Pengaruh Penempatan Penghalang Berbentuk Silinder Pada Posisi Vertikal Dengan Variasi Jarak Horisontal Di Depan Silinder Utama Terhadap Koefisien Drag

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Variasi Jarak Penghalang Berbentuk Segitiga di Depan Silinder Terhadap Koefisien Drag

PENGARUH PEMASANGAN RING BERPENAMPANG SEGIEMPAT DENGAN POSISI MIRING PADA PERMUKAAN SILINDER TERHADAP KOEFISIEN DRAG

Pengaruh Variasi Diameter O-ring pada Permukaan Silinder terhadap Koefisien Drag

Pengaruh Alur Berbentuk Segi Empat Pada Permukaan Silinder Terhadap Koefisien Drag Dengan Variasi Diameter Silinder

Pengaruh variasi jarak antar ring berbentuk segi empat pada permukaan silinder terhadap koefisien drag

Pengaruh Variasi Jarak Antar Ring Berpenampang Setengah Lingkaran Pada Permukaan Silinder Terhadap Koefisien Drag

PENGARUH VARIASI JARAK ANTAR RING BERPENAMPANG SETENGAH LINGKARAN PADA PERMUKAAN SILINDER TERHADAP KOEFISIEN DRAG

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: F-92

Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang

RENCANA PROPOSAL DISERTASI

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI SILINDER UTAMA

PENGARUH PENEMPATAN PENGHALANG BERBENTUK SEGITIGA DI DEPAN SILINDER DENGAN VARIASI KECEPATAN ALIRAN UDARA TERHADAP KOEFISIEN DRAG

Proceeding Seminar Nasional Thermofluid VI Yogyakarta, 29 April 2014

SOLUSI NUMERIK DARI PERSAMAAN NAVIER-STOKES

ABSTRAK 1. PENDAHULUAN

Study Eksperimental Jarak Terhadap Koefisien Tekanan Silinder Ganda Diposisikan Alined

Jurusan Teknik Mesin-Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2013

Sidang Tugas Akhir. Alfin Andrian Permana

Reduksi Gaya Drag Silinder Sirkular dengan Penambahan Square Disturbance Body Melalui Simulasi Numerik 2D Unsteady-RANS pada Reynold Number 34800

I. PENDAHULUAN liran eksternal viscous yang melintasi silinder akan menghasilkan gaya hambat (drag force) dan gaya angkat

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL EKSPERIMEN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-158

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN:

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA

Investigasi Eksperimental Pengaruh Posisi Relatif Antar Airfoil pada Airfoil Multi Komponen Pada Kondisi Aliran Masuk dengan Bilangan Reynolds Rendah

Proceeding Seminar Nasional Thermofluid VI Yogyakarta, 29 April 2014

TUGAS AKHIR - RM 1542

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN:

PERMASALAHAN DAN SOLUSI KONSTRUKSI BALIHO DI BANJARMASIN

STUDI EKSPERIMEN DAN NUMERIK TENTANG ALIRAN BOUNDARY LAYER YANG MELINTASI BUMP DENGAN RADIUS KELENGKUNGAN YANG KECIL

Wiwik Sulistyono, Naif Fuhaid, Ahmad Farid (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

Studi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melintasi Airfoil NASA LS-0417 yang Dimodifikasi dengan Vortex Generator

STUDI EKSPERIMEN dan NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KARAKTERISTIK BOUNDARY LAYER MELINTASI BUMP (Re = 21000)

PENELITIAN MEKANISME STALL AKIBAT PERKEMBANGAN GELEMBUNG SEPARASI PADA SAYAP NACA 0017 SECARA EKSPERIMEN Dl TEROWONGAN ANGIN SUBSONIK

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

PENGARUH JARAK ANTAR FIN PADA SILINDER BERSIRIP TERHADAP SEPARASI ALIRAN DI PERMUKAAN SILINDER DAN FIN

STUDI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN ALIRAN MELINTASI DUA SILINDER SIRKULAR DAN SILINDER ELIPS TERSUSUN TANDEM DAN INTERAKSINYA TERHADAP DINDING DATAR

Simulasi Numerik dengan Pendekatan 3D-URANS Aliran yang Melintasi Susunan Empat Silinder Sirkular Dekat Dinding pada Small-Gap

ANALISIS PENGARUH PERBANDINGAN DIAMETER MINOR DAN MAYOR ELIPS TERHADAP NILAI KOEFISIEN DRAG MENGGUNAKAN PROGRAM CFD

ANALISIS PENGARUH PERBANDINGAN DIAMETER MINOR DAN MAYOR ELIPS TERHADAP NILAI KOEFISIEN DRAG MENGGUNAKAN PROGRAM CFD

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA

TESIS (TM ) HERDI MUHAMMAD Dosen Pembimbing Dr. WAWAN ARIES WIDODO, ST., MT.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-5 1

Analisis Eksperimental dan Simulasi Numerik Karaktristik Aliran Fluida Melalui Silinder Persegi dan Segitiga

PENGARUH REYNOLD NUMBER ( RE ) TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA ( BERJARI JARI DAN PATAH )

Jur usan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

Studi Numerik Karakteristik Separasi dan Reattachment Aliran Di Belakang Gundukan (BUMP) Setengah Lingkaran. Setyo Hariyadi S.P. 1

KONTUR TEKANAN STATIS PADA DINDING SEPANJANG LALUAN FLUIDA SUATU KASKADE KOMPRESOR AKSIAL BLADE

STUDI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN ALIRAN MELINTASI DUA SILINDER SIRKULAR DAN SILINDER ELIPS TERSUSUN TANDEM DAN INTERAKSINYA TERHADAP DINDING DATAR

FakultasTeknologi Industri Institut Teknologi Nepuluh Nopember. Oleh M. A ad Mushoddaq NRP : Dosen Pembimbing Dr. Ir.

STUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT

Kajian Numerik: Pengaruh Ukuran Sistem Terhadap Gaya Hambat pada Silinder

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TEKANAN STATIK ALIRAN DI PERMUKAAN PITOT STATIK TEROWONGAN ANGIN TRANSONIK LAPAN

Tulisan pada bab ini menyajikan simpulan atas berbagai analisa atas hasil-hasil yang telah dibahas secara detail dan terstruktur pada bab-bab

Panduan Praktikum 2012

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SILINDER SIRKULAR SEBAGAI PENGGANGGU ALIRAN DI DEPAN SISI RETURNING BLADE TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN SAVONIUS

Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah

3. Lokasi peletakan wind tunnel hendaknya pada tempat tertutup, sehingga gangguan dari luar seperti angin dan hujan tidak mempengaruhi hasil

Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger

KATA PENGANTAR STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK KARAKTERISTIK ALIRAN MELINTASI PRISMA TERPANCUNG.

The Analysis of Velocity Flow Effect on Drag Force by Using Computational Fluid Dynamics

Analisis Komputasi Pengaruh Geometri Muka dan Kontrol Aktif Suction Terhadap Koefisien Tekanan Pada Model Kendaraan

PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIMPLE PADA LAMBUNG KAPAL UNTUK MENGURANGI TAHANAN KAPAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. fluida. Sifat-sifat fluida diasumsikan pada keadaan steady, ada gesekan aliran dan

Studi Eksperimental Tentang Pengaruh Perubahan Diameter Lubang Orifice Terhadap Karakteristik Boundary Layer Aliran Hilir

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Plat Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Tipe Savonius Terhadap Performa Turbin

tudi kasus pengaruh perbandingan rusuk b/a = 12/12, 5/12, 4/12, 3/12, 2/12, 1/12, 0/12 dengan Re = 3 x 10 4.

DINAMIKA FLUIDA II. Makalah Mekanika Fluida KELOMPOK 8: YONATHAN SUROSO RISKY MAHADJURA SWIT SIMBOLON

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

Simulasi Numerik Aliran Melintasi Susunan Empat Silinder Sirkular pada Rasio L/D= 3,0 Dekat Dinding

IRVAN DARMAWAN X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

ROTASI Volume 8 Nomor 1 Januari

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

Analisis Numerik Aliran Fluida di Sekitar Silinder Sirkular dengan Menggunakan Diskrititasi Order yang Berbeda

JURNAL. Analisis Penurunan Head losses Pada Belokan 180 Dengan Variasi Tube Bundle Pada Diameter Pipa 2 inchi

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK ALIRAN PADA AIRFOIL NACA 0015

Pendahuluan. Krida B et al., Analisis Penurunan Head Losses... Bagus Krida Pratama Mahardika 1, Digdo Listyadi Setiawan 2, Andi Sanata 2

KOEFISIEN RUGI-RUGI SUDDEN EXPANSION PADA ALIRAN FLUIDA CAIR

SIMULASI DAN PERHITUNGAN SPIN ROKET FOLDED FIN BERDIAMETER 200 mm

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

Studi Eksperimen dan Numerik Pengaruh Penambahan Vortex Generator pada Airfoil NASA LS-0417

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya semua fenomena aerodinamis yang terjadi pada. kendaraan mobil disebabkan adanya gerakan relative dari udara

BAB IV PENGOLAHAN DATA

STUDI PENGARUH MODEL MOBIL DAN VARIASI KECEPATAN ANGIN TERHADAP GAYA DRAG

SKRIPSI PENGARUH VARIASI BENTUK NOSE DAN SIRIP TERHADAP GAYA DRAG DAN GAYA LIFT PADA ROKET. Oleh : DEWA GEDE ANGGA PRANADITYA NIM :

PENGARUH PENGGUNAAN SPOILER PADA MODEL KENDARAAN SEDAN TERHADAP TEKANAN HISAP DALAM TEROWONGAN ANGIN ABSTRAK

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN

Transkripsi:

Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 4 No.. Oktober 010 (160-165) Pengaruh Penempatan Penghalang Berbentuk Silinder Pada Posisi Vertikal Dengan Variasi Jarak Horisontal Di Depan Silinder Utama Terhadap Koefisien Drag Si Putu Gede Gunawan Tista Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Badung e-mail: guntista@me.unud.ac.id Abstrak Salah satu cara untuk menghemat energi pada pesawat terbang dan bluff body lainnya adalah dengan mengurangi drag. Drag erat hubungannya dengan separasi aliran. Semakin awal terjadi separasi maka drag semakin meningkat. Oleh karena itu upaya yang dilakukan untuk mengurangi drag adalah dengan memanipulasi medan aliran fluida. Manipulasi aliran dilakukan dengan menempatkan penghalang berbentuk segitiga di depan silinder. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa pengaruh penempatan penghalang berbentuk silinder pada posisi vertikal dengan variasi jarak horisontal di depan silinder utama terhadap koefisien drag. Dalam penelitian ini pengujian dilakukan pada wind tunnel, yang terdiri dari blower, pipa pitot, manometer, pipa silinder, dan silinder penghalang. Penempatan penghalang dilakukan pada posisi vertikal (y=14 mm) dengan variasi jarak horisontal L/D = 1.41, L/D = 1.56, L/D = 1.7, L/D = 1.88, L/D =.03, L/D =.19, dan L/D =.81, terhadap silinder utama dengan diameter silinder penghalang adalah 8 mm. Bilangan Reynolds berdasarkan diameter silinder utama (D = 4 mm) adalah Re = 3.4 x 10 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan koefisien drag pada saat diberi penghalang silinder dibandingkan dengan tanpa diberi penghalang.. Nilai koefisien drag untuk silinder tanpa diberi penghalang yaitu 0.167. Sedangkan penurunan koefisien drag tertinggi adalah pada jarak L/D = 1.7 yaitu sebesar 0,0593 yang berarti besarnya penurunan koefisien drag adalah 64.5% dibandingkan dengan tanpa penghalang. Kata Kunci : Silinder Penghalang, Posisi dan Jarak Penghalang,Separasi, Pengurangan Drag. Abstract One of the ways to reduce energy consumption on the air plane and the other bluff bodies are by decreasing the drag. Drag is closely related to the flow separation. The earlier separation, then the drag will increase more. Based of the fact the effort to decrease drag is conducted by manipulating the field of fluid flow. Stream manipulation was be done by installing cylindrical obstacle in front of main cylinder. The purpose of this research is to analyze the effect of placement cylindrical obstacle at vertical position in the various horizontal distance in front of main cylinder on drag coefficient. In this research, the experiment was conducted in the wind tunnel, which consisted of blower, pitot pipe, manometer, cylinder pipe, and cylinder rod. The cylindrical obstacle was positioned at vertical (y=14 mm) in the various horizontal distance L/D = 1.41, L/D = 1.56, L/D = 1.7, L/D = 1.88, L/D =.03, L/D =.19, and L/D =.81 by upstream from the main cylinder. Diameter cylinder obstacle was 8 mm.. The Reynolds number based on the main cylinder diameter (D = 4 mm) was Re = 3.4 x 10 4. The research results showed that the cylinder rod could decrease the drag coefficient of main cylinder. Drag coefficient for cylinder without cylinder rod was 0.167 while the biggest decrease of coefficient of drag with cylindrical obstacle was happened at L/D = 1.7 which was 0,0593. It means that the drag coefficient of main cylinder with cylindrical obstacle was 64.5% lower than the cylinder alone. Keyword : cylinder obstacle, Position and distance obstacle, Separation, Drag Reduction. 1. PENDAHULUAN Fenomena gerakan aliran fluida melintasi suatu benda (bluff body) memegang peranan penting dalam aplikasi engineering seperti pada penukar kalor, pembakaran, dan alat transportasi. Sebagai contoh, dalam dunia transportasi seperti pesawat udara, mobil atau kapal laut. Apabila drag yang besar dapat dikurangi maka energi yang dibutuhkan untuk bergerak dapat diperkecil, sehingga banyak sekali bahan bakar dapat dihemat [7]. Dalam aplikasi teknik, banyak sekali konstruksi yang menggunakan silinder, hal ini telah mendorong banyak peneliti untuk melakukan penelitian tentang aliran melintasi silinder. Oleh karenanya, sampai saat ini penelitian aliran melintasi silinder tetap sebagai salah satu yang penting dalam mekanika fluida [1]. Sehingga, penting untuk melakukan studi dengan silinder sebagai obyek. Aliran eksternal viscous yang mengalir melalui silinder akan mengalami stagnasi, lapisan batas, separasi (pemisahan) dan wake di belakang silinder. Untuk benda yang bergerak dalam fluida viscous, gaya drag (gaya hambat) dan gaya lift (gaya angkat) erat hubungannya dengan separasi aliran [] 160

Si Putu Gede Gunawan Tista/Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 4 No.. Oktober 010 (160-165) Adanya separasi aliran akan menyebabkan timbulnya wake di belakang silinder yang mengakibatkan drag (hambatan). Semakin cepat terjadinya separasi aliran, wake akan semakin lebar sehingga drag semakin besar. Pada umumnya, teknik pengontrolan aliran fluida pada benda tumpul (bluff body) diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu metode pengontrolan pasif dan aktif. Metode pengontrolan aktif mengontrol aliran fluida dengan cara mensuplai energi dari luar seperti penambahan hembusan jet, sedangkan metode pengontrolan pasif mengontrol aliran fluida dengan cara memodifikasi bentuk bluff body dengan cara menempatkan alat tambahan seperti batang pengontrol atau dengan menempelkan elemen tambahan ke bluff body untuk menambah kekasaran permukaan. Metode pengontrolan aktif memerlukan peralatan yang kompleks untuk mensuplai energi dari luar kepada aliran. Oleh karena itu, metode pengontrolan pasif lebih mudah untuk diaplikasikan. Besarnya pengaruh dari parameter parameter diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan menempatkan penghalang pada posisi vertikal. Tujuan dari penlitian ini adalah menganalisa pengaruh penempatan penghalang berbentuk silinder pada posisi vertikal dengan variasi jarak horisontal di depan silinder utama terhadap koefisien drag. Beberapa penelitian tentang drag yang mendukung penelitian ini antara lain: Lee, et al. (004), meneliti pengaruh pemasangan batang kontrol kecil pada upstream dari silinder dengan fokus pada karakteristik drag dan struktur aliran. Bilangan Reynold berdasarkan silinder utama (D = 30 mm) adalah sekitar Re = 0000.Diameter batang kontrol diubah-ubah dari 4 sampai 8, sedangkan panjang jarak puncak L adalah 45, 50, 55, 60, 6.5, 65, 70, 90, 105, dan 10 mm. Pengurangan koefisien drag dari silinder utama adalah 9% dari kasus tanpa batang kontrol. Maksimum pengurangan koefisien total drag dari seluruh sistem meliputi silinder utama dan batang kontrol sekitar 5% pada rasio jarak puncak L/D= 1,833 dengan diameter batang kontrol d/d = 0,33. Tsutsui & Igarashi (00), mengkaji aliran sekitar silinder dengan menempatkan batang kecil pada upstream dari silinder. Diameter silinder adalah D = 40 mm, dan diameter batang d rentangnya dari 1 sampai 10 mm. Jarak antara sumbu silinder dan batang, L adalah 50 10 mm. Angka Reynold didasarkan pada D rentang dari 1,5 x 10 4 sampai 6, x 10 4. Terjadi dua pola aliran dengan dan tanpa vortex shedding dari batang. Pola aliran berubah tergantung pada diameter batang, posisi, dan angka Reynold. Kondisi optimum dari pengurangan drag adalah pada d/d = 0,5, L/D = 1,75,0. Pada kondisi ini vortex tidak tumpah dari batang dan lapisan geser dari batang menempati muka depan dari silinder. Pengurangan total drag yang meliputi drag dari batang adalah 63% dibandingkan dengan yang satu silinder. Bouk, dkk (1998), melakukan studi eksperimental menggunakan silinder kecil sebagai pengontrol pasif untuk mengurangi gaya drag pada silinder utama. Hasil eksperimental mereka menunjukkan bahwa rata-rata penurunan gaya hambat maksimum sekitar 48% relatif terhadap silinder tunggal (tanpa pengontrol pasif).. DASAR TEORI.1. Aliran Melintasi Silinder Aliran inkompresibel melintasi silinder dapat dilihat pada gambar 1. (a) Aliran Viscous (b) Aliran Inviscid Gambar 1. Kualititatif aliran pada suatu silinder [3] Gambar 1.a. menunjukkan aliran viscous pada suatu silinder, streamlines adalah simetris. Titik A adalah titik stagnasi yang selanjutnya terjadi boundary layer. Dari titik A ke titik B terjadi kenaikan kecepatan yang berakibat penurunan tekanan dan selanjutnya dari titik B ke titik C terjadi penurunan kecepatan yang berarti terjadi kenaikan tekanan PC > PB. Di titik C momentum aliran tidak mampu melawan tegangan geser sehingga menyebabkan pecahnya boundary layer. Titik C disebut dengan point of separation. Diantara titiktitik atau tempat-tempat pemisahan boundary layer terjadi suatu kawasan yang disebut dengan wake. Makin besar wake makin besar terjadi perbedaan gaya didepan dan dibelakang silinder berakibat makin besar gaya seret aliran silinder terhadap silinder. Aliran inviscid digambarkan pada Gambar 1b. terlihat bahwa streamlines simetris, terjadi slip pada permukaan silinder dan perbedaan besar kecilnya kecepatan aliran ditunjukkan oleh rapat longgarnya streamlines yang ada dan juga tidak terjadi wake sehingga tidak terjadi gaya seret pada silinder. Pengaruh turbulensi pada separasi aliran yang melintasi silinder dapat dilihat pada Gambar. Gambar. Pengaruh turbulensi pada separasi [4] 161

Si Putu Gede Gunawan Tista/Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 4 No.. Oktober 010 (160-165) Karena momentum fluida dalam lapisan batas turbulen lebih besar daripada lapisan batas laminar, maka kemampuannya untuk melawan tegangan geser lebih besar sehingga akan lebih mampu untuk menunda yang menyebabkan separasi, itu layak untuk mengharapkan transisi. Jika RE D x 10 5, lapisan batas tetap laminar, dan separasi terjadi pada 80 o. tetapi, jika RE D x 10 5, terjadi transisi lapisan batas, dan separasi ditunda sampai 140 o... Koefisien Drag Drag yaitu hambatan dari aliran pada suatu benda. Drag ini merupakan hambatan dari gerakan suatu benda dan hambatan ini dapat terjadi juga pada dinding pipa tempat mengalirnya fluida. Energi harus diberikan untuk mengatasi drag serta untuk mempertahankan gerakan relatif antara benda dan aliran fluida serta untuk menghambat terjadinya deformasi pada suatu benda yang disebabkan drag. Perbedaan antara tekanan tinggi di daerah stagnasi di depan dengan tekanan di daerah belakang memberikan sumbangan seretan yang besar, yang disebut drag tekanan. Ini ditambahkan pada integrasi tegangan geser atau drag gesekan benda tadi yang lebih rendah, dengan kata lain keofisien drag dapat dibagi dalam dua macam : 1. Keofisien drag yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara bagian di depan dan di belakang bodi di sebut pressure drag.. Keofisien drag yang disebabkan aleh gesekan permukaan bodi dengan fluida disebut friction drag Persamaan keofisien drag pada suatu penghalang [6]: C D = C D, tek + C D, gesekan (1) Untuk C D, gesekan karena kecil diabaikan maka : Drag C D = () 1 ρ U A Keterangan : Drag = Gaya drag (N) = Densitas fluida (kg/m 3 ) U = Kecepatan aliran (m/s) A = Luas penghalang (m ) ) Sedangkan persamaan keofisien tekanan adalah [5] : P Po (3) Cp = 1 Uo ρ Dengan : P = Tekanan permukaan (N/m ) Po = Tekanan statik lingkungan (N/m ) Uo = Kecepatan aliran bebas (m/s) = Densitas fluida (kg/m 3 ) Keofisien drag yang bekerja pada silinder utama diperoleh dengan mengintegralkan tekanan permukaan pada silinder [5]: ( P Po) da C D = (4) 1 puo DC Dengan : P = Tekanan permukaan silinder (N/m ) Po = Tekanan statik (N/m ) C = Panjang silinder (m) D = Diameter silinder (m) Uo = Kecepatan aliran bebas (m/s) = Densitas fluida (kg/m 3 ) 3. METODE PENELITIAN 3.1. Alat Uji Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah: 1. Lorong Udara (wind tunnel). Pipa Pitot 3. Manometer 4. Segitiga Penghalang 5. Silinder 6. Blower Adapun susunan alat uji pada gambar 3. U o Uo d 1 3 4 L Gambar 3. Pengukuran Pada Wind Tunnel Keterangan gambar : 1. Penghalang berbentuk silinder. Silinder utama 3. Pitot pengukur tekanan total 4. Manometer tekanan statis 5. Manometer tekanan permukaan sekeliling silinder Cara Kerja Dan Teknik Pengambilan Data Aliran udara yang dihembuskan oleh blower mengalir dalam wind tunnel dan melintasi silinder Y 5 D X 16

Si Putu Gede Gunawan Tista/Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 4 No.. Oktober 010 (160-165) penghalang dengan diameter 8 mm yang diletakkan pada posisi vertikal (y = 14 mm) dan mengenai silinder utama berdiameter 3 mm.permukaan silinder utama dilubangi sebanyak 36 lubang dengan diameter lubang 1 mm, dan dihubungkan dengan selang berdiameter mm ke manometer U berdiameter 6 mm, untuk mengukur tekanan permukaan (P) (alat ukur 5). Pembacaan manometer dilakukan secara manual. Kecepatan aliran udara wind tunnel diukur dengan pipa pitot (3) dengan diameter pipa mm yang membaca tekanan total, sedangkan alat ukur (4) yang dihubungkan dengan selang berdiameter mm untuk mengukur tekanan statis (P o ) yang juga dibaca secara manual. Kecepatan udara bebas U o diproses dari tekanan dinamik yakni selisih antara tekanan total dan tekanan statik. Prosedur Pengambilan Data Prosedur pengambilan data dilaksanakan setelah menentukan atau mengatur semua instrument yang mendukung dalam proses pengambilan data. Langkah-langkah yang diambil antara lain: 1. Meletakkan silinder utama pada posisi y=0 dan silinder penghalang pada posisi vertikal (y=14 mm) di dalam wind tunnel di depan saluran subsonik. Menghidupkan blower 3. Setelah blower berjalan stasioner dilakukan pengambilan data 4. Pengambilan data distribusi tekanan dengan variasi jarak penghalang berbentuk silinder dalam arah horizontal, dilakukan dengan mengambil data pada permukaan silinder utama dengan interval 10 o, juga pengambilan data kecepatan aliran bebas di depan dari saluran subsonik, demikian juga pengukuran tekanan statik. C P 1.5 1 0.5 0 0 60 10 180 40 300 360-0.5-1 -1.5 - Sudut () Tanpa Penghalang L/D=1.41 L/D=1.56 L/D=1.7 L/D=1.88 L/D=.03 L/D=.19 L/D=.81 Gambar 4. Grafik Hubungan Koefisien Tekanan (Cp) Terhadap Sudut Silinder () dengan tanpa Penghalang dan dengan Penghalang Pada Posisi Vertikal (y=14) dan Variasi Jarak Kearah Horisontal. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dengan kecepatan udara bebas U o = 15.49 m/s dengan bilangan Reynold Re = 3.4x 10 4 adalah seperti terlihat pada gambar 4 Pada gambar 4. memperlihatkan distribusi koefisien tekanan Cp pada sekeliling permukaan silinder utama () pada d/d = 0.5 posisi y = 14 mm. Simbul () pada gambar 4. merupakan tanpa penghalang, tekanan terbesar pada titik stagnasi ( sudut = 0 o ) pada Cp = 1.33, setelah stagnasi, cenderung penurunan tekanannya rendah pada sudut = 80 o dengan Cp = -1.08, akibat peningkatan kecepatan aliran setelah stagnasi rendah. Kemudian tekanan meningkat sampai = 110 o pada Cp = -0.949, karena kecepatan aliran menurun. Simbul () pada gambar 4. merupakan jarak L/D = 1.41, tekanan stagnasi cenderung turun sedikit (sudut = 0 o ) pada Cp = 1.33. Setelah stagnasi tekanannya turun cukup tajam dari tanpa penghalang pada sudut = 80 o dengan Cp = -1.499, karena kecepatan aliran meningkat. Kemudian tekanan meningkat sampai sudut = 160 o pada Cp = -0.633, karena kecepatan aliran menurun, setelah itu tekanan turun, namun meningkat lagi pada sudut = 180 o dengan Cp = -0.533, hal ini kemungkinan disebabkan adanya vortek dibelakang silinder. Sedangkan pada sisi sebelah kanan penurunan tekanan tidak lebih rendah dari tanpa penghalang pada sudut = 90 o dengan Cp = -0.699. Simbul () pada gambar 4. merupakan jarak L/D = 1.56, tekanan stagnasi cenderung turun sedikit (sudut = 0 o ) pada Cp = 1.67. Setelah stagnasi tekanan turun lebih tajam dari tanpa penghalang pada sudut = 80 o pada Cp = -1.667, karena kecepatan aliran meningkat. Kemudian tekanan meningkat sampai sudut = 170 o pada Cp = -0.467, karena kecepatan aliran menurun. Setelah itu tekanan turun, namun meningkat lagi pada sudut = 190 o dengan Cp = -0.433, hal ini disebabkan adanya vortek dibelakang silinder. Sedangkan pada sisi sebelah kanan penurunan tekanan tidak lebih tajam dari tanpa penghalang pada sudut = 90 o dengan Cp = -0.683. Simbul ( ) pada gambar 4. merupakan jarak L/D = 1.7, tekanan stagnasi cenderung turun sedikit (sudut = 0 o ) pada Cp = 1.33. Setelah stagnasi tekanan turun lebih tajam dari tanpa penghalang pada sudut = 80 o pada Cp = -1.699, karena kecepatan aliran meningkat. kemudian tekanan meningkat sampai sudut = 160 o pada Cp = -0.583, karena kecepatan aliran menurun. Setelah itu tekanan konstan, namun meningkat lagi hingga sudut = 180 o dengan Cp = -0.499, hal ini disebabkan adanya vortek dibelakang silinder. Sedangkan pada sisi sebelah kanan penurunan tekanan tidak lebih tajam dari tanpa penghalang pada sudut = 90 o dengan Cp = -0.667. Simbul ( ) pada gambar 4. merupakan jarak L/D = 1.88, tekanan stagnasi cenderung turun sedikt (sudut = 0 o ) pada Cp = 1.33. Setelah stagnasi tekanan turun lebih tajam dari tanpa penghalang pada sudut = 80 o pada Cp = -1.667, karena kecepatan 163

Si Putu Gede Gunawan Tista/Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 4 No.. Oktober 010 (160-165) aliran meningkat. kemudian tekanan meningkat sampai sudut = 160 o pada Cp = -0.583, karena kecepatan aliran menurun, sedangkan pada sisi sebelah kanan penurunan tekanan tidak lebih tajam dari tanpa penghalang pada sudut 90 o dengan Cp = -0.667. Simbul () gambar 4. merupakan L/D =.03, tekanan stagnasi cenderung turun sedikit (sudut = 0 o ) pada Cp = 1.49. Setelah stagnasi tekanan turun lebih tajam pada sudut = 80 o pada Cp = -1.499, karena kecepatan aliran meningkat. Kemudian tekanan meningkat sampai sudut = 160 o pada Cp = -0.533, karena kecepatan aliran menurun, sedangkan pada sisi sebelah kanan penurunan tekanan tidak lebih tajam dari tanpa penghalang pada sudut = 90 o dengan Cp = -0.658. Simbul ( ) pada gambar 4.11 merupakan L/D =.19, tekanan pada titik stagnasi cenderung turun sedikit (sudut = 0 o ) pada Cp = 1.35. Setelah stagnasi tekanan turun lebih tajam dari tanpa penghalang pada sudut = 80 o pada Cp = -1.667, karena kecepatan aliran pada meningkat. Kemudian tekanan meningkat sampai sudut = 160 o pada Cp = -0.583, karena kecepatan aliran menurun, setelah itu tekanan turun, namun meningkat lagi hingga sudut = 180 o dengan Cp = -0.533. Sedangkan pada sisi sebelah kanan penurunan tekanan tidak lebih tajam dari tanpa penghalang pada sudut 90 o dengan Cp = -0.699. Simbul ( ) pada gambar 4.11 merupakan jarak L/D =.81, tekanan pada titik stagnasi cenderung sedikit turun (sudut 0 o ) pada Cp = 1.35. Setelah stagnasi tekanan turun terjadi pada sudut = 80 o pada Cp = -1.667, karena kecepatan aliran meningkat pada titik stagnasi, tekanan meningkat sampai sudut = 170 o pada Cp = -0.667, karena kecepatan aliran menurun, sedangkan pada sisi sebelah kanan penurunan tekanan tidak lebih tajam dari tanpa penghalang pada sudut = 90 o dengan Cp = -0.75.. CD 0. 0.15 0.1 0.05 0 0 0.5 1 1.5.5 3 Tanpa Penghalang L/D Penghalang d/d=0.5 Gambar 5. Grafik Hubungan Koefisien Drag (CD) terhadap Jarak Horisontal (L/D), dengan penghalang (pada d/d=0.5) dan tanpa penghalang pada posisi Vertikal (y=14) Gambar 5. menunjukkan grafik hubungan Koefisien drag (CD) terhadap jarak penghalang (L/D) dengan penghalang dan tanpa penghalang. Adanya penghalang menyebabkan terjadi penurunan koefisien drag yang lebih besar dibandingkan tanpa penghalang. Hal ini disebabkan dengan adanya penghalang menyebabkan pola aliran berubah menjadi turbulen dan juga timbul vortek, yang mengakibatkan kecepatan aliran atau momentum meningkat sehingga mampu mengatasi tegangan geser yang terjadi dan separasi aliran bisa ditunda. Semakin jauh jarak penghalang, semakin besar koefisien drag, hal ini disebabkan semakin jauh jarak penghalang terjadi kehilangan energi kinetik yang cukup besar sehingga kecepatan aliran melintasi silinder menjadi rendah. Pada jarak dari L/D=1.41, 1.56, 1.7. koefisien drag cenderung turun hal ini disebabkan terjadi kenaikan kecepatan aliran yang melintasi silinder akibat pola aliran yang turbulen dan juga timbul vortek. Pada jarak L/D=1.88, koefisien drag meningkat, pada fase ini mulai terjadi penurunan energi kinetik karena jarak semakin jauh, sehinggga kecepatan aliran melintasi silinder rendah. Namun pada jarak L/D=.03 koefisien drag turun lagi, hal ini mungkin disebabkan adanya vortek dibelakang silinder yang cukup besar mendorong silinder ke depan. Pada jarak L/D=.19 dan L/D=.81 koefisien drag cenderung meningkat, karena semakin jauh jarak penghalang terjadi kehilangan energi kinetik yang cukup signifikan sehingga kecepatan aliran melintasi silinder rendah. Penurunan koefisien drag terbesar terjadi pada jarak penghalang L/D=1.7 dengan nilai koefisien drag CD=0.0593, dengan prosentase penurunan koefisien drag sebesar 64.5% dibandingkan tanpa penghalang. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Adanya penghalang menyebabkan koefisien drag mengalami penurunan dibandingkan tanpa penghalang. Semakin jauh jarak penghalang dari silinder utama koefisien drag semakin meningkat 3. Koefisien drag terkecil terjadi pada jarak penghalang L/D=1.7, besarnya prosentase penurunan 64.5% dibandingkan tanpa penghalang. DAFTAR PUSTAKA [1] Bouak, F., and Lemay, J, (1998), Passive Control of the Aerodynamics Forces Acting on a Circular Cylinder, ExperimentalThermal and Fluid Science, 16, pp. 11-11. [] Chew, Y.T. L S Pan, & T S Lee. (1997), Numerical Simulation of the Effect of a Moving Wall on Separation of Flow Past a Symetrical Aerofoil, Ameche, 1. [3] Fox, Robert W, McDonald. (1994), Inroduction to Fluid Mechanics. New York: John Wiley & Sons, INC. 164

Si Putu Gede Gunawan Tista/Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 4 No.. Oktober 010 (160-165) [4] Incropera, F. P. & D. P. Dewitt. (1981), Fundamental of Heat and mass Transfer, John Wiley & Sons, New York. [5] Lee, S., S.Lee, & C. Park. (004). Reducing The Drag on a Circular Cylinder by Upstream Installation of a Small Control Rod, Fluid Dynamics Research, 34:33-50. [6] White, F.M, 1999. Fluid Mechanics, McGraw-Hill, Inc. New York [7] Tsutsui, T. & T. Igarashi, 00. Drag Reduction of a Circular Cylinder in an Air- Stream, Journal of Wind Engineering and Industrial Aerodynamics, 90: 57-541. 165