrobisnis Tahun 2008-2010. Tabel 2. Volume Saham Perusahaan Agrobisnis Tahun 2008-2010 Volume Saham No Nama Emiten 2008 2009 2010 Rata-rata 1 Anugrah Tambak Perkansindo 131.342 350.000 1.000 43.897.666 2 Astra Agro Lestari 1.096.302 1.284.246 611.631 997.393.000 3 Bahtera Adimina Samudra 58.770 184.436 98.993 114.066.333 4 Bakrie Sumatra Plantations 261.276 897.825 3.660.899 1.606.666.666 5 Cipendawa Agroindustri 74.000 275.000 1.909.000 752.666 Dharma Samudera Fishing 6 Industries 416.444 317.067 487.855 407.122.000 7 Inti Kapuas Arowana 1.029.644 231.034 1.103.242 787.973.333 8 Multibreeder Adirama 7.072 6.891 3.947 5.970.000 9 PP London Sumatera 718.656 1.251.612 1.235.098 1.068.455.333 Sumber: www.jsx.co.id.sect= &ext=81, (diakses tanggal 12 September 2011)

8 Sama halnya dengan harga saham untuk volume saham yang ditunjukan pada Tabel 2. Setiap perusahaan berbeda-beda, dan apabila kita bandingkan Tabel 1 dengan Tabel 2, maka perubahan harga saham baik itu berubah naik atau turun tidak selalu sama dengan perubahan yang terjadi dengan volum saham, berikut ini adalah tabel yang menunjukan rata-rata harga saham dengan volume saham. Tabel 3. Rata-rata Harga Saham dan Volume Saham Perusahaan Agrobisnis Tahun 2008-2010 Rata-rata 2008-2010 No Nama Emiten Harga Saham Volume Saham 1 Anugrah Tambak Perkansindo 131,30 43.897.666 2 Astra Agro Lestari 2.629,48 997.393.000 3 Bahtera Adimina Samudra 162,50 114.066.333 4 Bakrie Sumatra Plantations 484,65 1.606.666.666 5 Cipendawa Agroindustri 205,28 752.666 Dharma Samudera Fishing 6 Industries 77,35 407.122.000 7 Inti Kapuas Arowana 291,73 787.973.333 8 Multibreeder Adirama 260,67 5.970.000 9 PP London Sumatera 1.403,42 1.068.455.333 Sumber: www.jsx.co.id.sect= &ext=81, (diakses tanggal 12 September 2011). data diolah Harga saham perusahaan cenderung berbeda-beda, salah satunya tergantung dari besar kecilnya perusahan itu sendiri, kebijakan perusahaan dalam mengelola perusahaan dengan tepat akan menghasilkan keuntungan yang diharapkan oleh perusahan, kegiatan tersebut bersifat dinamis sehingga harus disesuaikan dengan perkembangan perusahaan dan modal kerja perusahaan, besarnya modal kerja merupakan alat ukur yang digunakan untuk menyelesaikan masalah likuiditas perusahaan. Rasio likuiditas idealnya adalah 200%, dan apabila likuiditasnya kurang dari 200%, maka dianggap kurang baik dan hal tersebut akan berpengaruh kepada berkembangnya perusahaan.berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor Fundamental dan pengaruhnya Terhadap Harga dan Return Saham perusahaan Agrobisnis go public di Bursa Efek Jakarta

9 dengan memilih judul Analisis Fundamental dan Pengaruhnya Terhadap Harga dan Return Saham pada Perusahaan Agrobisnis yang Go Public Periode 2008-2010. 1.2 Rumusan Masalah Banyaknya emiten yang tercatat di pasar modal memudahkan masyarakat (investor) untuk memilih berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi mereka. Hanya investasi yang menguntungkan saja yang dapat menarik minat investor. Untuk itu investor memerlukan informasi yang dapat membantu mereka dalam mengambil keputusan investasi yang dapat diperoleh dengan melakukan analisis kinerja saham-saham perusahaan. Permasalahan yang akan dibahas adalah: a. Apakah Return On Asset (ROA) perusahaan berpengaruh terhadap harga dan return saham pada perusahan agrobisnis di periode 2008 2010? b. Apakah Likuiditas perusahaan berpengaruh terhadap harga dan return saham pada perusahan agrobisnis di periode 2008 2010? c. Apakah Debt ratio perusahaan berpengaruh terhadap harga dan return saham pada perusahan agrobisnis di periode 2008 2010? d. Apakah Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap harga dan return saham pada perusahan agrobisnis di periode 2008 2010? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian a. Untuk mengetahui Return On Asset (ROA) perusahaan berpengaruh terhadap harga dan return saham pada perusahan agrobisnis di periode 2008 2010 b. Untuk mengetahui Likuiditas perusahaan berpengaruh terhadap harga dan return saham pada perusahan agrobisnis di periode 2008 2010

10 c. Untuk mengetahui Debt ratio perusahaan berpengaruh terhadap harga dan return saham pada perusahan agrobisnis di periode 2008 2010 d. Untuk mengetahui Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap harga dan return saham pada perusahan agrobisnis di periode 2008 2010 e. Memberikan masukkan kepada para investor sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan investasi. f. Untuk memberikan gambaran bagi mereka yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai perusahaan agrobisnis. 1.4 Kerangka Pemikiran Mengacu kepada analisis fundamental sebagai salah satu alat untuk menilai suatu saham maka penelitian ini mencoba untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor-faktor seperti ukuran perusahaan, likuiditas, ROA dan Rasio hutang berpengaruh terhadap Return dan Harga saham pada Perusahaan Agrobisnis yang Go Public, peneletian ini juga memasukan variable ROA untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return On Asset (ROA) semakin meningkat, maka kinerja perusahaan juga semakin membaik, karena tingkat kembalian semakin meningkat (Hardiningsih et.al., 2002). Ang (1997) mengatakan bahwa Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang terpenting di antara rasio profitabilitas yang ada untuk memprediksi return saham. Dan berpengaruh positif (+) pada harga dan return saham pada perusahaan agrobisnis yang go public. Jika Likuiditas semakin meningkat, maka kinerja perusahaan juga semakin membaik, karena tingkat kembalian semakin meningkat. Dan berpengaruh positif (+) pada harga dan return saham pada perusahaan agrobisnis yang go public. Jika Debt

11 ratio semakin meningkat, maka kinerja perusahaan menurun. Dan berpengaruh negatif (-) pada harga dan return saham pada perusahaan agrobisnis yang go public. Jika ukuran perusahaan semakin meningkat, maka kinerja perusahaan juga semakin membaik, karena tingkat kembalian semakin meningkat. Dan berpengaruh positif (+) pada harga dan return saham pada perusahaan agrobisnis yang go public. Pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutanghutangnya yang jatuh tempo (Lancaster, 1998: 14). Sedangkan menurut Munawir (2002: 93) likuiditas diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya jangka pendek (current obligation). Dalam penelitian ini, pengertian mengenai konsep likuiditas mengacu pada pengertian khusus tersebut. Secara khusus jika ditinjau dari kebijakan yang dilakukan manajer dalam mengatur aktiva perusahaan, maka likuiditas dapat diartikan sebagai proporsi dari aktiva perusahaan yang diinvestasikan ke dalam kas dan marketable securities (surat berharga) (Kim et al., 1998). Rasio antara cash ditambah marketable securities terhadap total assets ini pada dasarnya merupakan rasio yang menunjukkan cash position (Munawir, 2002: 98).

12 Dari analisis di atas dapat digambarkan dalam model penelitian kerangka berfikir seperti dibawah ini ROA Likuiditas Harga Saham Debt ratio Return Saham Ukuran Perusahaan Gambar 1.Model Penelitian Kerangka Berfikir Sumber : Hardiningsih et.al., (2002), Munawir (2002: 93), Kim et al., (1998). Dimodifikasi untuk kepentingan penelitian 1.5 Hipotesis Hipotesis yang akan diajukan sesuai dengan Kerangka pemikiran yang telah dipaparkan adalah sebagai berikut 1. Return On Asset (ROA) perusahaan berpengaruh positif (+) terhadap harga dan return saham pada perusahaan agrobisnis di periode 2008 2010 2. Likuiditas perusahaan berpengaruh positif (+) terhadap harga dan return saham pada perusahaan agrobisnis di periode 2008 2010 3. Debt ratio perusahaan berpengaruh negatif (-) terhadap harga dan return saham pada perusahaan agrobisnis di periode 2008 2010 4. Ukuran Perusahaan berpengaruh positif (+) terhadap harga dan return saham pada perusahaan agrobisnis di periode 2008 2010