BAB I PENDAHULUAN. dengan produk sejenis mengakibatkan persaingan semakin ketat. Menghadapi

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kehidupan dunia bisnis yang mengalami perkembangan dan perubahan. membawa pengaruh terhadap munculnya berbagai macam produk untuk

BAB III METODE PENELITIAN. lama dengan menggunakan metode ilimiah serta aturan aturan yang berlaku (Natsir,

BAB I PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya persaingan dalam dunia bisnis abad ini tidak dapat dihindarkan lagi. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk. merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan.

I. PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang harus

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya,

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti adalah strategi pemasaran produk gula putih PT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu strategi pemasaran yang efektif yaitu melalui promosi. Promosi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan para kompetitornya dengan menerapkan strategi atau metode pemasaran

PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KECAP ABC DI SURABAYA (Studi Pada Giant Margerejo Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh

I. PENDAHULUAN. suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Hal ini memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan

I PENDAHULUAN. Tuntutan akan produk yang beragam dan terus-menerus berkembang membuat pasar

BAB I PENDAHULUAN. keputusan tentang merek, merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau

BAB I PENDAHULUAN. juga perlu mengkomunikasikan produk kepada para konsumennya.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan pemasaran yang penting dalam strategi produk

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan industri minuman berkarbonasi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kegiatan di bidang pemasaran harus dilaksanakan secara

I. PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dewasa ini telah memasuki era globalisasi dan perdagangan

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

I. PENDAHULUAN. peningkatan permintaan terhadap berbagai barang dan jasa. yang sama, laju pertumbuhan ekonomi untuk Kota Bandar Lampung jauh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran adalah mengatur hubungan konsumen yang menguntungkan. Dua tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki

BAB I PENDAHULUAN. pada awalnya air minum dalam kemasan lebih banyak di konsumsi untuk

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

I. PENDAHULUAN. gejolak keinginanya bahkan sebagian orang rela membelanjakan uang lebih

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk melakukan strategi bauran pemasaran dengan baik.

I. PENDAHULUAN. pemasaran intinya menawarkan dan menciptakan produk dan jasa yang bernilai

BAB I PENDAHULUAN. saat ini banyak dijumpai air leideng yang keruh karena masih banyak

I. PENDAHULUAN. individu-individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

Bab 1. Pendahuluan. persaingan hanya untuk dominasi merek. Berbagai investor dan perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Dalam

I. PENDAHULUAN. Dunia perekonomian sekarang ini telah berkembang dengan begitu pesatnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi

I. PENDAHULUAN. kecil, serta melalui sistem penjualan grosir maupun retail merupakan perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan usaha saat ini semakin ketat, setiap perusahaan harus

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena untuk hidup

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

V. GAMBARAN UMUM KONDISI PERGULAAN NASIONAL, LAMPUNG DAN LAMPUNG UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, setiap daerah memiliki budaya yang

I. PENDAHULUAN. untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya (Sumayang, 2003). Perusahaan berupaya menciptakan laba, menarik minat pelanggan, dan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. perusahaan harus memiliki nilai keunikan tersendiri dimata konsumennya.

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran jangka panjang yang tepat. Pesaing perusahaan dapat memenuhi

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan pasar potensial bagi para

I. PENDAHULUAN. Aktivitas bisnis ritel adalah aktivitas dimana produsen menjual produk secara

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan

I. PENDAHULUAN. kebijakan sudah dikeluarkan pemerintah untuk mendorong perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini, Indonesia sudah memasuki era globalisasi sehingga persaingan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keinginan dari manusia. Kebutuhan-kebutuhan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. commerce) ataupun akun-akun sosial media seperti Instagram. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran. Untuk tetap mendapatkan simpati dari konsumen, produsen

BAB I PENDAHULUAN. pilihan lainnya. Oleh karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan untuk

KUESIONER PENGARUH PRIVATE LABEL STRATEGY TERHADAP SHOPPING PREFERENCE MELALUI BRAND EQUITY (STUDI KASUS : GIANT PONDOK GEDE)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin bersaing akibat perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Segi kepraktisan merupakan hal penting yang menjadi pertimbangan dalam

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih

BAB II KERANGKA TEORITIS. Pemasaran adalah proses sosial dan dengan proses itu individu dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,

I. PENDAHULUAN. Fenomena persaingan antar produk pada saat ini mengharuskan perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, hanya mengikuti perkembangan penduduk namun juga mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. selektif dan smart dalam memilih suatu produk, sehingga mereka akan. mendapatkan kegunaan atau manfaat dari sebuah produk.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang penting bagi negara,

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di pasar yang sudah ada. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat,

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi telah menjangkau beberapa aspek kehidupan

I. PENDAHULUAN. Kebiasaan masyarakat Indonesia mengonsumsi gula akan berimplikasi pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis dalam perkembangan di era globalisasi menuntut perusahaan harus mampu bersikap dan bertindak cepat dan tepat dalam menghadapi persaingan di lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan penuh dengan ketidakpastian. Semakin tumbuh dan berkembangnya perusahaan dengan produk sejenis mengakibatkan persaingan semakin ketat. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan dituntut untuk lebih memperhatikan perilaku konsumen yang setiap saat berubah karena banyaknya variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli barang dan jasa, produsen harus melaksanakan kegiatan pemasaran yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen dengan cara mempertahankan keberadaan produk dan mengembangkannya untuk mendapatkan laba yang optimal. Hal ini sangat penting bagi produsen untuk memahami dan mengerti mengapa dan bagaimana konsumen itu memilih dan pada akhirnya membeli suatu produk. Konsumsi gula terbesar di Indonesia adalah gula Kristal putih. Jenis gula yang lebih dikenal dengan gula pasir ini sampai sekarang masih menjadi pilihan utama bagi kebutuhan konsumsi rumah tangga. Hal ini mendorong perusahaan untuk mengembangkan gula kemasan retail. 1

Saat ini konsumen mengetahui ada banyak merek gula yang beredar dipasaran. Merek-merek tersebut antara lain Gula Gunung Madu (GMP), Gulaku dari Perusahaan Sugar Group, Gula PSM dari Perusahaan Pemuka sakti Indah (PSMI), Raja Gula dari Perusahaan RNI, maupun gula-gula private label dari para retail diantaranya gula dengan merek Chandra dari Chandra Supermarket, Indomaret dari retail Indomaret dan banyak merek private lainnya. Rata-rata gula dalam kemasan dibungkus plastik dengan kemasan 1 kilogram (1 Kg) dan ½ kilogram. Fokus penelitian ini adalah gula pasir kemasan yang diproduksi oleh Koperasi Gunung Madu dengan merek Gunung madu dengan kemasan 1 kg dan ½ kg. Tabel 1. 1 berikut ini menyajikan jumlah target dan penjualan gula kemasan Gunung Madu Selama Tahun 2013-2014. Tabel 1.1 Macam Gula Retail di Lampung Merek Gula Perusahaan asal Kemasan Gula Gunung Madu PT. Gunung Madu Plantations 1 Kg dan ½ Kg Gulaku PT. Sugar Grup Company 1 Kg dan ½ Kg PSM PT. Pemuka Sakti Manis Indah 1 Kg dan ½ Kg Raja Gula PT. RNI 1 Kg dan ½ Kg Chandra Retail Chandra Dept. Store 1 Kg dan ½ Kg Indomaret/Alfamaret Retail Indomaret/Alfamaret 1 Kg dan ½ Kg Sumber : dari berbagai retail di bandar lampung 2

Tabel 1.2 Target dan Penjualan Tahun 2013-2014 No Bulan Target (Kg) Realisasi 2013 (Kg) Realisasi 2014 (Kg) Pencapaian 2013 Pencapaian 2014 1 Januari 195.850 325,890 153.980 66,40% -21,38% 2 Februari 195.850 318,700 63.250 62,73% -67,70% 3 Maret 195.850 378,260 108.200 93,14% -44,75% 4 April 195.850 344,200 220.282 75,75% 12,47% 5 Mei 195.850 515,880 220.282 163,41% 12,47% 6 Juni 195.850 453,000 220.282 131,30% 12,47% 7 Juli 195.850 647,892 220.282 230,81% 12,47% 8 Agustus 195.850 238,335 220.282 21,69% 12,47% 9 September 195.850 203,540 220.282 3,93% 12,47% 10 Oktober 195.850 270,115 220.282 37,92% 12,47% 11 November 195.850 151,035 220.282-22,88% 12,47% 12 Desember 195.850 98,900 220.282-49,50% 12,47% Total 2.350.200 3,945,747 168% Sumber : KGM-PT Gunung Madu Plantation, 2014 Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat selama kurun waktu Januari Oktober 2013, total penjualan bulanan melebihi target yang ditetapkan, tetapi pada bulan November dan Desember penjualan turun menjadi -22% dan 49.50% dari target bulanan yang ditetapkan. Begitu pula di tahun 2014 bulan Januari Maret penjualan tidak mampu memenuhi target yang telah ditentukan, penjualan turun rata-rata 44,61% bulan januari Maret di tahun 2014. Hal ini harus menjadi perhatian perusahaan, karena penjualan gula pada periode November dan desember 2013 dan januari maret 2014 cendrung mengalami penurunan. Sebagai salah satu Pelopor industri gula Swasta Nasional yang berstatus PMA, berdiri sejak tahun 1975 berada di kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. PT. Gunung Madu Plantations memiliki reputasi baik di industry pergulaan Nasional dan ASEAN. Karena, Usaha untuk meningkatkan reputasi 3

perusahaan akan memberikan dampak positif terhadap pendapatan perusahaan KIM (2001). Strategy dengan menjamin kualitas dan keamanan serta kehalalan produk baik gula maupun final molasses, telah diterapkan secara konsisten quality dan Sistem Manajemen Mutu mengacu pada standarisasi kualitas parameter produk (SNI 01-4582-1998) dan keamanan produk HACCP (Certificate No. FSC 00015) dan GMP STANDARD B2, dan sertifikat Halal dari MUI (Halal No. 02100005008608) (Tabel 1.3 Parameter kualitas gula PT. Gunung Madu Plantations). Jaminan mutu tersebut diharapkan nantinya akan memberikan keamanan bagi konsumen dan secara tidak langsung akan meningkatkan kepercayaan konsumen kepada perusahaan sehingga penjualan produk tetap terjaga dan diminati oleh konsumen, pendapat konsumen yang menyatakan apakah sebuah merek merupakan merek yang baik dan memiliki mutu sesuai yang dijanjikan Lau and Lee ( 1999;346) Tabel 1.3 Parameter kualitas gula PT.Gunung Madu Plantations PARAMETER KUALITAS GULA PT. GUNUNG MADU Unsur Hasil Analisis Standar GKP1 Warna kristal (%) 75.29 Min 70 Besaran butir(mm) 0.96 0.8 1.2 Kadar air (%b/b) 0.05 Max 0.10 Polarisasi ( Z, 20 C) 99.61 Min 99.60 Kadar abu %b/b) 0.05 Max 0.10 SO2 (mg/kg) 14 Max 30 Sb. PT Gunung Madu Plantations 2014 Proses produksi dan packaging gula kemasan merek gunung madu dikerjakan oleh Koperasi Gunung Madu (KGM) Berlokasi di Km. 90 Gunung Batin Baru, Kecamatan Terusan Nunyai - Kabupaten Lampung Tengah 4

Provinsi Lampung. Koperasi tersebut merupakan Badan Usaha yang satu-satunya dipercaya Perusahaan GMP untuk membuat dan memasarkan Produk Gula Packing/retail dengan merek Gunung Madu dalam satuan kemasan ½ Kg dan 1 Kg. Ketatnya persaingan merek gula di lampung ditandai dengan perbedaan harga yang tidak terlalu jauh antar merek gula pasir dalam kemasan. Tabel 1.4 menyajikan harga gula dalam kemasan di Lampung. Tabel 1.4 Harga Jual Gula Di Bandar Lampung Tahun 2014 Merek Gunung Gulaku Indomaret PSM Giant Madu Harga 1 Kg 12.000 12.990 11.800 11.000 11.790 (Rp) Harga ½ Kg (Rp) 6.500 7.000 6.500 5.750 6.500 Sumber: Berbagai Retail di Bandar Lampung, 2014 Tabel 1.4 terlihat perbedaan harga yang tidak terlalu jauh. Perbedaan yang tidak terlalu jauh untuk harga, maka konsumen cendrung memilih merek yang lebih dikenal oleh konsumen (Aaker; 2011). Konsumen akan memilih komoditas tertentu berdasarkan ingatan yang diperoleh dari berbagai macam sumber yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian suatu produk. Ketatnya persaingaan antar merek gula pasir dalam kemasan menuntut perusahaan mengembangkan strategi pemasarannya sehingga produk yang diproduksi oleh perusahaan menjadi pilihan konsumennya. Strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk mempertahankan konsumen dan memperoleh konsumen baru adalah dengan memiliki reputasi yang baik. MacNamara (2006). Menurut Lau dan Lee (1999;341) menyatakan keputusan pembelian sebuah 5

produk tergantung dari brand competence (kompetensi merek), brand reputation (reputasi merek) dan company reputation (reputasi perusahaan). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini diberi judul Pengaruh Kualitas Produk, Reputasi Merek dan Perusahaan terhadap keputusan pembelian Gula kemasan Gunung Madu di Lampung 1.2 Perumusan Masalah Konsumen dalam memilih sebuah produk memiliki berbagai pertimbangan, pertimbangan atribut produk meliputi: merek, kemasan, desain, warna dan mutu produk. Pertimbangan yang dilakukan lainnya adalah harga yang meliputi kemudahan disamping faktor distribusi meliputi kemudahan mendapatkan produk dan ketersediaan produk tepat waktu. Faktor terakhir yang menjadi pertimbangan adalah promosi yang dilakukan oleh produsen dalam menarik konsumennya. Data menunjukan jumlah penjualan gula kemasan GMP secara rata-rata tahun 2013 mencapai 168% dari total target yang ditetapkan. Data juga menunjukan selama bulan November dan Desember tahun 2013 penjualan gula GMP mengalami penurunan dan hanya mencapai 77% dan 50% dari target yang ditetapkan Tabel 1.2. Kecendrungan penurunan penjualan tersebut harus mampu diantisipasi oleh perusahaan agar kecendrungan penurunan tidak terjadi pada tahun 2014. Berdasarkan data, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah Reputasi produk, Merek, dan Perusahaan berpengaruh terhadap keputusan pembelian gula kemasan merek Gunung Madu? 6

1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui pengaruh kualitas produk, reputasi merek dan perusahaan terhadap keputusan pembelian gula merek Gunung Madu oleh di Lampung. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Sumbangan pemikiran bagi perusahaan untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang dapat diambil oleh perusahaan PT. Gunung Madu Plantations dalam mengembangkan strategi pemasaran Gula kemasan merek Gunung Madu. 2. Bagi penelitian selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau bahan masukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan masalah pengambilan keputusan konsumen dalam membeli suatu produk 1.5 Kerangka Pemikiran Menurut Kotler dan Keller (2013:9) pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Kegiatan pemasaran itu sendiri harus dikoordinasi dan dikelola dengan cara yang lebih baik sehingga dikenal dengan manajemen pemasaran. Kotler dan Keller (2013:10) mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta 7

penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dua organisasi. Keputusan konsumen dalam melakukan pembelian dipengaruhi banyak sekali faktor. Kotler dan Keller (2013;132) menyatakan konsumen akan mempertimbangkan bauran pemasaran suatu produk dalam keputusannya membeli sebuah produk. Faktor lain yang menjadi pertimbangan konsumen dalam keputusannya melakukan pembelian adalah merek. Menurut Aaker (2002 ; 20) merek adalah: nama, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari kesemuannya yang dapat mengidentifikasikan produk dan jasa yang ditawarkan dan untuk membedakannya dengan kompetitor. Menurut Lau dan Lee (1999;341) menyatakan keputusan pembelian sebuah produk tergantung dari brand competence (kompetensi merek), brand reputation (reputasi merek) dan company reputation (reputasi perusahaan). Berdasarkan pendapat Lau dan Lee maka kerangka penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sebagai berikut: 8

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Kualitas Produk (X1) Reputasi Merek (X2) Keputusan Pembelian (Y) Reputasi Perusahaan (X3) 1.6 Hipotesis Penelitian Atas pertimbangan di dalam rumusan masalah Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: terdapat pengaruh yang signifikan Kualitas produk, Reputasi merek dan perusahaan terhadap keputusan pembelian gula Merek Gunung Madu di Lampung. Ha : ada pengaruh signifikan antara variable X terhadap Y 9