USUL PROGRAM IPTEKS MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media membelajarkan siswa. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, oleh karena itu pendidikan harus ditanamkan kepada individu

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN KEGIATAN PPM DOSEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan. Nasional, yang dimaksud dengan Pendidikan adalah usaha sadar dan

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

BAB I PENDAHULUAN. aspek kepribadian dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dengan menumbuhkan keterampilan dan kemampuan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat,

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Shinta Mustika, 2013

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA PADA PKn DALAM KERANGKA KONSEP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN. oleh Tubagus Herlambang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sebagai bagian dari. Pendidikan Nasional, memiliki peranan sangat penting, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

I. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

BAB I PENDAHULUAN. integral dari pendidikan secara keseluruhan. Tujuan pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka mereka memiliki fondasi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

O. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMPLB TUNANETRA

I PENDAHULUAN. pendidikan. Bahkan sistem pendidikan di Indonesia saat ini juga telah banyak. mengubah pola pikir terutama dalam dunia pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang mampu bersaing di dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang melalui proses komunikasi, dalam komunikasi harus ada timbal

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan di dalam GBHN tahun 1973 yang dikutip oleh (Fuad Ihsan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang A Wahid Hasyim, 2014 Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Motivasi Siswa Dalam Aktivitas Pembelajaran Renang

terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang untuk menggunakan tubuh secara menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN. proses dalam revisi produk yang dikembangkan. macam cara, yaitu data dari tinjauan ahli yang diujicobakan kepada kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) meliputi permainan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dea Wulantika Utami, 2013

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

LAPORAN KEGIATAN PPM DOSEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aziz Fera Isroni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. moral, spiritual, dan lain-lain. Apabila manusia mengalami pendidikan yang baik

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

I. Pendahuluan. berlangsung seumur hidup. Berdasarkan undang-undang No.20 tahun. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

O. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMPLB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. agar kurikulum tingkat satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

PibM USUL PROGRAM IPTEKS MASYARAKAT IbM Pembelajaran Penjas Dalam Bentuk Permainan Tradisional Sekolah Dasar Mohammad Hatta Malang Bustanol Arifin, M.Pd (0701068206) PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015 i

HALAMAN PENGESAHAN Judul PPMI: IbM Pembelajaran Penjas Dalam Bentuk Permainan Tradisional Sekolah Dasar Mohammad Hatta Malang 1. Mitra Program : Guru Penjas 2. Ketua a. Nama Lengkap : Bustanol Arifin, M.Pd b. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang c. Alamat Surat : PGSD FKIP UMM d. Telepon / Fax : Tlp. 0341-561751. Fax. 0341.320968 e. Email : bustanol_arifin@yahoo.co.id 3. Anggota Tim Pengusul a. Jumlah Anggota : - b. Nama Anggota I : - c. Nama Anggota II : - d. Mahasiswa yang terlibat : 2 orang e. Lokasi Kegiatan : SD f. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : Kota g. Kabupaten/Kota : Malang h. Propinsi : Jawa Timur i. Jarak PT ke lokasi mitra (km) : - j. Luaran yang dihasilkan : IbM Pembelajaran Penjas Dalam Bentuk Permainan Tradisional Sekolah Dasar Mohammad Hatta Malang k. Jangka waktu Pelaksanaan : 6 Bulan l. Dana yang Diusulkan : Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) Mengetahui Kaprodi PGSD Malang, 4 November 2015 Ketua Pelaksana Kegiatan Pengabdian Dr. Ichsan Anshory, AM, M.Pd Bustanol Arifin, M.Pd MENYETUJUI, Dekan FKIP UMM, Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes ii

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii A. Judul... 1 B. Analisis Situasi... 1 C. Permasalahan Mitra... 3 D. Solusi yang Ditawarkan... 3 E. Kelayakan pengusul... 3 F. Target Luaran... 4 G. Biaya Pekerjaan... 4 iii

A. Judul: IbM Pembelajaran Penjas Dalam Bentuk Permainan Tradisional Sekolah Dasar Mohammad Hatta Malang B. Analisis Situasi Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tuntutan zaman mendorong soseorang untuk lebih kreatif mengembangkan dan berinovasi dalam melakukan pembelajaran, sehingga dengan pembelajaran yang inovatif dan kreatif dapat merangsang anak untuk belajar. Kegiatan Pendidikan Jasmani dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan, mempelajari, mengubah serta menanamkan nilai-nilai moral. Melalui pendidikan jasmani seperti bermain secra fair play, kompetisi, dan sebagainya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. salah satunya adalah dalam cabang atletik, dimana olahraga ini dapat memberikan kontribusi kepada peserta didik adalam mengembangkan gerak dasar khususnya gerak lokomotor, non lokomotor maupun manipulatif. Sesuai dengan tujuan Pendidikan Jasmani adalah (a) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, (b) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, (c) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar, (d) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, (e) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis, (f) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan, (g) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. 1

Dari generasi ke generasi, sudah disadari oleh manusia bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan bermain paling digemari oleh anak-anak pada masa prasekolah, dan sebagian waktu anak digunakan untuk bermain sehikngga ada ahli yang berpendapat bahwa usia prasekolah adalah usia bermain. Dengan mengetahui manfaat bermain, diharapkan bisa memunculkan gagasan seseorang dalam memanfaatkan kegiatan bermain untuk mengembangkan bermacammacam aspek perkembangan anak, yaitu aspek fisik, motorik, sosial, emosi, kepribadian, kognisi, ketajaman pengindraan, keterampilan olahraga dan menari. Bermain merupakan kegiatan penting yang penting bagi anak karena bermain memiliki nilai-nilai pendidikan yang dapat mengembangkan potensi anak. Dengan bermain anak dapat mengeksplorasikan dan bereksperimen dengan lingkungan sekitar. Hurlock (1990:320) bermain merupakan setiap kegiatan dilakukan dengan kesengajaan tanpa mempertimbangkan hasil akhir, bermain akan lebih menyenangkan karena tidak ditentukan pada peraturan. Permainan merupakan pokok bahasan yang mudah diajarkan tetapi perlu inovasi dan intervensi dari guru. Mengajar dengan permainan dapat menciptakan berbagai variasi kesempatan belajar termasuk mengembangkan keterampilan anak sehingga dengan permainan dapat dijadikan sebagai suatu yang dapat memberikan kotribusi yang bekerja pada perkembangan anak. C. Permasalahan Mitra Keterbatasan sarana prasarana pembelajaran untuk sekolah sekolah dasar membuat proses belajar menjadi kurang optimal, variasi pembelajaran yang monoton akan membuat siswa menjadi bosan. Permasalahan berikutnya adalah letak geografis dan aktifitas siswa yang berbeda-beda, serta kemampuan dan perkembangan siswa yang berbeda-beda. Oleh karena itu guru dituntut kreatif dan merancang pembelajaran yang membosankan menciptakan suasana yang menyenangkan. Sebagai langkah awal dalam meningkatkan pengetahuan maka dilakukan IbM Pembelajaran Penjas Dalam Bentuk Permainan Tradisional Sekolah Dasar Mohammad Hatta Malang 2

D. Solusi yang Ditawarkan IbM Pembelajaran Penjas Dalam Bentuk Permainan Tradisional Sekolah Dasar Mohammad Hatta Malang ini merupakan rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat UMM khususnya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang berupa sebagai berikut. 1. Pelatihan Pada pelatihan IbM Pembelajaran Penjas Dalam Bentuk Permainan Tradisional Sekolah Dasar Mohammad Hatta Malang ini, guru akan diberikan materi tentang bentuk-bentuk gerak dasar. Materi ini mencakup tentang pengertian, ciri-ciri, penerapan dan evaluasi. Setelah pemberian materi, akan dilakukan diskusi interaktif antara tim pelaksana pengabdian dengan guru. Pada akhir kegiatan ini diharapkan guru memahami dan dapat menerapkan dalam proses pembelajaran. 2. Pendampingan Implementasi dari pelatihan IbM Pembelajaran Penjas Dalam Bentuk Permainan Tradisional Sekolah Dasar Mohammad Hatta Malang ini kemudian diterapkan dengan membuat model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak sekolah dasar. Pada proses penyusunan, guru akan mendapat pendampingan secara maksimal dari tim pelaksana pengabdian. 3. Pelaksanaan Praktik Pelaksanaan praktik IbM Pembelajaran Penjas Dalam Bentuk Permainan Tradisional Sekolah Dasar Mohammad Hatta Malang ini akan dilaksanakan di sekolah masing-masing. Pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru akan diamati oleh tim pelaksana pengabdian. Pelaksanaan pendampingan IbM Pembelajaran Penjas Dalam Bentuk Permainan Tradisional Sekolah Dasar Mohammad Hatta Malang dilakukan selama 3 bulan. E. Kelayakan pengusul Tim pelaksana IbM adalah Bustanol Arifin, M.Pd sebagai ketua pelaksana pengabdian bertugas sebagai koordinator pelaksanaan pengabdian. Selain itu juga sebagai pendamping penyusunan Pembelajaran Penjas Dalam Bentuk Permainan Tradisional dan pelaksanaan praktik pembelajaran di sekolah. 3

F. Target Luaran. Sesuai dengan perencanaan kegiatan, maka target luaran dari kegiatan pengabdian ini adalah: 1. Mengembangkan kemampuan Guru SD dalam perancangan pembelajaran 2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Guru SD 3. Media pembelajaran Kegiatan pengabdian ini dirancang dalam waktu enam bulan mulai bulan November 2015 sampai dengan April 2016 dengan rincian jadwal sebagai berikut: No Kegiatan Nov Des Jan Feb Maret April 1 Analisis Kebutuhan XX 2. Penyusunan Materi XX 3. Pelaksanaan Pelatihan X 4. Pendampingan XX XXXX XXXX XX 5. Analisis Hasil X X 6 Draft laporan& Seminar XX 7 Penyempurnaan laporan XX G. Biaya Pekerjaan Kegiatan diusulkan dengan dana sebesar Rp. 4.000.000,- ( empat juta rupiah dengan rincian penggunaan sebagai berikut : No Komponen Pembiayaan, dan Nilai Satuan Sub Biaya (Rp) 1 a. tenaga fasilitator (ahli) 1.000.000,00 b. pembantu umum 500.000,00 Total Biaya (Rp) 1.500.000,00 2. Pendampingan dan pengadaan alat praktek 2.500.000,00 - Pembuatan video pembelajaran - Pengadaan alat praktek 1.000.000,00 1.500.000,00 5. a. Lain-lain 500.000,00 500.000,00 Jumlah Biaya Total yang Diperlukan 4.000.000,00 4