BAB I. PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi yang pada umumnya mengacu pada kualitas garam. Kebutuhan

dokumen-dokumen yang mirip
VI. KERAGAAN USAHA GARAM RAKYAT DI DAERAH PENELITIAN

MODUL PELATIHAN GARAM LANJUTAN

PEMBUATAN GARAM MENGGUNAKAN KOLAM KEDAP AIR BERUKURAN SAMA

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kecamatan Batangan. Kabupaten Pati. Kecamatan Batangan terletak di ujung timur dari

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB III PERTANIAN GARAM DI DESA SAMBILAWANG DAN SALURAN DISTRIBUSI PRODUKNYA

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengusahaan Garam di Indonesia

IBM KELOMPOK USAHA PETANI GARAM DI KABUPATEN JEPARA: PENGEMBANGAN PROSES PRODUKSI GARAM UNTUK PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUK

Pemisahan Campuran 1.Filtrasi(Penyaringan) 2.Destilasi

RANGKUMAN STUDI PENINGKATAN MUTU GARAM DENGAN PENCUCIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

Zainul Hidayah. Dosen Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura ABSTRAK

NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG BAB I PENDAHULUAN

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

TINJAUAN PUSTAKA. lahan budidaya sehingga dapat meningkatkan jumlah lapangan kerja untuk

Deskripsi ALAT EVAPORASI-DESTILASI AIR TUA GARAM

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia terbentang sepanjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2. TINJAUAN PUSTAKA. A.Petani Garam Rakyat

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT IPALS

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dukungan Klinik Iptek Mina Bisnis (Kimbis) ada Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat... (Sapto Adi Pranowo dan Muhajir)

Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Tulip sipon

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Widi Setyogati, M.Si

I B M AIR BERSIH DI DESA SIRNARASA

I. PENDAHULUAN. perikanan. Bagi biota air, air berfungsi sebagai media baik internal maupun

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor 16/PRT/M/2011 Tentang PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia,

PEMBUATAN SALURAN AIR BEKAS MANDI DAN CUCI

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara maritim terbesar dunia dengan luas laut 70 % dari total luas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rekristalisasi Garam Rakyat Untuk Meningkatkan Kualitas

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENGGUNAAN ZAT ADITIF RAMSOL DALAM MENINGKATKAN MUTU GARAM RAKYAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. salju. Air tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah (ground water), dan

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

24/05/2013. Produksi Bersih (sebuah pengantar) PENDAHULUAN. Produksi Bersih (PB) PB Merupakan pendekatan yang cost-effective

Volume 5, No. 2, Oktober 2012 ISSN:

APLIKASI KINCIR ANGIN SAVONIUS UNTUK PENGAIRAN TAMBAK GARAM

PEMBAHASAN UMUM. Pembukaan tanah sulfat masam untuk persawahan umumnya dilengkapi

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kerang-kerangan yang termasuk dalam Kelas Bivalvia merupakan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

I. PENDAHULUAN. China Germany India Canada Australia Mexico France Brazil United Kingdom

NASKAH SEMINAR ¹ ANALISIS KUALITAS AIR DENGAN FILTRASI MENGGUNAKAN PASIR SILIKA SEBAGAI MEDIA FILTER (Dengan parameter kadar Fe, ph dam Kadar Lumpur)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

I. PENDAHULUAN. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

MODUL 1. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN GARAM NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

PROSES PEMBENTUKAN KRISTALISASI GARAM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan problema sampai saat ini. Di musim kemarau hijauan makanan ternak

BAB I PENDAHULUAN. pangan adalah mencegah atau mengendalikan pembusukan, dimana. tidak semua masyarakat melakukan proses pengawetan dengan baik dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini tentu saja membawa berbagai dampak terhadap kehidupan

MATA KULIAH: MEKANISASI PERTANIAN OLEH: ZULFIKAR, S.P., M.P

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang

Pengelolaan tanah dan air di lahan pasang surut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi di Indonesia yang mulai terjadi sekitar pertengahan 1997

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar mata pencarian

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

SOSIALISASI DAN PEMBUATAN NUGGET DARI AMPAS TAHU UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT GAMPONG LENGKONG, KECAMATAN LANGSA BARO, KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Garam rakyat Indonesia masih dipandang sebelah mata oleh sebagian kalangan pengusaha/perusahaan pengguna garam sebagai bahan dasar. Dalam pemasaran garam rakyat di kalangan industri di Indonesia misalnya, banyak persyaratan yang harus dipenuhi yang pada umumnya mengacu pada kualitas garam. Kebutuhan garam nasional yang tidak seimbang dengan produktifitas garam rakyat Indonesia mendorong terjadinya import garam yang terus menerus sepanjang tahun di Indonesia. Hal ini membuat sebagian pelaku usaha garam terlena dan selalu berusaha untuk mempertahankan keuntungan import tanpa memandang lebih jauh potensi produksi garam lokal yang sangat tinggi. Sehingga kemauan nasional dalam swasembada garam harus diperkuat. Kementerian Kelautan dan Perikanan memiliki kebijakan pembangunan perikanan meliputi Minapolitan, Industrialisasi dan Blue Economy. Minapolitan adalah pembangunan perikanan berbasis kawasan. Adapun Industrialisasi dimaksudkan untuk menambah nilai pada produk perikanan dan meningkatkan daya saingnya. Sedangkan Blue Economy adalah sebuah konsep untuk menciptakan industri kelautan dan perikanan yang ramah lingkungan, melipat gandakan pendapatan, menciptakan kesempatan kerja dan menggerakan perekonomian masyarakat. Ketiga kebijakan tersebut diharapkan dapat menggerakkan perekonomian Indonesia menuju kemapanan berbasis pembangunan perikanan. Dalam upaya mendukung dan menyukseskan program KKP. Hal inilah yang mendorong Bapak Sanusi dkk di Desa Ambulu Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon melakukan berbagai inovasi dan percobaan dalam menghasilkan garam rakyat dengan 1

jumlah banyak dan dengan kualitas terbaik dengan latar belakang pembuat garam secara turun temurun dari nenek moyang. 1.2. Tujuan Peningkatan produksi garam rakyat dengan hasil yang jauh lebih banyak, dengan kualitas tinggi yang bersih dan putih. Sehingga dikemudian hari dapat memenuhi (swasembada) kebutuhan nasional dengan jumlah dan kualitas yang tinggi. 1.3 Keluaran atau output 1. Meningkatkan Kualitas Produksi Garam rakyat setara Garam import dari segi kandungan NaCl dan warna dasar. 2. Memenuhi garam Nasional dengan efektifitas waktu pembuatan air baku dan efektivitas tata letak. 3. Mensukseskan Program Industrialisasi Kementrian kelautan dan Perikanan dengan membuat jenis garam yang berkualitas tinggi. 2

BAB II. TEORI DAN METODOLOGI 2.1. Garam Teknologi Ulir Filter Pada dasarnya Teknologi Ulir Filter menonjolkan pada proses percepatan pembuatan air tua dengan mempertahankan kebersihan air dan petak/tambak kristalisasi dengan memasang filter pada saluran air. Secara umum prinsip-prinsip Teknologi Ulir Filter (TUF) adalah sebagai berikut : Penyediaan air baku siap pakai; Percepatan proses kristalisasi; Pemadatan tanah dasar tambak (meja) kristalisasi/hablur; Pembersihan rutin kotoran (lumpur, dan benthos); yang ada di tambak garam; Produksi garam putih dengan kualitas tinggi; Pengelolaan kebersihan tambak merupakan prasyarat utama dalam menghasilkan garam berkualitas nomor satu; Sumberdaya manusia yang bertanggung-jawab (berdisiplin tinggi) merupakan penentu keberhasilan; Peningkatan efisiensi energi dilakukan melalui penggunaan pompa air bertenaga angin (pengoperasiannya mudah dan murah); Fungsi kontrol harus dijalankan dengan baik 3

Kandungan air laut dan pengendapan garam (NaCl) pada proses Evaporasi Berat Jenis pada 21 C dalam Be Volume larutan yang ada setelah penguapan cm ' Fe2O3 CaCO3 GARAM YANG DIENDAPKAN (G R AM) Ca2SO4 21120 NaCl MgSO4 MgCl2 NaBr KCI Jumlah Garam yang Diendapkan 3,50 1000 7,10 533 0,003 0,0642 0,0672 11,50 316 traces traces 14,00 245 traces traces 16,75 190 0,0530 0,5600 0,6130 20,60 144,5 0,5620 0,5620 22,00 131 0,1840 0,1840 25,00 112 0,1600 0,1600 26,25 95 0,0508 3,2614 0,0040 0,0078 3,3240 27,00 64 0,1476 9,6500 0,0130 0,0356 9,8462 28,50 39 0,0700 7,8960 0,0262 0,0434 0,0728 8,1084 30.00 30.2 0,0144 2,6240 0,0174 0,0150 0,0358 2,7066 32,40 23 0,0254 0,0240 0,0558 2,3772 35.00 16.2 0,5382 0,0274 0,0620 2,0316 Jumlah endapan 0,003 0,1172 1,7488 27,107 0,6242 0,1532 0,2264 29,9802 Sisa garam dalam larutan Induk (16,2 cm 3) 2,5885 1,8545 3,1640 0,3300 0,5339 8,4709 Jumlah garam dalam 1000 CM3 air laut 0,003 0,1172 1,7488 29,696 2,4787 3,3172 0,5564 0,5339 38,4511 Jumlah garam dalam 1000 CM3 air laut dari hasil analisa langsung oleh USIGLIO Sumber : Anonim 0,0030 0,1170 1,7600 30,1830 2,5410 3,3020 0,5700 0,5180 38,9940 Komposisi rata-rata garam dapur Standar Nasional Indonesia (SNI) Syarat Mutu Garam Industri 4

2.2. Metodologi Metodologi yang digunakan adalah dengan Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) seluas 4,8 hektar tambak yang dirancang agar dapat di sesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keeisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Lingkup teknologi yang di implementasikan pada peningkatan produksi dan mutu garam adalah dengan sistem teknologi ulir filter (TUF). Konsep dasar teknologi yang digunakan adalah membuat air baku dengan kekentalan air baku mencapai 25 Be (Boume), air baku bebas kontaminasi (kotoran, bakteri dan zat yang tidak diinginkan) dengan proses filterlisasi, memperpendek waktu pembuatan air baku dengan menggunakan system aliran/ulir untuk mengendapkan zat yang tidak diinginkan dan mempercepat proses penguapan. 5

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1.1. Persiapan lahan Tambak garam di Desa Ambulu kecamatan losari Kabupaten Cirebon sebagian besar digunakan untuk budidaya bandeng, namun pada musim kemarau (juni-oktober) biasanya digunakan untuk tambak garam. Yang dimaksud dengan tahapan persiapan lahan dengan system TUF adalah semua tahap dan proses pembuatan garam mulai dari awal sampai dengan pemanenan garam, seperti pada gambar. Tahapan tersebut antara lain : Tahap pengurasan tambak Tahap pembuatan petak tambak garam Tahap pembuatan ulir besar dan ulir kecil Tahap pembuatan saluran Tahap pemasangan kincir angin dan filter Tahap proses pengukuran kekentalan air garam (boumeter) Tahap perataan petak kristalisasi garam Tahap panen garam 6

3.1.2. Pengurasan tambak Pengurasan air tambak dilakukan dengan menggunakan mesin pompa air bertujuan menghilangkan genangan air dalam petak yang sebelumnya merupakan tambak budidaya bandeng. Buangan air tambak merupakan air yang kualitasnya sudah menurun dari sifat alamiahnya atau sudah tidak terpakai lagi untuk budidaya ikan. Secara fisik, bahan-bahan yang terkandung dalam air buangan tambak dapat dibedakan menjadi : (1). partikel tersuspensi, (2). koloid, dan (3). terlarut. Pengelolaan air buangan tambak (effluent) adalah salah satu upaya untuk mencapai produksi bersih dalam usaha budidaya. Air buangan tambak (effluent) tergolong limbah yang mengandung bahan bernilai nutrisi tinggi (protein, lemak, dan karbohidrat) yang mudah terdegradasi menghasilkan nutrien. Oleh karena itu ada peluang untuk memanfaatkannya melalui proses didaur ulang (recycle dan reuse). Organisme akuatik seperti kerang hijau, ikan mujair dan jenis-jenis pemakan detritus dapat dimanfaatkan untuk "memanen" bahan bernutrisi tersebut sebelum effluent tambak dibuang ke lingkungan. (http://firsaferdian.blogspot.com/2011/03/pengelolaan-air-buangan-tambakdengan.html). 1. Pengurasan Lahan Tambak 2. Penggontrolan kebocoran 7

3.1.3. Pembuatan petak tambak garam Yaitu konstruksi penggaraman dimana suatu kompleks (kelompok-kelompok) penggaraman yang luas yang letaknya teratur dijadikan suatu kelompok peminihan secara kolektif yang kemudian air pekat (air tua) yang dihasilkan dialirkan ke suatu meja kristalisasi untuk proses kristalisasi garam. (http://www.oocities.org/trisaktigeology84/garam.pdf). 1. Pembuatan petak kristralisasi 2. Pencangkulan lantai petak kristalisasi 3.Pembuburan & Penaburan silyca 4. Pengeringan Petak Kristalisasi Meja hablur terisi air baume 25 5. Pengeloran Petak kristalisasi 6. Pengisian air petak kristalisasi 8

3.1.4. Pembuatan ulir besar dan kecil Pembuatan ulir besar dan kecil di maksudkan untuk memperpanjang aliran air dengan tujuan untuk mempercepat evaporasi dan pengendapan material organic maupun anorganik yang dibawa oleh aliran air. Proses pembuatan petakan ulir besar dengan ukuran panjang 150 m dan lebar 80 m Dengan panjang ulir mendapat ± 14,4 km dari panjang petakan ulir 150 m menjadi 20 bagian jadi 7,5 m x 80 m / petak. Proses pembuatan petakan ulir kecil dengan panjang 200 m dan lebar 80 m dengan panjang ulir mendapat ± 6 km dari lebar petakan ulir 80 m menjadi 3 bagian dengan lebar petakan 1,5 m Jadi 1.5 m x 26 m / petak (Sanusi). Petak Ulir Besar Petak ulir Kecil 3.1.5. Pembuatan saluran air Di dalam petakan tambak terdapat saluran air yang berfungsi untuk memasukan air setiap saat secara mudah, baik untuk mengalirkan air. Pembuatan saluran dilakukan setelah pengerjaan meja hablur dan terletak di samping meja kristalisasi. 9

3.1.6. Pemasangan kincir angin dan filter Pemasangan kincir angin sangat membantu memompa air untuk proses pengaliran air dari penampungan ke petakan ulir. Kincir dan Filter 3.1.7. Pemasangan filterisasi Pemasangan Filter Air bertujuan untuk menyaring kotoran agar air menjadi bersih. Filter air ada beberapa lapisan antara lain : - Lapisan 1 : Batu - Lapisan 2 : Ijuk - Lapisan 3 : Batu - Lapisan 4 : Arang - Lapisan 5 : Pasir - Lapisan 6 : Ijuk 3.1.8. Pengukuran kepekatan air garam Setelah petak garam (petak ulir besar, petak ulir kecil, petak kristalisasi, dan saluran air) siap semua dan pemompaan air asin ke kolam penampungan dan mengalir, maka pengukuran kekentalan air harus rutin dilakukan untuk memastikan tingkat kekentalannya dengan alat Boumeter pembuatan air tua (20-25 o Be). 10

3.1.9. Perataan petak kristalisasi Dalam kristalisasi garam di meja garam/meja hablur, kristal garam pada lapisan pertama dibiarkan dan diratakan sebagai alas meja garam. Perataan garam dengan mengunakan rol. 3.1.10. Pemanenan garam Panen adalah kegiatan mengumpulkan hasil garam dari lahan meja kristalisasi. Proses pemanenan dilakukan minimal 10 hari, kandungan NaCl ( >98%) berdasarkan uji lab dari unversitas Indonesia dan hasil produksi garam Tuf dapat mencapai 100 ton/ha/musim. Pemanenan dilakukan dengan cara pengerokan, pencucian garam, pemgemasan garam/ packing dan kemudian pengangkutan garam. 11

Garam siap panen Proses panen garam 1. garam siap panen 2. Pengerokan garam Pencucian garam 3. Pencucian garam 4. Pengumpulan garam Kemasan Garam 5. Kemasan Garam 6. Penimbangan garam 7. Pengangkutan garam dari lahan 8. Pengangkutan garam ke truk 12

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Pembuatan air baku dengan sistem ulir, mempercepat kenaikan air baku boume (setengah dari waktu pola tradisional). Terdapat penyaringan air/filterisasi dimasing masing level proses sehingga menghasilkan air yang jernih dan bebas kotoran. Meja hablur/ kristalisasi pada saat proses pembuburan dan pengerasan memakai campuran silika guna menarik mineral mineral yang mempengaruhi kualitas garam dan warna dasar kristal. 4.2. Saran. Perlu adanya gudang stok garam skala besar. Perlu adanya kerjasama yang kuat antara pelaku utama dan pelaku usaha. Untuk memperluas jaringan pemasarannya, memerlukan dukungan pemerintah. Perlu adanya kemudahan akses permodalan dari pihak perbankan. Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih. 13

DAFTAR PUSTAKA Sanusi, 2013. Teknologi ulir filter (TUF). Penyuluh Perikanan Swadaya Desa Ambulu Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon. DITJEN KP3K, 2013. Petunjuk Pelaksana Peningkatan Produksi dan Mutu Garam dengan system biofilter. Kementerian Kelautan dan Perikanan Jakarta. (http://firsaferdian.blogspot.com/2011/03/pengelolaan-air-buangan-tambak-dengan.html). (http://www.oocities.org/trisaktigeology84/garam.pdf) 14

LAMPIRAN Persiapan Lahan Bapak Sanusi ketua kelompok Sedang memberikan materi Kegiatan Panen Garam 15