BAB II KEBERADAAN JAMINAN KEBENDAAN ATAUPUN JAMINAN PRIBADI DALAM PERJANJIAN MODAL VENTURA. a. Sejarah Lembaga Pembiayaan di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa, perseroan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahap permulaan usaha maupun pada tahap pengembangan. usaha yang dilakukan oleh perusahaan, permodalan merupakan faktor

BAB II TINJAUAN UMUM LEMBAGA PEMBIAYAAN, JAMINAN PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN, DAN PEMBIAYAAN MELALUI MODAL VENTURA

ASPEK HUKUM PERSONAL GUARANTY. Atik Indriyani*) Abstrak

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. usaha kreatif dan inovatif yang mempunyai prospek nilai ekonomi yang cukup tinggi, namun

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III AKIBAT HUKUM YANG TIMBUL APABILA ON GOING CONCERN GAGAL DALAM PELAKSANAANNYA. apabila proses On Going Concern ini gagal ataupun berhasil dalam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan ini, maka banyak lembaga pembiayaan (finance) dan bank (bank

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN

BAB II KEDUDUKAN CORPORATE GUARANTOR YANG TELAH MELEPASKAN HAK ISTIMEWA. A. Aspek Hukum Jaminan Perorangan Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga produksi guna menjalankan sebuah perusahaan bertambah tinggi

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK

BAB II MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN. Lembaga pembiayaan merupakan lembaga keuangan bersama-sama

BAB II BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS. pemegang sahamnya untuk mengalihkan perusahaannya kepada setiap orang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Modal ventura sebagai lembaga pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 18/PMK.010/2012 TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PENGATURAN HAK ISTIMEWA DALAM PERJANJIAN PEMBERIAN GARANSI. Setiap ada perjanjian pemberian garansi/ jaminan pasti ada perjanjian yang

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERBUATAN-PERBUATAN PENDIRI SEBELUM PERSEROAN MEMPEROLEH PENGESAHAN BADAN HUKUM Oleh: Adem Panggabean BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperluas. Secara konvensional dana yang diperlukan untuk menunjang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut SK Menkeu No / KMK.013 / 1988 Lembaga Pembiayaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK TANGGUNGAN SEBAGAI HAK JAMINAN. A. Dasar Hukum Pengertian Hak Tanggungan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Nomor 4 Tahun 1996 angka (1). Universitas Indonesia. Perlindungan hukum..., Sendy Putri Maharani, FH UI, 2010.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 84/PMK. 012/2006 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN,

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PENGIKATAN PERJANJIAN DAN AGUNAN KREDIT

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. permodalan bagi suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menarik dana dari

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

POLA PEMBIAYAAN MODAL VENTURA DI INDONESIA, EKPLORASI BAGI UPAYA PENGEMBANGANNYA DI EKONOMI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kebutuhan untuk mencapai kesejahteraan hidup. Kebutuhan itu

Definisi MODAL VENTURA. Syarat-syarat Modal Ventura 30/10/2016

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HAK MILIK ATAS RUMAH SEBAGAI JAMINAN FIDUSIA

POLA HUBUNGAN HUKUM ANTARA PT. SARANA SURAKARTA VENTURA DENGAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA SERTA PERLINDUNGAN DALAM PEMBERIAN MODAL VENTURA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAERAH KALIMANTAN SELATAN

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

II. Tinjauan Pustaka. Kata Bank dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan hal yang asing lagi. Beberapa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana dari masyarakat secara efektif dan efisien. Salah satu

DAMPAK PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN PASAL 29 UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

STIE DEWANTARA Pembiayaan Bisnis Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG

EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN MODAL VENTURA SEBAGAI ALTERNATIF MODAL BAGI UMKM *

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebahasaan tersebut memiliki kemiripan atau kesamaan unsur-unsur, yaitu : 2

BAB I PENDAHULUAN. adanya modal dalam mengembangkan unit usaha yang sedang dijalankan,

EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

BAB II FIDUSIA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK LEMBAGA JAMINAN KEBENDAAN. Fidusia manurut asal katanya berasal dari fides yang berarti

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 42 TAHUN 1999 (42/1999) TENTANG JAMINAN FIDUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut, maka salah satu cara dari pihak bank untuk menyalurkan dana adalah dengan mem

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HIPOTIK DAN HAK TANGGUNGAN. Hipotik berasal dari kata hypotheek dari Hukum Romawi yaitu hypotheca yaitu suatu jaminan

Transkripsi:

BAB II KEBERADAAN JAMINAN KEBENDAAN ATAUPUN JAMINAN PRIBADI DALAM PERJANJIAN MODAL VENTURA A. Modal Ventura a. Sejarah Lembaga Pembiayaan di Indonesia Menurut Miranda Nasihin, keberadaan lembaga pembiayaan di Indonesia dijelaskan sebagai berikut : Tahun 1974, berawal dari dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama tiga menteri, Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan Republik Indonesia tanggal 7 Pebruari 1974 tentang Perizinan Usaha Leasing. Selanjutnya ditegaskan dengan keluarnya Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan. Lembaga pembiayaan dalam pelaksanaannya diatur di dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan. Dalam Keputusan Menteri Keuangan ini bidang usaha lembaga pembiayaan meliputi Sewa Guna Usaha (Leasing), Anjak Piutang (Factoring), Pembiayaan Konsumen (Consumen Finance), Modal Ventura (Venture Capital), Usaha Kartu Kredit (Credit Card) dan Perdagangan Surat Berharga. Pada perkembangan selanjutnya, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251 berturut-berturut diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1256/KMK.00/1989, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 468/KMK. 017/1995, dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 446/KMK.017/1998. Pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 468/KMK.017/1995 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan diatur bahwa Modal Ventura (Venture Capital) tidak termasuk ke dalam Lembaga Pembiayaan. Oleh karena itu perusahaan pembiayaan diberikan dua opsi yaitu sebagai Perusahaan Pembiayaan atau Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital). Selanjutnya, peraturan tentang Lembaga Pembiayaan digantikan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 448/KMK.017/2000 yang kemudian mengalami perubahan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 172/KMK.06/2002 tentang Perusahaan Pembiayaan. Terakhir, peraturan tentang Lembaga Pembiayaan digantikan oleh Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan. 5 5 Miranda Nasihin, Segala Hal Tentang Hukum Lembaga Pembiayaan, Buku Pintar, Yogyakarta, 2012 h. 9-11 13

14 Peraturan Pembiayaan Modal Ventura Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/ PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 448/KMK.017/2000 tentang Perusahaan Pembiayaan tanggal27 Oktober 2000 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 172/KMK.06/2002 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 448/KMK.017/2000 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1256/KMK.00/1989 tentang Perubahan Ketentuan Mengenai Perusahaan Perdagangan Surat Berharga Dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember 1988. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 468/KMK.017/1995 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 446/KMK.017/1998 tentang Perubahan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 468/KMK.017/1995 tanggal 30 Oktober 1995 Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan Surat Keputusan Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, Menteri perdagangan Republik Indonesia tanggal 7 Februari 1974 tentang Perizinan Usaha Leasing Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan, lembaga Pembiayaan meliputi Perusahaan Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura dan Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur.

15 Menurut Sunaryo, lingkup usaha lembaga pembiayaan tersebut disesuaikan kembali dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 468/KMK.017/1995 di mana bidang usaha modal ventura menjadi kegiatan yang terpisah dari perusahaan pembiayaan, dengan kata lain usaha modal ventura harus dilakukan dengan mendirikan perusahaan tersendiri khusus untuk kegiatan usaha Modal Ventura. Pemisahan modal ventura dari bidang usaha lembaga pembiayaan didasarkan pada pertimbangan agar bisnis modal ventura dapat berkembang lebih optimal mengingat pembiayaan modal ventura memiliki karakteristik yang berbeda dengan jenis pembiayaan lainnya dalam lingkup usaha lembaga pembiayaan. Di samping itu dengan terpisahnya modal ventura dari lembaga pembiayaan menjadi lembaga keuangan tersendiri diharapkan dapat lebih berkonsentrasi dalam penyaluran pembiayaan untuk membantu usaha kecil menengah. 6 Menurut Munir Fuady, Sejarah perkembangan modal ventura di Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga periode, yaitu: 1) Modal ventura dalam periode informalistik Periode Informalistik dari perkembangan modal ventura ini sudah lama ada dalam masyarakat Indonesia sebab dalam masyarakat Indonesia baik masyarakat asli maupun masyarakat timur asing seperti India dan Cina sudah biasa saling membantu terutama antara sesama anggota keluarga dalam arti luas, atau antara sesama kerabat, misalnya seseorang yang mempunyai modal kemudian membantu bisnis dengan jalan memberikan bantuan modal dengan deal bahwa hasil dari bisnis yang bersangkutan akan dibagi di antara mereka. Deal-deal seperti ini sudah meresap dalam masyarakat Indonesia yang mirip dengan deal bisnis Modal Ventura. 2) Modal ventura dalam periode formatif Dalam masa formatif ini bisnis modal ventura sudah mulai memperhatikan bentuknya, sudah mulai melembaga, terencana dan dengan target tertentu, tetapi juga masih sarat dengan ideologi untuk membantu perusahaan kecil tidak dapat terbantahkan bahwa sejarah lahirnya modal ventura di Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan kelahiran suatu badan usaha milik negara yang diberi nama PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia yang didirikan dalam tahun 1973 dengan modal dipegang oleh 6 Sunaryo, Op. Cit. h. 8

16 Departemen Keuangan dan Bank Indonesia, inilah tonggak sejarah kelahiran lembaga Modal Ventura di Indonesia. Waktu itu PT. Bahana memang ditujukan untuk membantu perusahaan skala kecil dan menengah. 3) Modal ventura dalam periode legalistik Masa perkembangan modal ventura yang legalistik ini ditandai dengan dikeluarkannya peraturan yang mengatur tentang lembaga pembiayaan, termasuk modal ventura ini yakni dengan keluarnya Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan di mana dalam Pasal 2 nya disebutkan bahwa modal ventura merupakan salah satu kegiatan dari lembaga pembiayaan. Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 kemudian diejawantahkan lebih lanjut dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan. 7 Perusahaan Modal Ventura di Indonesia diawali dengan didirikannya PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia pada tahun 1973 yaitu sebuah Badan Usaha Milik Negara yang sahamnya dimiliki oleh Departemen Keuangan dan Bank Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1973 tentang Penyertaan Modal Ventura Pada Tahun 1993 PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia mendirikan PT. Bahana Artha Ventura, perusahaan melaksanakan kebijaksanaan Pemerintah dalam menumbuhkembangkan kemampuan perusahaan-perusahaan dengan melakukan atau menjadi pelopor/sponsor utama untuk pendirian Perusahaan Modal Ventura daerah di berbagai provinsi di Indonesia. Pasal 5 Akta Pendirian/Anggaran Dasar Perjanjian Antar Pendiri/Pemegang Saham Dalam Pendirian Perseroan Terbatas adalah sebagai berikut : 1. Akta Pendirian/Anggaran Dasar Perseroan wajib dibuat dan ditandatangani oleh para pihak menurut bentuk, isi serta tata cara menurut ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia serta perjanjian ini. 2. atau Kuasa yang secara sah ditunjuk olehnya wajib untuk mengurus Perolehan Pengesahan atas Akta Pendirian/Anggaran Dasar Perseroan pada instansi yang berwenang dan selanjutnya pada Kantor 7 Munir Fuady, Hukum Tentang Pembiayaan Dalam Teori dan Praktek, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995, h. 150-152

17 Kepaniteraan Pengadilan Negeri dalam wilayah tempat kedudukan Perseroan atau pada instansi lainnya yang berwenang dan mengumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. 3. Dalam hal pengesahan atas Akta Pendirian/Anggaran Dasar Perseroan karena suatu alasan atau sebab apapun tidak diperoleh dari instansi yang berwenang, maka dalam hal demikian para pihak sepakat untuk mengusahakan sebaikmungkin perubahan atas Akta Pendirian/ Anggaran Dasar Perseroan hingga seluruh persyaratan yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang guna perolehan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dapat diperoleh. 4 Ketentuan-ketentuan yang termuat dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar (sebagaimana pokok-pokoknya terlampir) mengikat para pihak dan karenanya para pihak wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan yang termuat dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar Perseroan dengan sebaik-baiknya. 5 Akta Pendirian/Anggaran Dasar Perseroan merupakan bagian dan menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini. 8 b. Esensi Modal Ventura 1) Karakteristik Modal Ventura Mengenai masuknya pengaturan Lembaga Pembiayaan dalam bidang usaha modal ventura ke dalam peraturan perundang- undangan telah mendapat pengertian yang berbeda-beda dari berbagai pihak. Menurut Sunaryo sebagaimana mengutip dari Tony Lorenz, modal ventura adalah investasi jangka panjang dalam bentuk pemberian modal yang mengandung risiko di mana penyedia dana (Venture Capital) terutama mengharapkan capital gain bukan pendapatan bunga atau deviden. 9 8 Andi Maradang Mackulau, Aspek-Aspek Hukum Pembiayaan Dengan Modal Ventura, Bahana Artha Ventura, Jakarta, 1995, h. 6-7 9 Sunaryo, Loc. Cit. h. 19

18 Menurut Sunaryo sebagaimana mengutip dari Handowo Dipo, yang dimaksud dengan modal ventura dapat diartikan dana usaha dalam bentuk saham atau pinjaman yang dapat dialihkan menjadi saham. 10 Dari berbagai definisi di atas, Sunaryo mengatakan karakteristik yang melekat pada usaha modal ventura tersebut adalah sebagai berikut (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) Bantuan pembiayaan pada Perusahaan Pasangan Usaha bukan dalam bentuk pinjaman (Loan), tetapi dalam bentuk penyertaan modal (equity participation) atau setidak-tidaknya pinjaman yang dapat dialihkan ke equity (Convertible). Bantuan pembiayaan bersifat sementara, sampai pada waktunya dilakukan divestasi dengan ketentuan tidak boleh melebihi jangka waktu 10 (sepuluh) tahun. Penyertaan modal bersifat jangka panjang (long term) biasanya di atas 3 (tiga) tahun. Pembiayaan ini berisiko tinggi (high risk) karena tidak didukung dengan jaminan (Collateral). Motif utamanya tetap bisnis yaitu mengharapkan keuntungan yang tinggi berupa capital gain sebagai imbalan atas risiko yang tinggi. Perusahaan Modal Ventura terlibat dalam manajemen (hand on management) pada Perusahaan Pasangan Usaha. Investasi modal biasanya dilakukan terhadap perusahaan yang tidak punya akses untuk memperoleh kredit dari bank. Umumnya ditujukan pada perusahaan kecil atau perusahaan baru tetapi memiliki potensi besar untuk berkembang. Pemodal ventura merupakan personifikasi manusia unggul yang mampu mencari dan melihat peluang bisnis, profesional, kreatif, inovatif dan dinamis serta memiliki jiwa entrepreneurship. 11 Bantuan pembiayaan oleh Perusahaan Modal Ventura pada Perusahaan Pasangan Usaha dalam bentuk penyertaan modal, penyertaan modal bersifat sementara, pembiayaan modal ventura berisiko tinggi, Perusahaan Modal Ventura mengharapkan keuntungan yang tinggi, pembiayaan oleh Perusahaan Modal Ventura bersifat aktif dan Perusahaan Modal Ventura bersedia membiayai bisnis pada semua tingkatan pertumbuhan yang memiliki potensi untuk berkembang. 10 11 Ibid. Ibid., h. 25-26

19 Menurut Pasal 1233 BW, tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena persetujuan, baik karena undang-undang. Buku III BW tidak memberikan rumusan tentang perikatan. Oleh sebab itu, menurut ilmu pengetahuan hukum, perikatan adalah hubungan hukum antara dua pihak, pihak yang satu berhak atas suatu prestasi dan pihak yang lain berkewajiban atas suatu prestasi. Hubungan hukum adalah suatu hubungan yang menimbulkan akibat hukum. Hubungan hukum yang terjadi dalam modal ventura adalah hubungan hukum antara Perusahaan Modal Ventura dengan Perusahaan Pasangan Usaha. Perusahaan Modal Ventura merupakan pihak yang memberikan bantuan dana kepada Perusahaan Pasangan Usaha yang membutuhkan bantuan dana untuk bisa mengembangkan produknya. Hubungan hukum antara Perusahaan Modal Ventura dengan Perusahaan Pasangan Usaha dituangkan dalam bentuk perjanjian yang di buat secara tertulis untuk menjamin kepastian hukum. Doktrin adalah pendapat umum mengatakan bahwa perjanjian adalah suatu hubungan hukum antara dua pihak/lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. Oleh sebab itu, perjanjian yang dibuat antara Perusahaan Modal Ventura dengan Perusahaan Pasangan Usaha berdasarkan atas asas kebebasan berkontrak artinya bebas untuk mengadakan perjanjian dengan siapapun, bebas untuk menentukan isi dari perjanjian mengenai pelaksanaannya dan syarat-syaratnya dan bebas untuk menentukan bentuknya (tertulis, tidak tertulis). Perjanjian modal ventura yang dibuat berdasarkan atas asas kebebasan berkontrak memuat rumusan kehendak berupa hak dan kewajiban dari pihak Perusahaan Modal Ventura dan pihak Perusahaan Pasangan Usaha yang memenuhi syarat-syarat sahnya perjanjian dalam Pasal 1320 BW sehingga

20 perjanjian modal ventura tersebut mengikat bagi Perusahaan Modal Ventura dengan Perusahaan Pasangan Usaha dan harus dilaksanakan dengan itikad baik. 2). Para pihak yang terlibat dalam Modal Ventura Menurut Miranda Nasihin, pihak-pihak yang terlibat dalam pembiayaan Modal Ventura yaitu : a) Perusahaan Modal Ventura Perusahaan Modal Ventura merupakan pihak yang memberikan dana kepada pihak lainnya yaitu pihak Perusahaan Pasangan Usaha (PPU). b) Perusahaan Pasangan Usaha (Investee Company) adalah pihak yang mendapatkan bantuan dana atau pembiayaan dari Perusahaan Modal Ventura. Notaris : Pada setiap kegiatan bisnis pembiayaan, termasuk modal ventura inisiatif untuk mengadakan hubungan kontraktuil berasal dari para pihak terutama Perusahaan Pasangan Usaha (PPU). Kehendak para pihak tersebut dituangkan dalam bentuk tertulis berupa rumusan perjanjian yang menetapkan kewajiban dan hak masing-masing pihak dalam hubungan bisnis pembiayaan modal ventura. Notaris merupakan salah-satu pihak utama yang terlibat dalam membuatkan akta-akta atau perjanjian-perjanjian antara Perusahaan Modal Ventura dengan Perusahaan Pasangan Usaha sebagai alat bukti apa saja yang diperjanjikan antara Perusahaan Modal Ventura dengan Perusahaan Pasangan Usaha. Notaris juga dapat berperan untuk memberikan saran apabila terjadi masalah-masalah hukum yang perlu dijembatani. 12 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 18/PMK.010/2012 tentang Perusahaan Modal Ventura memberikan definisi Perusahaan Pasangan Usaha (Investee Company) yang selanjutnya disingkat PPU adalah perusahaan atau Usaha Mikro, kecil dan menengah yang menerima bantuan pembiayaan dan atau penyertaan dari Perusahaan Modal Ventura (PMV). 12 Miranda Nasihin, Op. Cit. h. 112-113

21 Oleh sebab itu, berdasarkan definisi di atas maka para pihak yang terikat hubungan hukum dalam perjanjian Modal Ventura, para pihak tersebut yaitu Perusahaan Modal Ventura dan Perusahaan Pasangan Usaha. B. Jaminan Kebendaan dan Jaminan Pribadi (Personal Guarantee) Jaminan kebendaan diatur dalam Buku II BW yang isinya dapat dikelompokkan menjadi tentang benda, hak kebendaan, warisan, piutang yang diistimewakan, gadai dan hipotik. Buku II BW pada asasnya menganut sistem tertutup artinya di luar Buku II BW tidak dikenal hak-hak kebendaan yang lain dan para pihak tidak untuk memperjanjikan (menciptakan) hak kebendaan yang baru. Hak kebendaan bersifat mutlak artinya hak itu dapat ditegakkan terhadap semua orang baik rekan sekontrak maupun pihak yang bukan rekan sekontrak untuk menghormati hak milik misalnya hak kebendaan, hak itu akan tetap mengikuti bendanya ke tangan siapapun benda itu berada. Hak kebendaan yang lahir lebih dahulu akan diutamakan daripada yang lahir kemudian yang disebut dengan asas prioritas dan hak untuk memperoleh pelunasan terlebih dahulu dari kreditor lain. Menurut Haji Salim HS sebagaimana mengutip dari hasil Seminar Badan Pembinaan Hukum Nasional yang diselenggarakan di Yogyakarta dari tanggal 20 sampai dengan 30 Juli 1977, jaminan kebendaan mempunyai ciri-ciri kebendaan dalam arti memberikan hak mendahului di atas benda-benda tertentu dan mempunyai sifat melekat dan mengikuti benda yang bersangkutan. Sedangkan jaminan perorangan (pribadi) tidak memberikan hak mendahului atas

22 benda-benda tertentu, tetapi hanya dijamin oleh harta kekayaan seseorang lewat orang yang menjamin pemenuhan perikatan yang bersangkutan. 13 Menurut Haji Salim HS sebagaimana mengutip dari Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, jaminan materiil adalah jaminan yang berupa hak mutlak atas suatu benda tertentu, dapat dipertahankan terhadap siapapun, selalu mengikuti bendanya dan dapat dialihkan. Sedangkan jaminan imateriil (perorangan) adalah jaminan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu, hanya dapat dipertahankan terhadap debitor tertentu, terhadap harta kekayaan debitor umumnya. Dari uraian di atas, maka dapat dikemukakan unsur-unsur yang tercantum pada jaminan materiil, yaitu : 1. Hak mutlak atas suatu benda. 2. Cirinya mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu. 3. Dapat dipertahankan terhadap siapapun. 4. Selalu mengikuti bendanya dan 5. Dapat dialihkan kepada pihak lainnya. Unsur jaminan perorangan (pribadi) yaitu : 1. Mempunyai hubungan langsung pada orang tertentu. 2. Hanya dapat dipertahankan terhadap debitor tertentu dan 3. Terhadap harta kekayaan debitor umumnya. 14 R. Subekti mengemukakan pemberian jaminan kebendaan selalu berupa menyendirikan suatu bagian dari kekayaan seseorang, si pemberi jaminan dan 13 Haji Salim HS, Op. Cit. h. 23-24 14 Ibid., h. 24

23 menyediakannya guna pemenuhan (pembayaran) kewajiban (utang) seorang debitor. 15 Dengan demikian jaminan kebendaan merupakan kekayaan debitor sendiri atau pihak ke tiga untuk keuntungan debitor, misalnya benda tidak bergerak yang dijamin dengan hak tanggungan meskipun sudah dialihkan atau dibawa orang lain maka hak kebendaan tetap melekat pada benda tidak bergerak tersebut dan dapat dialihkan pada pihak lain artinya peristiwa perdata yang dapat digunakan untuk mengalihkan hak milik yaitu jual beli, tukar menukar dan lain-lain. Kekayaan debitor dapat berupa benda bergerak dan tidak bergerak, pembagian benda bergerak dan benda tidak bergerak dalam Hukum Perdata untuk menentukan jenis lembaga jaminan yang dapat dipasang untuk kredit yang akan diberikan. Benda jaminan berupa benda bergerak maka dapat dipasang lembaga jaminan berbentuk gadai atau fidusia, sedangkan benda jaminan berupa benda tidak bergerak maka sebagai lembaga jaminan dapat dipasang hipotik, hak tanggungan ataupun fidusia khususnya untuk rumah susun. Menurut Pasal 1150 BW, gadai adalah : Suatu hak yang diperoleh kreditor atas suatu barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh debitor atau oleh kuasanya sebagai jaminan atas utangnya dan yang memberi wewenang kepada kreditor untuk mengambil pelunasan piutangnya dari barang itu dengan mendahului kreditor-kreditor lain, dengan pengecualian biaya penjualan sebagai pelaksanaan putusan atas tuntutan mengenai pemilikan atau penguasaan dan biaya penyelamatan barang itu yang dikeluarkan setelah barang itu diserahkan sebagai gadai dan yang harus didahulukan. Oleh sebab itu, obyek gadai harus ditarik dari kekuasaan nyata debitor untuk kemudian diserahkan dalam kekuasaan kreditor atau pihak ketiga yang disepakati 15 R. Subekti, Jaminan jaminan untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1991, h. 17

24 dan jika obyek gadai tidak ditarik dari kekuasaan nyata debitor maka gadainya batal demi hukum. Pasal 1 angka (1) Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya yang diadakan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda itu. Atas dasar definisi tersebut berarti hak milik berpindah dari debitor kepada kreditor akan tetapi secara faktual tidak pernah terjadi. Suatu benda jika dijaminkan maka hak milik tetap pada debitor dan kreditor mempunyai hak jaminan kebendaan artinya jika debitor wanprestasi maka obyek fidusia akan dijual lelang dan sisa dari hasil lelang dikembalikan pada debitor, sehingga Pasal 1 Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia menyimpang dari pernyataannya bahwa hak milik berpindah dari debitor kepada kreditor. Benda jaminan berupa benda tidak bergerak dengan lembaga jaminan hak tanggungan, maka atas dasar Pasal 1 angka (1) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996, hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lain. Dengan demikian hak tanggungan merupakan hak untuk memperoleh pelunasan piutang terlebih dahulu dari kreditor lain, hak itu tetap mengikuti bendanya ketangan siapapun benda itu berada, hak kebendaan yang lahir terlebih

25 dahulu akan diutamakan daripada yang lahir kemudian, asas publisitas serta memberikan kepastian pada kreditor dalam pelaksanaan eksekusi. Hipotik diatur dalam Pasal 1162-1232 BW untuk benda tidak bergerak kecuali tanah karena sudah diambil alih oleh Undang-undang Pokok Agraria yaitu bila obyeknya tanah harus dengan hak tanggungan. Hipotik obyeknya adalah kapal laut di atas 20 m3 dan pesawat terbang. Bank meskipun sudah dilindungi oleh Pasal 1131 BW dalam pemberian kredit, namun bank tetap minta jaminan khusus sebagai penyimpangan dari Pasal 1131 BW (jaminan umum). Pada prinsipnya semua benda jaminan dapat dijaminkan pada lembaga perbankan atau lembaga keuangan non bank dengan syarat-syarat tertentu. Menurut Haji Salim HS sebagaimana mengutip dari R. Subekti, benda yang dapat dijaminkan adalah benda-benda yang memenuhi syarat-syarat benda jaminan yang baik adalah : 1. Dapat secara mudah membantu peroleh kredit itu oleh pihak yang memerlukannya. 2. Tidak melemahkan potensi (kekuatan) si pencari kredit untuk melakukan atau meneruskan usahanya. 3. Memberikan kepastian kepada si kreditor, dalam arti bahwa barang jaminan setiap waktu tersedia untuk dieksekusi, bila perlu dapat mudah diuangkan untuk melunasi hutangnya. 16 Ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang keabsahan dokumen dan kebenaran data, obyek jaminan milik debitor atau pihak lain, terdapat tidaknya pembebanan hutang ataupun sengketa atas obyek jaminan dan obyek jaminan harus memiliki nilai atau harga secara ekonomi. Guna memberikan kepastian hukum para pihak dan melindungi pihak yang lemah terutama kreditor, 16 Haji Salim HS, op. cit. h. 27-28

26 hal ini berbeda dengan sistem pembiayaan yang dilakukan oleh Perusahaan Modal Ventura terhadap Perusahaan Pasangan Usaha. C. Jenis Pembiayaan Modal Ventura Usaha modal ventura berupa penyertaan modal pada Perusahaan Pasangan Usaha mendasarkan pada prospek dan kelayakan usaha dari Perusahaan Pasangan Usaha yang beraneka ragam jenis usahanya, kemampuan manajerial dan badan usaha Perusahaan Pasangan Usaha, mengakibatkan Perusahaan Modal Ventura dalam menyalurkan dananya pada Perusahaan Pasangan Usaha dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan usaha Perusahaan Modal Ventura yang diatur dalam Pasal 4 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan meliputi : a. Penyertaan saham. b. Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi. c. Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha. Menurut Sunaryo, penyertaan secara langsung dalam bentuk saham dapat dilakukan dengan cara mendirikan suatu usaha bersama dalam bentuk Perseroan Terbatas dan penyertaan/pengambilan sejumlah saham dalam simpanan (portofolio) pada Perusahaan Pasangan Usaha. 17 a. Penyertaan secara langsung dalam bentuk saham dengan mendirikan suatu usaha bersama dalam bentuk Perseroan Terbatas dilakukan antara Perusahaan Modal Ventura dengan Perusahaan Pasangan Usaha. Penyertaan modal dengan cara mendirikan usaha bersama dalam bentuk Perseroan Terbatas untuk meminimalkan risiko yang bisa terjadi, suatu badan usaha 17 Sunaryo, op. cit., h. 32-33

27 merupakan badan hukum PT jika memiliki kekayaan yang terpisah dari kekayaan pribadi pendiri/pemegang saham dan pengurusnya, memiliki kepengurusan, pertanggung jawaban pendiri/pemegang saham dan pengurus sebatas saham yang dimiliki serta akta pendirian/anggaran dasar memerlukan pengesahan dari instansi yang berwenang. Konsep mendirikan usaha bersama dalam bentuk Perseroan Terbatas merupakan kewajiban bagi Perusahaan Modal Ventura dengan calon Perusahaan Pasangan Usaha untuk menjalankannya, setelah berlakunya undang-undang tentang Perseoan Terbatas menjadi kewajiban yang dapat dipertanggung jawabkan dalam hukum, di luar ketentuan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas maka dalam mendirikan usaha bersama dalam bentuk Perseroan Terbatas berdasarkan kebebasan berkontrak (Pasal 1338 BW) artinya Perusahaan Modal Ventura maupun Perusahaan Pasangan Usaha bebas mengadakan perjanjian dengan siapapun, bebas menentukan isi perjanjian dan bebas menentukan bentuknya baik perjanjian tertulis ataupun tidak tertulis. Jika perjanjian berbentuk tertulis maka perjanjian harus dibuat dengan suatu akta otentik, disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, didaftarkan dalam daftar perusahaan, selanjutnya diumumkan dalam Tambahan Berita Negara dan sesuai Pasal 1320 BW bahwa untuk sahnya perjanjian diperlukan empat syarat : a. Sepakat yang mengikatkan dirinya b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan c. Suatu hal tertentu

28 d. Suatu sebab yang diperbolehkan Perjanjian tersebut disebut perjanjian antar calon pendiri / pemegang saham, peraturan lain yang juga harus diperhatikan dalam pendirian usaha bersama ini adalah Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan dan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 468/KMK.017/1995 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan. Penyertaan/pengambilan sejumlah saham simpanan (portofolio) artinya saham yang belum diterbitkan oleh perusahaan (Perseroan Terbatas) atau masih dalam portepel pada Perusahaan Pasangan Usaha, dilakukan oleh Perusahaan Modal Ventura dalam hal Perusahaan Pasangan Usaha yang hendak dibiayai telah berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas dengan cara Perusahaan Modal Ventura membeli sebagian saham Perusahaan Pasangan Usaha dengan mengubah akta pendirian Perusahaan Pasangan Usaha sehingga terjadi peralihan hak atas saham tersebut. Menurut Munir Fuady bahwa jika Perseroan Terbatas dari calon Perusahaan Pasangan Usaha telah terbentuk maka prosedurnya : setelah di buat perjanjian modal ventura antara Perusahaan Modal Ventura dengan Perusahaan Pasangan Usaha diadakanlah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dari Perusahaan Pasangan Usaha untuk menyetujui masuknya Perusahaan Modal Ventura dengan membeli saham lama atau mengambil saham dalam portepel, ataupun dapat terjadi dengan terlebih dahulu meningkatkan modal dasar dan/atau modal ditempatkan untuk dibeli atau disetor Perusahaan Modal Ventura sebagai investasi baru. Kemudian

29 mungkin juga rapat mengubah anggaran dasar atau mengangkat board direksi dan/atau komisaris yang baru setelah itu baru dibuat akta jual beli saham. Selanjutnya jika saham yang akan dimiliki oleh Perusahaan Modal Ventura berasal dari saham dalam portepel maka perjanjiannya disebut Perjanjian Penyetoran Modal dan jika ada saham pendiri yang dibeli oleh Perusahaan Modal Ventura maka dokumentasinya disebut dengan Jual Beli Saham. 18 Dengan demikian Perusahaan Pasangan Usaha yang telah berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas merupakan subyek hukum, maka pemilik Perseroan Terbatas adalah Perseroan Terbatas itu sendiri, sedangkan saham adalah bukti pemilikan modal yang ditempatkan oleh Perseroan Terbatas. Saham pada hakekatnya hak yang digolongkan sebagai benda bergerak tidak berwujud. Perseroan Terbatas menjual saham bukan berarti menjual perusahaan namun saham dan hak-hak yang melekat pada saham tersebut misalnya hak suara, deviden dan pernyataan dalam Perseroan Terbatas. Pemilik saham adalah orang atau badan hukum yang mengambil porsi saham dikeluarkan oleh Perseroan Terbatas sebagai bukti penyertaan modal sedangkan pemilik perusahaan adalah perusahaan (Perseroan Terbatas) itu sendiri karena Perseroan Terbatas (PT) adalah subyek hukum. Pembagian keuntungan dalam penyertaan modal dalam bentuk pengambilan sejumlah saham dilakukan dengan pembayaran dividen dan/atau perolehan capital gain atas pengalihan jumlah saham Perusahaan Modal Ventura pada saat berakhirnya perjanjian. 18 Munir Fuadi, op. cit. h. 163, 168

30 b. Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi. Jenis pembiayaan ini adalah obligasi yang dapat dikonversi ke dalam saham biasa yang dilakukan oleh Perusahaan Modal Ventura dalam bentuk pembelian obligasi konversi yang diterbitkan oleh Perusahaan Pasangan Usaha berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas akibatnya kedudukan Perusahaan Modal Ventura dan para pesero perusahaan selaku pemegang saham yang terikat pada anggaran dasar ketentuan Perseroan Terbatas. M. Irsan Nasarudin, Indra Surya, Ivan Yustiawardana, Arman Nevi dan Adiwarman menyatakan, saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling akhir dalam hal pembagian dividen, hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut mengalami likuidasi. 19 Sebelum obligasi dikonversi menjadi saham dilakukan dalam bentuk utang-piutang, selanjutnya pada saat konversi dilakukan harus tersedia saham portofolio dan dengan dikonversikannya obligasi ke dalam saham maka semua jaminan yang telah diletakkan menjadi hapus atas dasar perjanjian Perusahaan Modal Ventura dengan Perusahaan Pasangan Usaha. Pada penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, setelah obligasi dikonversi menjadi saham maka Perusahaan Modal Ventura berhak atas pembagian dividen dan capital gain atas pengalihan penyertaannya dalam Perusahaan Pasangan Usaha. Hal ini disebabkan tujuan obligasi konversi dalam modal ventura adalah pengambilan saham, oleh sebab itu penghasilan Perusahaan Modal Ventura atas penyertaannya berupa imbalan penyertaan atau imbalan 19 M. Irsan Nasarudin dkk, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Kencana, Jakarta, 2011, h. 190

31 investasi. Konsekuensi hukum lain yang harus dilakukan oleh Perusahaan Pasangan Usaha sebelum berakhirnya masa obligasi adalah Perusahaan Pasangan Usaha melakukan pembayaran atas penyertaan Perusahaan Modal Ventura dan Perusahaan Pasangan Usaha wajib membeli kembali harga pengeluaran obligasi ditambah dengan imbalan penyertaan atau investasi dalam jumlah tertentu. Jika Perusahaan Pasangan Usaha membayar dividen kepada seluruh pemegang saham maka Perusahaan Modal Ventura berhak mendapat bagian tertentu dari dividen. Pada saat obligasi dikonversi menjadi saham maka semua jaminan yang melekat menjadi hapus, hal ini menunjukan bahwa obligasi lebih aman dibandingkan dengan saham. Di dalam obligasi terdapat pendapatan yang pasti karena selain pokok utang dikembalikan akan ada bunga yang dibayarkan pada jangka waktu tertentu jika sudah jatuh tempo. Sedangkan pada saham meskipun ada dividen (keuntungan yang dibagi) bagi pemegang saham dari perusahaan (Perseroan Terbatas) tertentu, maka dividen tergantung pada prospek perusahaan tersebut serta ada hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Dengan demikian obligasi adalah suatu bukti hak atas utang dan tidak bersifat fluktuaktif. Saham merupakan hak atas penyertaan perusahaan (PT) yang bersifat fluktuaktif artinya terkadang untung terkadang juga rugi. c. Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha adalah bentuk penyertaan oleh Perusahaan Modal Ventura dalam usaha bersama antara Perusahaan Modal Ventura dan Perusahaan Pasangan Usaha baik yang berbadan hukum ataupun bukan badan hukum atas dasar bagi hasil dengan

32 menentukan prosentase keuntungan yang diperoleh setiap bulan (periode tertentu). Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha ini disebabkan faktor keterbatasan Perusahaan Modal Ventura baik dari segi kemampuan dana maupun sumber daya manusianya yang akan menempati manajemen Perusahaan Pasangan Usaha, bentuk usaha Perusahaan Pasangan Usaha sebagian besar usaha perseorangan, Firma, CV, yang merupakan usaha kecil. Atas dasar Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 316/KMK.016/1994 tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi melalui pemanfaatan dana dari bagian laba Badan Usaha Milik Negara bahwa Usaha Kecil adalah perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan/omzet pertahun setinggitingginya Rp. 600 juta atau aset / aktiva setinggi-tingginya Rp. 600 juta di luar tanah dan bangunan yang ditempati. Menurut Munir Fuady, beberapa manfaat dari membantu usaha kecil lewat sistem modal ventura ini dapat disebutkan antara lain : 1). Merupakan bagian dari usaha dalam rangka pemerataan pendapatan. 2). Bila dibandingkan antara jumlah modal yang ditanam dengan jumlah tenaga kerja, maka perusahaan kecil lebih banyak menampung tenaga kerja. 3). Pengusaha kecil pada umumnya relatif lebih fleksibel, sehingga lebih mudah menyesuaikan dengan berbagai perkembangan dan perubahan. 4). Perusahaan berskala kecil dan menengah dibanyak negara terbukti cukup efisien dan mampu menjadi penopang ekonomi suatu negara. 20 Selanjutnya, Munir Fuady mengatakan yang tergolong ke dalam pengusaha kecil yang pantas mendapat bantuan lewat modal ventura dengan misi khusus untuk membantu perusahaan kecil, dapat disebutkan antara lain : 20 Munir Fuady, op. cit. h. 199 200

33 1). Kelompok pengusaha informal termasuk asongan dan kaki lima. 2). Kelompok bukan pengusaha seperti home industry atau satuan usaha keluarga. 3). Kelompok petani dengan satuan usaha keluarga. 4). Kelompok usaha kecil tetapi formal. 5). Kelompok pengusaha koperasi. 6). Kelompok periset dan penegembangan teknologi baru. Dalam hal ini modal ventura hanya dapat membiayai kelompok pengusaha kecil formal dan kelompok periset dan pengembangan teknologi baru. 21 Hakikat dari pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha, Perusahaan Modal Ventura dan Perusahaan Pasangan Usaha menanggung setiap risiko selama berlangsungnya penyertaan dalam usaha bersama secara proporsional atas pembagian keuntungan yang ditetapkan secara bagi hasil, sehingga jaminan pribadi yang mungkin ada hanya sebagai upaya bagi Perusahaan Modal Ventura untuk meminimalkan risiko yang bisa terjadi karena nilai jaminan di bawah nilai penyertaan konsekuensinya atas dasar Pasal 1132 BW, utang yang lebih besar dari pada nilai jaminan, maka kreditor kedudukannya sama, pelunasan utang secara proporsional tidak ada yang diistimewakan, berbeda dengan perjanjian kredit pada bank konvensional, walaupun bank sudah dilindungi oleh Pasal 1131 BW dalam pemberian kredit, bank tetap mendasarkan pada prinsip kehati-hatian diantaranya minta jaminan khusus. Perjanjian jaminan itu merupakan perjanjian kebendaan yang tunduk pada buku II BW sehingga kreditor mempunyai hak kebendaan sebagai konsekuensi dari adanya perjanjian jaminan atau perjanjian accessoir yang eksistensinya tergantung pada perjanjian pokok artinya apabila perjanjian pokoknya berakhir, maka perjanjian accessoir nyapun berakhir, tidak berlaku sebaliknya, perjanjian accessoir berakhir maka tidak 21 Ibid., h. 200

34 menyebabkan perjanjian pokoknya berakhir. Atas dasar Pasal 39 angka (1) Peraturan Menteri keuangan Nomor 18/PMK.010/2012 bahwa jumlah penyertaan saham atau penyertaan melalui pembelian obligasi konversi oleh Perusahaan Modal Ventura kepada setiap Perusahaan Pasangan Usaha dibatasi paling tinggi sebesar 20 % (dua puluh perseratus) dari ekuitas Perusahaan Modal Ventura dan selanjutnya dalam Pasal 40 angka (1) disebutkan jumlah pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha oleh Perusahaan Modal Ventura kepada Perusahaan Pasangan Usaha dibatasi paling tinggi sebesar 10 % (sepuluh perseratus) dari total aset Perusahaan Modal Ventura. D. Jaminan Kebendaan Ataupun Jaminan Pribadi Dalam Perjanjian Modal Ventura Hakikat ekonomi, yaitu sebagai sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan manusia yang paling mendasar. Kegiatan ekonomi selalu berusaha untuk mengatasi kebutuhan manusia walaupun ada pihak yang harus dirugikan terutama kelompok usaha kecil yang memerlukan tambahan dana sebagai modal usaha tidak mampu memenuhi persyaratan perbankan karena lembaga perbankan dalam pemberian kredit lebih berorientasi pada jaminan dan tingkat bunga pinjaman yang dibebankan oleh bank relatif masih cukup tinggi. Oleh sebab itu, bank pada umumnya cenderung mengucurkan dana pada pengusaha menengah dan besar, karena pengusaha menengah dan besar memiliki manajemen, jaminan kredit yang lebih baik dan lebih pasti dari pada pengusaha kecil. Kenyataan tersebut mendorong pemerintah untuk lebih memusatkan perhatiannya pada pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan melakukan deregulasi di sektor moneter untuk menggairahkan industri keuangan guna

35 menumbuhkan berbagai sektor usaha kecil. Menurut KPHN Hoedhiono Kadarisma sebagaimana mengutip dari Subiakto, menyebutkan perlunya dua hal guna menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan pengusaha kecil, pertama dengan menghilangkan dan atau mengurangi segala hambatan atau kendala yang menyebabkan pengusaha kecil tidak dapat berkembang, dan kedua mendorong penciptaan kondisi yang dapat memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan pengusaha kecil. 22 Dasar pemikiran ini yang kemudian melahirkan konsep penyertaan modal ventura. Modal Ventura dalam bahasa Inggrisnya adalah Venture Capital diartikan sebagai usaha yang mengandung risiko, oleh sebab itu modal ventura diartikan sebagai penanaman modal yang mengandung risiko pada suatu usaha atau perusahaan. Perusahaan Modal Ventura dalam melakukan pembiayaan tidak hanya menginvestasikan modalnya, tetapi juga terlibat dalam manajemen Perusahaan Pasangan Usaha, karena usaha kecil memiliki kemampuan dan wawasan yang terbatas sehingga tidak dapat mengembangkan kreasi baru yang dapat dihasilkan dari usaha kecil. Usaha modal ventura baru dapat dilakukan sesudah perusahaan yang akan di bantu dinilai patut dan layak dengan memperhatikan prospek usaha, manajemen dan memungkinkan berbentuk Perseroan Terbatas dengan tidak menuntut pembayaran bunga pinjaman, sehingga bermanfaat bagi pengusaha. Menurut KPHN Hoedhiono Kadarisman, modal ventura memberikan manfaat bagi pengusaha baik dari segi operasional maupun keuangan perusahaan yang bersangkutan : 22 KPHN Hoedhiono Kadarisma, Modal Ventura Alternatif Pembiayaan UsahaMasa Depan, IBEC, Jakarta, 1995, h. 16-17

36 a. Berupa adanya jaminan keberhasilan usaha. Hal ini dikarenakan pihak pemilik modal (investor yang menyertakan modal ventura), dalam kegiatan usaha barunya itu, melibatkan berbagai pihak dengan bermacam-macam keahlian yang dimiliki, sehingga sangat mendukung perkembangan usaha baru tersebut. Dengan berbagai keahlian yang dimiliki oleh perusahaan investor dapat memperkecil atau mengurangi risiko investasi. b. Berupa keberhasilan distribusi produk, ini dikarenakan para pemilik modal dalam kegiatan usaha barunya mengikutsertakan permodalan distributor yang telah berpengalaman dan terbukti berhasil dalam menyalurkan produk-produk yang ditanganinya. c. Berupa peningkatan profitibilitas atau peningkatan daya kemampuan badan usaha baru tersebut dalam menghasilkan keuntungan. d. Berupa likuiditas keuangan. Di samping tidak menanggung beban bunga, penyertaan modal dengan pola ini juga tidak menanggung beban pembayaran angsuran seperti halnya pinjaman berjangka. e. Berupa struktur pembiayaan yang lebih sehat. 23 Dalam hal ini terlihat bahwa Penyertaan Modal Ventura merupakan alternatif pembiayaan yang lebih ringan dibandingkan harus membayar bunga pinjaman dari bank karena modal ventura pada umumnya diberikan pada Usaha Mikro Kecil Menengah bukan pada perusahaan besar, karena perusahaan besar dengan keunggulan modal yang dimiliki merasa tidak sepenuhnya bergantung pada mitra usaha dan sewaktu-waktu dapat memilih mitra usaha yang lain yang lebih menguntungkan, kurang transparan dalam menentukan manajemen dan pola kepemimpinan terhadap mitra usaha. Hal ini tidak sesuai dengan karakteristik yang dimiliki Modal Ventura antara lain bantuan pembiayaan pada Perusahaan Pasangan Usaha bukan dalam bentuk pinjaman tetapi dalam bentuk penyertaan modal, konsekuensinya Perusahaan Modal Ventura terlibat dalam manajemen pada Perusahaan Pasangan Usaha sumber dana bagi perusahaan baru yang belum memenuhi syarat untuk mendapat dana dari sumber pendanaan yang lain dan merupakan dana jangka pendek dan menengah yang relatif murah dan fleksibel, 23 Ibid., h. 151 152

37 oleh sebab itu Perusahaan Modal Ventura harus selektif dan berhati-hati dalam memiliki mitra usaha yang dalam hal ini calon Perusahaan Pasangan Usaha sebab bisnis penyertaan modal ventura berisiko tinggi. Dalam perjanjian modal ventura, jaminan kebendaan ataupun jaminan pribadi tidak diperlukan terutama dalam perjanjian penyertaan modal dan perjanjian antar pendiri/pemegang saham dalam pendirian Perseroan Terbatas karena jenis pembiayaan Perusahaan Modal Ventura pada Perusahaan Pasangan Usaha dalam bentuk penyertaan saham, sedangkan dalam bentuk obligasi konversi dimungkinkan adanya jaminan selama obligasi belum dikonversi menjadi saham karena sebelum obligasi dikonversi menjadi saham merupakan utang-piutang berdasarkan perjanjian yang diatur dalam ketentuan-ketentuan BW. Selanjutnya sejak konversi dilakukan maka semua jaminan seketika itu juga hapus sebab saat obligasi dikonversi menjadi saham, kedudukan Perusahaan Modal Ventura dan Perusahaan Pasangan Usaha selaku para pemegang saham yang terikat pada ketentuan mengenai Perseroan Terbatas. Sedangkan pada perjanjian partisipasi terbatas dengan pola bagi hasil, nilai jaminan pribadi dibawah jumlah penyertaan berbeda dengan besarnya nilai jaminan yang seharusnya dalam dunia perbankan, karena pada perjanjian partisipasi terbatas dengan pola bagi hasil hanya sebatas sebagai upaya meminimalkan risiko apabila calon perusahaan pasangan usaha menunjukkan tidak adanya kemampuan untuk membayar kembali pokok investasi dan keuntungan pada Perusahaan Modal Ventura. Dengan demikian dari pemahaman terhadap keberadaan modal ventura, menunjukkan bahwa modal ventura dalam melakukan pembiayaan pada Perusahaan Pasangan Usaha tidak memerlukan jaminan kebendaan ataupun

38 jaminan pribadi pada perjanjian penyertaan modal, antar pendiri/pemegang saham dalam pendirian perseroan terbatas dan perjanjian pengeluaran dan pengambilan obligasi konversi sehingga perusahaan pasangan usaha dapat kehilangan kepemilikan atas perusahaannya karena melibatkan Perusahaan Modal Ventura di bidang keuangan, manajemen, administrasi dalam Perusahaan Pasangan Usaha berbeda dengan perjanjian partisipasi terbatas dengan pola bagi hasil yang memerlukan jaminan pribadi (personal guarantee) karena tidak berbentuk penyertaan saham dalam perseroan (pendirian Perseroan Terbatas) dan atas dasar kerjasama bagi hasil bukan utang-piutang, penyertaan modal bersifat sementara dalam jangka waktu tiga tahun sampai sepuluh tahun dan jika jangka waktunya terlalu panjang maka pembiayaan modal ventura menjadi mahal akibat pengembalian penyertaan modal sangat besar jika perusahaan yang dibiayai berkembang dengan baik. Hal ini disebabkan modal ventura mempunyai tujuan membantu usaha skala kecil ataupun usaha baru yang belum layak mendapat fasilitas kredit dari bank akan tetapi mempunyai prospek usaha yang menjanjikan.