PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2013 TENTANG : RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU

LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU A. KEGIATAN YANG MENIMBULKAN GANGGUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

NO SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 TAHUN 2001 RETRIBUSI PELAYANAN IZIN GANGGUAN DAN IZIN TEMPAT USAHA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 01 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 4 TAHUN 2015

NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*)

NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*)

-2- Mesin dan/atau Peralatan Industri kecil dan/atau Industri menengah; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kement

DIREKTORI PERUSAHAAN INDUSTRI DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016 KECAMATAN DENPASAR TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G IJIN UNDANG-UNDANG GANGGUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 4 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 4 TAHUN 2009 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

BAB II : TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN Tabel : SE-12. JUMLAH INDUSTRI/KEGIATAN USAHA SKALA MENENGAH DAN BESAR Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 7 TAHUN 1997 TENTANG

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR TAHUN 2010 NOMOR 30 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 30 TAHUN 2008

KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG KETENTUAN PEMBERIAN IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG UPAH MINIMUM SEKTORAL KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2018

A. Kelompok Bangunan dan Pekerjaan Umum Upah Harian (Rp) 1 Pekerja/Knek ,00. 2 Tukang Gali ,00. 3 Kepala Tukang Batu 110.

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 15 TAHUN 2001 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 15 TAHUN 2001 T E N T A N G

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG PELAYANAN DAN RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BONTANG,

TARIF RETRIBUSI IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN. TARIP RETRIBUSI (Rp) NO JENIS DAN FUNGSI BANGUNAN UKURAN BANGUNAN SEDERHANA

SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 1 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2017 (dalam US$ juta)

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 32 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 1 TAHUN 2001

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Potensi Industri 2008

NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 32 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 1 TAHUN 2001

SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

UPAH MINIMUM KOTA BATAM 2013 OLEH : DINAS TENAGA KERJA KOTA BATAM

8. Keputusan Presiden Nomor 107 Tahun 2004 tentang Dewan Pengupahan;

Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Januari Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG PEMUNGUTAN UANG LEGES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENJABAT BUPATI OGAN ILIR,

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 06 PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 09 TAHUN 2005

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG INSENTIF BAGI INVESTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

PROSEDUR TETAP/ STANDARD OPERATING PROCEDURE(SOP) IZIN GANGGUAN

LAMPIRAN I : JENIS INDUSTRI DAN BESARNYA NILAI DASAR RETRIBUSI IZIN USAHA INDUSTRI DALAM WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 4 TAHUN 2014 TENTANG

Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Potensi Industri Tahun 2009

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR 23 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

TABEL PENGHITUNGAN BESARNYA RETRIBUSI IMBG. No. KOMPONEN KEGIATAN PENGHITUNGAN BESARNYA RETRIBUSI 1.

Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi : Potensi Industri di Kabupaten Garut Tahun 2012

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 22 TAHUN 2009 TLD NO : 21

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BULUNGAN dan BUPATI BULUNGAN

Analisis Perkembangan Industri

Gbernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN IZIN GANGGUAN DAN RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PENGUKUHAN PKP PER JENIS USAHA JENIS USAHA :... NAMA/MEREK USAHA/ALAMAT : N.P.W.P NO. P.K.P KETERANGAN (1) (2) (3) (4) (5)

BUPATI PONOROGO PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN TARIF AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PONOROGO

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 48 TAHUN 2016

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p16) File: sakernas05nov

Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p14) File: sakernas00

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH

Lapangan usaha/pekerjaan sebelum berhenti bekerja/pindah pekerjaan terakhir (b4p26) File: sakernas05nov

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B U P A T I S I A K,

Working Paper DINAMIKA TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY INDUSTRI BESAR DAN SEDANG INDONESIA DALAM MEMPENGARUHI OUTPUT

Macam-macam Industri dan Klasifikasi Industri

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

WALIKOTA LUBUKLINGGAU, PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 4 TAHUN2015 TENTANG

BUPATI MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR. TAHUN... TENTANG

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

Lapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari tempat bekerja selama seminggu yang lalu (b4cr7) File: sakernas02

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 8 TAHUN 0 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR TAHUN 0 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan di bidang perizinan kepada masyarakat serta peningkatan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Serdang Bedagai maka dipandang perlu dilakukan penyesuaian tarif retribusi; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dalam huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai mor Tahun 0 tentang Retribusi Perizinan Tertentu; Mengingat :. Undang-Undang mor 8 Tahun 98 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 98 mor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 09);. Undang-Undang mor 6 Tahun 00 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 00 mor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia mor 6);. Undang-Undang mor Tahun 00 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 00 mor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia mor 7) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Undang mor Tahun 008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang mor Tahun 00 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 008 mor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia mor 8); Undang-Undang mor Tahun 00 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 00 mor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia mor 8); 5. Undang-Undang mor 6 Tahun 007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 007 mor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia mor 75); 6. Undang-Undang mor Tahun 009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 009 mor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia mor 505); 7. Undang-Undang mor 8 Tahun 009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 009 mor 0, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia mor 509); 8. Undang-Undang mor Tahun 009 tentang Perlindungan dan Penggelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 009 mor 0, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia mor 5095); 9. Undang-Undang mor Tahun 0 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 0 mor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia mor 5); 0. Peraturan Pemerintah mor 7 Tahun 98 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 98 mor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia mor 58) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah mor 58 Tahun 00 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah 7 Tahun 98 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 00 mor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia mor 55);. Peraturan Pemerintah mor Tahun 99 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 99 mor 59 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia mor 57);. Peraturan Pemerintah. Tahun 99 tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 99 mor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia mor 56);. Peraturan Pemerintah mor 7 Tahun 999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 999 mor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia mor 88);

Peraturan Pemerintah mor 8 Tahun 007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 007 mor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia mor 77); 5. Peraturan Pemerintah mor 69 Tahun 00 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 00 mor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia mor 56); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri mor Tahun 987 tentang Penerbitan Pungutan-Pungutan dan Jangka Waktu Terhadap Pemberian Izin Undang-Undang Gangguan (Hinder Ordonantie); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri mor 7 Tahun 99 tentang tata Cara Pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) serta Izin Undang-Undang Gangguan (UUG/HO) bagi Perusahaan-Perusahaan yang Berlokasi diluar Kawasan Industri; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri mor Tahun 006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri mor 7 Tahun 009 tentang Pedoman Penetapan Izin Gangguan di Daerah; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI dan BUPATI SERDANG BEDAGAI MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR TAHUN 0 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai mor Tahun 0 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu (Lembaran Daerah

Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 0 mor, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Serdang Bedagai mor ) diubah sebagai berikut :. Ketentuan Pasal 9 angka diubah sehingga Pasal 9 berbunyi sebagai berikut : Pasal 9 Struktur dan besarnya tarif Retribusi Izin Mendirikan Bangunan adalah sebagai berikut :. Indeks Lokasi Bangunan : a. untuk bangunan di Jalan Nasional, Indeks sebesar,50 (dua koma lima puluh); b. untuk bangunan di Jalan Provinsi, Indeks sebesar,5 (dua koma dua puluh lima); c. untuk bangunan di Jalan Kabupaten, Indeks sebesar,00 (dua koma nol); d. untuk bangunan di Jalan Desa, Indeks sebesar,75 (satu koma tujuh puluh lima); e. biaya Izin perombakan / penambahan / perluasan dan atau merubah sifat dan bentuk bangunan semula (bangunan dasar) ditetapkan sebesar 50 % dari Perkalian Tarif Retribusi IMB.. Keterangan Situasi Bangunan (KSB) dikenakan Retribusi sebesar : a. luas tanah s.d. 00 m... Rp..500,- b. luas tanah 0 m s.d. 500 m... Rp. 50.000,- c. luas tanah 50 m s.d. 000 m... Rp. 00.000,- d. luas tanah 00 m s.d. 000 m... Rp. 50.000,- e. luas tanah 00 m s.d. 000 m... Rp. 00.000,- f. luas tanah 00 m s.d. 000 m... Rp. 50.000,- g. luas tanah 00 m s.d. 5000 m... Rp. 00.000,- h. luas Tanah lebih dari 5000 m, untuk setia.p kelipatan 000 m² dikenakan tambahan sebesar Rp. 00.000,-. Khusus IMB Tower / Menara Sellular biaya retribusi yang ditetapkan sebesar 5 % dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) ditambah retribusi berdasarkan Ketinggian Menara dari permukaan tanah. Tarif Dasar Retribusi Izin Mendirikan Bangunan adalah sebagai beriku : FUNGSI BANGUNAN Hunian JUMLAH LANTAI INDUSTRI Rp / m LUX Rp / m Rp / m SEMI Rp / m bertingkat 000.500.50.5. Lantai 6.750 750 500.50. Lantai 0.5 6.750 5.5.75. Lantai.500 9.000 6.980 500 Lantai 6.875.50 8.75 5.65 6.750.500 500 9.000.90 6.980.50 500

FUNGSI BANGUNAN Jasa Komersial JUMLAH LANTAI bertingkat INDUSTRI Rp / m LUX Rp / m Rp / m SEMI Rp / m 5.750 600.50.00. Lantai.500 9.00 6.900 600. Lantai 7.50.800 0.50 6.900. Lantai.000 8.00.800 9.00 Lantai 8.750.000 7.50.500.500.000 9.00 8.00 6.900.800 600 9.00 Walet bertingkat 8.00.500 9.00 6.900. Lantai 6.800.000 8.00.800. Lantai 55.00 500 7.600 0.700. Lantai 7.600 6.000 6.800 7.600 Lantai 9.000 57.500 6.000 500 6.800 7.600.000 6.000 8.00 6.800.50 6.900 Gudang bertingkat.500 9.00 6.900 600. Lantai.000 8.00.800 9.00. Lantai 500 7.600 0.700.800. Lantai 6.000 6.800 7.600 8.00 Lantai 57.500 6.000 500.000.000 6.000 8.00 6.800.800 7.600 9.00 8.00 Sosial Profit bertingkat 5.000 000.000.000. Lantai 0.000 8.000 6.000 000. Lantai 5.000.000 9.000 6.000. Lantai 0.000 6.000.000 8.000

FUNGSI BANGUNAN Sosial n Profit Perhotelan JUMLAH LANTAI Lantai INDUSTRI Rp / m LUX Rp / m Rp / m SEMI Rp / m 5.000 0.000 5.000 0.000 0.000 5.000 6.000 9.000 000 6.000 bertingkat.75.50.75.5. Lantai 6.750 500.90.50. Lantai 0.5 6.750 5.5.75. Lantai.500 9.000 6.980 500 Lantai 6.875.50 8.75 5.65 6.750.500 500 9.000.90 6.980.50 500 bertingkat.500 9.00 6.900 600. Lantai.000 8.00.800 9.00. Lantai 500 7.600 0.700.800. Lantai 6.000 6.800 7.600 8.00 Lantai 57.500 6.000 500.000.000 6.000 8.00 6.800.800 7.600 LantaiJemur - - - 750-9.00 8.00 Pagar -.000.00.800.00 5. Tarif perhitungan pemasangan pipa adalah sebagai berikut : a. pipa air 0.5 s.d.... Rp. 700 /m ; b. di atas... Rp. 900 /m c. pipa minyak / gas... Rp..000 /m d. kabel / Kawat Listrik bawah tanah... Rp..000 /m e. kabel / Kawat Listrik di atas tanah... Rp..700 /m f. kabel / Kawat Telepon bawah tanah... Rp..50 /m g. kabel / Kawat Telepon di atas tanah...rp..000 /m 6. Tarif perhitungan pemasangan tiang (telepon, listrik dan lainnya) ditetapkan sebesar Rp. 00.000 /tiang

. Ketentuan Pasal 9 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 9 Struktur besarnya tarif Retribusi Izin Penjualan Minuman Beralkohol ditetapkan sebagai berikut : a. minuman beralkohol golongan A sebesar... Rp. 500.000,- b. minuman beralkohol golongan B sebesar... Rp. 9.000.000,- c. minuman beralkohol golongan C sebesar... Rp. 5.000.000,-. Ketentuan Pasal 0 di ubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 0 Struktur besarnya tarif retribusi daftar ulang ditetapkan sebagai berikut : a. minuman beralkohol golongan A sebesar... Rp..000.000,- b. minuman beralkohol golongan B sebesar... Rp. 7.500.000,- c. minuman beralkohol golongan C sebesar.. Rp..000.000,- Ketentuan Pasal ayat () huruf b dan huruf f serta ayat () huruf b dan huruf f diubah, sehingga Pasal berbunyi sebagai berikut : Pasal () Tarif retribusi izin gangguan perusahaan Industri dan perusahaan non industri dengan klasifikasi sebagai berikut : a. lingkungan dan tarif LINGKUNGAN TARIF... 5. 6. 7. Lingkungan Industri / Kawasan Industri Lingkungan Perkotaan / Kawasan Perkotaan Lingkungan Pasar / Kawasan Perdagangan Lingkungan Pemukiman / Kawasan Pemukiman Lingkungan Pergudangan / Kawasan Pergudangan Lingkungan Sosial Kawasan Sosial Lingkungan Perkantoran / Kawasan Perkantoran Rp. 50,-/izin Rp. 50,- Rp. 00,- Rp. 50,- Rp. 50,- Rp. 600,- Rp. 600,- b. lokasi dan indeks... Jalan nasional Jalan provinsi Jalan kabupaten Jalan desa c. gangguan dan indeks LOKASI INDEKS/ KLASIFIKASI,5,5 GANGGUAN INDEKS/KLASIFIKASI. Besar Menengah Kecil d. luas bangunan dan indeks LINGKUNGAN INDEKS/KLASIFIKASI < m² 5 m² 0 m² m² 00 m²,5,5

LINGKUNGAN INDEKS/KLASIFIKASI 5 6 0 m² 500 m² 50 m².000 m² >.00 m² 0.90 0.75 e. jenis usaha dan indeks. skala gangguan tinggi 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 Jenis Usaha Industri perakitan kendaraan bermotor Industri tekstil (pemintalan, pertenunan,pengelantangan, pencelupan, percetakan, penyempurnaan) Industri farmasi Industri kimia Industri semen Industri penyamakan / pengawetan kulit Industri penggilingan batu Industri kertas/pulp Industri batu baterai kering Industri kosmetik Industri logam elektro plating / pencelupan logam Industri separator accu Industri marmer Industri karoseri Industri besi, baja Industri batu bara Industri minyak goreng Industri margarine Industri pupuk Industri plastik Industri peralatan Industri tepung beras Industri tepung tapioka Industri tepung ubi jalar Industri tepung ikan Industri kayu lapis Industri garmen dengan pencucian Industri tepung terigu Industri gula pasir Industri karet buatan Industri pemberantasan hama Industri cat, pernis, lak Industri sabun, tapal gigi Industri kosmetika Industri perekat Industri barang peledak Industri korek api Industri pembersih / penggilingan minyak bumi Industri kaca lembaran Industri kapur Industri pengecoran Industri logam Industri paku, engsel dan sejenisnya Industri suku cadang Industri mesin tekstil, mesin percetakan, mesin jahit dan sejenisnya Industri transformator dan sejenisnya Industri vulkanisir ban Industri panel listrik

9 50 5 5 5 5 55 56 57 58 59 60 6 6 6 6 65 66 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 Jenis Usaha Industri kapal perahu Industri kendaraan roda dua atau lebih Industri komponen dan perlengkapan kendaraan bermotor Industri sepeda Industri pembekuan / pengalengan ikan / udang Industri pengasapan karet, reinling dan crumb rubber Industri peti kemas Industri teh Industri tahu Industri tempe Industri ban Industri enternit Huller/ penyosohan beras/ penggilingan padi Industri radio, tv dan sejenisnya Industri tepung ikan Industri Batu bata Industri kabel listrik dan telepon Usaha sejenis lainnya. skala gangguan sedang Jenis Usaha Industri sepatu Industri kayu Percetakan Industri bumbu masak Industri pengolahan dan pengawetan daging Industri pengolahan buah-buahan dan sayur-sayuran Industri pengupasan dan pembersihan kopi/kacangkacangan/ubi-ubian Industri roti, kue dan sejenisnya Industri gula merah Industri bubuk coklat Industri rokok putih Industri pemintalan benang Industri pertenunan Industri pengelantangan Industri percetakan dan penyempurnaan tekstil Industri batik printing Industri karung goni, karung plastik dan sejenisnya Industri makanan ternak Industri penggergajian kayu Bengkel Bubut Industri tinta Industri porselin Industri barang gelas Industri keramik Industri alat pertanian, pertukangan Indrustri komunikasi Industri alat dapur dari alumunium Industri komponen elektronika Industri lampu dan perlengkapannya Industri alat fotografi Industri susu Industri meubeler Industri mie, macroni, spageti dan sejenisnya Usaha sejenis lainnya,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5,5

. skala gangguan kecil 5 6 7 8 9 0 Jenis usaha Industri kecap/tauco Industri kerupuk Industri petis/terasi Industri minuman Industri pengeringan/pengolahan tembakau Industri alat musik Industri mainan anak-anak Industri alat-alat tulis/gambar Industri permata/barang perhiasan Industri jamu Industri kerajinan rumah tangga Industri tepung ikan Industri pabrik tempe/oncom Usaha sejenis lainnya f. jenis bangunan dan indeks... Permanen lux Permanen Semi permanen Darurat Jenis Bangunan klasifikasi,75 () Izin Gangguan Perusahaan n Industri dengan klasifikasi sebagai berikut : a. lingkungan dan tarif Lingkungan Tarif... 5. 6. 7. Lingkungan industri / kawasan industri Lingkungan perkotaan / kawasan perkotaan Lingkungan pasar / kawasan perdagangan Lingkungan pemukiman / kawasan pemukiman Lingkungan pergudangan / kawasan pergudangan Lingkungan sosial kawasan sosial Lingkungan perkantoran / kawasan perkantoran b. lokasi dan indeks... Jalan nasional Jalan provinsi Jalan kabupaten Jalan desa c. gangguan dan indeks... Besar Menengah Kecil d. luas bangunan dan indeks... m² 5 m²- 0 m² m²- 00 m² Lokasi Gangguan Lingkungan Rp. 50,-/izin Rp. 50,- Rp. 00,- Rp. 50,- Rp. 50,- Rp. 600,- Rp. 600,-,5,5,5,5,5

5. 6. 0 m²- 500 m² 50 m²-.000 m² >.00 m² e. jenis usaha dan indeks. skala gangguan tinggi... 5. 6. 7. 8. 9. 0.... 5. 6. Lingkungan Jenis Usaha Hotel, penginapan dan sejenisnya Restoran Bengkel kendaraan bermotor Pembibitan Usaha Peternakan SPBU/ SPBE Rumah potong hewan Pangkalan minyak tanah Jasa transportasi Super market/swalayan/ mini market Rumah Sakit, klinik dan rumah bersalin Distributor Apotek Perdagangan kenderaan bermotor Perdagangan gas elpiji dan minyak tanah Depot air minum. skala gangguan sedang... 5. 6. 7. 8. 9. 0.... Jenis Usaha Perdagangan bahan bangunan Rumah makan dan jasa boga Tempat rekreasi, hiburan dan pariwisata Perusahaan yang tidak menggunakan mesin Pembuatan pupuk organik Perdagangan meubelair dan elektronik Perdagangan emas Grosir Warung internet Perdagangan sarana produksi pertanian Perdagangan hasil pertanian Perdagangan hasil laut Jasa konveksi Usaha sejenis lainnya. skala gangguan kecil 5 6 7 8 Jenis Usaha Perusahaan pencucian kendaraan Industri kerajinan rumah tangga Kolam renang Perdagangan sembako Perdagangan pakaian jadi Gedung olah raga yang dikomersialkan Wc yang dikomersilkan Usaha sejenis lainnya,5,5,5,5,5,5,5

f. jenis bangunan dan indeks... Permanen lux Permanen Semi permanen Darurat Jenis Bangunan,75 5. Ketentuan Pasal 5 ayat () diubah sehingga Pasal 5 berbunyi sebagai berikut : Pasal 5 () Izin gangguan berlaku selama 5 (lima) tahun dan wajib didaftar ulang setiap tahun () Daftar ulang izin gangguan dipungut sebesar 75 % dari pembayaran retribusi pertama; () Badan dan atau perorangan yang mengalihkan dan atau mengganti merek usahanya dipungut retribusi sebesar 50 % ditambah dengan biaya pembayaran retribusi pertama Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. Diundangkan di Sei Rampah pada tanggal 5 Juli 0 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI, Ditetapkan di Sei Rampah pada tanggal 5 Juli 0 BUPATI SERDANG BEDAGAI, dto H. SOEKIRMAN dto H. HARIS FADILLAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 0 NOMOR 8