REFLEKSI PEMBANGUNAN BIDANG KEHUTANAN DIKEPEMIMPINAN GUBERNUR JAMBI BAPAK Drs. H. HASAN BASRI AGUS, MM

dokumen-dokumen yang mirip
REFLEKSI PEMBANGUNAN BIDANG KEHUTANAN DIKEPEMIMPINAN GUBERNUR JAMBI BAPAK Drs. H. HASAN BASRI AGUS, MM

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Sedang Membuka Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan Daerah Provinsi Jambi Tahun /10/2014 2

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

Memperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.

PELUANG IMPLEMENTASI REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Degradation) DI PROVINSI JAMBI

Jambi. Selamat Datang. Tertib. Unggul. Nyaman. Tangguh. Adil. Sejahtera. Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

LUAS KAWASAN (ha)

DR. H. AWANG FAROEK ISHAK Gubernur Kalimantan Timur

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN

Strategi rehabilitasi hutan terdegradasi

Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan

Policy Brief. Skema Pendanaan Perhutanan Sosial FORUM INDONESIA UNTUK TRANSPARANSI ANGGARAN PROVINSI RIAU. Fitra Riau

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

PROGRAM PENGEMBANGAN KELAPA BERKELANJUTAN DI PROVINSI JAMBI

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015

SISTEMATIKA PENYAJIAN :

ISU ISU STRATEGIS KEHUTANAN. Oleh : Ir. Masyhud, MM (Kepala Pusat Humas Kemhut) Pada Orientasi Jurnalistik Kehutanan Jakarta, 14 Juni 2011

A. Bidang. No Nama Bidang Nama Seksi. 1. Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan. - Seksi Perencanaan dan Penatagunaan Hutan

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

2014, No menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang Tata Cara Penetapan Peta Indikatif Arahan Pemanfaatan Kawasan Hutan Produksi Yang Tidak

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KEHUTANAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN KEHUTANAN BIDANG BINA PRODUKSI KEHUTANAN (Jakarta, 14 Juli 2010)

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PROGRES IMPLEMENTASI SASARAN RENCANA AKSI KORSUP KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERSIAPAN DUKUNGAN BAHAN BAKU INDUSTRI BERBASIS KEHUTANAN. Oleh : Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Kementerian Kehutanan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN (IPHH) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENATAAN KORIDOR RIMBA

BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 7/Menhut-II/2011 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN

BAB VI PROSPEK DAN TANTANGAN KEHUTANAN SULAWESI UTARA ( KEDEPAN)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. (Firdaus, 2012). Pembentukan wilayah pengelolaan hutan dilakukan pada

VISI ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD MoU HELSINKI MISI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.47/MENHUT-II/2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

KRITERIA CALON AREAL IUPHHK-RE DALAM HUTAN PRODUKSI

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI DINAS KEHUTANAN

EXSPOSE PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.70/Menhut-II/2009 TENTANG

PROYEKSI PERKEMBANGAN PERHUTANAN SOSIAL DI SUMATERA SELATAN

KONDISI KAWASAN HUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

PEMERINTAH DINAS KEHUTANAN PROVINSI RIAU RIAU

Pembangunan Kehutanan

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

Oleh: PT. GLOBAL ALAM LESTARI

Kesiapan dan Tantangan Pengembangan Sistem MRV dan RAD/REL Provinsi Sumbar

VISI, MISI & SASARAN STRATEGIS

KAWASAN PESISIR KAWASAN DARATAN. KAB. ROKAN HILIR 30 Pulau, 16 KEC, 183 KEL, Pddk, ,93 Ha

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

KEBUTUHAN BENIH (VOLUME) PER WILAYAH PER JENIS DALAM KEGIATAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN. Oleh : Direktur Bina Perbenihan Tanaman Hutan

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI DINAS KEHUTANAN Jl. Arief Rahman Hakim No. 10 Jambi

KAJIAN KONFLIK SOSIAL KEHUTANAN PT WIRAKARYA SAKTI 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

2016, No informasi geospasial dengan melibatkan seluruh unit yang mengelola informasi geospasial; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

ACARA SOSIALISASI PEMBANGUNAN ORGANISASI KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN (KPH) DI PROVINSI JAMBI PADA TANGGAL AGUSTUS 2014 DI HOTEL GOLDEN HARVEST

RENCANA KERJA USAHA PEMANFAATAN PENYERAPAN DAN/ATAU PENYIMPANAN KARBON PADA HUTAN PRODUKSI

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERKEMBANGAN LOI RI-NORWAY DINAS KEHUTANAN PROVINSI RIAU

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

RENCANA KERJA (RENJA)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN RESTORASI EKOSISTEM

: Ketentuan Umum : Pemberian & Permohonan Hak atau Izin & Pelaksanaan Kemitraan Kehutanan Bab III : Pemanfaatan Areal PS Bab IV : Jangka Waktu dan

2016, No Kepada 34 Gubernur Pemerintah Provinsi Selaku Wakil Pemerintah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Su

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

PROGRAM/KEGIATAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DIY KHUSUS URUSAN KEHUTANAN TAHUN 2016

BAB V PENUTUP. Indonesia sebagai salah satu negara yang tergabung dalam rezim internasional

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 71 TAHUN 2017 TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dan Mekanisme Pendanaan REDD+ Komunikasi Publik dengan Tokoh Agama 15 Juni 2011

SUMATERA BARAT, SEBAGAI JANTUNG SUMATERA UNTUK PERLINDUNGAN HUTAN MELALUI SKEMA HUTAN NAGARI DAN HKM, DAN KAITANNYA DENGAN SKEMA PENDANAAN KARBON

KEPUTUSANBUPATI SAROLANGUN NOMOR 3')7 /BUNHUT/2014 TENTANG PENGUKUHANKAWASANHUTANADATDUSUN MENGKADAIDESA TEMENGGUNG KECAMATANLIMUN BUPATI SAROLANGUN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P.36/MENHUT-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

West Kalimantan Community Carbon Pools

SYA SY IFUL U BAC BA HR H I, MM. KEPA KEP LA LA DINA DIN S

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.46/Menhut-II/2013 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERAN DINAS KEHUTANAN SEBAGAI MITRA UTAMA DDPI KALTIM

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS

DISAMPAIKAN OLEH Ir. BEN POLO MAING (Kepala Dinas Kehutanan Provinsi NTT)

KEPUTUSAN BUPATI MERANGIN NOMOR 287 TAHUN 2003 TENTANG

NOTA DINAS Nomor: ND. /II-PHM/2012

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

VISI HIJAU UNTUK SUMATRA

Transkripsi:

REFLEKSI PEMBANGUNAN BIDANG KEHUTANAN DIKEPEMIMPINAN GUBERNUR JAMBI BAPAK Drs. H. HASAN BASRI AGUS, MM Provinsi Jambi mempunyai Luas Wilayah daratan 4.882.857 ha. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor 727/Menhut-II/2012, Provinsi Jambi mempunyai luas kawasan hutan 2.107.779 ha (43,17 %) dari luas daratan. Berdasarkan fungsinya kawasan hutan Provinsi Jambi terdiri dari Kawasan Konservasi Hutan Lindung Hutan Produksi - HPT - HP - HPK (Konservasi) 686.095 Ha 179.926 Ha 261.453 Ha 968.889 Ha 11.416 Ha Dengan 4 Taman Nasional, 3 Cagar Alam, 2 Tahura dan 10 Hutan Lindung, Provinsi Jambi dibawah kepemimpinan Bapak Drs. H. Hasan Basri Agus, MM bertekad mempertahankan kawasan hutan sesuai dengan fungsinya yaitu fungsi konservasi, lindung dan produksi. Dinas Kehutanan Provinsi Jambi selaku pengelola potensi kawasan hutan di Provinsi Jambi mempunyai Visi Hutan Lestari Masyarakat Sejahtera dengan Misi sebagai berikut 1. Menetapkan status, fungsi kawasan hutan dan kelembagaan pengelolaan hutan. 2. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan masyarakat dalam pengelolaan hutan secara lestari. 3. Meningkatkan upaya rehabilitasi hutan dan lahan. 4. Meningkatkan upaya perlindungan hutan dan konservasi sumber daya alam. 5. Melaksanakan sosialisasi, penyuluhan dan penyebaran informasi dibidang kehutanan. 6. Meningkatkan penerimaan daerah dari sektor kehutanan 1

REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN 1. Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Merupakan program pemerintah untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mengelola kawasan hutan yang pada akhirnya mampu meningkatkan pendapatan dan kesajteraan masyarakat yang berada disekitar kawasan hutan. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan, di Provinsi Jambi ditetapkan 49.703 Ha areal pencadangan HTR yang tersebar di Kabupaten Tebo, Batanghari, Tanjab Barat, Sarolangun, Muaro Jambi, Merangin dan Kerinci. Hingga saat ini telah di terbitkan izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu HTR oleh Bupati di 4 (empat) kabupaten kepada 4 (empat) koperasi dan 108 (seratus delapan) perorangan. a. Kab. Sarolangun 19 Izin ( 166,66 Ha) b. Kab. Tebo 35 Izin (3.422,98 Ha) c. Kab. Muaro Jambi 2 Izin ( 529,00 Ha) d. Kab. Batang Hari 56 Izin ( 291,99 Ha) 2. Pembangunan Hutan Desa (HD) Demikian juga untuk Pembangunan Hutan Desa memberi kesempatan kepada masyarakat desa untuk mengelola kawasan hutan atau yang lazim disebut Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat. Di Provinsi Jambi terdapat 25 Desa yang memiliki SK Pencadangan Hutan Desa, namun sampai saat ini baru 19 Desa yang sudah terbit SK Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPHD) seluas 38.526 Ha yang berada di Kabupaten Merangin, Bungo dan Batanghari. Pencadangan dan capaian Hak Pengelolaan Hutan Desa merupakan yang terluas di tingkat nasional. 3. Hak Pengelolaan Hutan, Hutan Tanaman Industri dan Restorasi Ekosistem Hutan sebagai fungsi produksi, disamping memberi kesempatan masyarakat dalam mengelola kawasan hutan juga menciptakan iklim investasi dan usaha dibidang kehutanan. hal ini terbukti dari tahun ketahun baik jumlah maupun luasan Hutan Tanaman di Provinsi Jambi selalu meningkat, sampai saat ini di Provinsi Jambi terdapat 2 HPH, 18 HTI dan 1 RE dengan seluas HTI 634.246,39 Ha. 4. Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jambi dengan dana APBD seluas 372 Ha capaian sampai tahun 2010-2014 (2014 tahap pelaksanaan) seluas 461 Ha (124 %) yang dilaksanakan sesuai dengan kewenangan Pemerintah Provinsi yaitu dikawasan hutan yang berada dilintas kabupaten seperti Tahura Sekitar Tanjung, Taman Hutan Raya Sekitar Tanjung, Hutan Lindung dan Kegiatan Pemberdayaan bagi masyarakat yang berada disekitar kawasan hutan. Khusus untuk Gerakan Penanaman Pohon Serentak dan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon Provinsi Jambi adalah sebagai berikut Tahun 2010 tertanam sebanyak 56.613.827 Pohon Tahun 2011 tertanam sebanyak 70.967.418 Pohon Tahun 2012 tertanam sebanyak 95.697.395 Pohon, dan Tahun 2013 tertanam sebanyak 76.536.735 Pohon 2

Dilaksanakan oleh pemegang izin HTI, HPH, LSM, Organisasi Perempuan, Ormas, Siswa/ Mahasiswa, Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan oleh Kabupaten/Kota dan Provinsi, Kebun Bibit Rakyat (KBR), kegiatan CSR perusahaan swasta dan lembaga pemerintah lainnya. 5. Komitmen Pemerintah Provinsi Jambi untuk menjaga keseimbangan lingkungan berupa terbitnya Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). 6. Penghijauan dan Reboisasi Pembangunan Taman Hutan Kenali di Kota Jambi, Taman Hutan Raya Sekitar Tanjung di Kabupaten Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Timur yang merupakan kawasan konservasi hutan gambut yang menjadi perhatian khusus penyelamatan hutan di dunia serta Pengelolaan Kebun Raya Bukit Sari Jambi yang menjadi areal Konservasi botani hutan dataran rendah di Sumatera PERLINDUNGAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN 1. Penurunan Titik Panas ( Hot Spot) Jumlah titik panas dari tahun 2010 hingga Desember 2013 berfluktuasi, ini sangat tergantung kepada upaya pencegahan berupa deteksi dini melalui monitoring dan chek lapangan titik panas. Empat tahun terakhir hanya tahun 2012 (sebanyak 2.414 titik panas) yang terpantau satelit NOAA) melampaui target yang telah ditetapkan, selebihnya dapat dikendalikan dengan program Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan. 2010 Target penurunan titik panas sampai akhir RPJMD Provinsi Jambi 2011-2014 adalah 800 titik panas pada tahun 2014. Berarti kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jambi harus mampu mengendalikan dan menekan titik panas sebanyak 225% jika dibandingkan dengan kondisi awal sebesar 1800 titik api. Adapun data titik panas Provinsi Jambi 2011 1.433 Titik Panas (Target 1600) Kinerja 112 % 2012 2.414 Titik Panas (Target 1500) Kinerja 62 %) 2013 1.151 Titik Panas (Target 1000) Kinerja 87 % 2014 719 Titik Panas (Target 800) Sampai 29 Agustus 2014 Keberhasilan Provinsi Jambi dalam mengendalikan/ menekan kejadian kebakaran hutan dan lahan karena dalam pelaksanaannya mengacu kepada SOP (Standar operating prosedur)/ mekanisme pencagahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang pada akhirnya diakui dan menjadi acuan / standar nasional untuk kegiatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, atas prestasi tersebut Gubernur Jambi mendapat penghargaan nasional dari Presiden RI di bidang Lingkungan Hidup pada tahun 2013. 3

2. Pengamanan dan Penegakan Hukum Pencapaian kegiatan penindakan pelanggaran hukum bidang kehutanan selama kurun waktu 4 tahun terakhir adalah sebagai berikut - Pelanggaran Ilegal logging sebanyak 4 pelanggar - Pelanggaran perambahan kawasan hutan sebanyak 19 pelanggar. PENGELOLAAN DAN PENYELESAIAN KONFLIK KAWASAN HUTAN 3. Konservasi Sumber Daya Hutan Dalam rangka konservasi hutan dan mendukung upaya penurunan emisi carbon, efek rumah kaca (kegiatan REDD+), Gubernur Jambi mempunyai kebijakan kawasan yang masih memiliki hutan alam di areal konsesi HTI sebesar 20% tidak boleh ditebang dengan tujuan mempertahankan hutan alam di areal HTI sehingga areal HTI mempunyai nilai konservasi tinggi sekaligus meningkatkan keanekaragaman hayati. Dalam rangka penurunan emisi yang telah disepakati antara Indonesia dengan Norwegia Pemerintah Pr5ovinsi telah mengeluarkan PERPRES No. 62 Tahun 2013 dan Gubernur Jambi menindak Lanjuti Dengan mengeluarkan Pergub No. 441 Tahun 2014 Tentang Komda REDD + Provinsi Jambi 4. Dinas Kehutanan Provinsi Jambi bekerja sama dengan Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) DPD Provinsi Jambi telah berhasil menyusun Buku Anggrek Alam Jambi (Orcids Of Jambi) yang secara resmi akan di Launhcing oleh Gubernur Jambi pada tanggal 6 Januari 2014 bertepatan dengan HUT Provinsi Jambi yang ke-57. 1. Pengelolaan Hutan di Provinsi Jambi merupakan Tata Kelola Hutan Terbaik di Sumatera berdasarkan penilaian oleh UNDP (United Nations Development Programme) dengan indeks 2,38 (diatas indeks nasional 2,33). Sebanyak 117 indikator merepleksikan prinsip-prinsip tata kelola hutan yang pastisipatif, transparan, akuntabel, efektif dan berkeadialan. Atas prestasi tersebut pada tanggal 18-21 September 2014, Provinsi Jambi didaulat untukmemaparkan Tata Kelola Hutan Provinsi Jambi di Provinsi Lam Dong, Vietnam. 4

2. Kondisi hutan di Provinsi Jambi relatif lebih baik dengan potensi Sumber Daya Hutan seluas 2,1 Juta Ha, hal ini memicu masuknya bantuan luar negeri dalam rangka pembangunan kehutanan di Provinsi Jambi dari berbagai lembaga dunia seperti UNDP, UNEP, MCC dan UE. 3. Pengelolaan Hutan di Provinsi Jambi telah Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.77/Menhut-11/2010 tanggal 10 Februari 2010 tentang Penetapan Wilayah KPH Provinsi Jambi sebanyak 16 (enam belas) unit KPHP (Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi) dan 1 (satu) unit KPHL (Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung). Selanjutnya sebagai unit pengelolaan di tingkat tapak dan sebagai program prioritas pembangunan kehutanan secara nasional ditargetkan sebanyak 20 % unit pengelolaan tersebut sudah beroperasi, dengan demikian Provinsi Jambi mempunyai kewajiban untuk mewujudkan pembangunan KPH sebanyak 4 (empat) unit. Sampai akhir tahun 2013 telah terbentuk unit KPHP/L model sebanyak 3 (tiga) unit, yaitu KPHL unit XVII di Kabupaten Tanjung Jabung Barat KPHP unit VII di Kabupaten Sarolangun KPHP unit VI di Kabupaten Merangin KPHP unit I (Kabupaten Kerinci) Pada tahun ini telah disiapkan 1 (satu) Unit KPHP Lintas Kabupaten yang akan dikelola oleh Provinsi yaitu KPHP Model Lintas Kabupaten yaitu KPHP unit XI (Kabupaten Batanghari, Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Barat). Dan saat ini telah diajukan Drar Peraturan Gubernur Tentang UPTD KPHP Unit XI dan saat ini sedang dalam Proses di Pemerintah Daerah Provinsi Jambi (Biro Organisasi Setda Provinsi Jambi)\ Dengan demikian Provinsi Jambi sampai akhir RPJMD Provinsi Jambi 2011-2015 memiliki 5 (lima) unit KPHP/L Model, melebihi target kinerja yang telah ditetapkan secara nasional. 4. Dari sekian banyak potensi konflik di Provinsi Jambi telah berhasil penyelesaian antara masyarakat Senyerang dengan PT. Wirakarya Sakti (PT. WKS). Hal ini telah disepakati pada tanggal 5 Juli 2013 tentang Kesepakatan Konflik Sosial antara masyarakat Kelurahan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan PT. WKS. Dimana 1001 Ha akan ditanami karet yang hasil sepenuhnya akan dinikmati oleh masyarakat melalui koperasi yang dibentuk oleh masyarakat. Implementasinya, pada tanggal 25 November 2013, Gubernur Jambi menyerahkan penyaluran perdana dana kemitraan kepada koperasi. PEMBINAAN DAN PENERTIBAN INDUSTRI HASIL HUTAN 1. Penerimaan negara disektor kehutanan 2010 sampai 2014 bulan Juni adalah sebagai berikut PSDH Rp. 80.278.994.789,- DR Rp. 123.408.932.596,- IIUPH Rp. 7.365.131.807,- 2. Penertiban Usaha Hasil Hutan Sosialisasi/ penyebarluasan peraturan Usaha/ Peredaran Hasil Hutan kepada perusahaan pemegang izin, petugas dan masyarakat. Pembinaan, penertiban sebanyak 40 Industri Pengelolaan Kayu Hulu. 5

RENCANA PROGRAM KEGIATAN LANJUTAN 1. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan hutan karena 70 % masyarakat yang ada di Provinsi Jambi berada di sekitar kawasan hutan. 2. Dalam menjaga keseimbangan sumber daya hutan dan lingkungan hidup maka kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan akan selalu ditingkatkan dengan melibatkan semua pihak. 3. Berupaya menurunkan titik panas/ kejadian kebakaran hutan dan lahan sampai tidak berdampak pada kabut asap. 4. Meningkatkan pencegahan, pengamanan dan penegakan hukum terhadap pelanggaran bidang kehutanan (illegal logging dan perambahan). 5. Meningkatkan pengelolaan hutan di Provinsi Jambi sampai di tingkat tapak (1 KPHL, 16 KPHP). 6. Menyelesaikan konflik penggunaan kawasan hutan. 7. Meningkatkan produktivitas dan penerimaan negara dari sektor kehutanan. Jambi, Oktober 2014 Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Ir. IRMANSYAH RACHMAN Pembina Utama Madya NIP. 19610415 198903 1 005 6