BAB III PRAKTIK PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK DI DESA MAYONG KECAMATAN KARANGBINANGUN KABUPATEN LAMONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB III PRAKTEK SEWA-MENYEWA TANAH SAWAH DIJADIKAN TAMBAK DI DESA MOJOPUROGEDE KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

BAB III PANDANGAN TOKOH AGAMA DALAM PRAKTIK TRANSAKSI JUAL BELI SAWAH TAHUNAN DI DESA MADIGONDO

BAB II PENYAJIAN DATA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan

BAB III ALIRAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN PILIHAN PENDAMPING HIDUP PEREMPUAN DI DESA SUMURGAYAM KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB III KERJASAMA PERTANIAN DI DESA PADEMONEGORO

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM NGAMBAK DI DUKUH BURAN KELURAHAN BABAT JERAWAT KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA

BAB III GAMBARAN TERHADAP TRADISI PENITIPAN BERAS DI TOKO BERAS DI DUSUN BANYUURIP DESA SUMBERINGIN KECAMATAN SANAN KULON KABUPATEN BLITAR

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Geografis. a. Letak Desa. Banjarejo adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo,

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK SEWA SAWAH DI DESA TAMANREJO KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA

BAB I PENDAHULUAN. Kranggan, Galur, Kulon Progo. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata telah

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Dermojurang, Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Mahasiswa

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

MUKHA<BARAH DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB III PELAKSANAAN PATOKAN HARGA BERAS DALAM ARISAN DARMIN DI DESA BETON KECAMATAN MENGANTI KABUPATEN GRESIK

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB III PROSES KHITBAH YANG MENDAHULUKAN MENGINAP DALAM SATU KAMAR (DI DESA WARUJAYENG KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK)

BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN

BAB III PELAKSANAAN HIBAH OLEH PEWARIS PADA SAAT SAKIT YANG DISETUJUI OLEH SEBAGIAN AHLI WARIS DI DESA PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR SURABAYA

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Semarang memiliki aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan adalah di Desa Kampung Panjang.

BAB IV GAMBARAN UMUM KONDISI MASYARAKAT DESA GEDANGAN. Arteri Sekunder (jalan provinsi) yang cukup startegis membujur arah Utara-

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN AHLI WARIS ANAK YANG DIASUH OLEH IBU TIRI DI KELURAHAN PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA SAWAH SAWAH NGGANTUNG PARI DI DESA BECIRONGENGOR KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB III MEKANISME JUAL BELI TANAH SAWAH DENGAN SISTEM BATA DI DESA BRUDU KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB III SISTEM PELAKSANAAN PENGEMBALIAN GADAI YANG BELUM JATUH TEMPO DISERTAI GANTI RUGI DI DESA TIMBUL SLOKO KEC. SAYUNG KAB.

BAB III PRAKTEK PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL. A. Demografi Desa Kliris Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN JUAL BELI TEBASAN IKAN BANDENG DI DESA BANGKOK GLAGAH

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB II GAMBARAN UMUM KENAGARIAN PANGKALAN KOTO BARU. Kota. Menurut data statistik di kantor kepala Kenagarian Pangkalan Koto

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB III PEMANFAATAN SISTEM GADAI SAWAH DI DESA SANDINGROWO KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN

BAB III PRAKTEK JUAL BELI ANYAMAN KEPANG DI DESA RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja

BAB IV MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DUSUN PELEM

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah dari Desa Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yaitu:

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI

BAB III PRAKTEK USAHA PERSEWAAN MOBIL DI DUSUN BUARAN KEBOGUYANG KECAMATAN JABON KABUPATEN SIDOARJO

BAB III PRAKTEK ZAKAT IKAN BANDENG DI DESA RANDUBOTO KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK

BAB III PRAKTIK ARISAN BERSYARAT DI DUSUN WATUKARAS DESA JENGGRIK KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI

BAB III PELAKSANAAN SEWA MENYEWA RUKO DI DESA KUWASEN KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

A. GAMBARAN UMUM LOKASI KKN

IV. GAMBARAN UMUM. Kampung Sidoarjo Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara etimologis, Hajimena sebenarnya berasal dari kata Aji, yang berarti ini dan Mena

BAB III PRAKTIK PERSEWAAN ALAT-ALAT PESTA MAHKOTA INDAH DI KELURAHAN BIBIS KARAH KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM DESA

BAB III PEMBAGIAN KEUNTUNGAN DI RENTAL PLAY STATION DESA MLORAH KEC. REJOSO KAB. NGANJUK

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. merupakan suatu desa yang harmonis dan termasuk desa yang lingkungannya masih

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. RT dengan jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari kepala

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB II GAMBARAN UMUM. berstatus Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan ialah unit pemerintahan terkecil

BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

Transkripsi:

BAB III PRAKTIK PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK DI DESA MAYONG KECAMATAN KARANGBINANGUN KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pada pembahasan bab ini, penulis akan memaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan situasi dan kondisi Desa Mayong Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan, sebagai tempat dari obyek penelitian, yang mana meliputi: 1. Letak Geografis a. Luas Wilayah Desa Mayong merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan. Desa Mayong terdiri dari empat dusun, yaitu Dusun Mayong Tengah, Dusun Mayong Kulon Dusun Mayong Wetan, dan Dusun Mayong Ngablak dengan luas wilayah 2070.901 Ha yang terbagi atas beberapa bagian, dan untuk lebih jelasnya pembagian tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 42

43 Tabel 1 Luas Wilayah dan Pembagiannya di Desa Mayong No Penggunaan Luas (Ha) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pemukiman Sawah / tambak Pekarangan Perkebunan Kuburan Pekantoran Tegal Prasarana umum lainnya Jumlah 515.400 Ha 337.588 Ha 52.633 Ha 24.430 Ha 12.00 Ha 711 Ha 2.25 Ha 415.60 Ha 2070.901 Ha Sumber data: Kantor Kepala Desa Mayong Tahun 2013 b. Batas-Batas Desa Mayong adalah seperti di bawah ini: Tabel 2 Batas-Batas Desa Mayong BATAS DESA KECAMATAN Sebelah Selatan Sukorejo Karangbinagun Sebelah Utara Sugihwaras Kalitengah Sebelah Timur Palangan Karangbinangun Sebelah Barat Tunjung Mekar Kalitengah Sumber data: Kantor Kepala Desa Mayong Tahun 2013 Desa Mayong terletak disebelah utara Kabupaten Lamongan dan berada di sebelah barat Kecamatan Karangbinangun. Desa mayong merupakan desa yang beriklim tropis yang mempunyai dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau.

44 Adapun Jumlah penduduk Desa Mayong adalah sebagai berikut: Tabel 3 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Penduduk 1 Laki-laki 1770 orang 2 Perempuan 1903 orang Jumlah 3623 orang Sumber data: Kantor Kepala Desa Mayong Tahun 2013 2. Keadaan Sosial Keagamaan Dilihat dari segi keagamaan, mayoritas masyarakat Desa Mayong beragama Islam. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan dibidang keagamaan yang diadakan oleh masyarakat Desa Mayong, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Tahlil dan Istighosah yang diadakan rutin setiap hari minggu malam oleh ibu-ibu Jami iyah Tahlil desa, hari jum at siang oleh ibu-ibu Muslimat Nahdlatul ulama. Sedangkan setiap malam jum at wage untuk laki-laki yang bertempat di rumah-rumah penduduk secara bergiliran. b. Jami iyah Dziba yang diadakan rutin setiap hari kamis malam yang diikuti oleh ibu-ibu dan para remaja putri yang bertempat di langgar masingmasing dusun dan RT, dan untuk laki-laki diadakan di masjid desa pada kamis malam. c. Khotmil Qur an yang diadakan rutin setiap hari minggu pagi yang diikuti oleh ibu-ibu Jami iyah Tahlil desa yang bertempat di rumah-rumah penduduk secara bergiliran.

45 Dari banyaknya kegiatan keagamaan yang di Desa Mayong tersebut menunjukkan bahwa mayoritas penduduknya menganut agama Islam. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan adanya sarana-sarana tempat ibadah sebagaimana dijelaskan pada tabel di bawah ini: 3. Keadaan Sosial Ekonomi Tabel 4 Tempat Sarana Peribadatan No. Keterangan Jumlah 1. Masjid 4 2. Mushalla 12 3. Gereja - 4. Kuil - 5. Wihara - Sumber data: Kantor Kepala Desa Mayong Tahun 2013 Desa Mayong adalah desa yang penduduknya mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani tambak, karena sebagian besar wilayahnya berupa tanah pertambakan, selain sebagai petani, banyak dari masyarakat Desa Mayong yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai peternak kambing, sapi, ayam maupun bebek. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

46 Tabel 5 Struktur Mata Pencaharian Penduduk Desa No. Jenis Pekerjaan Jumlah orang 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Petani/Buruh Tani Peternak Pedagang Guru Bidan Polisi Karyawan Swasta Arsitek Supir Kuli Bangunan Pengrajin Home Industri Makelar 1301 orang 848 orang 39 orang 63 orang 12 orang 5 orang 213 orang 4 orang 45 orang 42 orang 757 orang 139 orang Sumber data : Kantor Kepala Desa Mayong Tahun 2013 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kehidupan penduduk Desa Mayong selain sebagai petani mereka juga mempunyai profesi sampingan sebagai peternak sapi, kambing, ayam maupun bebek. 4. Keadaan Sosial Budaya Pada zaman modern seperti yang saat ini berkembang di Indonesia, sedikit demi sedikit kebudayaan/tradisi yang ada di Indonesia sudah mulai hilang, lain halnya dengan masyarakat Desa Mayong kebudayaan/tradisi yang ada di Desa Mayong masih tetap dipertahankan dan dijaga oleh penduduknya. Salah satu bentuk tradisi tersebut adalah sebagai berikut: a. Tradisi pemberian sesajen pada saat acara pernikahan dan sunatan secara besar-besaran, pemberian sesajen tersebut ditujukan pada nenek moyang yang sudah meninggal. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan agar hajatan

47 tersebut berlangsung lancar dan diberi keselamatan, biasanya sesajen tersebut diletakkan di dapur dan ditempat penyimpanan beras. 1 b. Tradisi membuat ketupat dan lepet, tradisi ini dilakukan pada saat satu minggu setelah hari raya Idul Fitri. Ketupat dan lepet tersebut di bawah ke masjid oleh setiap warga, dalam tradisi pembuatan lepet dan ketupat tersebut warga berdo a dan membaca tahlil yang mana do a dan tahlil tersebut ditujukan oleh keluarga yang sudah meninggal dunia. c. Tradisi megengan, tradisi yang diadakan rutin setiap malam menjelang puasa, hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha. Dalam tradisi ini, warga desa membaca tahlil di langgar/musholla dan berdo a agar ibadah yang dilakukan di terima di sisi Allah SWT, masing-masing warga membawa kue apem berjumlah 24 dan setelah acara selesai kue-kue tersebut akan dibagikan secara acak pada setiap warga yang datang. 5. Kondisi Sosial Pendidikan Dalam menunjang pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, Desa Mayong mempunyai prasarana pendidikan yang cukup lengkap, prasarana pendidikann mulai dari PAUD sampai SLTA/Sederajat tersedia di Desa Mayong. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 1 Mudlika, Wawancara, Lamongan, 01 Mei 2013.

48 Tabel 6 Prasana Pendidikan No Jenis Prasarana Keteranagan Ada/Tidak Baik/Rusak 1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ada Baik 2. Taman Kanak-Kanak (TK) Ada Baik 3. SD/Sederajat Ada Baik 4. SLTP/Sederajat Ada Baik 5. SLTA/Sederajat Ada Baik 6. Universitas/Perguruan Tinggi Tidak Ada - Sumber data: Kantor Kepala Desa Mayong Tahun 2013 Sedangkan data tingkat pendidikan penduduk Desa Mayong Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut: Tabel 7 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Mayong NO Keterangan Jumlah 1 Penduduk buta aksara dan huruf 15 orang 2 Penduduk usia 3-6 tahun yang masuk TK 29 orang dan Kelompok Bermain Anak 3 penduduk sedang SD/Sederajat 414 orang 4 Penduduk tamat SD/Sederajat 53 orang 5 Penduduk tidak tamat SD/Sederajat 0 6 Penduduk sedang SLTP/ Sederajat 212 orang 7 Penduduk tamat SLTP/ Sederajat 14 orang 8 Penduduk sedang SLTA/ Sederajat 114 orang 9 Penduduk tidak tamat SLTP/Sederajat 105 orang 10 Penduduk tamat SLTA/ Sederajat 415 orang 11 Penduduk sedang D-1 412 orang 12 Penduduk tamat D-1 4 orang 13 Penduduk sedang D-2 23 orang 14 Penduduk tamat D-2 1 orang 15 Penduduk sedang D-3 2 orang 16 Penduduk tamat D-3 16 orang 17 Penduduk sedang S-1 162 orang 18 Penduduk tamat S-1 2 orang 19 Penduduk sedang S-2 4 orang 20 Penduduk tamat S-2 1 orang Sumber data: Kantor Kepala Desa Mayong Tahun 2013

49 Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan masyarakat setempat sangat maju dan baik, sehingga sedikit penduduk Mayong yang buta huruf. B. Praktek Sewa Menyewa Pohon Untuk Makanan Ternak di Desa Mayong 1. Latar Belakang Terjadinya Sewa Menyewa Sewa menyewa pohon untuk makanan ternak memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan warga Desa Mayong yang memiliki ternak, baik ternak sapi maupun ternak kambing, khususnya bagi mereka yang kesulitan dalam mencari pakan untuk ternaknya. Dalam kehidupan sehari-hari pekerjaan yang dilakukan oleh penduduk Desa Mayong selain sebagai petani adalah sebagai peternak. Adapun yang melatar belakangi penduduk Desa Mayong menggunakan akad sewa pohon untuk makanan ternak tersebut, yaitu: Bagi pihak penyewa, menurut salah seorang penyewa ia mengatakan aku nyewo wet-wet pete iku polae aku cek gak kangelan dolek pakan kanggo wedusku, dolek e cek gak ado-ado. 2 Maksudnya alasan penyewa menyewa pohon tersebut adalah karena akan lebih memudahkannya mencari pakan untuk ternaknya, karena dengan menyewa pohon, penyewa tidak akan kesusahan lagi untuk mencari pakan. 2 Syu eb, Wawancara, Lamongan, 29April 2013.

50 Sedangkan bagi pihak yang menyewakan apabila pohon itu milik desa, menurut salah seorang perangkat desa selaku perwakilan desa sebagai pemilik pohon ia mengatakan wet-wet seng nang pinggir-pinggir dalan raya disewano ambi deso polae timbangane wite gak kanggo engko malah mati, mending dimanfaatno kanggo disewano, trus duek hasil nyewo wet dimasukno kas deso,. 3 Maksudnya para perangkat desa beralasan daripada pohon-pohon tersebut tidak dimanfaatkan lebih baik disewakan kepada pihak yang membutuhkan dan uang hasil sewa pohon tersebut dimasukkan kedalam kas desa, jadi secara tidak langsung pemasukan kas desa akan bertambah, begitupun apabila pohon yang disewakan tersebut milik penduduk setempat, menurut salah seorang penyewa mengatakan wet-wet seng nang pekarangan pinggir umah tak sewakmo timbang wite nganggor gak tak gae mending disewano, setahune 1.500.000, lumayan iso di gae tambahan". 4 Maksudnya pohon-pohon tersebut disewakan karena mereka beralasan daripada pohonpohon tersebut tidak digunakan lagi lebih baik disewakan. 2. Status Kepemilikan pohon yang disewakan Seperti yang telah diuraikan pada penjelasan sebelumnya, bahwa yang menjadi obyek dalam akad sewa pohon ini adalah pohon petai dan turi, disini obyek yang lebih fokus diteliti oleh penulis adalah pohon petai, karena 3 Toni, Wawancara, Lamongan, 30 April 2013. 4 Nasrun, Wawancara, Lamongan, 30 April 2013.

51 kebanyakan pohon yang disewa dan dijadikan pakan ternak oleh warga Desa Mayong adalah pohon petai. Dalam hal sewa menyewa pohon untuk makanan ternak ini pohon yang disewa hanya diambil daunnya saja sebagai pakan ternak. Status kepemilikan pohon yang disewakan sepenuhnya harus merupakan hak milik orang yang menyewakan, karena barang yang sifatnya belum menjadi hak milik/ dimiliki seseorang, maka barang tersebut tidak boleh untuk disewakan, sewa menyewa pohon untuk makanan ternak memiliki dua macam bentuk: a. Sewa Pohon Milik Warga Pengertian sewa pohon milik warga adalah suatu akad sewa pohon yang dilakukan secara lisan antara pihak penyewa dengan pihak pemilik pohon (yang menyewakan), disini obyek yang disewakan berada di pekarangan rumah-rumah dan tepi-tepi sawah milik warga Desa Mayong yang menyewakan, untuk sewa pohon milik perorangan ini satu tahunnya dihargai sebesar Rp. 1.500.000,-. Di bawah ini adalah gambar salah satu bentuk pohon milik penduduk yang disewakan yang berada di pekarangan rumah:

52 Gambar 1 Pohon Petai Milik Salah Satu Warga Mayong b. Sewa Pohon Milik Desa Pengertian sewa pohon milik desa adalah suatu akad sewa pohon yang dilakukan secara lisan antara pihak penyewa dengan perangkat desa selaku perwakilan desa sebagai pemilik pohon dan disini obyek yang disewakan berada di tepi-tepi jalan, untuk sewa pohon milik desa ini satu tahunnya dihargai sebesar Rp. 1.500.000,-, sedangkan untuk jangka waktu sewa dua tahunnya dihargai sebesar Rp. 2.500.000,- sebagaimana

53 wawancara penulis dengan salah seorang penyewa, ia mengatakan wet seng nang pinggir-pinggir dalan gone deso tak sewo setahune 1.500.000 trus nek rong tahun 2.500.000. 5 Di bawah ini adalah gambar salah satu bentuk pohon milik desa yang disewakan yang berada di tepi jalan: Gambar 2 Pohon Petai Milik Desa Mayong 5 Kusaeri, Wawancara, Lamongan, 24 April 2013.

54 Penyewa pohon memiliki kewajiban untuk merawat pohon yang disewa selama masa sewa berlangsung, walaupun pohon petai merupakan kategori pohon yang mudah tumbuh meskipun tanpa dirawat, tapi pihak penyewa tetap memliki kewajiban untuk merawat dan menjaga pohon tersebut dari hal-hal yang dapat merusak pertumbuhan pohon, karena hal tersebut sepenuhnya merupakan tanggung jawab bagi penyewa selama masa sewa berlangsung. 3. Proses Sewa Menyewa Pohon Dari hasil penelitian penulis di lapangan tentang proses sewa menyewa pohon untuk makanan ternak di Desa Mayong, Sewa menyewa pohon untuk makanan ternak di Desa Mayong adalah sebuah praktik sewa menyewa pohon antara pemilik pohon dan penyewa, di mana obyek dari akad tersebut adalah pohon petai. Pohon tersebut disewakan untuk diambil daunnya sebagai pakan ternak, mengenai proses sewa menyewa tersebut untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

55 Gambar 3 Proses Sewa Menyewa Pohon 6 1 Pemilik Pohon 3 4 Penyewa 2 Obyek Sewa 5 Untuk lebih jelasnya tentang proses sewa menyewa pohon di Desa Mayong akan dijelaskan perinciannya di bawah ini: a. Proses atau Cara Melakukan Akad Sebelum pohon disewakan, terlebih dahulu pemilik pohon harus menunggu daun dari pohon tersebut dalam keadaan lebat, dan diperlukan jangka waktu satu tahun untuk daun menjadi lebat, sehingga apabila daun dari pohon tersebut sudah lebat pemilik pohon dapat menyewakan pohon tersebut kepada penyewa. Proses sewa menyewa pohon tersebut diawali dengan pihak penyewa mendatangi pemilik pohon, dengan mengatakan bahwa ia hendak menyewa pohon tersebut dalam jangka waktu beberapa

56 tahun kedepan, yang mana jangka waktu yang biasa terjadi adalah antara satu sampai tiga tahun, dengan jangka waktu tersebut pihak penyewa dapat memanen daun dari pohon tersebut beberapa kali sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dari pihak penyewa selama masa sewa masih tetap berlangsung, dan setelah pohon dipanen diperlukan jangka waktu satu tahun lagi bagi penyewa untuk memanen daun dari pohon tersebut. Perjanjian (akad) sewa menyewa pohon untuk makanan ternak di Desa Mayong menggunakan akad yang tidak tertulis artinya bahwa akad yang dilakukan adalah secara lisan dan juga tidak adanya bukti secara otentik. Akad secara lisan tersebut hanya dilakukan oleh kedua belah pihak saja yakni pihak penyewa dan pemilik pohon tanpa mendatangkan saksi sebagaimana lazimnya suatu perjanjian. Sehingga akad (perjanjian) tersebut hanya mengandalkan unsur kepercayaan dari kedua belah pihak yang melakukan akad sewa menyewa pohon untuk makanan ternak, dengan perjanjian secara lisan tersebut sangat memungkinkan terjadinya wanprestasi (cidera janji) baik dari pihak penyewa maupun dari pihak pemilik pohon, sehingga akad tersebut tidak bisa dipertanggung jawabkan secara hukum apabila nantinya terdapat sengketa dari kedua belah pihak. Praktik sewa menyewa pohon untuk makanan ternak yang terjadi di Desa Mayong ini hampir sama dengan praktik sewa pohon pada umumnya yang terjadi di desa lain, dalam praktik sewa pohon di Desa Mayong ini

57 terdapat beberapa permasalahan yang penulis lihat, yaitu dari segi pelaksanaan akad, di mana pada saat akad (perjanjian) sewa menyewa berlangsung pemilik dan penyewa sepakat bahwa yang disewa dari pohon tersebut adalah daunnya, akan tetapi pada saat pelaksanaan sewa menyewa tersebut terkadang penyewa tidak hanya mengambil daun akan tetapi juga mengambil kayu dari pohon yang disewa. Jadi secara tidak langsung penyewa tidak memenuhi perjanjian yang dibuatnya dengan pemilik pohon. Juga dari segi akad yang digunakan pada sewa menyewa pohon ini adalah akad ija>rah (sewa menyewa), akan tetapi dari kenyataan yang ada di lapangan bahwa akad yang digunakan dalam praktik sewa pohon tersebut cenderung pada akad jual beli karena dalam ija>rah (sewa menyewa) yang menjadi obyek dari sewa menyewa adalah manfaat dari barang yang disewa bukan barang itu sendiri, akan tetapi dalam sewa menyewa pohon tersebut yang menjadi obyek perjanjian adalah daunnya yang mana daun tersebut merupakan hasil pengikut pohon bukan merupakan manfaat dari pohon. Dalam praktik sewa menyewa tersebut meskipun adanya unsur ketidak pastian dari obyek yang disewa selama masa sewa berlangsung sehingga memungkinkan terjadinya ingkar janji dari salah satu pihak, dan ketidak tepatan dari bentuk akad (perjanjian) yang mereka gunakan, namun karena pihak penyewa telah merelakan dan mengikhlaskan hal tersebut maka menurut mereka hal yang seperti itu dianggap wajar-wajar saja, dan

58 perjanjian tersebut sampai sekarang masih tetap dilakukan oleh penduduk desa setempat. b. Penentuan Harga dan Sistem Pembayaran Menurut hasil wawancara penulis dengan para pihak yang melakukan praktik sewa menyewa pohon untuk makanan ternak yang ada Di Desa Mayong Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan, bahwa untuk menentukan berapa harga yang harus dibayar oleh penyewa pohon adalah ditentukan dari berapa banyak pohon yang hendak disewa oleh penyewa, dari penjelasan sebelumnya telah dijelaskan, bahwa apabila pohon tersebut milik warga Desa Mayong harga sewanya untuk satu tahun sebesar Rp. 1.500.000,-, sedangkan apabila pohon tersebut milik Desa harga sewanya untuk satu tahun sebesar Rp. 1.500.000,-. untuk dua tahunnya sebesar Rp. 2.500.000,-,. Akad sewa menyewa pohon untuk makanan ternak di Desa mayong dianggap sah apabila ada kesepakatan antara pihak pemilik pohon (yang menyewakan) dan pihak penyewa mengenai harga sewa. Sebelum penyewa menetapkan atau menyepakati harga yang ditawarkan oleh pemilik pohon, terlebih dahulu penyewa melihat keadaan pohon yang hendak disewa, setelah penyewa melihat keadaan pohon yang hendak disewa, maka terjadilah proses tawar menawar antara pihak pemilik dan penyewa, sehingga disepakati harganya. Dalam hal pembayaran sewa ini biasanya pemilik pohon menyatakan bahwa uang sewa tersebut bisa

59 dibayar secar cash bisa juga dibayar dengan cara dicicil, dari kenyataan yang ada di lapangan dalam hal pembayaran sewa, para penyewa ada yang membayar dengan cara dicicil sebesar Rp. 30.000 setiap harinya ada juga yang dibayar langsung secara cash. c. Berakhirnya Masa Sewa Menyewa Masa sewa berakhir, apabila jangka waktu atau batas waktu sewa yang ditentukan telah habis. Dalam sewa menyewa pohon untuk makanan ternak ini jangka waktu disepakati adalah antara 1 sampai 3 tahun, dengan berakhirnya masa sewa tersebut secara otomatis sewa menyewa tersebut berakhir. Apabila jangka waktu sewa yang disepakati antara pemilik pohon dan penyewa telah habis, pihak penyewa berkewajiban untuk mengembalikan pohon tersebut kepada pemiliknya, sebagaimana menurut salah seorang warga ia mengatakan nek waktu sewo mari yo wite dibalikno nang seng duwe, mbalikno pas wite jek trubus godonge 6. Maksudnya apabila bila pohon yang disewa masa sewanya telah habis penyewa berkewajiban mengembalikan pohon tersebut kepada pemiliknya dalam hal ini cara pengembaliannya adalah dengan mengembalikan pohon tersebut dalam keadaan daun dari pohon tersebut bersemi. 6 Mudlikah, Wawancara, Lamongan, 30 April 2013.