BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dalam dua pilihan atau lebih terhadap teknik akuntansi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya akuntansi merupakan suatu proses untuk menyediakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah laporan yang dibuat oleh perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. terhadap penyajian data akuntansi yang relevan dan handal.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (IAI). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kebebasan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam mengelola sumber daya. Laporan keuangan merupakan produk

I. PENDAHULUAN. Perusahaan membuat laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja manajemen dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam dua bentuk yaitu antara pemilik perusahaan (principal) dengan pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan laporan yang berisikan informasi-informasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan utama suatu perusahaan adalah memperoleh tingkat laba yang

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai kinerja perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham atau kepada pihak eksternal yang memiliki kepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan perusahaan real estate

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang lain. Maka dalam tinjauan ini dicantumkan hasil-hasil penetian

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Pengklasifikasian Utang. Utang Menurut Djarwanto (2004) merupakan kewajiban perusahaan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian Teori Agensi / Keagenan (Agency Theory)

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

Laporan Keuangan: Neraca

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagai pedoman bagi peneliti. Selain itu juga untuk menghindari adanya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. lalu dan harus dibayar dengan kas, barang dan jasa di waktu yang akan datang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai kepentingan. Oleh karena itu, kualitas dari suatu laporan. penggunanya dalam mengambil keputusan yang diinginkan.

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KONTRAK HUTANG DAN KESEMPATAN TUMBUH PADA KONSERVATISME AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal adalah suatu

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keagenan antara principal dengan agent. Menurut Jensen dan Meckling

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KEUANGAN. o o

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang

BAB II KERANGKA TEORITIS

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membuat para manajer perusahaan harus lebih kreatif dalam menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip konservatisme merupakan prinsip kehati-hatian terhadap suatu

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Definisi Konservatisme Akuntansi Dalam penyajian laporan keuangan, akuntan dapat memilih metode akuntansi apa yang akan diterapkan. Dalam konservatisme, akuntan dihadapkan dalam dua pilihan atau lebih terhadap teknik akuntansi. Menurut FASB Statement of Concept No.2 dalam Sari (2004): Konservatisme adalah reaksi hati-hati untuk menghadapi ketidakpastian dalam mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko pada situasi bisnis telah dipertimbangkan. Definisi konservatime menurut Wibowo dalam Widya (2004): Konservatisme merupakan prinsip yang penting dalam pelaporan keuangan agar pengakuan dan pengukuran aset serta laba dilakukan dengan penuh kehati-hatian, karena aktivitas ekonomi dan bisnis dilingkupi oleh ketidakpastian. Konservatisme biasanya juga didefinisikan sebagai reaksi kehati-hatian (prudent) terhadap ketidakpastian, yang ditujukan untuk melindungi hak-hak dan kepentingan pemegang saham (shareholders) dan pemberi pinjaman (debtholders) yang menentukan sebuah verifikasi standar yang lebih tinggi untuk mengakui goodnews daripada badnews (Lara et al, 2005). Dengan adanya prinsip kehatihatian tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi setiap pengguna laporan keuangan. Selain itu, pengguna laporan keuangan dapat mengambil 6

keputusan investasi atau pemberian kredit dengan tepat atas prediksi yang mereka lakukan dari laporan keuangan yang memuat ketidakpastian dan risiko perusahaan. Penjelasan lebih lanjut dikemukakan oleh Wolk, et al (2001) yang menyebutkan bahwa konservatisme sebagai preferensi terhadap metode-metode akuntansi yang menghasilkan nilai paling rendah untuk aset dan pendapatan, sementara nilai paling tinggi untuk utang dan biaya, atau menghasilkan nilai buku ekuitas yang paling rendah. Hal ini berakibat pada penundaan pengakuan aset dan pendapatan hingga aset atau pendapatan tersebut benar-benar telah diterima perusahaan walaupun kemungkinan adanya penerimaan aset sangat besar. Sebaliknya, pengakuan terhadap rugi atau biaya yang terjadi segera dilakukan. Karena adanya penundaan pengakuan untuk pendapatan dan aset tetapi pengakuan untuk rugi dan biaya segera dilakukan, konservatisme dapat menyebabkan understatement pada laba periode sekarang tetapi overstatement pada laba periode berikutnya. Adanya overstatement pada laba periode yang akan datang disebabkan oleh understatement pada periode sekarang (Sari dan Adhariani, 2009). Watts (2003a) menyatakan bahwa understatement aset bersih yang sistematik atau relatif permanen merupakan hallmark konservatisme akuntansi, sehingga dapat dikatakan bahwa konservatisme akuntansi menghasilkan laba yang berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aset yang tidak overstate. 7

Konservatisme akuntansi menyatakan apabila ada beberapa alternatif akuntansi maka alternatif yang seharusnya dipilih adalah alternatif yang paling kecil kemungkinannya untuk melaporkan aset atau pendapatan yang lebih besar dari yang seharusnya (Almilia, 2005). Chariri dan Ghozali (2007) juga menyatakan demikian, bahwa apabila perusahaan memilih satu di antara dua teknik akuntansi yang ada, maka harus dipilih alternatif yang kurang menguntungkan bagi ekuitas pemegang saham. Apabila terdapat kondisi yang kemungkinan menimbulkan kerugian, maka harus segera diakui. Lebih lanjut, prinsip konservatisme sering dianggap sebagai prinsip yang pesimisme. Senada dengan beberapa penelitian yang telah dipaparkan, pesimisme mengharuskan beban harus segera diakui, tetapi pendapatan diakui setelah ada kepastian realisasi (recognition), sedangkan aset bersih cenderung dinilai di bawah harga pertukaran atau harga pasar sekarang dari harga perolehan (Hendriksen dan Van Breda, 2000). Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa konservatisme adalah berhati-hati terhadap sesuatu yang tidak pasti dengan cara menunda mengakui laba dan mempercepat mengakui beban. Konservatisme mengakui biaya atau rugi yang mungkin terjadi, tetapi tidak segera mengakui laba yang akan datang walaupun kemungkinan terjadinya besar. Konservatisme memiliki beberapa faktor-faktor yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menyusun laporan keuangan. Faktor-faktor tersebut bermanfaat untuk mengetahui metode mana yang baik digunakan untuk penyusunan laporan keuangan. 8

2.1.2 Faktor-Faktor Pemilihan Konservatisme Beberapa asumsi yang didasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK, 2002) tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pilihan perusahaan dalam akuntansi konservatif adalah sebagai berikut: a. Metode persediaan LIFO Metode LIFO (Last In First Out) merupakan metode penetapan harga pokok persediaan berdasarkan asumsi bahwa harga pokok terjual harus dibebankan ke pendapatan menurut biaya yang paling akhir terjadi. Dengan menggunakan LIFO, biaya unit yang dijual merupakan biaya pembelian paling akhir (Warren et al, 2005). Menurut Dewi (2003) metode yang paling konservatif dalam penilaian persediaan adalah metode LIFO, sedangkan yang paling optimis adalah metode FIFO. Hal itu dikarenakan LIFO cenderung menghasilkan laba yang lebih rendah daripada FIFO. Bila harga meningkat persediaan yang dihitung menggunakan LIFO akan lebih rendah daripada menggunakan FIFO. Bila persediaan akhir lebih kecil, maka harga pokok penjualan akan lebih besar dan laba akan lebih kecil (Hendriksen, 1996). b. Metode penyusutan Double Declining Balance Metode penyusutan double declining balance (metode saldo menurun) merupakan metode penyusutan yang jumlah pembebanan beban penyusutan aset semakin menurun selama taksiran umur aset tersebut. Metode ini menghasilkan beban yang semakin turun sepanjang estimasi umur aset (Warren et al, 2005). Jika periode penyusutan semakin pendek, maka semakin konservatif dan jika periode penyusutan semakin panjang, maka semakin 9

optimis. Metode penyusutan ini lebih konservatif daripada metode garis lurus, karena menghasilkan cost yang lebih tinggi sehingga menghasilkan laba yang relatif kecil (Dewi, 2003). c. Metode amortisasi saldo menurun Metode amortisasi saldo menurun merupakan alokasi pembebanan periodik dari biaya aset tak berwujud yang semakin menurun. Jika periode amortisasi semakin pendek, maka lebih konservatif dan jika periode amortisasi semakin panjang maka semakin optimis. Metode amortisasi ini lebih konservatif karena menghasilkan cost yang lebih tinggi sehingga laba menjadi kecil (Dewi, 2003). d. Pengakuan biaya riset dan pengembangan sebagai cost Biaya riset dan pengembangan bukan merupakan aset tak berwujud, tetapi aktivitas riset dan pengembangan menghasilkan pengembangan sesuatu yang dipatenkan atau diperoleh hak ciptanya seperti produk, rumus maupun hasil sastra baru (Kieso, 2006). Menurut Dewi (2003) perusahaan memungkinkan memilih metode yang sesuai dengan keadaan perusahaan. Jika biaya riset dan pengembangan diakui sebagai cost pada periode berjalan maka perusahaan menghasilkan laporan yang cenderung konservatif dan bila biaya riset dan pengembangan diakui sebagai aset, maka laporan keuangan cenderung optimis. e. Struktur Kepemilikan Kepemilikan merupakan salah satu faktor intern perusahaan yang menentukan kemajuan perusahaan. Pemilik atau biasa dikenal dengan sebutan pemegang saham merupakan penyedia dana yang dibutuhkan perusahaan. 10

Tanpa pemegang saham perusahaan tidak dapat berdiri dan tidak dapat memiliki dana dalam membangun, memperluas, serta mengoperasikan usaha bisnisnya. Menurut Alridge dan Sutojo (2005) pemegang saham selaku pemilik perusahaan mempunyai hak-hak dasar diantaranya: 1) Hak-hak yang berkaitan dengan kepemilikan perusahaan. Hak-hak pemegang saham yang berkaitan dengan kepemilikan perusahaan terdiri dari: a) Mendapat jaminan saham mereka didaftarkan dilembaga pemerintah yang berwenang. b) Hak memindah tangankan saham perusahaan yang ikut mereka miliki. c) Memperoleh laporan tentang kondisi dan perkembangan usaha keuangan perusahaan secara reguler, akurat, diungkapkan secara transparan dan tepat waktu. d) Menghindari rapat pemegang saham dan ikut melakukan pemungutan suara (voting). e) Mendapatkan pembagian keuntungan perusahaan dalam bentuk deviden. f) Ikut pemilihan dan mengganti anggota Dewan Komisaris dan Direksi. 2) Hak-hak yang berkaitan dengan memutuskan hal-hal penting. Yang temasuk ke dalam keputusan-keputusan penting adalah: a) Perubahan isi dokumen penting seperti akta pendirian, anggaran dasar, dan anggaran rumah tangga perusahaan. b) Perubahan hak pemegang saham. 11

c) Merger dan akuisisi. d) Penjualan atau pembelian harta tetap perusahaan. Perlakuan yang adil terhadap semua golongan pemegang saham termasuk pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing merupakan salah satu daya tarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya di perusahaanperusahaan yang bersangkutan. f. Kepemilikan Institusional Suatu perusahaan dapat saja dimiliki oleh institusi yaitu lembaga yang memiliki kepentingan besar terhadap investasi yang dilakukan termasuk investasi saham. Institusi menyerahkan tanggung jawab kepada divisi tertentu untuk mengolah investasi pada perusahaan tersebut. Institusi hanya memantau secara profesional perkembangan investasinya dengan meningkatkan pengendalian terhadap tindakan manajemen sehingga potensi kecurangan dapat ditekan. Keberadaan institusi ini mampu menjadi alat monitoring yang efektif bagi perusahaan. Investor institusional perusahaan publik antara lain terdiri dari dana pensiun, perusahaan asuransi, perusahaan dana reksa, dan investment fund yang dibentuk perusahaan-perusahaan asuransi. Peranan investor institusional antara lain berbentuk: 1) Mengarahkan dan memonitor arah kegiatan bisnis perusahaan (Directing and Controlling). Jumlah saham yang diinvestasikan oleh investor institusi cukup besar. Mereka mempunyai kemampuan untuk memonitor kegiatan bisnis perusahaan. Banyak investor institusional dilengkapi dengan sarana 12

termasuk keahlian dan dana untuk ikut mengendalikan operasi bisnis perusahaan dimana mereka menginvestasikan dananya. Cara lain investor institusi skala besar mengarahkan operasi bisnis perusahaan publik adalah menyewa analisis atau fund managers. 2) Sumber informasi perusahaan (Source of company s information). Peranan investor intitusional yang lain adalah berfungsi sebagai sumber informasi perusahaan bagi investor lain yang mempunyai hubungan dekat dengan mereka. Hal tersebut dapat bermanfaat bagi pemegang saham yang lain atau investor lain yang ingin membeli saham. 3) Pengajuan suara dalam rapat pemegang saham (Voting). Pada tahun-tahun terakhir investor institusional yang berminat mempergunakan hak memberikan suara meningkat cukup tajam. Investor institusional menyadari bahwa voting tehadap keputusan penting yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan, merupakan salah satu sarana untuk memonitor kegiatan Board Of Directors dan manajemen perusahaan. Kinerja masing-masing investor institusional tergantung dari kinerja perusahaan bisnis perusahaan publik dimana mereka menanamkan dananya. Besarnya dividen yang mereka terima dari perusahaan yang sahamnya mereka miliki sangat dipengaruhi oleh kinerja manajemen perusahaan mengelola perusahaan itu. Demikian juga harga saham perusahaan itu di Bursa-Bursa Efek. 13

g. Kepemilikan Manajerial Dibandingkan dengan investor institusional, jumlah pemegang saham oleh investor manajerial pada setiap perusahaan publik biasanya kecil. Investor manjerial biasanya terdiri dari pengelola perusahaan seperti Dewan Direksi dengan Dewan Komisaris. Karena jumlah kepemilikan saham yang kecil tersebut banyak investor manajerial tidak begitu memperdulikan hak mereka menghadiri rapat pemegang saham (RUPS), melakukan voting atau ikut memilih ketua dan anggota Board of Directors. Selain itu, kecilnya dana yang mereka investasikan juga terbatasnya keahlian dan kemampuan mereka menanggung biaya, banyak investor manajerial tidak mempunyai minat untuk memonitor kegiatan bisnis perusahaan. Tetapi dengan melibatkan pihak pengelola perusahaan ke dalam pemilik perusahaan dengan mensejajarkan hak-haknya dengan investor institusional akan membuat investor manajerial merasa bertanggung jawab memiliki perusahaan dengan mengelola perusahaan dengan baik untuk mendapatkan nilai lebih (deviden) dari apa yang telah investasikan. h. Kontrak Hutang (Debt Covenant) Rasio leverage menggambarkan struktur modal perusahaan. Dimana struktur modal adalah merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa (Sartono, 2001). Sartono (2001:230) menjelaskan bahwa teori Modigliani-Miller memperkenalkan teori struktur modal dengan asumsi sebagai berikut: 14

1) Resiko bisnis perusahaan dapat diukur dengan standar deviasi laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dan perusahaan yang memiliki resiko bisnis sama dikatakan berada dalam kelas yang sama. 2) Semua investor dan investor potensial memiliki estimasi sama terhadap EBIT perusahaan dimasa yang akan datang. Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur dimana aset perusahaan dibiayai dengan utang. Jadi semakin besar proporsi utang yang digunakan oleh perusahaan, pemilik modal akan menanggung resiko yang besar pula. Rasio leverage adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan utang. Apabila perusahaan tidak mempunyai leverage atau leverage faktornya sama dengan nol artinya perusahaan dalam beroperasi sepenuhnya menggunakan modal sendiri atau tanpa menggunakan utang. Debt covenant hypothesis, menjelaskan bagaimana manajer menyikapi perjanjian utang. Manajer dalam menyikapi adanya pelanggaran atas perjanjian utang yang telah jatuh tempo, akan berupaya menghindarinya dengan memilih kebijakan akuntansi yang menguntungkan dirinya. Kontrak Hutang (debt covenant) merupakan perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman dari tindakan-tindakan manajer terhadap kepentingan kreditor, seperti pembagian dividen yang berlebihan, atau membiarkan ekuitas di bawah tingkat yang telah ditentukan. Semakin cenderung suatu perusahaan melanggar perjanjian utang maka manajer akan cenderung memilih prosedur akuntansi yang dapat menstransfer laba periode mendatang ke periode berjalan, karena hal tersebut dapat mengurangi risiko 15

default. Untuk mengidentifikasi debt covenant adalah dengan menggunakan proksi dari tingkat leverage. Leverage merupakan perbandingan utang jangka panjang terhadap total asset yang dimiliki perusahaan. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. i. Kesempatan Tumbuh (Growth Opportunities) Pertumbuhan merupakan elemen yang terjadi dalam siklus perusahaan. Ukuran pertumbuhan dalam perusahaan tergantung dari kegiatan perusahaan, dimana pertumbuhan dalam manajemen keuangan pada umumnya menunjukkan peningkatan ukuran skala perusahaan. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah kesempatan tumbuh (growth opportunities). Growth Opportunities adalah kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan. Perusahaan dengan growth opportunities yang tinggi akan cenderung membutuhkan dana dalam jumlah yang cukup besar untuk membiayai pertumbuhan tersebut pada masa yang akan datang, oleh karenanya perusahaan akan mempertahankan earning untuk diinvestasikan kembali pada perusahaan dan pada waktu bersamaan. Perusahaan diharapkan akan tetap mengandalkan pendanaan melalui utang yang lebih besar. Perusahaan dengan growth opportunities umumnya mengandalkan pinjaman jangka pendek jika mereka mempunyai asymmetry information. Jika perusahaan dengan growth opportunities mempunyai hubungan yang dekat dengan pihak kreditur atau 16

bank, dan tidak mengalami asymmetry information, maka financing melalui hutang jangka panjang dapat diperoleh. Untuk mengidentifikasi growth opportunities adalah dengan menggunakan ratio market value to book value dari total assets. Perusahaan-perusahaan yang mempunyai growth opportunities yang baik akan mempunyai ratio market to book yang lebih besar daripada perusahaan yang tidak mempunyai growth opportunities (Gaud et al, 2003). Berdasarkan asumsi diatas, jika perusahaan memenuhi dua atau lebih asumsi diatas, maka perusahaan tersebut digolongkan konservatif. Jika hanya memenuhi satu atau tidak memenuhi satupun dari asumsi diatas maka perusahaan tersebut digolongkan optimis. Penelitian-penelitian yang dilakukan sehubungan dengan adanya konsep konservatisme ini menghasilkan penemuan yang masih beragam. Maka dari itu, penelitian semacam ini masih dibutuhkan untuk menjawab berbagai masalah yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan prinsip konservatisme 2.1.3 Laporan Keuangan 1. Definisi Laporan Keuangan Pada dasarnya laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan dengan keberadaan suatu perusahaan merupakan alat komunikasi. Artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatankegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. 17

Menurut Kieso dan Weygandt (2006): Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi laporan keuangan terhadap pihak-pihak diluar korporasi. Laporan keuangan (financial statement) yang sering disajikan adalah (1) neraca, (2) laporan laba-rugi, (3) laporan arus kas, (4) laporan ekuitas atau pemegang saham. Laporan keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha. Pengertian Laporan keuangan menurut Baridwan (2005:4): Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari suatu transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini di buat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik saham. Disamping itu laporan keuangan juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen. Disamping itu laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi mengenai posisi keuangan, hasil usaha, perubahan posisi keuangan, kewajiban dan proyeksi laba yang disusun untuk memenuhi kebutuhan dari pengguna laporan keuangan. 18

2. Tujuan Laporan Keuangan Merupakan salah satu alat pertanggung jawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. Menurut Standar Akuntasi keuangan (IAI, 2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (Stewardship) manajemen atas pengguna sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, serta arus kas. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi 19

keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. 3. Jenis Laporan Keuangan Menurut Keown, et al (2000) bentuk laporan keuangan yang biasanya digunakan oleh perusahaan adalah neraca (balance sheet), laporan laba rugi (income statement) dan laporan arus kas (cash flow). a. Neraca (Balance Sheet) Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Neraca memberikan gambaran sesaat posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu tentang aset, kewajiban dan ekuitas para pemilik perusahaan. Bentuk laporan keuangan mengikuti persamaan neraca sebagai berikut: Aset = Kewajiban + Ekuitas Pemegang Saham Aset mewakili seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, dimana aset terdiri dari tiga kategori, yaitu : 1) Aset Lancar (Current Asset), yang terdiri dari kas, surat berharga yang mudah dijual, piutang dagang, persediaan barang dagang, serta beban dibayar dimuka. 2) Aset Tetap (Fixed Asset), yang terdiri atas peralatan, bangunan serta tanah. 3) Aset Lain-Lain (Other Asset), aset yang tidak termasuk ke dalam aset lancar ataupun aset tetap perusahaan, seperti hak paten, investasi jangka panjang, surat berharga dan goodwill. Sedangkan kewajiban dan ekuitas 20

pemegang saham (passiva) menunjukkan bagaiman seluruh sumber daya perusahaan tersebut didanai. Kewajiban (liabilities) mencakup kredit dari pemasok (kewajiban dagang) atau pinjaman dari bank (termasuk wesel bayar atau hipotek). Ekuitas pemegang saham terdiri dari investasi para pemegang saham dalam perusahaan, serta saldo laba. Adapun bentuk penyajian neraca dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1) Bentuk Scontro (Account Form), yaitu neraca yang disusun secara sebelah-menyebelah, dimana sebelah kiri/debet untuk asset sedangkan sebelah kanan/kredit untuk hutang dan modal. 2) Bentuk Stafel (Report Form), yaitu neraca yang disusun dari atas ke bawah, yaitu dengan urutan aset, hutang kemudian modal. b. Laporan laba Rugi (Income Statement) Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang di derita oleh perusahaan. c. Laporan Arus Kas (Cash Flow) Laporan ini menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. 21

d. Laporan Perubahan Modal (Statement of Owners s equity) Laporan perubahan modal adalah ikhtisar perubahan modal suatu perusahaan yang terjadi selama jangka waktu tertentu. e. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement) Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan mengenai gambaran umum perusahaan, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelas pos-pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya. Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan ekuitas harus berkaitan dengan informasi yang ada dalam catatan laporan keuangan. Laporan keuangan yang terkait dengan praktik konservatisme adalah laporan laba rugi. Laporan laba rugi memuat informasi pendapatan dan beban/biaya. Selisih antara pendapatan dan beban adalah laba. Dengan menggunakan metode akuntansi yang berbeda maka akan menghasilkan laba yang berbeda pula. Bila perusahaan mengambil nilai laba yang lebih kecil, berarti laba perusahaan itu sedang menerapkan konservatisme, maka perusahaan tersebut mempunyai laba yang konservatif. Laba yang konservatif akan dapat mempengaruhi keputusan para pengguna laporan keuangan, khususnya para pemegang saham. 2.1.4 Struktur Kepemilikan Pada perusahaan modern, kepemilikan perusahaan biasanya sangat menyebar. Kegiatan operasi perusahaan sehari-hari dijalankan oleh manajer yang 22

biasanya tidak mempunyai saham kepemilikan yang besar. Struktur kepemilikan sangat penting dalam menentukan nilai perusahaan. Dua aspek yang perlu dipertimbangkan ialah (1) konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak luar (outsider ownership concentration) dan (2) kepemilikan perusahaan oleh manajer (manager ownership). Pemilik perusahaan dari pihak luar berbeda dengan manajer karena kecil kemungkinannya pemilik dari pihak luar terlibat dalam urusan bisnis perusahaan sehari-hari (Widya, 2004). Untuk perusahaan dengan kepemilikan yang lebih terkonentrasi, free rider akan berkurang dari investor kecil yang ada dan biaya yang dikeluarkan lebih rendah untuk mendeteksi kecurangan. Dalam perspektif yang panjang, semakin rendah cost investor untuk mendeteksi kecurangan semakin tinggi probabilitas perusahaan untuk terdeteksi dan semakin tinggi cost yang diharapkan dimasa mendatang (net benefit) dari peningkatan laba (Qiang, 2003). Wibowo (2002) menyatakan terdapat hubungan positif antara struktur kepemilikan dengan konservatisme laba. Qiang (2003) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tingkat konsentrasi struktur kepemilikan modal perusahaan yang besar akan mengurangi keuntungan bersih yang diharapkan manajer terhadap laba atas modal sehingga tingkat konservatisme meningkat. 2.1.5 Kontrak Hutang Leverage merupakan perbandingan utang jangka panjang terhadap total asset yang dimiliki perusahaan. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan 23

gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. Watts dan Zimmermman (1986) menyatakan bahwa motif pemilihan suatu metode akuntansi tidak terlepas dari teori akuntansi positif, salah satunya adalah debt covenant hypotheses. Sehubungan dengan biaya renegoisasi kontrak utang, kontrak utang (debt covenant) akan memperbaiki angka akuntansi. Debt covenant hypoteses memprediksikan bahwa manajer ingin meningkatkan laba dan aset untuk mengurangi biaya kontrak hutang ketika perusahaan memutuskan perjanjian hutangnya. Bukti empiris menunjukan bahwa perusahaan yang memiliki abnormal acrual yang lebih agresif dan perubahan terhadap kebijakan akuntansi yang lebih agresif (Defond dan Jiambalvo, 1994:145-176). Qiang (2003) menyatakan bahwa manajer dengan resiko ex ante memutuskan perjanjian hutang lebih tinggi untuk cenderung optimis atau kurang konservatif. 2.1.6 Kesempatan Tumbuh Pada perusahaan yang menggunakan prinsip konservatisme terdapat cadangan tersembunyi yang digunakan untuk investasi, sehingga perusahaan yang konservatif identik dengan perusahaan yang tumbuh (Mayangsari danwilopo, 2002). Pertumbuhan ini akan direspon positif oleh investor sehingga nilai pasar perusahaan yang konservatif lebih besar dari nilai bukunya sehingga akan tercipta goodwill. Pasar akan menilai positif atas investasi yang dilakukan perusahaan karena dari investasi yang dilakukan saat ini diharapkan perusahaan akan mendapatkan kenaikan arus kas dimasa depan. Pasar menilai positif atas investasi 24

yang dilakukan perusahaan, karena dari investasi yang dilakukan ini diharapkan perusahaan akan mendapatkan kenaikan arus kas. Feltham et al. (1995:689-731) menyatakan bahwa akuntansi konservatif merupakan konsep yang sesuai karena konsep tersebut menunjukan pertumbuhan suatu perusahaan karena aset netto yang dilaporkan lebih rendah dari nilai pasar. Namun prinsip konservatisme ini menjadi kontroversial karena banyaknya kritikan atas prinsip ini dalam laporan keuangan. Salah satu kritik yang sering muncul adalah prinsip konservatisme ini mempengaruhi hasil dari laporan keuangan. Kiryanto dan Supriyanto (2006) menyatakan bahwa jika laporan keuangan dibuat atas dasar metode konservatif hasilnya cenderung bias dan tidak mencerminkan keadaan keuangan perusahaan sebenarnya. Ini dikarenakan prinsip konservatisme yang lebih cepat mengakui kewajiban dan biaya serta lebih lambat mengakui aktiva dan pendapatan. 2.2 Rerangka Pemikiran Penelitian empiris akuntansi banyak yang telah berusaha menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan memilih akuntansi konservatisme, Dalam bagian kerangka pemikiran ini dijelaskan tentang hubungan yang menunjukan kaitan antar variabel-variabel penelitian, yang dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini: 25

KONSERVATISME AKUNTANSI Struktur Kepemilikan Kontrak Hutang Kesempatan Tumbuh Manajerial Institusional 1. Rasio Leverage 1. Kebutuhan dana investasi - Managerial ownership - Plan bonus hypothesis - Directing and controlling - Source of company s information 2. Pelanggaran atas perjanjian hutang 3. Mengendalikan peran debtholder 2. Cadangan tersembunyi pada perusahaan - Voting Pengelola Perusahaan Monitoring perusahaan Gambar 1 Rerangka Pemikiran 26 1

Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaannya. Informasi yang disampaikan melalui laporan keuangan ini digunakan oleh pihak internal maupun pihak eksternal. Laporan keuangan tersebut harus memenuhi tujuan, aturan, serta prinsip-prinsip akuntansi yang sesuai dengan standar yang berlaku umum agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipertanggung jawabkan dan bermanfaat bagi setiap penggunanya. Dalam upaya untuk menyempurnakan laporan keuangan tersebut lahirlah konsep konservatisme. Konservatisme merupakan prinsip yang paling mempengaruhi penilaian dalam akuntansi (Watts, 2003). Karena itu konservatisme sampai saat ini masih tetap memiliki peran penting dalam praktik akuntansi. Konservatisme didefinisikan sebagai konsep untuk menunda pengakuan terhadap arus kas masuk mendatang, dan sebagai akuntansi konservatif umum yang digunakan bahwa akuntan harus melaporkan informasi akuntansi yang terendah dari beberapa kemungkinan nilai untuk aset dan pendapatan, serta yang tertinggi dari beberapa kemungkinan nilai kewajiban dan beban (Hendriksen, 1996). Sampai saat ini masih terjadi pertentangan mengenai manfaat konservatisme dalam laporan keuangan. Hasil dari sebagian penelitian berpendapat bahwa laba yang dihasilkan dari metode konservatif kurang berkualitas, tidak relevan dan tidak bermanfaat. 27

2.3 Perumusan Hipotesis Pada bagian ini akan dijelaskan tentang hipotesis yang akan diuji dalam penelitian. Terdapat tiga hipotesis yang akan diuji. Pertama, Struktur kepemilikan yang dapat dihubungkan dengan plan bonus hypothesis, Selanjutnya rasio leverage yang memproksikan debt convenant hypothesis. Dan yang terakhir adalah kesempatan tumbuh (growth opportunities). Penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada bagian di bawah ini: 2.3.1 Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Konservatisme Menurut Alfiana (2006:45-54) plan bonus hypothesis dalam possitive accounting theory menyatakan bahwa manajer akan bertindak seiring dengan bonus yang diberikan. Jika target laba perusahaan tercapai, maka bonus akan diberikan kepada manajemen perusahaan oleh pemilik atau pemegang saham perusahaan. Dengan begitu pelaporan perusahaan akan kurang konservatif dikarenakan manajemen laba yang mungkin dilakukan manajemen perusahaan demi mendapatkan bonus. Namun jika kepemilikan manajer lebih banyak dibanding para investor lain, maka manajemen cenderung melaporkan laba lebih konservatif. Karena rasa memiliki manajer terhadap perusahaan itu cukup besar, maka manajer lebih berkeinginan untuk mengembangkan dan memperbesar perusahaan daripada mementingkan bonus yang didapat jika memenuhi target laba. Dengan metode konservatif, maka akan terdapat cadangan tersembunyi yang cukup besar untuk meningkatkan jumlah investasi perusahaan. Aset diakui dengan 28

nilai terendah, ini berarti nilai pasar lebih besar dari pada nilai buku. Hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa pasar dan investor akan menilai positif akan hal ini. Dari hasil uraian diatas, maka dapat disimpulkan hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah: H 1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif pada konservatisme akuntansi. 2.3.2 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Konservatisme Struktur kepemilikan institusional merupakan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh pihak institusional dari seluruh jumlah saham perusahaan yang beredar. Widya (2004) menyatakan bahwa semakin besar jumlah kepemilikan saham yang dimiliki oleh investor eksternal publik, dapat mempengaruhi perusahaan untuk menggunakan konservatisme akuntansi. Lebih lanjut Budiono (2005) menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki kemampuan dalam mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga mengurangi tindakan manajemen untuk melakukan manajemen laba. Investor institusional mempunyai investasi ekuitas yang cukup besar sehingga investor institusional terdorong untuk mengawasi tindakan dan kinerja manajer lebih ketat. Dengan demikian, kepemilikan institusional dapat mengurangi insentif manajemen yang mungkin melakukan suatu hal yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan yang mementingkan kepentingan manajemen sendiri. Jika investor institusional mempunyai kepemilikan saham dalam jumlah besar, maka mereka mempunyai hak untuk mengawasi perilaku dan kinerja manajemen. Akan tetapi, investor cenderung 29

berharap investasi yang mereka tanamkan di dalam perusahaan mempunyai tingkat return yang tinggi. Hal ini mendorong manajemen untuk melaporkan laba yang tidak konservatif agar pembagian dividen tinggi. Selain itu juga menarik para calon investor baru untuk menanamkan investasinya. Dari hasil uraian diatas, maka dapat disimpulkan hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah: H 2 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif pada konservatisme akuntansi. 2.3.3 Pengaruh Kontrak Hutang Terhadap Konservatisme Dalam kaitannya dengan kontrak utang, menurut Watts dan Zimmerman (1989) debt covenant merupakan salah satu teori akuntansi positif. Untuk mengidentifikasi debt covenant tersebut dapat menggunakan proksi dari tingkat rasio leverage. Rasio leverage dapat digunakan untuk menunjukan seberapa besar perusahaan dibiayai oleh utang dan perbandingannya dengan total asset yang dimiliki perusahaan. Rasio laverage juga dapat menjadi suatu indikasi bagi pemberi pinjaman untuk tingkat keamanan pengembalian dana yang telah diberikan kepada perusahaan. Hal tersebut didasari atas struktur modal yang digambarkan oleh rasio leverage, dengan begitu tingkat risiko tak tertagih suatu utang dapat diketahui. Perusahaan ingin menunjukkan kinerja yang baik terhadap pemberi pinjaman, agar mendapatkan utang jangka panjang dan pemberi pinjaman dapat merasa yakin bahwa dana yang diberikan akan terjamin. Oleh karena itu perusahaan melakukan pelaporan keuangan secara optimis atau kurang konservatif dengan 30

cara menaikkan nilai aset dan laba setinggi mungkin, serta menurunkan liabilitas dan beban. Hal tersebut dilakukan agar pemberi pinjaman dapat merasa yakin dan memberikan dana pinjaman kepada perusahaan. Semakin besar rasio leverage yang digunakan untuk mengukur debt convenant, semakin besar pula kemungkinan perusahaan akan menggunakan prosedur yang meningkatkan laba yang dilaporkan periode sekarang atau laporan keuangan disajikan cenderung tidak konservatif (optimis). Hal tersebut disebabkan semakin tinggi debt convenant perusahaan maka semakin dekat perusahaan pada batas yang dipersyaratkan dalam kontrak hutang. Semakin ketat batas yang dipersyaratkan dalam kontrak utang maka semakin besar kemungkinan terjadinya pelanggaran kontrak utang, dalam situasi tersebut manajer yang memilih metode akuntansi yang lebih optimis akan mengurangi kemungkinan perusahaan melanggar kontrak utangnya dan menghindari perusahaan dari biaya renegoisasi kontrak utang. Dari hasil uraian diatas, maka dapat disimpulkan hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah: H 3 : Kontrak Hutang berpengaruh negatif pada konservatisme akuntansi. 2.3.4 Pengaruh Kesempatan Tumbuh Terhadap Konservatisme Menurut Mayangsari dan Wilopo (2002) perusahaan yang menggunakan konservatisme akuntansi dalam laporan keuangannya, identik dengan perusahaan yang tumbuh. Hal tersebut dinyatakan karena terdapatnya cadangan tersembunyi pada perusahaan tersebut yang digunakan untuk investasi atau untuk memperbesar 31

perusahaan. Dengan pertumbuhan ini investor dan calon investor akan merespon dengan baik karena adanya goodwill. Goodwill itu tercipta karena pada perusahaan yang menggunakan konservatisme akuntansi, nilai pasar lebih besar dari nilai bukunya. Selanjutnya pasar juga akan menilai positif atas investasi yang dilakukan perusahaan, yang diharapkan akan terjadi kenaikan arus kas perusahaan dimasa depan. Feltham dan Ohlson (1995) menyatakan bahwa akuntansi konservatif merupakan konsep yang sesuai karena konsep tersebut menunjukkan pertumbuhan suatu perusahaan karena aset netto yang dilaporkan lebih rendah dari nilai pasar. Dari hasil uraian diatas, maka dapat disimpulkan hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah: H 4 : Kesempatan tumbuh berpengaruh positif pada konservatisme akuntansi. 32