PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

dokumen-dokumen yang mirip
Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

PENGARUH ANNEALING TERHADAP LAS MIG DENGAN GAS PELINDUNG CO2 (100%) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO DAN MAKRO PADA BAJA STAM 390 G

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

BAB IV DATA DAN ANALISA

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

PENGARUH VARIASI AMPERE PENGELASAN PLAT BAJA ST 36 TERHADAP BEBAN TEKAN BENGKOK DAN KERUSAKAN PERMUKAAN

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

PENGARUH POLA GERAKAN ELEKTRODE DAN POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKERASAN HASIL LAS PADA BAJA ST60

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

BAB II KERANGKA TEORI

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

Journal of Mechanical Engineering Learning

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

PENGARUH HASIL PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA ST 42

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

ANALISA PENGARUH PENGELASAN FCAW PADA SAMBUNGAN MATERIAL GRADE A DENGAN MATERIAL GRADE DH 36. Oleh :

STUDI KARAKTERISTIK PENGELASAN SMAW PADA BAJA KARBON RENDAH ST 42 DENGAN ELEKTRODA E 7018

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh arus pengelasan

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

Kata kunci : tegangan sisa, HAZ, SMAW.

PENGARUH KELEMBABAN FLUKS ELEKTRODA E 6013 LAS SMAW PADA KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPUL BAJA PADUAN BERKEKUATAN TARIK TINGGI AISI 4340

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

PENGARUH PREHEAT DAN POST WELDING HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA BAJA AMUTIT K-460

ANALISA PENGARUH TEBAL PELAT PADA PENGELASAN LISTRIK TERHADAP KEKERASAN DAERAH HAZ BAJA KARBON St-37. By Nurfa Anisa Universitas Soerjo

PERBEDAAN KEKUATAN TARIK DAN JENIS PATAHAN SAMBUNGAN LAS GMAW BAJA KARBON RENDAH (ST 37) AKIBAT PROSES NORMALIZING

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

Gambar 4.1. Hasil pengamatan struktur mikro.

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

Journal of Mechanical Engineering Learning

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

Chamdani Achmad

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

KAJIAN EKSPERIMEN PENGUJIAN TARIK BAJA KARBON MEDIUM YANG DISAMBUNG DENGAN LAS SMAW DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT

PENGARUH HEAT TREATMENT

Kajian Kekuatan Baja Paduan Rendah Yang Dilas Listrik Elektroda Terbungkus Dengan Kampuh V Dan Elektroda Rd 320 E.6013 Panas yang t erjadi t idak cuku

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR ANNEALING TERHADAP KEKERASAN SAMBUNGAN BAJA ST 37

16 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN

BAB II LANDASAN TEORI

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

STUDI PENGARUH BESARNYA ARUS LISTRIK TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KEKUATAN IMPAK PADA BAJA KARBON RENDAH JENIS SB 46

PENGARUH PROSES ANNEALING PADA HASIL PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA KARBON RENDAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

KATA PENGANTAR. Sidoarjo, Desember Fakultas. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 1

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN. tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag yang terbentuk.

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

KARAKTERISASI SIFAT FISIS DAN MEKANIS SAMBUNGAN LAS SMAW BAJA A-287 SEBELUM DAN SESUDAH PWHT

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN.

Transkripsi:

C.8 PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41 Fauzan Habibi, Sri Mulyo Bondan Respati *, Imam Syafa at Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang 50236 * bondan@unwahas.ac.id Abstrak Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak dapat dipisahkan dari pengelasan karena mempunyai peranan penting dalam rekayasa dan reparasi logam. Pembangunan konstruksi dengan logam pada masa sekarang ini banyak melibatkan unsur pengelasan khususnya bidang rancang bangun karena sambungan las merupakan salah satu pembuatan sambungan yang secara teknis memerlukan ketrampilan yang tinggi bagi pengelasnya agar diperoleh sambungan dengan kualitas baik maka harus ada beberapa hal yang harus diperhatikan salah satunya adalah elektroda yang digunakan dalam proses pengelasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan kondisi elektroda terbungkus terhadap pengelasan SMAW pada baja karbon rendah ST 41 berbentuk plat, dengan elektroda E7016. Pada jenis elektroda yang digunakan terlebih dahulu dipanaskan dengan temperatur 100 C,120 C,140 C,160 C,180 C dan pemanasan di bawah sinar matahari. Setelah itu plat dilas menggunakan elektroda tersebut. Kemudian plat yang sudah dilas dibuat sepesimen uji tarik dan diuji tarik, Pada daerah haz difoto mikro. Hasil pengujian tarik yang paling baik adalah pada temperatur 180 C. Semakin tinggi suhu pemanasan elektroda maka strukturnya lebih halus. Kata kunci : Pegelasan, Pemanasan Elektroda, Sifat Mekanik 1. PENDAHULUAN Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas yang menyebabkan logam disekitar lasan mengalami sirkulasi thermal, sehingga logam disekitar lasan mengalami perubahan metalurgi yang rumit, deformasi dan tegangan-tegangan thermal. Hal ini erat hubungannya dengan ketangguhan, cacat las dan retak serta mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan dari kontruksi yang di las. (Suharto, 1991). Adanya energi panas yang diterima oleh logam pada proses pengelasan mengakibatkan perubahan-perubahan mulai dari struktur mikro sampai dengan ekspansi dan kontruksi secara mikro. Perubahan struktur mikro ini, akan berpengaruh pada sifat-sifat mekanik logam tersebut. Sifat-sifat mekanik ini diantaranya adalah kekuatan, keuletan, ketangguhan, dan kekerasan. (Wiryosumarto, 2000). Salah satu penyebab terjadinya cacat hasil pengelasan disebabkan oleh jenis dan kondisi elektroda yang digunakan pada proses pengelasan. Elektroda juga mempengaruhi ketangguhan, kekerasan dan kekuatan tarik dari hasil pengelasan tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi perhatian adalah pengaruh pemanasan elektroda pengelasan terhadap kekuatan tarik logam yang dilas. Selanjutnya untuk mengetahui apakah hasil dari pengelasan tersebut benar-benar baik dan maksimal sehingga dapat untuk diterapkan dalam penggunaan, maka diperlukan pengujian hasil pengelasan. Untuk mengetahui kekuatan las diperlukan pengamatan pada daerah HAZ. 1.1. LANDASAN TEORI Daerah Pengaruh Panas ( HAZ) Logam akan mengalami pengaruh pemanasan akibat pengelasan dan mengalami perubahan struktur mikro disekitar daerah lasan. Bentuk struktur mikro bergantung pada temperatur tertinggi yang dicapai pada pengelasan, kecepatan pengelasan dan laju pendinginan daerah lasan. Daerah logam yang mengalami perubahan struktur mikro akibat mengalami pemanasan karena pengelasan disebut daerah pengaruh panas (DPP), atau Heat AffecteZone (HAZ). Daerah hasil pengelasan yang akan ditemui bila kita melakukan pengelasan, ( lihat Gambar 1 ) : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 43

Perlakuan Pemanasan Awal Elektroda terhadap Sifat Mekanik dan (Habibi dkk.) 1. Logam Las (Weld Metal), 2. Fusion Line, 3. HAZ (Heat Affected Zone), 4. Logam Induk (Parent Metal) Gambar 1 Daerah Las (Ahmad dan hasman, 1994) HAZ merupakan daerah yang dipengaruhi panas dan juga logam dasar yang bersebelahan dengan logam las yang selama proses pengelasan mengalami siklus termal pemanasan dan pendinginan cepat, sehingga terjadi perubahan struktur akibat pemanasan tersebut disebabkan daerah yang mengalami pemanasan yang cukup tinggi. Daerah HAZ merupakan daerah paling kritis dari sambungan las, karena selain berubah strukturnya juga terjadi perubahan sifat pada daerah ini. Daerah HAZ perlu diketahui kekuatan mekaniknya dengan cara pengujian tarik. Selain kekuatan mekanik perlu diamati strukurnya dengan uji strukturmikro. 2. METODE PENELITIAN 2.1. Material dan Dimensi Spesimen Bahan yang dipilih pada penelitian ini adalah baja karbon rendah. Dari hasil pengujian komposisi yang telah dilakukan di Politeknik Manufaktur (Polman) Ceper Klaten diketahui karbonnya Baja karbon ini dibentuk menjadi spesimen uji tarik sesuai standar JIS Z 22021. Tabel 2.1 komposisi kimia material Fe C Si Mn S P Ni Cr 99,2 0,0649 0,0592 0,624 0,0110 <0,0005 0,0561 0,0287 2.2. Spesimen Uji Kekuatan Tarik Spesimen pengujian tarik mengacu pada spesimen berbentuk plat menggunakan standard pengujian JIS Z 2201 dengan jumlah 24 buah. Gambar 2 spesimen uji tarik 2.3. Alur Penelitian Urutan dalam penelitian ini dimulai dari pemanasan elektroda untuk mengurangi kandungan hidrogen di dalamnya, seperti terlihat pada gambar 2 44 ISBN 978-602-99334-4-4

kekuatan tarik (kg/mm2) C.8 Gambar. 2 Alur penelitian Baja dilas terlebih dahulu kemudian dibuat spesimen untuk uji tarik setelah diuji tarik terus dilakukan pengamatan pada daerah haz dengan cara foto mikro. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Uji Tarik Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis dari material baja karbon ST 41 sebagai material uji dalam penelitian ini. Data hasil uji laboratorium, dilukiskan pada gambar 4 40 35 30 25 20 15 10 5 0 0 50 100 150 200 Suhu pemanasan elektroda,ᴼc Gambar. 4 Grafik kekuatan tarik Dari hasil pengujian tarik yang telah dilakukan bahwa kekuatan tarik paling tinggi adalah pada suhu pemanasan elektroda 180 C menghasilkan kekuatan tarik sebesar 33.379 kg/mm 2. Sedangkan pada suhu pemanasan 160 C kekuatan tariknya adalah 28.574 kg/mm 2 mengalami penurunan yang disebabkan oleh cacat pada sambungan las. 3.2. Stuktur mikro Pengamatan metalografi dilakukan untuk mengetahui sturktur mikro suatu spesimen sehingga kita dapat mengetahui sifat dan karakteristik benda tersebut sebelum dan sesudah proses pengelasan, sehingga memudahkan kita dalam menganalisa struktur mikro spesimen tersebut. Hasil pengujian ini merupakan data pendukung atau data penguat terhadap pengujian tarik yang dilakukan. Pengamatan hasil lasan pada daerah HAZ menggunakan foto struktur mikro seperti Gambar 5 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 45

Perlakuan Pemanasan Awal Elektroda terhadap Sifat Mekanik dan (Habibi dkk.) a b c d e f a(28),b(100),c(120),d(140),e(160),f(180) C Gambar 5 Daerah HAZ Pada Gambar 5, menunjukkan bahwa struktur antara perlit dan ferrit ini hampir dominan ferrit. Pada daerah ini merupakan daerah yang terkena pengaruh panas dari pengelasan sehingga strukturnya kelihatan lebih padat antara perlit dan ferrit. Pada pengujian ini dilakukan pembesaran sebesar 200 x. pada pembesaran ini bisa lebih jelas melihat kandungan yang terdapat pada daerah HAZ. Perbedaan struktur mikro pada pemanasan elektroda suhu 28 C sampai 180 C adalah pada suhu 28 C butiran ferit agak kasar sedangkan pada suhu 180 C butiran ferit lebih halus diantara yang lain. 3.3. Pembahasan Dari hasil penelitian dan pengujian yang telah dilakukan sebanyak 24 sepesimen pengujian tarik dan pengujian struktur mikro terhadap pengaruh pemanasan elektroda pada suhu 28 C, 100 C, 120 C, 140 C, 160 C dan 180 C. Dimana untuk kekuatan tarik rata-rata atau kekuatan keseluruhan, untuk kekuatan tarik yaitu 33.379 kg/mm 2 sedangkan untuk kuat ulurnya 28.674 46 ISBN 978-602-99334-4-4

C.8 kg/mm 2 dan untuk regangannya 21.0155 %. Jumlah rata-rata ini belum melebihi standar kekuatan tarik logam dasar ini menunjukkan penggunaan elektroda tersebut kurang maksimal terhadap kekuatan pelat itu sendiri. Struktur mikro yang terbentuk adalah ferit dan perlit dan pada sempel ini dominan oleh struktur ferit. Butiran yang terbentuk memanjang atau disebut dengan struktur kolom. Hal ini disebabkan karena pada saat pembekuan logam las dimulai pada daerah yang bersentuhan dengan logam induk, yaitu ketika panas dari logam cair yang bersentuhan dengan logam induk akan mendingin terlebih dahulu sampai titik beku, dimana kemudian inti-inti kristal tumbuh. Bagian tengah dari logam las akan membeku lebih lambat dari pada bagian luar (bagian yang bersentuhan dengan logam induk), sehingga kristal-kristal tumbuh memanjang seperti kolom, seperti yang terlihat pada Gambar 5. Struktur yang terkandung pada spesimen uji. 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari hasil analisa data percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: a. Dari hasil pengelasan pengujian ini diketahui bahwa lokasi putus sewaktu pengujian tarik dilakukan terhadap hasil pengelasan adalah terjadi pada daerah HAZ. Hal ini dikarenakan HAZ adalah daerah yang mengalami perubahan akibat siklus termal pengelasan, oleh sebab itu putus akibat tarikan terjadi pada daerah HAZ. b. Semakin tinggi suhu pemanasan elektroda maka hasil pengelasan semakin baik,dapat kita lihat perbandingan butiran pada struktur mikronya. 4.2. Saran a. Jika mengelas dengan elektroda E7016 sebaiknya menggunakan arus dari 115 sampai 165, karena jika kurang maka penembusan yang terjadi akan kecil dan jika lebih dari 165 Amper akan menyebabkan busur listrik yang tejadi tinggi sekali sehingga akan menyebabkan pencairan logam induk besar. b. Perlu dilakukan penelitian setelah selesai pengelasan untuk mengetahui apakah ada cacat atau tidak. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Rafiq dan Johnny Hasman. 1994. Pengaruh panas pengelasan pada daerah HAZ terhadap kekerasan baja VCN. Medan: Lembaga Penelitian USU Japan Industrial Standard (JIS), JIS Z 2201,Test Pieaces For Tensile Tes For Metalic Material.1981 Suharto, 1991, Teknologi Pengelasan Logam, Rineka Cipta, Jakarta. Wiryosumarto, Harsono & Okumura, Toshie. 2000. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta : PT Pradnya Paramita Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 47