BAB III METODE PENGOLAHAN DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Pemasangan Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya

atau pengaman pada pelanggan.

PENDEKATAN BARU UNTUK SINTESIS KONVERTER DAYA

1 BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu kelistrikan yang menggabungkan ilmu elektronika dengan ilmu ketenaga-listrikan.

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

ANALISIS HASIL PENGUKURAN KUALITAS DAYA ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI TEKSTIL

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TRAFO TEGANGAN MAGNETIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

LAMPIRAN A PARAMETER TRANSFORMATOR. A.1.1. TRANSFORMATOR: TR 11 (500 VA; 133/133 Volt) Pengujian Beban Nol I OC (amp) 1 133,08 0,130 10,2 133,01

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik

MODUL 1 PRINSIP DASAR LISTRIK

ANALISIS RANGKAIAN RLC ARUS BOLAK-BALIK

Antiremed Kelas 12 Fisika

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK

1.KONSEP SEGITIGA DAYA

RANGKAIAN AC R-L PARALEL

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN

BAB II AUDIT DAN MANAJEMEN ENERGI LISTRIK

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TRAINER FEEDBACK THYRISTOR AND MOTOR CONTROL

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian daya listrik dengan beban tidak linier banyak digunakan pada

Koreksi Faktor Daya. PDF created with FinePrint pdffactory trial version

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengukuran Daya 3 Fasa Beban Semester I

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Gedung Twin Building Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN

Pengkonversi DC-DC (Pemotong) Mengubah masukan DC tidak teratur ke keluaran DC terkendali dengan level tegangan yang diinginkan.

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN

BAB 3 PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN DAN MODEL JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi kala ini. Peralatan-peralatan yang biasa dijalankan secara

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

BAB II LANDASAN TEORI. Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus

Penyusun: Tim Laboratorium Energi

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF

Rangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter

MAKALAH LISTRIK CLAMPMETER OLEH : MARIANI DWI ARTHA N. D3 ELEKTRO INDUSTRI

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER. Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi :

PENGANTAR ELEKTRONIKA DAYA

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c.

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

AUDIT ENERGI SISTEM KELISTRIKAN DI INDUSTRI BENANG

MEMBUAT LAMPU 220V DENGAN LED

Dasar Rangkaian Listrik

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab

Gambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA

Transkripsi:

BAB III METODE PENGOLAHAN DATA 3.1 Pengumpulan Data Salah satu kegiatan studi kelayakan penggunaan dan penghematan energi listrik yang paling besar dan paling penting adalah pengumpulan data dan data yang dikumpulkan harus valid untuk digunakan. Oleh karenanya semua data yang dikumpulkan selama survei di lokasi gedung auto 2000, harus diketahui oleh pihak gedung tersebut. Data-data yang dikumpulkan selama pelaksanaan studi penghematan energi ini terbagi dalam dua bagian: a. Data sekunder, meliputi: Pemakaian energi listrik. Single line diagram (listrik). b. Data pengamatan langsung (primer), meliputi: Kapasitas listrik yang digunakan. Pengukuran pembebanan pada tiap-tiap panel. Pemakaian energi listrik bulanan (profil beban listrik bulanan pada tahun 2010).

3.1.1 Data Pengukuran 3.1.1.1 Fluktuasi tegangan di panel LVMDB Dari hasil pengukuran di Gedung AUTO 2000 Cabang Juanda didapatkan bahwa tegangan rata-rata yang terjadi di panel ini adalah 222 volt. Sedangkan berdasarkan SNI menetapkan tegangan standar untuk tegangan rendah yakni 220 V dan 230 V. Untuk tegangan kerja standar 220 V, berada pada rentang ±5%. Artinya tegangan kerja yang masih baik berada pada rentang antara 209 V 222 V. Sedangkan tegangan standar 230 V, nilai tegangan yang diakomodasi adalah pada rentang 207V 241,5 V. Tabel 3.1. Tegangan minimum, maksimum dan rata-rata Tegangan V 1 (Volt) V 2 (Volt) V 3 (Volt) Min 222 222 222 Rata-rata 223 223 223 Maks 224 225 224 3.1.1.2 Ketidak seimbangan arus beban Idealnya arus masing-masing fasa sebaiknya sama besar. Bila arus fasa tidak seimbangan, maka akan berakibat terhadap pemanasan peralatan terutama pada transformator dan motor pada pompa. Tabel 3.2 Ketidak seimbangan arus beban Arus I 1 (Amper) I 2 (Amper) I 3 (Amper) Min 78,6 88,3 89,3 Rata-rata 80 90,3 94,3 Maks 81,8 92,6 98,6

3.1.1.3 Faktor daya Faktor daya merupakan besaran yang terjadi karena adanya pergeseran fasa antara tegangan dan arus, yang didapatkan dari perkalian bilangan kompleksnya. Faktor daya dapat bersifat leading (arus mendahului tegangan) dan dapat juga lagging (arus tertinggal dari tegangan). Faktor daya leading disebabkan oleh beban yang bersifat kapasitif dan lagging karena beban bersifat induktif. Faktor daya yang rendah dapat menyebabkan peningkatan rugi-rugi pada saluran, tidak opltimalnya kontrak daya (kva) dan biaya tambahan akibat denda faktor daya. Dari hasil pengukuran didapatkan bahwa faktor daya sangat baik yaitu berkisar 0.9 3.2 Peralatan Pengukur Listrik Dalam pelaksanan studi peluang penghematan energi ini penulis diperbolehkan menggunakan beberapa alat ukur, alat ukur yang digunakan selama pengumpulan data di lapangan antara lain: a. Tang Meter b. Lux Meter c. Grounding 3.2.1 Tang Meter Peralatan pengukur listrik termasuk klem atau analisa daya dan digunakan untuk mengukur parameter listrik utama seperti kva, kw, pf, frekuensi, kvar, Ampere dan Volt. Beberapa peralatan di gunakan juga mengukur harmonisa. Namun penggunaan tang meter yang dilakukan hanya mencari Amper dan voltnya saja Pengukuran cepat dapat dilakukan dengan peralatan yang dibawa oleh tangan, sedangkan peralatan yang lebih baik dilengkapi dengan

fasilitas pembacaan kumulatif dan pencetakan pada selang waktu tertentu. Ada beberapa contoh model yang ada dipasaran dari beberapa perusahaan, salah satu contoh alat yaitu yang di keluarkan oleh HIOKI seperti dapat di lihat pada gambar 3.1. Alat tersebut dapat mengukur parameter sebagai berikut: a. Tegangan: 150 V sampai dengan 600 V, 3 jarak antara. b. Arus: 200 A atau 1000 A, 2 jarak antara c. Tegangan / arus puncak d. Daya efektif/reaktif/ nyata (satu-fase atau 3- fase); 30 kw sampai dengan 1200 kw, 14 pola kombinasi. e. Faktor daya. f. Reaktifitas g. Sudut fase. h. Frekuensi. i. Fase deteksi (3- fase) j. Tegangan /tingkatan arus harmonisa (mencapai 20 tingkat).

Gambar 3.1 Tang Meter Peralatan listrik ini diterapkan secara on-line untuk mengukur berbagai macam parameter listrik dari motor, trafo, dan pemanas listrik. Tidak diperlukan memberhentikan peralatan waktu pengukuran. Dalam mengoperasikan, peralatan mempunyai tiga kabel utama, yang disambungkan ke penjepit buaya pada ujungnya. Tiga kabel utama adalah kuning, hitam dan merah. Prosedur operasi bervariasi untuk setiap jenis penjepit atau analisis daya. Untuk prosedur operasi yang benar, operator harus selalu memeriksa instruksi manual yang diberikan bersama peralatan. Beberapa tindakan pencegahan dan keselamatan pengukuran yang dilakukan dalam penggunaan penjepitan dan analisis daya: menghindari hubungan pendek dan potensi bahaya yang mengancam jiwa, jangan pernah menyentuh jepitan pada sambungan yang beroperasi pada maksimum laju tegangan, atau pada tahanan konduktor yang berlebihan. Untuk itu beberapa hal perlu menjadi perhatian: a. Jepitan pada probe harus dihubungkan pada sisi sekunder, sehingga breaker dapat mencegah kecelakaan jika terjadi hubungan pendek. b. Sementara menggunakan alat, sarung tangan karet, sepatu bot dan topi helm, harus di gunakan. c. Sengatan listrik harus di hindar dan tidak menggunakan peralatan bilamana tangan sedang basah. d. Memeriksa panduan operasi manual dari peralatan pemantauan untuk instruksi rinci lebih lanjut pada keselamatan dan tindakan pencegahan sebelum menggunakan alat. 3.2.2 Lux Meter

Lux meter digunakan untuk mengukur tingkat iluminasi (cahaya), Hampir semua lux meter terdiri sebagai rangka, sebuah sensor dengan sel foto, dan layer panel. Sensor diletakkan pada sumber cahaya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan lebih besar. Kunci untuk mengingat tentang cahaya adalah cahaya selalu membuat beberapa jenis perbedaan warna pada panjang gelombang yang berbeda. Oleh karena itu, pembacaan merupakan kombinasi efek dari semua panjang gelombang. Standar warna dapat dijadikan referensi sebagai suhu warna dan dinyatakan dalam derajat Kelvin. Standar suhu warna untuk kalibrasi dari hampir semua jenis cahaya adalah 2856 derajat Kelvin, yang lebih kuning dari pada warna putih. Berbagai jenis dari cahaya lampu menyala pada suhu warna yang berbeda. Pembacaan lux meter akan berbeda, tergantung pada variasi sumber cahaya yang berbeda dari intensitas yang sama. Hal ini menjadikan, beberapa cahaya terlihat lebih tajam atau lebih lembut dari pada yang lain. Gambar 3.2. Lux Meter

Lux meter seperti dapat di lihat pada gambar 3.2, digunakan untuk mengukur tingkat iluminasi (cahaya) di perkantoran, pabrik, dll. Alat ini sangat sederhana pengoperasiannya. Sensor ditempatkan pada tempat kerja atau pada tempat dimana intensitas cahaya harus diukur, dan alat akan secara langsung memberikan hasil pembacaan pada layar panel. Hal-hal berikut harus diperhatikan ketika bekerja dengan luxmeter: a. Sensor harus ditempatkan tepat pada tempat kerja untuk menghasilkan pembacaan yang akurat. b. Berkenaan dengan sensitifitas sensor yang tinggi, harus disimpan secara aman. c. Memeriksa manual operasi dari peralatan pemantauan untuk instruksi lebih rinci untuk keselamatan dan pencegahan sebelum menggunakan peralatan. 3.3 Inverter Frekuensi switching yang tinggi merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan kinerja inverter. Salah satu teknik untuk mempertinggi frekuensi switching tanpa mengorbankan efisiensi adalah dengan menggunakan suatu teknik yang disebut resonan DC. Pada teknik ini, suatu rangkaian resonan LC disisipkan di antara sumber DC dan terminal masukan inverter. Secara umum, inverter jenis resonan DC ini bisa kita klasifikasikan sebagai inverter resonan DC jenis tegangan dan jenis arus (dalam rujukan kadang -kadang juga disebut sebagai jenis paralel dan jenis seri). Pada inverter resonan jenis tegangan, saklar semikonduktor inverter dikendalikan sedemikian rupa sehingga tegangan kapasitor resonan (yang sama dengan tegangan masukan inverter atau tegangan pada saklar inverter) berfluktuasi dari nol sampai maksimum dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi resonansi LC. Pada inverter resonan DC jenis arus, saklar semikonduktor inverter dikendalikan sedemikian rupa sehingga arus

induktor resonan (yang sama dengan arus masukan inverter atau arus pada saklar inverter) berfluktuasi dari nol sampai maksimum dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi resonansi. Saat tegangan masukan inverter atau arus masukan inverter sama dengan nol adalah saat yang ideal bagi saklar inverter untuk membuka dan menutup. Jika saklar inverter dibuka dan ditutup saat tegangan atau arusnya nol, maka rugi-rugi switching bisa dihindari (sering disebut sebagai soft switching) dan frekuensi switching inverter bisa dinaikkan sampai batas kecepatan maksimumnya. Dibandingkan dengan inverter konvensional yang saklar inverternya dibuka dan ditutup pada tegangan dan/atau arus penuh (sering disebut sebagai hard switching), frekuensi switching soft switched inverter bisa naik lebih dari sepuluh kali. Berbeda dengan inverter resonan konvensional atau disebut inverter resonan AC, inverter resonan DC bisa diimplementasikan dengan menggunakan saklar semikonduktor konvensional seperti yang dipakai dalam inverter hard switched, tidak memerlukan saklar semikonduktor dua arah yang kompleks dan mahal seperti yang digunakan pada inverter resonan AC. Hal ini dimungkinkan karena walaupun berosilasi, tegangan atau arus sisi DC dari inverter resonan DC masih bersifat searah (DC), bukan bolak-balik (AC) seperti pada inverter resonan ac. Pada inverter resonan sisi DC, osilasi di rangkaian resonansi harus dikendalikan sedemikian rupa sehingga tegangan atau arus masukan inverter selalu kembali ke nilai nolnya di setiap akhir perioda resonansi. Untuk menjamin bahwa tegangan atau arus masukan inverter kembali ke nilai nolnya, energi awal dengan nilai yang cukup harus tersimpan di rangkaian resonan pada awal perioda resonansi. Energi awal ini tidak boleh terlalu kecil dan tidak boleh terlalu besar. Jika terlalu kecil, tegangan atau arus masukan inverter tidak akan kembali ke nilai nol pada akhir perioda resonansi. Jika energi awalnya terlalu besar, nilai puncak tegangan atau arus masukan inverter resonan akan terlalu besar. Oleh sebab itu, energi awal di rangkaian

resonan harus dikendalikan sedemikian rupa sehingga nilainya tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Walaupun hubungan dual antara inverter resonan DC jenis-tegangan dan jenis arus telah disinggung di rujukan, masih banyak hal yang belum jelas, yaitu sampai seberapa jauh kedua jenis inverter ini mempunyai hubungan dual. Akibatnya, inverter resonan DC jenis tegangan dan jenis arus dianggap sebagai inverter yang berbeda sama sekali dan pengembangannya dilakukan dengan cara berbeda. Tidak jelasnya hubungan dual antara kedua jenis inverter ini adalah karena rangkaian inverter tiga-fasa mempunyai sifat nonplanar. Akan tetapi, telah ditunjukkan oleh penulis bahwa rangkaian ekivalen sisi ac dan rangkaian ekivalen sisi DC dari inverter tiga-fasa mempunyai sifat planar. Oleh sebab itu, teori dual bisa diterapkan ke inverter tiga-fasa. Cara mengendalikan inverter resonan DC jenis tegangan, Dengan menerapkan hubungan dual antara inverter jenis tegangan dan jenis arus, ditunjukkan bahwa teknik kendali yang telah dikembangkan untuk mengendalikan inverter resonan DC jenis tegangan bisa diterapkan untuk mengendalikan inverter resonan DC jenis arus. Konsep yang diusulkan diuji kesahihannya dengan menggunakan hasil percobaan. 3.3.1 Pengendalian Inverter Resonan DC Jenis Tegangan Pada bagian ini dibahas lebih dulu teknik kendali inverter resonan DC jenis tegangan yang skemanya diperlihatkan pada gambar 3.3. Saklar inverter digambarkan dengan IGBT dan dioda yang terhubung antiparalel. Terlihat bahwa rangkaian dasar inverter resonan DC jenis tegangan ini sangat mirip dengan inverter jenis tegangan konvensional. Perbedaannya adalah adanya rangkaian resonan kecil yang disisipkan di antara sumber DC dan terminal masukan

inverter. Sumber DC bisa berupa baterai maupun hasil penyearahan sumber ac dengan menggunakan penyearah. Untuk analisis di bagian ini, beberapa asumsi berikut digunakan: a. Rugi-rugi daya di rangkaian resonansi bisa diabaikan. b. Induktansi beban cukup besar sehingga konstanta waktu beban jauh lebih besar dibandingkan dengan perioda resonansi rangkaian resonan. Dengan asumsi ini, arus masukan inverter selama satu perioda resonansi bisa dianggap tetap. Gambar 3.3 Inverter 3.4 Ballast Pengehematan energi yang mungkin dapat dilakukan adalah dari unsur penerangan dengan mengganti ballast trafo menjadi ballast elektronik. Berdasarkan pada data data yand diperoleh dari kondisi kedua ballast tersebut, terlihat adanya perbedaan arus sebesar 0,42 A, sedangkan ballast elektronik hanya menggunakan arus sebesar 0,19 A, jadi terdapat arus sebesar 0,23 A.

Gambar 3.4 Lampu ballast elektronik 3.5 Data Kelistrikan Analisa terhadap data yang dikumpulkan melalui survei lapangan adalah bertujuan untuk mengidentifikasi pemborosan sebagai usaha meningkatkan efisiensi pemakaian energi di beberapa peralatan yang digunakan pada industri tekstil PT Ever Shine Tex Tbk, sehingga dapat dicapai operasi sistem yang mendekati optimal. Data yang diperoleh dari lapangan tersebut akan dikelompokkan dan dimanipulasi sedemikian rupa sehingga dapat diperas maknanya untuk dapat digunakan dalam analisa lebih lanjut. Data yang dikumpulkan adalah analisa pemakaian energi listrik seperti dapat di lihat pada tabel tabel 3.1 Tabel 3.3 Biaya rekening listrik tahun 2010 Bulan LWBP (kwh) WBP (kwh) TOTAL (kwh) Jan 11,138.40 1,820 12,958.00 Feb 17,050.32 1,820 18,870.00 Mar Total Biaya 15,700,428 18,452,781

15,490.94 1,820 17,311.00 17,726,798 Apr 25,737.46 1,820 27,557.00 22,497,164 Mei 28,991.66 1,820 30,811.00 24,012,193 Juni 14,745.94 1,820 16,566.00 17,397,016 Juli 14,108.64 1,820 15,928.00 17,116,067 Agt 10,428.48 1,820 12,248.00 15,407,767 Sept 6,666.72 1,820 8,486.00 13,653,560 Okt 9,457.44 1,820 11,277.00 14,975,922 Nov 13,476.24 2,040 15,516.00 14,305,612 Dec 13,654.13 2,180 15,834.00 14,624,658