BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, yaitu perusahaan dapat menyerap lapangan pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu ekonomi yang semakin pesat, persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan dimana merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. Good corporate governance (selanjutnya disingkat GCG), dalam Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi barang yang berkualitas tinggi dengan biaya rendah dalam rangka

BAB I. Pendahuluan. disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimulai tahun 2015 ini. Secara

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari sebuah kegiatan manajemen di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG),

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan perusahaan (stakeholder). Perusahaan seharusnya juga

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran dewan direksi, yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dapat memberikan manfaat dan membantu memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yaitu mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan. pemilik perusahaan atau para pemilik saham (stockholders).

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya muncul perusahaan pesaing yang memiliki keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi menjadikan masyarakat sebagai stakeholder semakin. kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan dan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

Dian Wahyu Anita NIM. F UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan wacana yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. korporasi tersebut menunjukkan bahwa organ-organ perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan

BAB I PERNDAHULUAN Kinerja keuangan merupakan sebagai penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dasar perusahaan agar tetap bertahan dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), tetapi juga perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini pelaksanaan Corporate Governance sangat diperlukan untuk

PENDAHULUAN. untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN LANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

Oleh: Inayah B

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan dari perusahaan besar merupakan isu-isu yang semakin menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. perusahaaan juga harus dimaksimalkan, nilai peusahaan yang telah go public

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana

BAB I PENDAHULUAN. yakni tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek

BAB.I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. periode (Mulyadi,2001).Menurut Helfert (1996) Kinerja perusahaan adalah hasil

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya praktek good corporate governance pada korporasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. (profit), tetapi juga bertanggung jawab kepada masyarakat (people) dan bumi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan investasi yang sudah dikeluarkan dapat diperoleh kembali dengan. Perusahaan dapat memberikan return yang tinggi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu organisasi dimana sumber daya (input) seperti

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Beberapa penelitian yang meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan saat ini juga diiringi dengan ketatnya persaingan bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan antara arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow,

pada perusahaan sektor pertambangan dan otomotif di Indonesia Disusun Oleh : Alif Puspo Ardianto F BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda. dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Untuk

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. alternatif sumber dana bagi perusahaan tersebut. Melaksanakan kegiatan investasi tersebut, para investor perlu mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi lingkungan sekitar perusahaan yang sehat dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri yang semakin maju menimbulkan berbagai dampak bagi lingkungan dan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah efek negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli terhadap lingkungan. Perusahaan tergerak untuk menjalani kegiatan yang menjadikannya sebagai institusi yang peduli terhadap alam dan mahluk hidup. Untuk menjawab tantangan zaman tersebut, terciptalah suatu sistem tata kelola yaitu Good Corporate Governance. Penelitian ini menganalisis isu tentang dampak penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap kinerja dan nilai pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Penerapan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan (Corporate Social Responsibility) secara benar berarti juga memenuhi prinsip responsibilitas yang diusung GCG. Penerapan CSR secara konsisten merupakan bagian dari upaya memaksimalkan nilai perusahaan. CSR merupakan komitmen perusahaan berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan tetap mengedepankan peningkatan kualitas hidup karyawan beserta keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas (Taradipa, 2010). 6

Menurut Dahlia (2008), di dalam gagasan CSR, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya saja. Tanggung jawab perusahaan juga harus berpijak pada triple bottom lines. Bottom lines selain keuangan lainnya adalah sosial dan lingkungan. Oleh karena itu dengan adanya penerapan corporate governance dan CSR di dalam suatu perusahaan akan menambah kepercayaan masyarakat, baik sebagai shareholder maupun sebagai stakeholder. Hal ini tentunya akan meningkatkan citra, kinerja, dan nilai perusahaan. Analisis mengenai isu dampak penerapan GCG dan CSR tehadap kinerja dan nilai perusahaan tersebut penting karena: Pertama, secara empiris belum ada penelitian yang meneliti secara khusus dengan mengamati dampak dari penerapan GCG dan CSR terhadap kinerja dan nilai perusahaan. Penelitian sebelumnya yang ada sebelumnya adalah penelitian dari Yuniasih dan Wirakusuma (2007) yang menemukan bahwa pengungkapan CSR sebagai variabel pemoderasi terbukti berpengaruh positif secara statistis pada hubungan return on asset dan nilai perusahaan serta GCG (kepemilikan manajerial) sebagai variabel pemoderasi tidak terbukti berpengaruh terhadap hubungan return on asset dan nilai perusahaan. Yuniasih dan Wirakusuma (2007) menggunakan 27 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2005 2006. Penelitian tersebut hanya menggunakan ROA sebagai proksi kinerjakeuangan dan kepemilikan manajerial sebagai proksi GCG. 7

Sam ani (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh GCG dan leverage terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini menggunakan sampel pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2004 2007. Hasil dari penelitian tersebut adalah GCG memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap kinerja. GCG tersebut diukur dengan menggunakan proksi aktivitas dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit. Sedangkan kinerja diukur dengan menggunakan cash flow return on asset (CFROA). Penelitian serupa juga dilakukan oleh Trinanda dan Mukodim (2010), yang melakukan penelitian mengenai pengaruh GCG terhadap kinerja keuangan. Yang mana di dalam penelitian tersebut GCG diukur menggunakan pemeringkatan CGPI dan kinerja keuangan diukur menggunakan beberapa rasio, yaitu ROE, ROI, ROA, dan NPM. Dari penelitian Murwaningsari (2009), yang meneliti tentang hubungan hubungan Corporate Governance, Corporate Social Responsibilities dan Corporate Financial Performance dalam satu continuum. Hasil penelitiannya menunjukkan pengaruh antara CSR terhadap kinerja perusahaan (TOBINS Q) adalah positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan corporate governance yang baik maka akan mengakibatkan kinerja keuangan juga menjadi baik. Nurlela dan Islahuddin (2008) menyatakan bahwa dengan adanya praktik CSR yang baik, diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan baik oleh investor. Survei yang dilakukan Booth-Harris Trust Monitor pada tahun 2001 dalam Sutopoyudo (2009) menunjukkan bahwa mayoritas konsumen akan meninggalkan suatu produk yang mempunyai citra buruk atau diberitakan negatif. 8

Pada penelitian lain yang membahas mengenai GCG terhadap nilai perusahaan, yaitu seperti yang dijelaskan di dalam Yuniasih dan Wirakusuma (2007), dinyatakan kepemilikan manajerial sebagai variabel pemoderasi tidak terbukti berpengaruh terhadap hubungan return on asset dan nilai perusahaan. Hal ini mungkin saja terjadi karena struktur kepemilikan manajerial di Indonesia masih sangat kecil dan didominasi oleh keluarga. Hasil ini juga mungkin disebabkan oleh kepemilikan manajerial tidak tepat sebagai proksi dari GCG. Hasil yang tidak signifikan menunjukkan bahwa pasar tidak menggunakan informasi mengenai kepemilikan manajerial dalam melakukan penilaian investasi. Hal ini sepaham dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani (2010). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa GCG yang diproksikan dengan skor CGPI sebagai variabel bebas tidak mempengaruhi harga saham. Sedangkan PER berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. PER kerap dijadikan indikator oleh investor untuk membuat keputusan investasi di saham. Semakin rendah PER berarti semakin murah harga saham yang bersangkutan dan semakin tinggi laba per lembar saham (EPS). Penelitian ini menggunakan pemeringkatan corporate governance (CGPI) yang dilakukan oleh Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) karena variabel CGPI sendiri belum terlalu banyak digunakan dalam penelitian yang membahas mengenai corporate governance. Hal ini disebabkan pemeringkatan CGPI sendiri baru dilakukan sejak tahun 2001. IICG adalah lembaga organisasi independen yang didirikan untuk memasyarakatkan konsep praktik dan manfaat 9

corporate governance kepada dunia usaha khususnya dan masyarakat luas pada umumnya (www.iicg.org). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nuswandari (2009) menunjukkan bahwa pengukuran corporate governance dengan menggunakan Corporate Governance Perception Indeks (CGPI) dan pengukuran kinerja dengan Tobin s Q sebagai ukuran penilaian pasar dan Return On Equity (ROE) sebagai ukuran kinerja operasional diyakini bisa memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan yang baik, karena esensi penerapan prinsip-prinsip GCG adalah peningkatan kinerja perusahaan. Akan tetapi dari analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa model regresi dengan ROE sebagai variabel dependennya menampakkan hasil variabel CGPI secara positif signifikan mempengaruhi kinerja operasi perusahaan sedangkan hasil analisis regresi model Tobin s Q menunjukkan variabel CGPI secara statistik tidak mempengaruhi kinerja pasar perusahaan. Sedangkan penelitian serupa yang dilakukan oleh Meythi (2011) menunjukkan hasil yang berbeda, penelitian tersebut memberikan hasil bahwa penerapan GCG yang diproksikan dengan indeks CGPI tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan ROE. Dengan adanya berbagai penelitian yang menggunakan pemeringkatan perusahaan berdasarkan corporate governance yang diterapkan, yang dikeluarkan oleh beberapa institusi independen, diharapkan dapat memberi tambahan keyakinan akan kegunaan hasil pemeringkatan tersebut dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan. CGPI sendiri merupaan variabel corporate governance 10

yang telah disesuaikan dengan kondisi lingkungan bisnis Indonesia (Darmawati, 2005) Kedua, secara praktik, GCG sudah diwajibkan oleh pemerintah sejak tahun 2001. Dalam penerapan GCG di Indonesia, seluruh pemangku kepentingan turut berpartisipasi. Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance yang diawal tahun 2005 di ubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance telah menerbitkan pedoman GCG pada bulan Maret 2001. Pedoman tersebut kemudian disusul dengan penerbitan Pedoman GCG Perbankan Indonesia, Pedoman untuk komite audit, dan pedoman untuk komisaris independen di tahun 2004. Semua publikasi ini dipandang perlu untuk memberikan acuan dalam mengimplementasikan GCG (S. Kaihatu, 2006). Pemerintah pun telah mengeluarkan undang-undang tentang Perseroan Terbatas Nomor : 40 tahun 2007 pada Bab V tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, yaitu mengatur kewajiban perusahaan untuk memprogramkan dan melaksanakan tanggungjawab sosial perusahaan kepada masyarakat dan/atau lingkungan (Corporate Social Responsibility). Undang-undang tersebut diwajibkan bagi perusahaan-perusahaan yang kegiatan usahanya dalam bidang yang berkaitan dengan sumber daya alam. Di dalam UU Nomor : 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tersebut, pemerintah tidak hanya mewajibkan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha sumber daya alam untuk menyisihkan dana dan melaksanakan program CSR (Pasal 47), tetapi juga mewajibkan semua PT menyertakan informasi CSR 11

dalam laporan tahunan direksi kepada RUPS (Pasal 66). Ketentuan itu akan direalisasikan mulai laporan tahunan 2008 (Lako, 2008). Ketiga, secara teoritis menurut Surung (2011) penerapan dari GCG pada suatu perusahaan memiliki beberapa tujuan, antara lainnya adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional, serta meningkatkan nilai investasi dan kekayaan perusahaan. Dari sudut pandang CSR, bagaimanapun, governance merujuk kepada mengelola kepentingan perusahaan yang bersaing untuk lebih luas baik masyarakat, organisasi dan untuk planet ini secara keseluruhan. Corporate governance sekarang ditafsirkan lebih dengan utuh, menurut model yang merujuk perusahaan akuntabilitas untuk berbagai stakeholder yang melampaui pemegang saham, manajer dan dewan komisaris. CSR adalah perluasan untuk model corporate governance, berdasarkan tanggung jawab yang ditanggung kepada seluruh stakeholder perusahaan. Namun demikian, manajer sedang berjuang untuk menyeimbangkan isu-isu seperti bagaimana dan kepada siapa perusahaan harus bertanggung jawab. Keberlanjutan dan tantangan CSR yang mungkin ditangani melalui good governance adalah termasuk di dalamnya biaya tinggi, rendahnya tingkat motivasi dan ketegangan yang berasal dari berbagai klasik tanggung jawab dan akuntabilitas antara publik dan swasta (Benn dan Bolton, 2011). Penelitian ini memasukkan unsur penerapan GCG dan CSR di dalam suatu perusahaan dan menganalisis dampaknya terhadap kinerja dan nilai perusahaan 12

tersebut. Menerapkan penerapan CSR terhadap lingkungan secara benar berarti juga memenuhi prinsip responsibilitas yang diusung GCG. Penerapan CSR secara konsisten merupakan bagian dari upaya memaksimalkan nilai perusahaan. CSR merupakan komitmen yang dipegang oleh perusahaan dalam berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi dengan tetap mengedepankan peningkatan kualitas hidup karyawan beserta keluarganya, lingkungan sekitar dan masyarakat luas. Jadi, salah satu implementasi GCG di perusahaan adalah penerapan corporate social responsibility (CSR). Di dalam penelitian ini, CSR yang mana merupakan bagian dari perwujudan GCG ditempatkan bersama sebagai variabel independen serta menggunakan kinerja dan nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Penelitian ini menganalisis dari dua sudut pandang perusahaan yang berbeda yaitu melalui nilai perusahaan dan kinerja perusahaan. Sudut pandang nilai dan kinerja perusahaan unik karena dua hal tersebut memiliki poin yang berbeda. Nilai perusahaan lebih kepada ukuran seberapa banyak nilai yang didapatkan oleh perusahaan atas kontribusi yang telah diberikan investor. Pandangan atas kontribusi investor ini sering disebut sebagai shareholder view (pihak eksternal) yaitu pandangan dari sisi pemegang sahamnya (shareholder). Melalui shareholder view tersebut dapat diketahui juga nilai pasar perusahaan di mata investor. Sedangkan perusahaan lebih kepada ukuran seberapa banyak perusahaan memperoleh laba dari aset dan ekuitas saham yang dimiliki, gabungan antara pasar dan perusahaan. Sudut pandang dari sisi kinerja ini sering disebut dengan stakeholder view (pihak internal). 13

Atas dasar uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Dampak Penerapan Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja dan Nilai Perusahaan: Studi Empiris Terhadap Perusahaan-perusahaan yang Masuk dalam Pemeringkatan CGPI dan Terdaftar di BEI. 1.2 Perumusan Masalah Dari uraian di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana dampak penerapan Corporate Governance dan Corporate Social Responsbility terhadap kinerja perusahaan? 2. Bagaimana dampak penerapan Corporate Governance dan Corporate Social Responsbility terhadap nilai perusahaan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui dampak penerapan Corporate Governance dan Corporate Social Responsbility terhadap kinerja perusahaan. 2. Mengetahui dampak penerapan Corporate Governance dan Corporate Social Responsbility terhadap nilai perusahaan. 14

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian adalah: 1. Bagi akademisi. Penelitian ini dapat memberikan bukti empiris terkait dengan pengaruh penerapan Corporate Governance dan Corporate Social Responsbility terhadap nilai dan kinerja perusahaan yang nantinya dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian-penelitian selanjutnya. 2. Bagi Praktisi. Penelitian ini dapat digunakan oleh praktisi sebagai referensi dalam pengambilan keputusan untuk terlebih dahulu dengan memperhatikan aspek penerapan Corporate Governance dan Corporate Social Responsbility pada suatu perusahaan. 1.5 Kerangka Pikir Penelitian Perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2010 ICGPI PER H1 (+) H2 (+) PBV ICSR 15

Keterangan: Penelitian ini akan menganalisis dampak penerapan Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility terhadap kinerja dan nilai perusahaan. Sampel yang dipilih adalah perusahaan-perusahaan yang masuk dalam pemeringkatan CGPI dan terdaftar di BEI pada tahun 2008-2010. Variabel independen pada penelitian ini adalah penerapan CG dan penerapan CSR. Sedangkan variabel dependennya adalah kinerja dan nilai perusahaan. Variabel penerapan CG diproksikan Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan variabel penerapan CSR diproksikan dengan indeks pengungkapan CSR (ICSR). Variabel dependen kinerja perusahaan diproksikan dengan menggunakan Price to Earnings Ratio (PER) dan variabel dependen nilai perusahaan diproksikan dengan menggunakan Price to Book Value (PBV). Di dalam penelitian ini GCG dan CSR akan diteliti sekaligus karena CSR merupakan bagian dari GCG dengan asumsi keduanya berbanding lurus. Pada hipotesis pertama menguji mengenai apakah penerapan GCG dan CSR akan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan. Kemudian, pada hipotesis yang kedua akan menguji mengenai apakah apakah penerapan GCG dan CSR akan berdampak positif terhadap nilai perusahaan. 16

1.6 Sistematika Penulisan Merupakan penjelasan tentang isi dari masing-masing bab secara singkat dan jelas dari keseluruhan skripsi ini. Penulisan skripsi ini akan disajikan dalam tiga bab dengan sistematika sebagai berikut: Bab I, merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka pikir penelitian, serta sistematika pembahasan dalam penelitian ini. Bab II, merupakan tinjauan pustaka dan pengembangan hipotesis yang akan menguraikan berbagai teori, konsep, dan penelitian sebelumnya yang relevan sampai dengan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini. Bab III, merupakan metode penelitian yang berisi mengenai sumber dan jenis data yang akan digunakan, gambaran umum obyek penelitian, definisi dan pengukuran variable yang diperlukan dalam penelitian ini, dan metode analisis data. Bab IV, merupakan hasil dan analisis data yang akan menguraikan berbagai perhitungan yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Bab V, merupakan kesimpulan, keterbatasan, dan implikasi dari analisis yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya. 17