SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR COST AND REVENUE ANALYSIS OF RICE FARMING IN KARANGANYAR REGENCY

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

dan ditingkatkan produksinya agar pendapatan petani meningkat. DAFTAR PUSTAKA

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

Kata kunci: pendapatan, usahatani, jagung, hibrida Keywords: income, farm, maize, hybrid

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI POLA DIVERSIFIKASI DENGAN MONOKULTUR PADA LAHAN SEMPIT

Reza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

KELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN KEDELAI (Glycine max L.) Muh. Fajar Dwi Pranata 1) Program Studi Agribisnis Fakultas

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

STUDI KOMPARATIF USAHATANI KEDELAI DENGAN SISTEM TANAM TUGAL DAN SISTEM TANAM SEBAR DI DESA BOGOTANJUNG KECAMATAN GABUS KABUPATEN PATI

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

Endang Sri Sudalmi, JM Sri Hardiatmi Fakultas Pertanian UNISRI Surakarta. Kata kunci: biaya, penerimaan, pendapatan usahatani

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman palawija penting di Indonesia.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR PETANI SEBAGAI INDIKATOR KESEJAHTERAAN PETANI PADI DI KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADA KOPI TRADISIONAL DAN KOPI SAMBUNG DI DESA LUBUK KEMBANG, KEC. CURUP UTARA, KAB. REJANG LEBONG

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Umur responden merupakan usia responden dari awal kelahiran. sampai pada saat penelitian ini dilakukan.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA TANI WORTEL DI KABUPATEN KARANGANYAR

AGRITECH : Vol. XVIII No. 2 Desember 2016: ISSN :

REVITALISASI SISTEM AGRIBISNIS DALAM RANGKA MENINGKATKAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) DI KABUPATEN GROBOGAN

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI MELON DI KABUPATEN SRAGEN

Hasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA

Program Studi Magister Sains Agribisnis, Pascasarjana Institut Pertanian Bogor b

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI KEDELAI MENGGUNAKAN INOKULAN DI DESA GEDANGAN, KECAMATAN WIROSARI, KABUPATEN GROBOGAN, PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

Lampiran 1. Tingkat Partisipasi Petani Dalam Mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu No. Pertanyaan Sampel

ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI JANGGELAN DI KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN WONOGIRI

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

KAJIAN USAHATANI TANAMAN TOMAT TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI,

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DAN USAHATANI LADA DI DESA LAMONG JAYA KECAMATAN LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. dari pertanian. Oleh karena itu pemerintah terus berusaha untuk

IV. METODE PENELITIAN

291 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN Elektronik

3-5kg/batang sehingga menghasilkan buah yang lebih baik mutunya.

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI DESA PEMATANG SIKEK KECAMATAN RIMBA MELINTANG KABUPATEN ROKAN HILIR

DAMPAK PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani (Suprihono, 2003).

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS SENSITIVITAS PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DI DESA BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

IV. METODE PENELITIAN

Kajian Ekonomi Usahatani Kedelai di Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta

ANALISIS USAHATANI JAGUNG

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI KEDELAI DAN NILAI TAMBAH TAHU DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan

Oleh: Munirwan Zani 1) ABSTRACT

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Karakter Demografi Petani Kedelai. mencakup jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan.

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

BESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

KAJIAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADA PROGRAM GERNAS KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

Transkripsi:

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : 1829-9946 ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO UMI BAROKAH Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Masuk 6 April 2011; Diterima 12 Agustus 2011 ABSTRACT The objectives of this research are to analyze the revenue, cost and income of soybean farm in Sukoharjo Regency, reached the highest economic efficiency. The main method of this research was descriptive. The research was conducted in Sukoharjo Regency and taken 30 farmers as the sample. The samples are monoculture soybean farmer which selected by purposive sampling. The result shows that average cost of the soybean farmer was Rp 3.947.131,58/ha, the average revenue Rp 10.509.794,74 / ha and average income was Rp 6.562.663,16 / ha. Keywords : Soybean farm, Revenue, Cost, Income PENDAHULUAN Kedelai merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang mengandung protein nabati yang tinggi, sumber lemak, vitamin dan mineral. Sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk maka permintaan kedelai semakin meningkat. Pada tahun 1998 konsumsi per kapita sebesar 9 Kg/tahun dan pada Februari 2008 naik menjadi 10 Kg/tahun. Dengan jumlah penduduk sebesar 220 juta orang maka dibutuhkan kedelai sebanyak 2 juta ton lebih per tahun (Anonim, 2008). Jawa Tengah merupakan produsen kedelai terbesar kedua di Indonesia (setelah Jawa Timur) dengan sentra di Wonogiri, Grobogan dan Sukoharjo. Data perkembangan luas panen, produksi, dan produktivitas kedelai Kabupaten Sukoharjo disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa luas panen, produksi, dan produktivitas kedelai di Kabupaten Sukoharjo cenderung meningkat dari tahun 2002-2005 namun pada tahun 2006 meskipun terjadi peningkatan luas panen tetapi produktivitasnya menurun sehingga produksinya juga menurun. Teknologi penggunaan faktor-faktor produksi memegang peranan penting dalam keberhasilan usahatani. Jumlah dan kombinasi faktor produksi usahatani kedelai meliputi lahan, tenaga kerja dan modal (yang digunakan untuk membeli pupuk, benih, dan obat-obatan) belum mendapat perhatian serius dari petani di Kabupaten Sukoharjo. Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kedelai di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2002 2006 Tahun Luas Panen (Ha) Produktivitas (ton/ha) Produksi (Ton) 2002 2003 2004 2005 2006 3.676 3.742 4.382 3.971 4.314 Sumber: Sukoharjo dalam Angka, 2007. 1,344 1,494 1,725 2,042 1,643 4.941 5.589 7.557 8.107 7.089 Hal ini mengakibatkan rendahnya produksi yang dihasilkan serta tingginya biaya produksi yang pada akhirnya akan mengakibatkan rendahnya pendapatan petani. 9

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya dan pendapatan usahatani kedelai di Kabupaten Sukoharjo. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sukoharjo. Lokasi penelitian adalah kecamatan yang memiliki produktivitas kedelai tertinggi, yaitu Kecamatan Weru yaitu dengan produktivitas 17,89 kw/ha (BPS, 2006). Dengan pertimbangan yang sama terpilih Desa Karanganyar, yaitu 560,9 ton/ha (Kecamatan Weru dalam Angka, 2006). Kemudian dari desa Karanganyar diambil sampel sebanyak 30 petani yang dipilih secara sengaja dengan pertimbangan sampel adalah petani yang membudidayakan kedelai secara monokultur. Jenis data yang digunakan meliputi data primer yang diperoleh melalui wawanncara ( karakteristik responden, biaya penggunaan dan harga faktor-faktor produksi serta penerimaan usahatani kedelai) dan data sekunder (dari BPS, Subdin Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo dan instansi lain yang terkait). Penghitungan biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus : PdU = Pr U BU = H x Y BM Keterangan : PdU :Pendapatan usahatani kedelai (Rp/masa tanam) Pr U : Penerimaan total usahatani kedelai (Rp/masa tanam) BU : Biaya usahatani kedelai (Rp/masa H Y BM tanam) : Harga produksi kedelai (Rp/kg) : Jumlah produkdi kedelai (Kg/masa tanam) : Biaya mengusahakan kedelai (Rp/masa tanam) HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas Petani Sampel Identitas petani sampel merupakan faktor penting karena dengan mengetahui identitas petani sampel maka dapat diketahui gambaran secara umum tentang keadaan dan latar belakang petani sampel. Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa petani sampel rata-rata berusia 50 yang berarti masih termasuk dalam usia produktif yang memungkinkan petani dapat mengelola usahataninya dengan baik. Meski rata-rata hanya menempuh 8 tahun pendidikan formal, petani sudah sangat berpengalaman karena telah 25 tahun menekuni budidaya kedelai dengan ratarata luas lahan 0,57 Ha. Pengalaman ini memungkinkan petani untuk mengelola usahatani secara baik maupun menyikapi hambatan dan peluang yang dihadapi. Rata-rata jumlah anggota keluarga pada petani adalah lima orang dan yang aktif ikut usahatani rata-rata 2 orang yaitu suami dan isteri. Anak-anaknya banyak yang memilih bekerja di sektor non pertanian seperti sektor industri di luar daerah tersebut. Penggunaan Sarana Produksi dan Tenaga Kerja Usahatani Kedelai 1. Penggunaan Sarana Produksi pada Usahatani Kedelai Tabel 2. Identitas Petani Sampel No Identitas Responden Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Jumlah petani sampel (orang) Rata-rata Umur (th) Pendidikan Formal (tahun) Rata-rata jumlah anggota keluarga (orang) Rata-rata jumlah anggota keluarga yang aktif dalam usahatani (orang) Rata-rata pengalaman berusahatani (th) Rata-rata luas lahan kedelai (Ha) 30 50 8 5 2 25 0,57 10

Pada usahatani kedelai di Kabupaten Sukoharjo, sarana produksi yang dipakai antara lain lahan, benih, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk daun, pestisida padat dan pestisida cair. Rata-rata penggunaan sarana produksi pada usahatani kedelai di Kabupaten Sukoharjo disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa petani kedelai di Kabupaten Sukoharjo rata-rata untuk mengusahakan tanaman kedelai pada lahan seluas 0,57 Ha dalam satu kali masa tanam. Jika dicermati, untuk setiap hektarnya petani lebih banyak menggunakan pupuk kandang (1.103,51 kg/hektar) dan penggunaan pestisida cair lebih banyak dibanding pestisida padat. 2. Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Kedelai Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi. Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani kedelai di Kabupaten Sukoharjo disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan bahwa untuk mengusahakan tanaman kedelai seluas 1 Ha. petani kedelai di Kabupaten Sukoharjo menggunakan tenaga kerja sebanyak 77,93 HKP. Tenaga kerja ini terdiri dari tenaga kerja keluarga sebanyak 21,84 HKP (28,03 %) dan tenaga kerja luar sebanyak 56,09 HKP (71,97 %). Hal ini sesuai dengan keadaan umum petani sampel bahwa anggota keluarga yang aktif dalam usahatani kedelai relatif kecil yaitu dari rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak 5 orang hanya 2 orang yang aktif dalam usahatani kedelai. Tabel 3. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi pada Usahatani Kedelai di Kabupaten Sukoharjo pada Masa Tanam Oktober-Desember 2008 Sarana Produksi Per Usahatani Per Hektar Luas lahan (Ha) 0,57 1,00 Benih (Kg) 35,87 62,93 Pupuk Kandang (Kg) 629,00 1.103,51 Pupuk Urea (Kg) 30,00 52,63 Pupuk Daun (Lt) 1,03 1,81 Pestisida padat (Kg) 0,51 0,89 Pestisida cair (Lt) 0,62 1,09 Sumber: Analisis Data Primer, 2008 Tabel 4. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Kedelai di Kabupaten Sukoharjo pada Masa Tanam Oktober-Desember 2008 Kegiatan dalam Jumlah Penggunaan Tenaga Kerja (HKP) % Usahatani Per Usahatani Per Hektar TKK TKL Total TKK TKL Total Pengolahan Tanah 1,92 6,17 8,09 3,37 10,82 14,19 18,21 Penanaman 1,29 4,67 5,96 2,26 8,19 10,46 13,42 1,8 6 7,8 3,16 10,53 13,68 17,56 Penyiangan 2,68 5,73 8,41 4,70 10,05 14,75 18,93 Pengendalian Hama 1,96 1,35 3,31 3,44 2,37 5,81 7,45 Pemanenan 2,18 6,95 9,13 3,82 12,19 16,02 20,55 Pengangkutan 0,62 1,1 1,72 1,09 1,93 3,02 3,87 Total 12,45 31,97 44,42 21,84 56,09 77,93 100,00 % 28,03 71,97 100 28,03 71,97 100 Sumber: Analisis Data primer 11

TKK : Tenaga Kerja Keluaga TKL : Tenaga Kerja Luar Jika dilihat dari tahapannya, kegiatan pengolahan tanah, penyiangan dan pemanenan memerlukan tenaga kerja besar karena pekerjaan ini tergolong berat dan dilakukan secara manual. Pemupukan mencapai 14,75 HKP (18,93 %) karena dilakukan beberapa kali selama satu masa tanam. Pengangkutan hanya memerlukan 3,02 HKP (3,87 %) saja karena memakai alat bantu transportasi seperti sepeda motor dan mobil pick up, Untuk proses pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pengendalian hama, pemanenan, dan pengangkutan rata-rata petani menggunakan tenaga kerja luar, sedangkan untuk proses pengendalian hama petani menggunakan tenaga kerja keluarga. Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usahatani Kedelai 1. Biaya Usahatani Kedelai Biaya usahatani kedelai yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah biaya mengusahakan yaitu biaya alat-alat luar ditambah dengan upah tenaga kerja keluarga sendiri, yang diperhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja luar, Biaya mengusahakan yang dikeluarkan oleh petani kedelai di Kabupaten Sukoharjo terdiri atas biaya saprodi, biaya tenaga kerja, dan biaya lain-lain Adapun besarnya biaya mengusahakan usahatani kedelai di Kabupaten Sukoharjo disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa untuk mengusahakan tanaman kedelai mengeluarkan biaya sebesar Rp 3.947.131,58 per hektar. Biaya tersebut terdiri dari biaya sarana produksi sebesar Rp 1.092.452.63, biaya tenaga kerja sebesar Rp 2.336.842,11 dan biaya lain-lain sebesar Rp 517.836,84 yang digunakan untuk membayar biaya pajak tanah, biaya perontokan biji dan biaya sewa diesel. Komponen biaya terbesar yang dikeluarkan oleh petani adalah biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp 2.336.842,11 per hektar (59,20 % dari biaya usahatani). Biaya tenaga kerja meliputi biaya yang dibunakan untuk pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pengendalian hama, pemanenan, dan pengangkutan, Biaya tenaga kerja ini merupakan biaya terbesar karena banyak aktivitas yang harus dilakukan dalam usahatani kedelai mulai dari pengolahan tanah dan pemanenan. Apalagi ada aktivitas yang dilakukan lebih dari satu kali dalam satu masa tanam, misalnya pemupukan, penyiangan, dan pengendalian hama. Biaya sarana produksi terdiri atas biaya benih, pupuk, dan pestisida. Biaya benih sebesar Rp 503,438.60 merupakan biaya yang paling besar dikeluarkan oleh petani diantara biaya sarana produksi yang lain. Rata-rata harga benih kedelai adalah Rp 8000,00 per kilogram. Biaya pupuk merupakan biaya sarana produksi terbesar kedua. Di antara biaya pupuk, yang terbesar biaya pupuk kandang, Sedangkan biaya pestisida merupakan biaya terkecil di antara biaya sarana produksi yang digunakan dalam usahatani kedelai, Biaya lain-lain meliputi pajak tanah, biaya perontokan biji kedelai dan sewa diesel. Biaya pajak tanah merupakan biaya terkecil di antara biaya lain-lain, Perontokan biji kedelai pada usahatani kedelai Kabupaten Sukoharjo ini menggunakan mesin perontok/pengupas. Tabel 5. Rata-rata Biaya Usahatani Kedelai Masa Tanam Oktober Desember 2008 di Kabupaten Sukoharjo Macam biaya Per Usahatani Per Hektar % Biaya sarana produksi (Rp) 622.698,00 1.092.452,63 27,68 Biaya tenaga kerja (Rp) 1.332.000,00 2.336.842,11 59,20 Biaya lain-lain (Rp) 295.167,00 517.836,84 13,12 Jumlah 2.249.865,00 3.947.131,58 100,00 12

Tabel 6. Rata-rata Penerimaan Usahatani Kedelai Masa Tanam Oktober-Desember 2008 di Kabupaten Sukoharjo, Uraian Per Usahatani Per Hektar Produksi (Kg) 1.010,0 1.771,93 Harga Produksi (Rp/Kg) 6.300,00 11.052,63 Penerimaan (Rp) 5.990.583,00 10.509.794,74 Tabel 7. Rata-rata Pendapatan Usahatani Kedelai Masa Tanam Oktober-Desember 2008 di Kabupaten Sukoharjo Uraian Per Usahatani Per Hektar Penerimaan usahatani (Rp) 5.990.583,00 10.509.794,74 Biaya usahatani (Rp) 2.249.865,00 3.947.131,58 Pendapatan usahatani (Rp) 3.740.718,00 6.562.663,16 Sumber Data : Analisis Data Primer, 2008 b. Penerimaan Usahatani Kedelai Penerimaan usahatani kedelai Kabupaten Sukoharjo diperhitungkan dari hasil perkalian antara jumlah produksi kedelai dengan harga kedelai yang berlaku di daerah penelitian. Tabel 6 menunjukkan bahwa ratarata jumlah produksi kedelai di Kabupaten Kabupaten Sukoharjo adalah sebesar 1.771,93 Kg per hektar. Rata-rata harga kedelai saat panen pada masa tanam Oktober-Desember 2008 adalah sebesar Rp, 6.300,00 per kilogram, Dengan demikian, rata-rata penerimaan usahatani kedelai di Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp 10.509.794,74. c. Pendapatan Usahatani Kedelai Dalam penelitian ini digunakan perhitungan pendapatan bersih, Pendapatan bersih diperoleh dengan mengurangi penerimaan atau pen-dapatan kotor dengan biaya mengusahakan. Tabel 7 menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan usahatani kedelai adalah sebesar Rp 10.509.794,74 per hektar. Rata-rata biaya mengusahakan sebesar Rp 3.947.131,58 sehingga petani di Kabupaten Sukoharjo memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp 6.562.663,16. per hektar per masa tanam. KESIMPULAN Petani kedelai di Kabupaten Sukoharjo mengusahakan lahan rata-rata 0,57 hektar. Besarnya biaya usahatani kedelai sebesar Rp 2.249.865,00 /usahatani/masa tanam atau sebesar Rp 3.947.131,58 /hektar/masatanam. Rata-rata penerimaan sebesar Rp 5.990.583,00/usahatani/masa tanam atau sebesar Rp 10.509.794,74 /hektar/masatanam. Pendapatan yang diperoleh petani kedelai adalah sebesar Rp 3.740.718,00/usahatani/masa tanam atau Rp 6.562.663,16 /hektar/masatanam. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2006. Kecamatan Weru dalam Angka, 2006. Kantor Kecamatan Weru. Sukoharjo Anonim, 2008. Press Release Mentan pada Panen Kedelai. http://setjen. Deptan.go.id/berita/detail.php?id=202. Ditjen Tanaman Pangan. Jakarta. Download tanggal 26 Februari 2008. Badan Pusat Statistik. 2007. Sukoharjo Dalam Angka 2007. Sukoharjo Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2003. Laporan Tahunan Dinas Pertanian Propinsi Jawa Tengah Tahun 2003. Dispertan Propinsi Jawa Tengah, Semarang. Soekartawi. 1990. Analisis Usahatanil. UI Press. Jakarta 13