Perihal : Replik Penggugat dalam Perkara Perdata Nomor 168/ Pdt. G/ 2013/ PN.Jkt.Pst [REPLIK ATAS EKSEPSI DAN JAWABAN PERTAMA TERGUGAT I]

dokumen-dokumen yang mirip
: Replik Penggugat dalam Perkara Perdata Nomor 168/ Pdt. G/ 2013/ PN.Jkt.Pst [REPLIK ATAS EKSEPSI DAN JAWABAN PERTAMA TERGUGAT I]

: Replik Penggugat dalam Perkara Perdata Nomor 168/ Pdt. G/ 2013/ PN.Jkt.Pst [REPLIK ATAS EKSEPSI DAN JAWABAN PERTAMA TERGUGAT II]

Perihal : Replik Penggugat dalam Perkara Perdata Nomor 168/ Pdt. G/ 2013/ PN.Jkt.Pst [REPLIK ATAS EKSEPSI DAN JAWABAN PERTAMA TERGUGAT II]

Perihal : Replik Penggugat dalam Perkara Perdata Nomor 168/ Pdt. G/ 2013/ PN.Jkt.Pst [REPLIK ATAS EKSEPSI DAN JAWABAN PERTAMA TERGUGAT III]

: Replik Penggugat dalam Perkara Perdata Nomor 168/ Pdt. G/ 2013/ PN.Jkt.Pst [REPLIK ATAS EKSEPSI DAN JAWABAN PERTAMA TERGUGAT III]

Perihal : Replik Penggugat dalam Perkara Perdata Nomor 168/ Pdt. G/ 2013/ PN.Jkt.Pst [REPLIK ATAS EKSEPSI DAN JAWABAN PERTAMA TERGUGAT IV]

PENGGUGAT dengan ini hendak mengajukan GUGATAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM terhadap:

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU 8/1999).

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU 8/1999).

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 80/PUU-XII/2014 Ketiadaan Pengembalian Bea Masuk Akibat Adanya Gugatan Perdata

Kuasa Hukum Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2 Maret 2015.

I. PEMOHON Bastian Lubis, S.E., M.M., selanjutnya disebut Pemohon.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 38/PUU-XV/2017

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 007/PUU-IV/2006 Perbaikan Tgl 09 Mei 2006

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 99/PUU-XIII/2015 Tindak Pidana Kejahatan Yang Menggunakan Kekerasan Secara Bersama-Sama Terhadap Barang

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 017/PUU-IV/2006 Perbaikan Tanggal 12 September 2006

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 39/PUU-XII/2014 Hak Memilih

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 117/PUU-XII/2014 Bukti Permulaan untuk Menetapkan Sebagai Tersangka dan Melakukan Penahanan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 7/PUU-VIII/2010 Tentang UU MPR, DPD, DPR & DPRD Hak angket DPR

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 32/PUU-XIV/2016 Pengajuan Grasi Lebih Dari Satu Kali

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 88/PUU-XII/2014 Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 85/PUU-XV/2017 Akses Informasi Keuangan Untuk Kepentingan Perpajakan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 102/PUU-XV/2017 Akses Informasi Keuangan Untuk Kepentingan Perpajakan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 126/PUU-XIII/2015 Yurisprudensi Mahkamah Agung Mengenai Bilyet Giro Kosong

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 108/PUU-XIV/2016 Peninjauan Kembali (PK) Lebih Satu Kali

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 56/PUU-XV/2017 Kewenangan Pemerintah dalam Menetapkan Aliran Kepercayaan Terlarang

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (UU 2/2004).

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 49/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 39/PUU-XV/2017

RINGKASAN PUTUSAN. Darmawan, M.M Perkara Nomor 13/PUU-VIII/2010: Muhammad Chozin Amirullah, S.Pi., MAIA Institut Sejarah Sosial Indonesia (ISSI), dkk

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 52/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas yang bertentangan dengan Pancasila Dan Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945

I. PEMOHON - Magda Safrina, S.E., MBA... Selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 125/PUU-XIII/2015 Penyidikan terhadap Anggota Komisi Yudisial

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 27/PUU-XV/2017 Kewenangan Menteri Keuangan Dalam Menentukan Persyaratan Sebagai Kuasa Wajib Pajak

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 76/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 99/PUU-XIV/2016 Korelasi Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu dan Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu

KUASA HUKUM Heru Widodo, S.H., M.Hum., dkk berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 22 Januari 2015.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 12/PUU-XIII/2015 Pembiayaan dan Pengelolaan Setoran Dana Pembiayaan Ibadah Haji

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 56/PUU-XIV/2016 Pembatalan Perda Oleh Gubernur dan Menteri

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 21/PUU-XII/2014 Penyidikan, Proses Penahanan, dan Pemeriksaan Perkara

I. PEMOHON Imam Ghozali. Kuasa Pemohon: Iskandar Zulkarnaen, SH., MH., berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 15 Desember 2015.

Kuasa Hukum Badrul Munir, S.Sg., SH., CL.A, dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 2 April 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XV/2017 Eksploitasi Ekonomi Terhadap Anak

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 102/PUU-XIII/2015 Pemaknaan Permohonan Pra Peradilan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA : 33/PUU-X/2012

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 40/PUU-XIII/2015 Pemberhentian Sementara Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 6/PUU-XII/2014 Pemberian Manfaat Pasti Pensiun Bagi Peserta Dana Pensiun

I. PEMOHON Tomson Situmeang, S.H sebagai Pemohon I;

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

PUTUSAN. melawan. Telah mempelajari berkas perkara yang dimohonkan banding;

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 58/PUU-XIV/2016 Pengampunan Pajak

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 134/PUU-XII/2014 Status dan Hak Pegawai Negeri Sipil

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 19/PUU-VI/2008

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 75/PUU-XII/2014 Status Hukum Ketetapan MPR Nomor I/MPR/2003 dan Ketetapan MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 26/PUU-XV/2017 Pembatalan Putusan Arbitrase

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 25/PUU-XVI/2018

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG PEMBINAAN KEGIATAN KEAGAMAAN DAN PENGAWASAN ALIRAN SESAT DI JAWA TIMUR

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 20/PUU-X/2012 Tentang Peralihan Saham Melalui Surat Kesepakatan Bersama

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XIV/2016 Hak Konstitusional untuk Dipilih Menjadi Kepala Daerah di Provinsi Aceh

KUASA HUKUM Muhammad Sholeh, S.H., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Oktober 2014.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor /PUU-VII/2009 Tentang UU Tindak Pidana Terorisme Tindak pidana terorisme

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 96/PUU-XIII/2015 Penundaan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Calon Tunggal)

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 129/PUU-XII/2014 Syarat Pengajuan Calon Kepala Daerah oleh Partai Politik dan Kedudukan Wakil Kepala Daerah

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 45/PUU-XIV/2016 Kewenangan Menteri Hukum dan HAM dalam Perselisihan Kepengurusan Partai Politik

Kuasa Hukum Badrul Munir, S.Sg., SH., CL.A, dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 2 April 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 18/PUU-XV/2017 Daluwarsa Hak Tagih Utang Atas Beban Negara

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 82/PUU-XI/2013 Pengaturan Organisasi Kemasyarakatan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 29/PUU-XI/2013 Tentang Penetapan Batam, Bintan dan Karimun Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas

PUTUSAN Nomor < No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg.

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 130/PUU-XII/2014 Pengisian Kekosongan Jabatan Gubernur, Bupati, dan Walikota

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 12/PUU-XVI/2018 Privatisasi BUMN menyebabkan perubahan kepemilikan perseroan dan PHK

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 44/PUU-XIII/2015 Objek Praperadilan

Putusan di atas merupakan putusan dari perkara cerai talak, yang diajukan. oleh seorang suami sebagai Pemohon yang ingin menjatuhkan talak raj i di

PUTUSAN Nomor 88/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 58/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 32/PUU-XVI/2018 Pengendalian Impor Komoditas Perikanan dan Garam

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XI/2013 Tentang Frasa Pihak Ketiga Yang Berkepentingan

BAB 3 ANALISA PUTUSAN 3.1. DUDUK PERKARA PT AYUNDA PRIMA MITRA MELAWAN PT ADI KARYA VISI

LEGAL OPINI: PROBLEM HUKUM DALAM SK NO: 188/94/KPTS/013/2011 TENTANG LARANGAN AKTIVITAS JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI) DI JAWA TIMUR

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

I. PEMOHON Perkumpulan Tukang Gigi (PTGI) Jawa Timur yang dalam hal ini di wakili oleh Mahendra Budianta selaku Ketua dan Arifin selaku Sekretaris

I. PEMOHON Imam Ghozali. Kuasa Pemohon: Iskandar Zulkarnaen, SH., MH., berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 15 Desember 2015.

OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 55/PUU-IX/2011 Tentang Peringatan Kesehatan dalam Promosi Rokok

Kuasa Hukum : - Fathul Hadie Utsman, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20 Oktober 2014;

P U T U S A N No: 666 K / Pdt / 2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa pekara perdata dalam

Transkripsi:

Perihal : Replik Penggugat dalam Perkara Perdata Nomor 168/ Pdt. G/ 2013/ PN.Jkt.Pst [REPLIK ATAS EKSEPSI DAN JAWABAN PERTAMA TERGUGAT I] Antara TEGUH SUGIHARTO, SE ---------------------------------------------------------------- PENGGUGAT Melawan I. SOEKARWO (GUBERNUR JAWA TIMUR) ---------------------------------------- TERGUGAT I II. ABDUSSHOMAD BUCHORI (KETUA MUI JAWA TIMUR) --------------------- TERGUGAT II III. SAHAL MAHFUDZ (KETUA MUI) --------------------------------------------------- TERGUGAT III IV. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (PRESIDEN RI) ------------------------------ TERGUGAT IV Jakarta, 8 September 2013 Kepada yang terhormat Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Perdata Nomor: 168/ Pdt. G/ 2013/ PN.Jkt.Pst Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di JAKARTA Dengan hormat, Bahwa terhadap EKSEPSI DAN JAWABAN PERTAMA TERGUGAT I tertanggal 24 September 2013 yang diterima PENGGUGAT pada tanggal 2 Oktober 2013 dalam Perkara Perdata No: 168/ Pdt.G/ 2013/ PN.Jkt.Pst, maka bersama ini PENGGUGAT menyampaikan replik sebagai berikut: DALAM EKSEPSI: 1. Bahwa, PENGGUGAT tetap pada dalil-dalil sebagaimana dikemukakan PENGGUGAT dalam GUGATAN dan dengan tegas menolak seluruh EKSEPSI DAN JAWABAN PERTAMA TERGUGAT III kecuali yang diakui secara tegas oleh PENGGUGAT. Halaman 1 dari 7

2. Bahwa benar PENGGUGAT telah mengajukan permohonan keberatan Hak Uji Materiel terhadap Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 55 Tahun 2012 tentang Pembinaan Kegiatan Keagamaan dan Pengawasan Aliran Sesat di Jawa Timur kepada Mahkamah Agung RI dengan register perkara nomor 20P/HUM/Th.2003 atas dasar pokok perkara bahwa materi yang diatur bertentangan dengan peraturan perundangan yang lebih tinggi dan atau pembentukannya tidak memenuhi ketentuan yang berlaku. Permohonan Hak Uji Materi a quo berbeda dengan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum. PENGGUGAT sama sekali tidak mengajukan permohonan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk menguji materi Peraturan Gubernur a quo terhadap peraturan perundangan yang lebih tinggi. PENGGUGAT membuktikan bahwa hal yang ditetapkan atau diatur dalam Peraturan Gubernur a quo melanggar atau melawan ketentuan peraturan perundangan yang lebih tinggi adalah sekadar membuktikan bahwa Gubernur telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum yang merugikan PENGGUGAT. Sesuai Yurisprudensi Hal perbuatan melanggar hukum oleh Penguasa, harus dinilai dengan Undang--undang dan Peraturan-peraturan formil yang berlaku dan selain itu dengan kepatutan dalam masyarakat yang seharusnya dipatuhi oleh Penguasa. [Putusan Mahkamah Agung tanggal 20-1-1971 No. 838K/Sip/1970]. Juga sesuai Yurisprudensi Berdasarkan Yurisprudensi, perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pejabat Negara tunduk pada yurisdiksi Pengadilan Negeri / Umum [Putusan Mahkamah Agung tanggal 31-10-1974 No. 981K/Sip/1972]. PENGGUGAT sama sekali tidak mengajukan permohonan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk menguji Peraturan Gubernur a quo terhadap peraturan perundangan yang lebih tinggi yang merupakan kewenangan Mahkamah Agung RI. 3. Bahwa, untuk lebih mempertegas bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memiliki kewenangan (kompetensi) mengadili perkara Gugatan Perbuatan Melawan Hukum a quo maka dengan ini PENGGUGAT menggunakan hak merubah gugatan yang mana pengurangan gugatan dimaksudkan tidak merugikan TERGUGAT I namun justru menguntungkannya yaitu menghapuskan petitum gugatan angka 5 dan 6 tersebut di gugatan awal halaman 6. Dan dengan demikian PENGGUGAT menyatakan dalam Posita angka 7 (halaman 6) kalimat PENGGUGAT juga mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk menyatakan Pergub No. 55 Tahun 2012 batal demi hukum dan atau Halaman 2 dari 7

menghukum TERGUGAT SATU untuk mencabut Pergub No. 55 Tahun 2012 dihapuskan dan dianggap tidak ada. 4. Bahwa, berdasarkan uraian angka 2 dan 3 di atas dengan demikian PENGGUGAT mohon kepada Majelis Hakim untuk menolak Eksepsi Kompetensi yang diajukan TERGUGAT I dan menyatakan bahwa Pengadilan Negeri berwenang mengadili. 5. Bahwa, PENGGUGAT menolak eksepsi Exceptio Litispendentia yang didalilkan TERGUGAT I karena jelas perkara permohonan Hak Uji Materiel a quo ke Mahkamah Agung RI berbeda dengan perkara gugatan perdata Perbuatan Melawan Hukum a quo. TERGUGAT I juga mendalilkan bahwa untuk menjaga agar tidak terjadi 2 (dua) putusan yang saling bertentangan/ tumpang tindih dan untuk menghormati berlangsungnya pemeriksaan oleh Mahkamah Agung RI. Dalil kekhawatiran ini tidak akan terjadi karena putusan yang dimintakan adalah berbeda dan sesuai kewenangan masing-masing. Dengan demikian kekhawatiran TERGUGAT I adalah mengada-ada. Dan pelaksanaan proses peradilan sesuai kewenangannya masing-masing tidak dapat diartikan sebagai tidak menghormati proses peradilan yang sedang dilakukan. Bahwa, dengan demikian PENGGUGAT mohon kepada Majelis Hakim untuk menolak Eksepsi Exceptio Litispendentia yang didalilkan TERGUGAT I. 6. Bahwa, Peraturan Gubernur a quo tentang Pembinaan Kegiatan Keagamaan dan Pengawasan Alisan Sesat di Jawa Timur Pasal 1 angka 3 menyebutkan Masyarakat adalah masyarakat yang berada dalam wilayah Provinsi Jawa Timur. PENGGUGAT beserta anak dan istri sedikit-dikitnya satu tahun sekali berada dalam wilayah Provinsi Jawa Timur yaitu dalam rangka mengantarkan pulang kampung ke Pulau Madura yang berada di wilayah Provinsi Jawa Timur. 7. Bahwa, Fatwa MUI Jawa Timur a quo dan Peraturan Gubernur a quo difiksikan oleh TERGUGAT I dan TERGUGAT II hanya berlaku untuk wilayah Propinsi Jawa Timur adalah suatu pembatasan yang tidak dapat diterima akal sehat. Menetapkan suatu hal yang Halaman 3 dari 7

tidak berkarakteristik lokalitas tidaklah bisa dikatakan tidak membawa dampak pada pihak lain yang sama dengan yang ditetapkan yaitu tentang suatu ajaran (dalam hal ini Islam Mazhab Syi ah) karena penganutnya jelas tidak hanya terbatas berada sematamata di wilayah Propinsi Jawa Timur. 8. Bahwa, berdasar uraian di angka 6 dan 7 di atas jelas PENGGUGAT memiliki standing to sue karena jelas PENGGUGAT memiliki hubungan hukum dan terdapat kepentingan hukum yang nyata dan memenuhi persyaratan formil untuk dilanjutkan pemeriksaan pokok perkara dan diputus oleh Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini. Karena itu PENGGUGAT mohon Majelis Hakim untuk menolak eksepsi Persona Standi in Judicio yang didalilkan TERGUGAT I. II DALAM POKOK PERKARA 1. Bahwa, dalil-dalil replik terhadap eksepsi dan jawaban pertama TERGUGAT I dalam eksepsi tersebut di atas, dianggap terulang kembali dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan replik pokok perkara ini. 2. Bahwa, replik atas Eksepsi dan Jawaban Pertama TERGUGAT II, TERGUGAT III, TERGUGAT IV dianggap terulang kembali dan merupakan bagian tak terpisahkan dari replik atas Eksepsi dan Jawaban Pertama TERGUGAT I ini. 3. Bahwa, PENGGUGAT tetap pada dalil-dalil sebagaimana dikemukakan PENGGUGAT dalam GUGATAN, dan menolak dan menyangkal seluruh dalil yang yang dikemukakan TERGUGAT I dalam Eksepsi dan Jawaban Pertama TERGUGAT I, kecuali yang secara tegas diakui kebenarannya oleh PENGGUGAT. 4. Bahwa, bahkan judul dari Peraturan Gubernur No. 55 Tahun 2012 tentang Pembinaan Kegiatan Keagamaan dan Pengawasan ALIRAN SESAT di Jawa Timur adalah suatu bentuk penghinaan pada yang akan terkena dampaknya dan merupakan suatu perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan secara melawan hukum. Bertentangan dengan dalil menghormati hak asasi manusia lain dalam tertib kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara (UUD 1945 Pasal 28J (1)). Bertentangan dengan memelihara ketenteraman Halaman 4 dari 7

dan ketertiban masyarakat (UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 27 (1). Bertentangan dengan PP No. 38 Tahun 2007. Bertentangan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006 dan Nomor 8 Tahun 2006. Terlebih Peraturan Gubernur dimaksudkan ditetapkan dalam situasi dan kondisi yang tengah memanas akibat adanya insiden Penyerangan Syiah Sampang dan ditetapkan dalam keadaan TERGUGAT I mengetahui bahwa TERGUGAT II (Abdusshomad Buchori Ketua Umum MUI Jawa Timur) telah menetapkan Keputusan Fatwa MUI Jawa Timur a quo tentang KESESATAN AJARAN SYI AH. Dengan demikian patut dipersangkakan kepada TERGUGAT I bahwa Peraturan Gubernur a quo ditetapkan dengan maksud menguatkan Fatwa MUI a quo secara melawan hukum karena jelas tersebut di Pasal 5 angka 2: Kegiatan keagamaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikategorikan sebagai aliran sesat apabila memenuhi kriteria dan pertimbangan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk agama Islam dan untuk agama lain dari majelis agama yang bersangkutan karena UU No. 1/PNPS Tahun 1965 menetapkan pihak yang berwenang menetapkan suatu aliran menyimpang atau tidak adalah dalam Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri/Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri dan sama sekali bukan Majelis Ulama Indonesia. 5. Bahwa, terbitnya Fatwa MUI Jawa Timur a quo dan kemudian diikuti terbitnya Peraturan Gubernur a quo yang menurut klaim sepihak TERGUGAT I dan TERGUGAT II sebagai untuk menjaga ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat adalah tidak terbukti karena jelas anggota masyarakat yang menganut Islam Mazhab Syi ah terganggu ketenteraman hidupnya. Hal mana terbukti bahwa setelah diterbitkan Fatwa MUI Jawa Timur a quo dan Peraturan Gubernur a quo justru terjadi penyerangan berikutnya yang lebih besar bahkan membawa korban jiwa dari pihak penganut Islam mazhab Syi ah. Maka hal ini bertentangan (contradictio in terminis) dengan segala dalih TERGUGAT I tentang memelihara ketentraman dan ketertiban umum, penjaminan hak dan kebebasan beragama dan beribadah dan klaim-klaim sejenis. Bagaimana bisa TERGUGAT I mengklaim telah melaksanakan tugas dan pemeliharaan kerukunan umat beragama namun pada saat bersamaan menguatkan putusan bahwa Islam Mazhab Syi ah sesat yang diterbitkan oleh suatu organisasi privat seperti Majelis Ulama Indonesia. Bukankah tindakan serampangan TERGUGAT I menetapkan Peraturan Gubernur dimaksudkan Halaman 5 dari 7

justru bertentangan dengan klaim menjaga ketenteraman dan bahkan menimbulkan ancaman keselamatan, gangguan terhadap ketenangan dan ketenteraman hidup dan gangguan ketenangan hidup bagi anggota masyarakat yang mendapat label/stigma sesat dan menyesatkan oleh MUI Jawa Timur dan negara? 6. Bahwa, TERGUGAT I dalam Eksepsi dan Jawaban Pertama Tergugat I di halaman 9 angka 12 dan halaman 11 angka 16 mengingkari kewenangan tanpa dalil yang diberikan Undang-undang kepadanya patut dipersangkakan untuk menghindar dari pertanggungjawaban akibat tidak dijalankannya kewajiban yang menjadi kewenangannya yang ditetapkan undang-undang kepadanya. Bagian penjelasan Pasal 15 UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Masyarakat dengan terang menjelaskan bahwa TERGUGAT I memiliki kewenangan membekukan dan atau membubarkan suatu ormas di wilayahnya. Penyangkalan tanpa disertai alasan yang cukup (opposition without basic reason) adalah sebentuk pengakuan. 7. Bahwa, Peraturan Gubernur a quo yang dapat dipersangkakan menguatkan Keputusan Fatwa MUI Jawa Timur a quo sebagaimana diuraikan yang menetapkan Kesesatan Ajaran Syi ah telah menimbulkan gangguan terhadap ketenangan hidup PENGGUGAT yang menganut Islam menurut mazhab (ajaran / sudut pandang / paradigma) Syi ah. Menyematkan label/stigma SESAT DAN MENYESATKAN pada warga negara sendiri baik secara langsung maupun tidak langsung (nabok nyilih tangan MUI Jawa Timur) adalah melanggar norma kepatutan yang nyata. Kepatutan dimaksudkan apabila orang dalam menyelenggarakan kepentingannya demikian mengabaikan kepentingan orang lain dan membiarkan kepentingan orang lain terlanggar begitu saja, maka orang itu berlaku tidak patut (ontbetamelijk) dan karenanya onreghtmatig [J. Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan Yang Lahir dari Undang-undang, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993) hal. 189]. Dengan demikian gugatan PENGGUGAT memiliki dasar gugatan yang kuat dan terang benderang. III DALAM PETITUM Halaman 6 dari 7

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka PENGGUGAT mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara perdata Nomor 168/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Pst untuk memeriksa dan memutus perkara ini dengan putusan sebagai berikut: DALAM EKSEPSI 1. Menyatakan menolak Eksepsi TERGUGAT II; 2. Menyatakan bahwa Pengadilan Negeri berwenang mengadili perkara perdata Nomor 168/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Pst; 3. Memerintahkan para pihak untuk melanjutkan pemeriksaan pokok perkara. DALAM POKOK PERKARA Menyatakan mengabulkan gugatan untuk seluruhnya sebagaimana rinciannya telah dimohonkan dalam gugatan dengan perubahan sebagaimana dikemukakan dalam Replik atas Eksepsi dan Jawaban Pertama TERGUGAT I angka 3 halaman 2-3 dan dalam Replik atas Eksepsi dan Jawaban Pertama TERGUGAT II angka 4 halaman 2-3. Demikian Replik disampaikan atas Eksepsi dan Jawaban Pertama TERGUGAT I. Hormat saya, PENGGUGAT TEGUH SUGIHARTO, SE Halaman 7 dari 7