BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN

UNDANG-UNDANG NO 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

MANAJEMEN KEUANGAN BANDI. 11/26/2013 Bandi, 2013 MKN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 134 TAHUN : 2011 SERI : E

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut. Impelementasi juga

BAB I P E N D A H U L U A N

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

Jakarta, 10 Maret 2011

BAB I PENDAHULUAN. menggemparkan dunia. Krisis keuangan ini telah berkembang menjadi masalah

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) 2012 PENDAHULUAN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

Laporan Perekonomian Indonesia

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN TIMUR INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 9 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN

Pembendaharaan Negara (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 1 TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN LEBAK TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN I-1

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KOTA BLITAR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

MAJU, MANDIRI, ADIL DAN SEJAHTERA. RPJMD

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

RANCANGAN RENCANA INDUK RISET NASIONAL

RENCANA INDUK RISET NASIONAL - RIRN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG ACEH TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BUPATI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

PEMERINTAH KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEAH KOTA BINJAI TAHUN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III PERUBAHAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA KEDIRI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bottom-up learning.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

DASAR HUKUM. Jawab Keuangan Negara;. PP No. 20 Tahun 2004 tentang RKP;. PP No. 21 Tahun 2004 ttg Penyusunan RKA-KL. dan Tanggung

KOORDINASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM USDRP

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

Transkripsi:

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Melalui Buku Pegangan yang diterbitkan setiap tahun ini, semua pihak yang berkepentingan diharapkan dapat memperoleh gambaran umum tentang proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Tema utama Buku Pegangan Tahun 2009 ini adalah Penguatan Ekonomi Daerah: Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global. Dengan demikian, upaya pencapaian sasaran pembangunan nasional khususnya menghadapi dampak krisis keuangan global dan upaya mempertahankan fundamental perekonomian negara untuk tetap kuat menghadapi krisis keuangan global ini dapat diatasi bersama oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melalui keterpaduan penerapan kebijakan di masing-masing daerah serta mendapat dukungan penuh seluruh lapisan masyarakat. 1.1 Latar Belakang Cita-cita nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah berkehidupan kebangsaan yang bebas, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Berkaitan dengan hal tersebut, disusunlah tujuan nasional dari pembentukan pemerintahan, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Kemerdekaan yang telah diraih harus dijaga dan diisi dengan pembangunan yang berkeadilan dan demokratis serta dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan. Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional serta memberikan arah bagi pelaksanaan pembangunan agar dapat berjalan dengan efektif, efisien, dan sesuai dengan sasarannya, maka diperlukan adanya kebijakan yang mampu merealisasikan cita-cita dan tujuan tersebut. Salah satu kebijakan yang diambil oleh pemerintah adalah penyusunan arah kebijakan pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebagai visi dan misi Presiden terpilih didalam menjalankan pemerintahan guna mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional tersebut. Cita-cita nasional Negara Republik Indonesia adalah berkehidupan kebangsaan yang bebas, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur Arah kebijakan pembangunan dituangkan dalam RPJMN yang merupakan penjabaran visi dan misi Presiden terpilih dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional I - 2

PENGUATAN EKONOMI DAERAH: Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global Stabilitas ekonomi makro merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dalam upaya peningkatan kesejahteraan rakyat Krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat telah membawa implikasi pada kondisi ekonomi global secara menyeluruh Tahun 2009 merupakan pelaksanaan tahun kelima (tahun terakhir) dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004 2009. Di dalam RPJMN Tahun 2004 2009 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2004 pada tanggal 19 Januari 2004 sebagai penjabaran Visi dan Misi Presiden terpilih dalam Pemilu Presiden pada tahun 2004, ditetapkan 3 Agenda Pembangunan, yang terdiri dari: Mewujudkan Indonesia yang Aman dan Damai; Menciptakan Indonesia yang Adil dan Demokratis; serta Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat. Ketiga Agenda tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain dan merupakan pilar pokok untuk mencapai tujuan pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Stabilitas ekonomi makro merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dalam rangka pencapaian agenda ketiga RPJMN 2004-2009 yaitu peningkatan kesejahteraan rakyat. Stabilitas tersebut diwujudkan melalui sinergi antara kebijakan fiskal, moneter, penguatan lembaga keuangan, dan sektor riil. Di sisi kebijakan fiskal, kebijakan diupayakan untuk menjaga ketahanan fiskal yang berkesinambungan serta memberikan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi. Dari sisi kebijakan moneter, kebijakan diupayakan untuk menjaga stabilitas moneter. Upayaupaya yang ditempuh tersebut selama ini telah mampu mendukung perekonomian Indonesia untuk dapat tumbuh pada tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat belakangan ini telah berkembang menjadi masalah serius. Krisis keuangan global yang bermula dari krisis kredit perumahan di Amerika Serikat memang membawa implikasi pada kondisi ekonomi global secara menyeluruh. Hampir di setiap negara, baik di kawasan Amerika, Eropa, maupun Asia, merasakan dampak akibat krisis keuangan global tersebut. Gejolak tersebut mulai mempengaruhi stabilitas ekonomi global di beberapa kawasan. Menurut perspektif ekonomi, perdagangan antar satu negara dengan negara lain saling berkaitan, misalnya melalui aliran barang dan jasa. Impor suatu negara merupakan ekspor bagi negara lain. Dalam hubungan yang sedemikian, akan sangat dimungkinkan resesi di satu negara akan menularkan dan mempengaruhi secara global, karena penurunan impor di satu tempat menyebabkan tertekannya ekspor di tempat lain. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas sehingga terkait satu sama lain. Aliran dana, bebas keluar masuk dari satu negara ke negara lain dengan regulasi moneter tiap negara yang sangat beragam. Akibatnya setiap negara memiliki resiko terkena dampak krisis secara sangat beragam. I - 3

Pendahuluan Penanganan dampak krisis membutuhkan regulasi yang cepat dan tepat. Disetiap negara cara penanganannya dapat dipastikan akan berbeda, sebagaimana dampak krisis ekonomi yang juga berbeda. Secara umum, negara yang paling rentan terhadap dampak krisis adalah negara yang fundamental ekonomi domestiknya tidak kuat. Pemerintah Indonesia tetap optimis akan mampu mengatasi dampak krisis keuangan dunia ini. Penerapan kebijakan di bidang ekonomi yang tepat serta pemberantasan korupsi ditambah dengan dukungan keterpaduan penerapan kebijakan di masing-masing daerah diyakini sebagai langkah mempertahankan fundamental perekonomian negara yang kuat. Penanganan dampak krisis membutuhkan regulasi yang cepat dan tepat disetiap negara Tahun 2009 juga merupakan tahun penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan yang tertuang dalam RPJMN, maka diperlukan upaya untuk mempertahankan kestabilan dan kesinambungan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2009 ini melalui upaya Penguatan Ekonomi Daerah. Berbagai upaya kearah itu juga telah ditempuh, mulai dari upaya percepatan pencairan anggaran belanja Kementerian/Lembaga maupun Pemerintah Daerah untuk membantu likuiditas keuangan di masyarakat, hingga upaya mengutamakan program untuk rakyat dengan melindunginya dari kemungkinan dampak krisis melalui kepastian penyaluran program-program pengentasan kemiskinan dan peningkatan program-program untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dalam menghadapi krisis keuangan global ini, sangat dibutuhkan ketenangan semua pihak agar dapat senantiasa berfikir rasional dalam mencari jalan dan solusi yang tepat mengatasinya. Meskipun tidak seluruh masalah berada dalam jangkauan wilayah kebijakan dan wewenang pemerintah, namun partisipasi dan peran serta semua pihak dalam menghadapi dampak krisis keuangan global mutlak dibutuhkan. Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan yang tertuang dalam RPJMN, maka diperlukan upaya untuk mempertahankan kestabilan dan kesinambungan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2009 ini melalui upaya Penguatan Ekonomi Daerah 1.2 Maksud dan Tujuan Peningkatan kesejahteraan rakyat melalui upaya penciptaan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas memerlukan komitmen stabilitas ekonomi makro. Stabilitas tersebut diwujudkan melalui sinergi antara kebijakan fiskal, moneter, penguatan lembaga keuangan, dan sektor riil. ini dimaksudkan untuk memberikan arah dan ramburambu yang dapat dijadikan pertimbangan oleh daerah dalam mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi di daerahnya. Dengan tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi dan stabilitas ekonomi yang terjaga, serta adanya keterpaduan penerapan kebijakan di masing-masing daerah diyakini akan mempertahankan fundamental perekonomian negara untuk tetap kuat menghadapi krisis keuangan global ini. dimaksudkan untuk memberikan arah dan rambu-rambu yang dapat dijadikan pertimbangan oleh daerah dalam mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi di daerahnya I - 4

PENGUATAN EKONOMI DAERAH: Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global Adapun yang menjadi tujuan dari penyusunan buku ini, secara spesifik dijabarkan menjadi beberapa point dibawah ini: 1. Menjelaskan penyebab terjadinya krisis keuangan global saat ini. 2. Meningkatkan pemahaman akan dampak krisis keuangan global terhadap perekonomian nasional maupun perekonomian daerah. 3. Mengemukakan arah kebijakan yang dapat diambil dalam mencegah dan mengantisipasi dampak krisis keuangan global. 4. Memantapkan koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah dalam mengambil langkah-langkah guna mengantisipasi dampak krisis keuangan global. 5. Menguraikan kegiatan prioritas pembangunan dan kebijakan fiskal tahun 2009 berkenaan dengan fokus penguatan ekonomi daerah. 6. Menguraikan perkembangan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah hingga saat ini. 1.3 Ruang Lingkup Krisis ekonomi global yang terjadi belakangan ini telah berkembang menjadi krisis ekonomi yang serius di beberapa negara. Lingkup krisis ekonomi yang dibahas disini adalah krisis keuangan global yang bermula dari krisis kredit perumahan di Amerika Serikat yang membawa implikasi pada kondisi ekonomi global secara menyeluruh. Dampak krisis ekonomi seperti apa yang di terima oleh Indonesia menjadi salah satu ruang lingkup bahasan dalam ini guna mendapatkan pemahaman yang sama tentang penyebab dan dampak krisis ekonomi yang mungkin akan dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Sebagaimana diketahui, agenda ketiga RPJMN 2004-2009 adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat yang dilaksanakan melalui upaya menjaga perekonomian Indonesia agar dapat tumbuh pada tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas diupayakan dengan memperkuat daya tahan ekonomi yang didukung oleh pembangunan pertanian, infrastruktur dan energi serta dengan terjaganya stabilitas ekonomi. Tema RKP 2009 yang mengarah kepada upaya peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengurangan kemiskinan menjadi komitmen pemerintah yang akan dipenuhi melalui berbagai strategi dan kebijakan. Kebijakan fiskal yang dilakukan dalam tahun 2009 ini diarahkan untuk memberikan dorongan terhadap perekonomian dengan tetap menjaga langkah-langkah konsolidasi fiskal yang telah dilakukan selama ini, sedangkan kebijakan moneter diupayakan untuk menjaga stabilitas moneter. Untuk itu, perlu dipahami bersama langkah-langkah apa saja yang telah diambil oleh Pemerintah Pusat dalam I - 5

Pendahuluan mengurangi dampak krisis ekonomi, serta hal-hal apa saja yang dapat dijadikan panduan atau acuan bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan koordinasi dan konsultasi publik untuk merespon kebijakan yang telah diambil oleh Pemerintah Pusat tersebut. 1.4 Sistematika Pembahasan ini terdiri dari enam Bab. Buku ini diawali dari Bab I Pendahuluan yang menguraikan latar belakang, maksud dan tujuan serta ruang lingkup penyajian dari ini. Secara ringkas dapat dikemukakan bahwa ini disusun dengan maksud agar dapat digunakan sebagai referensi bagi para penyusun dan pembuat kebijakan di daerah dalam menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi daerahnya. Adapun tujuannya adalah menyamakan persepsi para pemangku kepentingan akan pentingnya keterpaduan penerapan kebijakan di masing-masing daerah dalam menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi daerah guna mempertahankan fundamental perekonomian negara untuk tetap kuat menghadapi krisis keuangan global ini. Dalam Bab II Penyebab dan Dampak Krisis Keuangan Global, diuraikan isu, permasalahan penyebab timbulnya krisis ekonomi, kondisi perekonomian dunia saat ini dan dampaknya ke depan khususnya dampak terhadap perekonomian nasional maupun perekonomian daerah. Bab III Kebijakan Nasional dalam Mencegah dan Mengantisipasi Dampak Krisis Keuangan Global, menguraikan beberapa arahan Presiden RI, strategi kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah pusat selama ini baik itu kebijakan moneter dan perbankan, kebijakan fiskal maupun penguatan sektor riil termasuk didalamnya kebijakan penanggulangan kemiskinan dan peningkatan investasi. Bab IV Langkah-Langkah yang Dapat Dilakukan Pemerintah Daerah dalam Menghadapi Dampak Krisis Keuangan Global, berisi hal-hal apa saja yang dapat dijadikan panduan atau acuan bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan koordinasi dan konsultasi publik untuk merespon kebijakan yang telah diambil oleh Pemerintah Pusat dalam mengurangi dampak krisis keuangan global. Selanjutnya, Bab V Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Kebijakan Fiskal Tahun 2009, membahas hal-hal pokok yang menjadi tema, fokus dan kegiatan prioritas pembangunan, serta prioritas anggaran tahun 2009. Tema RKP 2009 adalah Peningkatan Kesejahteraan Rakyat dan Pengurangan Kemiskinan. Berdasarkan tema tersebut Buku Pegangan 2009 ini memfokuskan uraian pada upaya Penguatan Ekonomi Daerah. I - 6

PENGUATAN EKONOMI DAERAH: Langkah Menghadapi Krisis Keuangan Global Bab VI Perkembangan Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah, sebagai Bab terakhir, menguraikan beberapa hal pokok terkait dengan pencapaian penyelenggaraan pemerintahan, yang meliputi: perkembangan pencapaian kelembagaan pemerintah daerah, aparatur pemerintah daerah, perkembangan kerjasama antar daerah, dan perkembangan pembentukan daerah otonom baru. Selain itu pada bab ini pun akan dibahas mengenai garis besar pencapaian pembangunan daerah yang dilihat dari sudut pandang pelaksanaan penataan ruang wilayah, perkembangan pembangunan kawasan khusus dan daerah tertinggal, dan perkembangan pembangunan perkotaan dan perdesaan. I - 7