EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANTAU SELATAN TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011 TIKA LESTARI SIMANJUNTAK ABSTRAK Keterampilan menulis tidak bisa tercipta begitu saja tanpa melalui proses. Pemahaman yang kurang tercapai dalam menulis paragraf persuasif merupakan pertanda yang kurang baik dalam proses pembelajaran. Terdapat satu metode inovatif yang dapat digunakan dalam menanggapi masalah tersebut, yaitu Generatif (generative learning). Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis paragraf persuasif dengan metode pembelajaran Generatif (generative learning). Kata Kunci: Efektivitas, Kreativitas, Generative Learning, Paragraf Persuasif. PENDAHULUAN Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis tidak bisa tercipta begitu saja tanpa melalui proses. Dalam menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengeskpresikan gagasan atau pendapat, pemikiran dan perasaan yang dimilikinya. Menurut Tarigan (1996:3), Kemampuan menulis siswa masih sangat kurang, mereka belum mampu menyatakan gagasan secara sempurna baik lisan maupun tulisan. Dalam Barnas (http:www.google.com) juga dikatakan bahwa rendahnya kemampuan menulis siswa disebabkan oleh beberapa faktor: 1) siswa kurang tertarik dengan kegiatan menulis karena motivasi belajar yang kurang, 2) pembelajaran keterampilan menulis belum dilihat sebagai masa depan, 3) kurangnya inovasi guru dalam meningkatkan motivasi dan bimbingan terhadap kemampuan menulis siswa, dan 4) strategi pembelajaran menulis dianggap menonton dan membosankan. Hal ini menujukkan bahwa menulis paragraf persuasif bagi siswa merupakan pokok bahasan dan menjadi salah satu
kompetensi yang harus dicapai dalam KTSP SMA kelas X. Pemahaman yang kurang tercapai dalam menulis paragraf persuasif merupakan pertanda yang kurang baik dalam proses pembelajaran. Menanggapi masalah tersebut, perlu dicari metode yang nantinya menjadi solusi dari keadaan ini. Penulis mencoba menerapkan metode Generatif (generative learning) dalam menulis paragraf persuasif. Melalui metode Generatif (generative learning) siswa lebih terarah dan mampu menulis paragraf persuasif dengan baik. Metode Generatif (generative learning) merupakan proses pembelajaran di mana siswa diharapkan untuk mampu memiliki pengetahuan, keterampilan dan bertanggung jawab untuk mengatasi permasalahan dalam belajar. Hal ini perlu dilakukan agar isi pembelajaran yang diajarkan mudah dipahami oleh siswa. SAJIAN DATA Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:284) bahwa, efektivitas adalah keefektifan dan ditugaskan untuk memantau. Ahmadi dan Rohali (1992:28), menyatakan Efektivitas adalah tepat guna, yaitu suatu pekerjaan yang dilakukan dan menggunakan waktu yang cukup sekaligus dapat membuahkan hasil secara lebih tepat. Sementara itu Muhammad (2001:32) menguraikan bahwa, Efektivitas sebagai ukuran suksesnya organisasi, didefenisikan sebagai kemampuan organisasi untuk mencapai segala keperluannya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran atau patokan yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh suatu pekerjaan yang telah dicapai atau diperoleh berdasarkan target yang telah ditetapkan. Metode Generatif (generative learning) adalah suatu proses belajar di mana siswa diharapkan agar siswa mampu memiliki pengetahuan, kemampuan serta keterampilan untuk mengontruksi atau membangun pengetahuan secara mandiri (Made wena, 2009:183). Metode Generatif (generative learning) adalah suatu metode pembelajaran yang menekankan pada pengintegrasian secara aktif dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. (http://websiteasyk.blogspot.com.2010/11/pembelajaran Generatif (generative
learning) html. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode Generatif (generative learning) adalah metode yang menekankan belajar agar siswa mampu memiliki pengetahuan sendiri, mengonstruksi serta keterampilan belajar secara mandiri dalam berkelompok. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Generatif (generative learning) Made Wena, 2009:183) ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam metode Generatif (generative learning) antara lain: 1. Menyampaikan materi atau topik yang diajarkan, 2. Memberikan arahan dan motivasi untuk dapat membangkitkan semangat siswa, 3. Mendorong dan merangsang siswa untuk mampu mengemukakan pendapatnya, 4. Mengarahkan siswa untuk menetapkan konteks permasalahan tersebut. 5. Menemukan permasalahan, memahami, mencermati sehingga siswa bisa menemukan konsep yang baru. 6. Membentuk diskusi kelompok yang beranggotakan antara 4-6 orang untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan materi tersebut. 7. Setiap kelompok merumuskan permasalahan dan menemukan inti permasalahan 8. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya didepan kelas, lalu masing-masing kelompok lainnya menanggapi dan memberi komentar terhadap diskusi kelompok, 9. Mengomentari hasil kerja siswa dan menyimpulkan isi pembelajaran. Kelebihan Metode Generatif (generative learning) Sebuah metode belajar pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode Generatif (generative learning) adalah sebagai berikut: 1. Menciptakan suasana belajar yang aktif. 2. Menciptakan siswa belajar siswa hingga dibentuk diskusi kelompok yang bertujuan untuk menggali pemahaman mereka tentang topik yang akan dibahas. 3. Siswa mampu menemukan fenomena/gejala-gejala, lalu dapat memecahkan masalah yang ada. 4. Siswa lebih terarah mandiri dan mampu bekerja sendiri.
Kelebihan metode belajar di atas dapat membantu siswa untuk memahami lebih intensif materi pelajaran yang sifatnya aktual seperti kemampuan menulis paragraf persuasif. Kelemahan Metode Generatif (generative learning) Selain kelebihan di atas metode belajar Generatif (generative learning) ini juga mempunyai kelemahan sebagai berikut: 1. Memiliki keterbatasan pada materi pelajaran tertentu. 2. Suasana biasa jadi tidak terkontrol karena adanya pendapat dari siswa yang berbeda-beda, sehingga bisa jadi menimbulkan suasana kelas jadi ribut. Dengan demikian, penerapan metode Generatif (generative learning) dapat menuntun guru untuk dapat berperan aktif dalam mengontrol kelas agar dapat tercapai proses belajar mengajar yang diinginkan dan mampu menguasai kelas untuk menghindari keributan yang mengakibatkan terganggunya belajar. Analisis Data Hasil Variabel X Data ini diperoleh dari post-tes yang diberikan kepada siswa. Adapun deskripsi datanya adalah sebagai berikut: TABEL I DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF KELAS EKSPERIMEN (VARIABEL X) X F Fx X x2 Fx2 60 1 60 19,12 365,5744 365,5744 65 2 195 14,12 199,3744 398,7488 70 8 560 9,12 83,1744 665,3952 75 5 750 4,12 16,9744 84,872 80 9 720-0,88 0,0744 0,6696 85 6 595-5,88 34,5744 207,4464 95 3 285-15,88 252.1744 756,5232 40 3165 2479,22
Dari tabel di atas dapat dicari rata-rata (mean), standar deviasi dan standar error variable X yaitu: a. Rata-rata (Mean) fx Mx = n 3165 = 40 =79,12 b. Standar Deviasi fx 2 SDx = N = 2479, 22 = 61, 9805 = 7, 87 c. Standar Error Variabel X SD Sex= N 1 7,87 = 40 1 7,87 = 6,24 = 1, 26 Dari perhitungan di atas, maka data di atas dapat dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu sangat baik, baik dan cukup. Adapun ketentuan dalam pengkategorian data tersebut adalah sebagai berikut: TABEL II IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELAS EKSPERIMEN Rentang Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif Kategori (%) 85-100 14 35% Sangat Baik 70-84 22 55% Baik 55-69 4 10% Cukup 40-54 0 0% Kurang 0-39 0 0% Sangat Kurang 40 100%
GRAFIK I GRAFIK SKOR MENULIS PARAGRAF PERSUASIF DENGAN METODE GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) KELAS EKSPERIMEN Frekuensi Absolut 25 22 20 15 10 14 Frekuensi Absolut 5 0 4 0 0 85-100 70-84 55-69 40-54 0-39 Analisis Data Hasil Variabel Y Data ini diperoleh dari post-tes yang diberikan kepada siswa. Adapun deskripsi datanya adalah sebagai berikut: TABEL Y DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF KELAS KONTROL (VARIABEL Y) Y F Fy Y y2 Fy2 55 1 55 16,62 276,2444 276,2244 60 2 120 11,62 135,0244 270,0488 65 8 455 6,62 43,8244 306,7708 70 12 840 1,62 2,6244 31,4928 75 6 450-3,38 11,4244 68,5464 80 9 720-8,38 70,2244 632,0196 85 3 255-1,38 179,0244 537,0732 40 2865 2122,17 Dari tabel di atas dapat dicari rata-rata (mean), standar deviasi dan standar error variable X yaitu:
d. Rata-rata (Mean) fx Mx = n 2865 = 40 = 71,62 e. Standar Deviasi fx 2 SDx = N = 2122, 17 = 53, 0544 = 7, 28 f. Standar Error Variabel Y SD Sex= N 1 7,28 = 40 1 7,28 = 6,24 = 1,15 Dari perhitungan di atas, maka data di atas dapat dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu sangat baik, baik dan cukup. Adapun ketentuan dalam pengkategorian data tersebut adalah sebagai berikut: TABEL III IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELAS KONTROL Rentang Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%) Kategori 85-100 3 7,5% Sangat Baik 70-84 18 45% Baik 55-69 19 47,5% Cukup 40-54 0 0% Kurang 0-39 0 0% Sangat Kurang 40 100%
GRAFIK II GRAFIK SKOR MENULIS PARAGRAF PERSUASIF DENGAN METODE CERAMAH (KELAS KONTROL) Frekuensi Absolut 20 18 19 15 10 Frekuensi Absolut 5 0 3 0 0 85-100 70-84 55-69 40-54 0-39 2. Perbedaan Standar Error Variabel X dan Y SEMX MY = SE MX + SE MY = 1,26 + 1, 15 = 2, 41 = 1,55 PEMBAHASAN Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran Generatif (generative learning) lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah terhadap kemampuan menulis paragraf persuasif oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Rantau Selatan tahun pembelajaran 2010/2011. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dimana t pada taraf 5% = 1,667 dan pada taraf 1% dengan = 2,381. tabel
Karena t yang diperoleh lebih besar dari t yaitu 1,667< 4,083 > 2,381 o maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan menggunakan metode Generatif (generative learning) lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah oleh siswa kelas X SMA Negeri I Rantau Selatan tahun pembelajaran 2010/2011. Hasil rata-rata kemampuan menulis paragraf persuasif dengan metode Generatif (generative learning) 79,25 dari jumlah siswa sebanyak 40 orang. Data dimasukkan dalam 4 kategori yaitu sangat baik 14 orang atau 35% tergolong pada kategori baik sebanyak 22 atau 55% kategori cukup sebanyak 4 orang atau 10%. Identifikasi kelas eskperimen ini termasuk normal dan termasuk dalam kategori wajar karena kategori yang paling banyak adalah baik. Dalam uji normalitas kelas eskperimen dengan uji lilifors diperoleh L L < L tabel yaitu ( 0,6 < 0,14. hitung tabel tabel =0,14. Dengan demikian Ternyata Keraf (1981:118) mengatakan persuasif adalah jenis karangan seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu atau masa yang akan datang untuk mengambil keputusan. Kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif adalah bagaimana kesanggupan seseorang untuk mengajak/mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu dalam bentuk tulisan. Adapun yang menjadi indikator dalam penilaian menulis paragraf persuasif adalah sebagai berikut: 1. Kesatuan Paragraf Prediktor: a. Isi paragraf menunjang sebuah tema tunggal, b. Mempunyai gagasan utama yang ditempatkan dalam sebuah kalimat topik, c. Mempunyai kalimat penjelas yang mendukung sebuah paragraf, d. Terdapat hubungan logis antar paragraf.
2. Koherensi Kalimat Predikator: a. Adanya hubungan yang jelas antar kalimat, b. danya variasi dalam kalimat (panjang pendeknya kalimat), c. Penggunaan repetisi (pengulangan kata) tepat, d. Penggunaan kata transisi (kata penghubung) tepat, e. Kedudukan unsur kalimat (S, P, O, K) jelas. 3. Ejaan Prediktor: a. Penggunaan tanda baca tepat, b. Penulisan huruf tepat, c. Penggunaan huruf kapital tepat. 4. Diksi (pilihan kata) Prediktor: a. Menggunakan diksi yang (relavan dengan tema), b. Tidak menggunakan bahasa nonformal (percakapan), c. Tidak menggunakan kata yang bermakna konotasi. 5. Ciri Persuasif Prediktor: a. Persuasif meyakinkan seseorang dimasa akan datang, b. Harus menimbulkan kepercayaan kepada pembacanya, c. Persuasif membujuk/meyakinkan, d. Persuasif memerlukan fakta dan data.
TABEL IV JUMLAH INDIKATOR SISWA DALAM MENULIS PARAGRAF PERSUASIF No 1. 2. 3. 4. 5. Deskriptor Siswa mampu menuliskan paragraf persuasif dengan kesatuan paragraf. Siswa mampu menuliskan paragraf persuasif dengan koherensi kalimat yang tepat. Siswa mampu menuliskan paragraf persuasif sesuai dengan ejaan yang baik dan benar. Siswa mampu menuliskan paragraf persuasif sesuai dengan pilihan kata yang tepat. Siswa mampu menuliskan paragraf persuasif berdasarkan ciri-ciri persuasif. Metode Generatif (generative Ceramah learning) Sampel % Sam pel % 40 100% 5 87% 30 38 25 40 75% 95% 62% 100% 25 30 20 30 62% 75% 50% 75% Sel isih 5 5 8 5 10 Selisih % 12% 12% 20% 12% 25% Berdasarkan tabel di atas dan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Generatif (generative learning) lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah terhadap kemampuan menulis paragraf persuasif oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Rantau Selatan tahun pembelajaran 2010/2011. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan beberapa hal di bawah ini: Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan menulis paragraf persuasif siswa kelas X SMA Negeri 1 Rantau Selatan Tahun Pembelajaran 2010/2011 dengan metode pembelajaran Generatif
(generative learning) nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 65, nilai rata-rata 79,12 dan standart deviasi 7,87, Kemampuan menulis paragraf persuasif siswa kelas SMA Negeri 1 Rantau Selatan Tahun Pembelajaran 2010/2011 dengan metode ceramah nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 55, nilai rata-rata 71,62 dan standart deviasi 7,28, Metode pembelajaran Generatif (Generative Learning) lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah terhadap kemampuan menulis paragraf persuasif oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Rantau Selatan Tahun Pembelajaran 2010/2011. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi.1993. Metode Pengajaran Konvensional. Bandung: Rosda Karya Akhadiah, dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Ikip Jakarta: Erlangga Anggarani Asih, dkk. 2006. Mengasah Keterampilan Menulis Ilmiah. Jakarta: Yogyakarta Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Bahri Saypul dan Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Brown Gilian dan George Yule. 1996. Analisis Wacana. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Grafindo Perkasa Enre Ambo, Fachrudin. 1988. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Rineka Cipta Gie, the uang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Penerbit Andi Http:// www guru muda. Com /bse/ 2010/ 12/:30/ menulis paragraf persuasif Http:// websteasyik. Blogsport. Com /2008/11. Paragraf Persuasif. html
Keraf, Gorys. 1981. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Lie Anita. 2000. Cooperative Learning. Jakarta: Balai Pustaka Made, Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara Masnur Muslich http :// muligh-m. blogsport. Com/2007/08/ jenis karangan dan langkah-langkah persuasif Muhammad. 2004. Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Muhammad Arfiansyah. http: www. Sentra. Edukasi. Com. Rabu, November 04, 2009 / Paragraf Persuasif. Html Poerwadarminta,W.J.S. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Roestiyah, NK. 1989. Strategi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Sakri Adjat. 1992. Bangun Paragraf Bahasa Indonesai. ITB Bandung Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran. Bandung: Kencana Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito Bandung Suparno dan Yunus. 2006. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Balai Pustaka Widjono. 2007. Bahasa Indonesia Untuk Pengembangan Kepbribadian di PT. Jakarta: Grasindo www. Geogle com. Pembelajaran Generatif /2010