BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. untuk meningkatkan kemandirian lokal dalam rangka membangun daya saing

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN PATI DAN BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 9 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Dalam menyusun RPJMD Kabupaten Karawang tahun ,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN

Pendahuluan. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN

Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH. hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu.

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN LEBAK TAHUN

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang berkembang, memiliki jumlah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti yang

disampaikan oleh : Kepala BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

Pembendaharaan Negara (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 134 TAHUN : 2011 SERI : E

PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) DAERAH KOTA BOGOR TAHUN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Pati

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI KEBIJAKAN UMUM

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang saat ini lebih ditekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan pembangunan nasional yang bertujuan untuk mendukung

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jambi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. baru, dengan dilaksanakannya UU No. 5 tahun Pokok- pokok yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun I 1

DESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah kabupaten/kota untuk meningkatkan kemandirian lokal dalam rangka membangun daya saing daerah. Hal tersebut bisa dilakukan melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien dan optimal. Undang-Undang tersebut merupakan perwujudan dari kebijakan pemerintah pusat untuk memberdayakan dan meningkatkan kemampuan masyarakat di daerah dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah. UU nomor 32 tahun 2004 menjelaskan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang sesuai dengan UUD 1945, pemerintah daerah diberi kewenangan dalam mengatur dan mengurus sendiri pemerintahannya yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan perekonomian daerah. Dalam undang-undang tersebut terdapat kewenangan pemerintah daerah dalam mengatur pemerintahannya sendiri. Kewenangan tersebut mencakup seluruh bidang pemerintahan kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, agama, serta moneter dan fiskal. Kewenangan yang dimaksud adalah daerah dapat menggali sekaligus menikmati sumber-sumber potensi ekonomi serta sumber daya alamnya dengan sedikit 1

intervensi dari pemerintah pusat. Ini akan mempengaruhi kemajuan perekonomian daerah yang pada akhirnya mendukung terciptanya peningkatan pembangunan daerah. Pemerintah daerah mempunyai fungsi mengalokasikan sumber-sumber ekonomi dalam bentuk barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat daerah tersebut. Alokasi tersebut pasti tidak lepas dari analisis tentang sektor-sektor dan subsektor mana yang kurang berkembang, berkecukupan, dan berlebih atau merupakan unggulan. Keberhasilan perencanaan pembangunan di suatu daerah sangat berkaitan dengan kualitas perencanaan pembangunan yang disusun oleh daerah tersebut. Perbedaan kondisi daerah akan membawa implikasi bahwa corak pembangunan yang diterapkan berbeda pula. Perencanaan regional tidak lagi harus ditentukan dan diturunkan semata dari perencanaan pembangunan nasional. Perbedaan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia antardaerah, serta perbedaan akses mengharuskan perencanaan regional tersendiri pula bagi daerah tersebut. Perencanaan nasional hanya diperlukan sebagai media kontrol terhadap terjadinya ketimpangan pembangunan antardaerah dan tercapainya kesinambungan pembangunan antarwilayah. Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah, secara geografis terletak antara 110º,50 sampai 111º,15 Bujur Timur (BT) dan 6º,25 sampai 7º,00 Lintang Selatan (LS) dengan luas wilayah 150.368 hektar terdiri dari 59.332 Ha lahan sawah dan 91.036 Ha lahan bukan sawah. Kabupaten Pati yang berjarak 75 Km dari Ibu Kota Jawa Tengah 2

(Semarang), mempunyai panjang garis pantai 60 km dengan batas wilayah sebagai berikut. Sebelah utara : Kabupaten Jepara dan Laut Jawa. Sebelah timur : Kabupaten Rembang dan Laut Jawa. Sebelah barat : Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara. Sebelah selatan : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Pati 2005-2030) Posisi Kabupaten Pati dalam Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut ini. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/nusa_kambangan (diolah) Gambar 1.1. Posisi Kabupaten Pati dalam Provinsi Jawa Tengah Secara administratif Kabupaten Pati terdiri atas 21 kecamatan, 401 desa dan 5 kelurahan. Dua puluh satu wilayah kecamatan tersebut adalah: Kecamatan Pati, 3

Margorejo, Gembong, Tlogowungu, Tayu, Cluwak, Dukuhseti, Gunungwungkal, Margoyoso, Juwana, Trangkil, Wedarijaksa, Batangan, Jakenan, Jaken, Pucakwangi, Winong, Kayen, Sukolilo, Tambakromo dan Gabus (BPS Kabupaten Pati, 2013). Dalam menata perekonomian ke depan, Pemerintah Kabupaten Pati telah menyusun RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) Kabupaten Pati 2005-2025 maupun RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Pati tahun 2006-2011. Kedua dokumen perencanaan pembangunan tersebut masing-masing telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pati nomor 8 tahun 2011 dan nomor 25 tahun 2006. Penyusunan RPJPD maupun RPJMD merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional untuk menyusun perencanaan pembangunan daerah. RPJPD merupakan dokumen perencanaan yang bersifat makro, sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan daerah guna mewujudkan visi, misi dan arah pembangunan Kabupaten Pati untuk masa 20 tahun ke depan terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025. RPJPD tersebut menjadi pedoman dan arah bagi pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Pati yang memuat program pembangunan daerah. Tujuan penyusunan RPJPD adalah untuk merumuskan cita-cita, visi, misi, arah dan tujuan pembangunan daerah jangka panjang yang terintegrasi dengan tujuan nasional secara terpadu, berkesinambungan, representatif dan akuntabel serta mengakomodasi kebutuhan masyarakat. 4

RPJPD Kabupaten Pati merupakan satu sub sistem dalam Sistem Perencanaan Pembangunan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam rangka pengintegrasian perencanaan pembangunan, penyusunan RPJPD Kabupaten Pati Tahun 2005-2025 mengacu pada arah pembangunan RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 dan RPJP Nasional Tahun 2005-2025. Di dalam dokumen RPJPD Kabupaten Pati tahun 2005-2025 telah dirumuskan visi pembangunan daerah Kabupaten Pati Tahun 2005-2025, yaitu: Pati Bumi Mina Tani Sejahtera Visi pembangunan daerah tahun 2005-2025 mengarah pada pencapaian citacita dan harapan masyarakat Kabupaten Pati yang harus dapat diukur guna mengetahui tingkat kemandirian, kemajuan, kesejahteraan dan keberhasilan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, perlu kiranya diberikan pengertian makna visi secara utuh sebagai berikut. Pati Pati, adalah daerah otonom dengan kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa pendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bumi Bumi, merupakan satu kesatuan wilayah dengan potensi alam dan keanekaragaman hayati serta budaya sebagai modal dasar pembangunan daerah. 5

Mina Mina, mempunyai arti filosofi yang menggambarkan dinamika kehidupan masyarakat yang memilki potensi wilayah perikanan laut dan perikanan darat yang potensial untuk diolah dan dikembangkan. Tani Tani, merupakan gambaran masyarakat dalam mengolah potensi sumber daya alam di bidang pertanian, perkebunan maupun kehutanan dengan tetap menjaga kelestarian alam. Sejahtera Merupakan kondisi kemakmuran suatu masyarakat yang terpenuhi kebutuhan ekonomi (materiil), sosial maupun spirituil, dengan ditandai adanya peningkatan pendapatan perkapita yang tinggi, menurunnya tingkat pengangguran, menurunnya jumlah penduduk miskin, meningkatnya kualitas sumberdaya manusia, meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan sosial, keluarga kecil berkualitas, pemuda danolahraga, terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender, tersedianya infrastruktur yang memadai, meningkatnya profesionalisme aparatur yang mampu mendukung pembangunan daerah. Untuk mencapai visi pembangunan daerah sebagaimana tersebut ditempuh melalui 6 (enam) misi pembangunan daerah: 1. mewujudkan SDM yang berkualitas dan berbudaya, 2. mewujudkan pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian dan perikanan serta pemanfaatan SDA dan iptek dengan menjaga kelestarian lingkungan 6

hidup yang berkelanjutan, 3. mewujudkan tata pemerintahan yang baik didukung kompetensi dan profesionalisme aparatur, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, 4. mewujudkan prasarana dan sarana yang memadai untuk mendukung pengembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi yang berorientasi ekonomi kerakyatan, 5. mewujudkan iklim investasi yang kondusif bagi pengembangan dunia usaha guna mendorong daya saing daerah, 6. mewujudkan pengembangan pariwisata yang berbasis budaya lokal (RPJPD Kabupaten Pati 2005-2025). RPJPD Kabupaten Pati tersebut digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan RPJMD Kabupaten jangka waktu 5 tahunan yang memuat visi, misi, dan program bupati terpilih. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan sebuah dokumen perencanaan pembangunan komprehensif kurun waktu lima tahunan. RPJMD, sebagai dokumen perencanaan lima tahunan, merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang berkedudukan sebagai dokumen perencanaan induk dengan kurun waktu 20 tahun. Acuan utama yang digunakan dalam penyusunan RPJMD adalah rumusan visi, misi, agenda pembangunan dan prioritas program pembangunan bupati/wakil bupati terpilih. Penyusunan RPJMD ini juga mengacu pada RPJM Nasional, maupun RPJMD Provinsi Provinsi Jawa Tengah. Tujuan merujuk semua dokumen 7

perencanaan tersebut adalah untuk menjamin terciptanya sinergitas kebijakan dan sinkronisasi program secara vertikal antartingkat pemerintahan yang berbeda. RPJMD Kabupaten Pati disusun dengan memperhatikan beberapa kondisi daerah. Beberapa kondisi daerah yang diperhatikan dan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Pati tahun 2006-2011, diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Produk Domestik Regional Bruto, yang menggambarkan kondisi dan prospek ekonomi daerah. 2. Kondisi di bidang ekonomi, seperti lapangan pekerjaan utama dan tingkat pendapatan per kapita masyarakat, keberadaan potensi sektor unggulan daerah yang dapat dikembangkan dalam rangka memacu laju produksi daerah dan penciptaan lapangan kerja baru dan kandungan potensi sumberdaya daerah. 3. Kondisi di bidang sosial budaya, seperti kondisi tingkat kesehatan rata-rata masyarakat dan indeks pembangunan manusia, angka kemiskinan, tingkat pengangguran, angka partisipasi kasar dan angka partisipasi murni pendidikan dasar dan menengah. 4. Kondisi di bidang prasarana, seperti pola penataan ruang dan kawasan andalan, kantong-kantong kemiskinan dan kawasan tertinggal serta kondisi ekologi dan lingkungan hidup daerah. 5. Kondisi di bidang pemerintahan umum, seperti pelayanan umum pemerintahan kepada masyarakat. 6. Kondisi di bidang keuangan, seperti kemampuan kapasitas fiskal dan kemampuan daerah dalam menyediakan Belanja Pelayanan Publik. 8

Dengan memperhatikan beberapa kondisi daerah tersebut, maka ditetapkan visi pembangunan Kabupaten Pati periode tahun 2006-2011 adalah: Terwujudnya Pati Bumi Mina Tani, Berbasis Keunggulan Pertanian dan Industri yang Berkelanjutan. Visi tersebut merupakan harapan, cita-cita, tujuan dan gambaran kondisi Kabupaten Pati yang Berdaya Upaya Menuju Identitas Pati yang Makmur, Ideal, Normatif, Adil, Tertib, Aman, Nyaman dan Indah. Secara parsial kondisi tersebut menggambarkan masyarakat dan wilayah Kabupaten Pati yang: 1. makmur diartikan sebagai terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat Kabupaten Pati, yang meliputi kebutuhan lahiriah maupun kebutuhan batiniah; 2. ideal dimaksudkan sebagai terwujudnya tatanan kondisi masyarakat terbaik dalam segala aspek kehidupan masyarakat; 3. normatif berarti bahwa segala aktivitas yang dilaksanakan senantiasa berpedoman pada nilai dan norma agama, hukum dan norma sosial; 4. adil artinya bahwa pelaksanaan pembangunan dapat menjamin dan memberikan rasa keadilan bagi masyarakat dalam tatanan kehidupan politik, sosial dan ekonomi; 5. tertib berarti setiap masyarakat secara sadar menggunakan hak dan menjalankan kewajibannya dengan baik, sehingga terwujud kondisi yang baik; 9

6. aman dalam arti bahwa terwujudnya tertib pemerintahan dan tertib kemasyarakatan dalam mewujudkan stabilitas daerah yang dinamis dan kondusif; 7. nyaman dalam arti bahwa upaya pengaturan tata ruang di desa dan di kota dapat serasi, selaras, dan seimbang dengan kegiatan-kegiatan manusia yang menghuninya sehingga akan menumbuhkan perasaan kerasan, dan dikelola secara berkelanjutan; 8. indah mengandung makna sebagai kota tertata yang menjunjung tinggi nilainilai estetika. Secara keseluruhan visi tersebut menggambarkan kondisi masyarakat Kabupaten Pati yang sejahtera lahir batin dalam lingkungan yang aman, tenteram, nyaman dan indah dengan memprioritaskan aktivitas ekonomi pada sektor pertanian dan industri sebagai basis unggulan bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat (RPJMD Pati 2006-2011). Visi dan misi Pemerintah Kabupaten Pati, baik yang tercantum dalam RPJPD maupun RPJMD, memprioritaskan sektor pertanian dan subsektor perikanan serta sektor industri dalam aktivitas ekonominya dibandingkan sektor-sektor lainnya. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah sejauh mana visi misi Pemerintah Kabupaten Pati terimplementasikan dalam periode observasi. Pertanyaan penelitian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut. 1. Apa saja sub-sektor unggulan (basis) yang ada di Kabupaten Pati selama periode 2003-2010? 2. Bagaimana dinamika spesialisasi dan despesialisasi sektor ekonomi di 10

Kabupaten Pati selama periode 2003-2010? 3. Bagaimana pergeseran pola keunggulan komparatif subsektor ekonomi di Kabupaten Pati selama periode 2003-2010? 1.2 Keaslian Penelitian Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan mengenai sektor unggulan dan dinamika spesialisasi antara lain adalah sebagaimana tercantum dalam Tabel 1.1. Tabel 1.1 Hasil Penelitian Terdahulu Terkait dengan Keunggulan Komparatif No Peneliti Alat Analisis Kesimpulan 1. Worz (2005) Revealed Comparative Advantage (RCA), Dynamics RCA dan model regresi 2. Goetz, Deller dan Harris (2007) Location Quotient (LQ), Shift Share dan Input Output 3. Chiang (2008) Location Quotient (LQ) dan Revised LQ Dinamika RCA antarkelompok dan antarwaktu menunjukkan tendensi global melalui despesialisasi yang bersamaan dengan konvergensi regional. Alat analisis Location Quotient (LQ), Shift Share dan Input Output cukup optimal dalam menentukan sektor-sektor yang memiliki keunggulan kompetitif pada tingkat regional. Penggunaan Revised LQ layak untuk dipertimbangkan dalam menghasilkan perhitungan yang lebih optimal daripada penggunaan metoda LQ tradisional. 11

lanjutan Tabel 1.1 No Peneliti Alat Analisis Kesimpulan 4. Widodo (2009) Metoda statistik dan ekonometrika pada indeks RSCA (Revealed Symmetric Comparative Advantage) 5. Taufiqurahman dan Widodo (2011) Dynamic Specializatio n Symmetric LQ (DSLQ) dengan model ekonometrika Keunggulan komparatif harus dikaji dan dipertimbangkan dalam arti dinamis bukan statis. Kenaikan secara keseluruhan indeks rata-rata RSCA bersama-sama dengan penurunan standar deviasi menyiratkan bahwa peningkatan keunggulan komparatif secara keseluruhan didorong oleh peningkatan yang lebih tinggi dalam keunggulan komparatif produk. Selain itu teridentifikasi adanya perubahan dalam peringkat (order rank) dari keunggulan komparatif pada wilayah studi. Mengusulkan penggunaan metoda perhitungan Symmetric LQ dan model ekonometrika dalam menganalisis spesialisasi dinamis sektor unggulan dan keunggulan komparatif antarwilayah. Beberapa penelitian terdahulu menggunakan perhitungan indeks Location Quotient (LQ) dan menghasilkan indeks yang tidak simetris. Nilai indeks yang tidak simetris tersebut cenderung tidak memenuhi uji normalitas ketika dilakukan analisis lebih lanjut dalam model ekonometrika. Metoda regresi dalam model ekonometrika digunakan untuk memperoleh hasil perhitungan dan interpretasi yang lebih dinamis, sehingga beberapa penelitian telah mencoba untuk memodifikasi teknik perhitungan LQ, agar memenuhi uji normalitas. Dibandingkan dengan penelitian terdahulu, penelitian ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaannya pada beberapa penelitian terdahulu yang juga telah memodifikasi teknik perhitungan LQ adalah pada konsep, teori dan alat analisis berupa Symmetric Location Quotient (SLQ) yang digunakan dalam 12

mengkaji sektor unggulan daerah. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya adalah tahun dilakukannya penelitian dengan rentang waktu tahun 2003-2010, lokasi penelitian yaitu di Kabupaten Pati, dan unit analisis subsektor dalam menganalisis dinamika spesialisasi maupun despesialisasi keunggulan komparatif. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. mengidentifikasi subsektor basis di Kabupaten Pati 2003-2010; 2. menganalisis dinamika spesialisasi dan despesialisasi Kabupaten Pati 2003-2010; 3. menganalisis pergeseran pola keunggulan komparatif sub-subsektor ekonomi di Kabupaten Pati 2003-2010. 1.4 Manfaat Penelitian Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada beberapa pihak sebagai berikut. 1. Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi pengembangan analisis sektor unggulan daerah berdasarkan modifikasi Location Quotient dan dinamika spesialisasi keunggulan komparatif. Penelitian ini juga diharapkan menjadi sumber referensi dan tambahan informasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya tentang ekonomika pembangunan 13

(development economics) dan ekonomika regional (regional economics). 2. Pengambil Kebijakan Sebagai bahan masukan dan pemikiran bagi Pemerintah Kabupaten Pati dalam membuat kebijakan untuk menyusun perencanaan dalam pembangunan ekonomi dengan mengoptimalkan potensi daerah dan juga rangka melakukan evaluasi atas RPJMD 2006-2011. 3. Penulis Bagi penulis, peneltian ini sebagai sarana untuk menerapkan ilmu ekonomika pembangunan dan ekonomika regional dalam penelitian empiris. 1.5 Sistematika Penulisan Tesis ini disusun terdiri dari 4 (empat) bab. Bab I Pengantar, berisi latar belakang, keaslian penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka dan Alat Analisis, berisi tentang tinjauan pustaka, landasan teori, dan alat analisis yang digunakan. Bab III Analisis Data dan Pembahasan, yang memaparkan metode penelitian, analisis data dan pembahasannya. Bab IV Kesimpulan dan Saran, yang berisi kesimpulan dan saran. 14