BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. Metode Penelitian. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC50 serta nilai SPF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang didapatkan dari 20 kg buah naga merah utuh adalah sebanyak 7 kg.

Lampiran 1 Hasil Determinasi Tanaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan uji determinasi di laboratorium Sistematika tumbuhan Fakultas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB II METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. vitro pada bakteri, serta uji antioksidan dengan metode DPPH.

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain neraca analitik,

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

Agustiningsih. Achmad Wildan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. Mindaningsih Sekolah Menengah Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

BAB III. eksperimental komputasi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium,

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB III BAHAN DAN METODE

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

3 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini merupakan deskriptif laboratorium yaitu dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB I. Pendahuluan. Matahari merupakan sumber energi terbesar bagi bumi. Berbagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah set alat destilasi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 Mei 2017 di

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DENGEN (DilleniaserrataThunbr.)

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA EKSTRAK DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional laboratorik untuk mengetahui kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF pada fraksi kloroform ekstrak etanolik kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) sebagai agen antioksidan dan fotoprotektif. B. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2014 sampai dengan Juni 2015 C. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas Variabel bebas pada penelitian ini adalah konsentrasi fraksi kloroform ekstrak etanolik kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus). 2. Variable tergantung Variabel tergantung pada penelitian ini adalah % inhibisi DPPH. 3. Variabel terkendali Variabel terkendali pada penelitian ini adalah sistem spektrofotometri UV/ Vis. 21

22 D. Definisi Operasional Definisi operasional yang digunakan untuk menguji aktivitas antioksidan dan fotoprotektif fraksi kloroform ekstrak etanolik kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) adalah: 1. Nilai SPF (Sun Protection Factor) adalah nilai yang digunakan untuk menentukan daya fotoprotektif dengan menetapkan panjang gelombang absorbsi maksimum (λ maks ) yang di scanning dengan spektrofotometer UV/ Vis pada panjang gelombang antara 260-400 nm. 2. Inhibition Concentration 50% (IC 50 ) yaitu konsentrasi sampel yang dapat meredam radikal DPPH sebanyak 50%. Nilai IC 50 digunakan untuk menentukan daya antioksidan yang dihitung menggunakan rumus persamaan regresi (Josephy, 1997).. 3. Kadar fenolik total merupakan kadar senyawa fenolik dalam sampel yang dinyatakan sebagai ekuivalen asam galat atau Gallic Acid Equivalent (GAE). Kadar fenolik total didapatkan dari perhitungan menggunakan rumus TPC (Total Phenolic Content), dimana nilai C (kadar fenol total larutan) atau sumbu x didapatkan dengan memasukkan nilai absorbansi sampel ke dalam sumbu y pada persamaan regresi linier standar asam galat. (Wisesa dan Widjanarko, 2014). 4. Kadar flavonoid total merupakan kadar flavonoid dalam sampel yang dinyatakan sebagai ekuivalen kuersetin (EQ). Kadar flavonoid total didapatkan dari perhitungan menggunakan rumus Total Flavonoid, dimana

23 kadar flavonoid dalam sampel (sumbu x) diketahui dengan memasukkan absorbansi sampel ke dalam sumbu y pada persamaan regresi linier kuersetin (Desmiaty, 2009). E. Instrumen Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Alat Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu UV-1700 Series), Rotary evaporator (IKA RV10), Waterbath (Memmert ), Plat KLT Selulosa, pipa kapiler, sinar UV 254 dan UV 366 nm, kuvet, rak tabung reaksi, mikropipet (Gilson),Blender (Philips ), pipet tetes, sendok tanduk, cawan porselen, timbangan analitik (Sartorius ), bejana maserasi, bejana KLT, tabung reaksi (Pyrex ), erlenmeyer (Pyrex ), gelas ukur (Pyrex ), oven, vortex, corong pisah (Pyrex ), termometer, propipet, labu takar, pipet volume (Pyrex ). 2. Bahan Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus), etanol 95%, etanol 70%etanol p.a (E Merck ), metanol (E Merck ), Pereaksi sitroborat (asam borat dan asam sitrat) (E merck ), Na 2 CO 3 (E Merck ), DPPH p.a (E Merck ), Aquades (BrataChem), asam asetat p.a (E Merck ), n-butanol p.a (E Merck ), Kuersetin standard (Sigma ), AlCl 3 p.a (E Merck ), NaNO 2 p.a (E Merck ), NaOH p.a (E Merck ), H 3 PO 4 p.a (E Merck ), Folin-Ciocalteu p.a (E Merck ).

24 F. Cara Kerja 1. Preparasi sampel Tahap awal penelitian yang dilakukan adalah determinasi tanaman, agar karakteristik tanaman dapat diketahui jenis dan spesiesnya. Selanjutnya, pemisahan kulit buah naga merah dari daging buah. Sebelum dipisahkan, buah dicuci sampai bersih dengan air mengalir. Setelah buah dibersihkan, kulit buah naga dipisahkan dari daging dengan pisau, kemudian dilakukan pengecilan ukuran kulit buah dengan cara diiris tipis-tipis. Selanjutnya, kulit buah naga ditutup dengan kain hitam dan dikeringkan dengan bantuan sinar matahari. dilanjutkan dengan oven pada suhu 40 o C hingga kadar air menyusut. Setelah itu dilakukan sortasi kering dan dihaluskan menjadi serbuk. 2. Ekstraksi Simplisia kering dalam bentuk serbuk diayak menggunakan pengayak ukuran 60 mesh untuk menyeragamkan partikel simplisia. Serbuk kering kulit buah naga merah dimaserasi dengan etanol 95% pada suhu kamar dalam bejana kedap cahaya selama 72 jam dan diaduk setiap hari. Setelah 72 jam dilakukan remaserasi selama 48 jam. Kemudian, hasil maserasi dan remaserasi dilakukan penyaringan untuk memisahkan antara filtrat dan residu. Selanjutnya filtrat dipekatkan menggunakan vacum rotary evaporator dengan suhu 50 o C sehingga didapatkan ekstrak etanolik kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) (KBNM-Etanol).

25 3. Fraksinasi KBNM-Etanol dilarutkan dalam campuran H 2 O-Metanol (3:7). Selanjutnya, dilakukan fraksinasi cair-cair dengan kloroform sehingga diperoleh fraksi metanol ekstrak etanolik kulit buah naga merah (KBNM- Metanol) dan fraksi kloroform ekstak etanolik kulit buah naga merah (kloroform KBNM). Fraksi kloroform KBNM dipekatkan menggunakan kompor listrik suhu 50 o C. Fraksi kental digunakan untuk melakukan berbagai pengujian selanjutnya (Junior dkk., 2013). 4. Analisis Kualitatif Flavonoid dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Mula-mula bejana kromatografi dijenuhi dengan uap fase gerak n- butanol : asam asetat : air (4:1:5 v/v, lapisan atas). Penjenuhan fase gerak dilakukan dengan cara memasukkan kertas saring ke dalam bejana kromatografi yang terisi fase gerak dalam keadaan tertutup rapat hingga fase gerak mencapai ujung atas kertas saring. Plat KLT selulosa dioven pada suhu 70 C selama 10 menit untuk menghilangkan kadar air. Selanjutnya, standar kuersetin dan fraksi kloroform KBNM ditotolkan pada plat KLT selulosa dengan menggunakan pipet kapiler pada jarak 1 cm dari bagian bawah. Bercak penotolan dibiarkan hingga kering kemudian dielusi dalam bejana kromatografi. Jarak elusi yang digunakan adalah 8 cm. Pengamatan plat KLT selulosa dilakukan dibawah sinar tampak, UV 254 nm dan 366 nm sebelum dan setelah disemprot dengan pereaksi sitroborat (Suhendi dkk., 2011).

26 5. Analisis Kandungan Fenolik Total Kandungan fenolik total diuji menggunakan reagen Folin-Ciocalteu, dimana sejumlah 400 L fraksi kloroform KBNM ditambahkan 3,16 ml aquadest dan 200 L reagen Folin-Ciocalteu, dicampur hingga homogen. Larutan digojog selama 6 menit. Selanjutnya, ditambahkan 600 L larutan Na 2 CO 3 2% untuk membentuk suasana basa dan dihomogenkan dengan cara divortex. Larutan didiamkan pada suhu kamar selama 2 jam. Absorbansi diamati pada panjang gelombang 760 nm dengan spektrofotometer UV-Vis. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali (Junior dkk., 2013). Asam galat konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50 µg/ml diuji seperti prosedur diatas. Persamaan regresi linier asam galat dibuat dari hubungan antara konsentrasi dengan nilai absorbansi asam galat. Persamaan regresi ini digunakan untuk menghitung kadar fenol total larutan. 6. Penetapan Kandungan Flavonoid Total Kadar flavonoid total ditetapkan dengan cara khelasi AlCl 3. Sebanyak 0,4 ml fraksi kloroform KBNM ditambahkan dengan 0,6 ml aquadest dan 0,06 ml NaNO 2 (5%). Larutan diinkubasi selama 6 menit pada suhu kamar lalu ditambahkan 0,06 ml AlCl 3 (10%), setelah 5 menit kemudian tambahkan NaOH 0,4 ml (1mM). Selanjutnya absorbansi diukur pada panjang gelombang 510 nm mengunakan spektrofotometer UV-Vis. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali (Saini dkk., 2011). Kuersetin konsentrasi 400, 800, 1200, 1600 dan 2000 μg /ml diuji seperti prosedur diatas. Persamaan regresi linier kuersetin dibuat dari

27 hubungan antara konsentrasi dengan nilai absorbansi kuersetin. Persamaan regresi ini digunakan untuk menghitung kadar flavonoid dalam sampel. 7. Uji Penangkapan Radikal Bebas DPPH Fraksi kloroform KBNM (kadar 100, 200, 300, 400 dan 500 µg/ml) masing-masing dicampur dengan 1 ml DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrasil) 0,4 mm dilarutkan dalam larutan etanol hingga 5 ml. Larutan didiamkan bereaksi pada temperatur ruangan dan gelap selama 30 menit. Absorbansi masing-masing larutan dibaca pada panjang gelombang 518 nm mengunakan spektrofotometer UV-Vis (Sumarny dkk., 2014). Replikasi dilakukan 2 kali dengan masing-masing absorbansinya diukur sebanyak 2 kali. Nilai absorbansi yang didapat adalah absorbansi sampel, sedangkan absorbansi kontrol adalah absorbansi yang didapatkan dari larutan yang berisi 1 ml DPPH dalam 5 ml etanol. % inhibisi dihitung menggunakan persamaan % inhibisi. % inhibisi = Absorbansi kontrol Absorbansi sampel Absorbansi kontrol x 100 Persamaan % inhibisi Persamaan regresi linier dibuat dari hubungan antara konsentrasi dan % inhibisi. Persamaan regresi ini digunakan untuk menghitung nilai IC 50. Kuersetin konsentrasi 1, 2, 3, 4, dan 5 µg/ml diuji seperti prosedur diatas untuk dijadikan pembanding.

28 8. Penetapan Panjang Gelombang Absorbsi Maksimum dan SPF secara invitro Untuk menetapkan panjang gelombang absorbsi maksimum (λ maks ), ekstrak kering Kloroform KBNM dilarutkan dalam etanol absolut dan dibuat seri kadar 5, 25, 50 dan 100 mg/l. Selanjutnya dilakukan scanning spektrofotometer UV/ Vis pada panjang gelombang antara 260-400 nm, dengan interval 2 nm (Junior dkk., 2013). Etanol digunakan sebagai blanko. Kemudian, dibuat kurva baku kuersetin untuk membandingkan nilai absorbansinya. Selanjutnya nilai SPF dapat dihitung menggunakan persamaan penentuan nilai SPF. SPF Spektrofotometrik = CF x Σ 290-320 EE (λ) x I (λ) x Abs (λ) Persamaan penentuan nilai SPF Keterangan: EE (λ) : Spektrum efek erythemal I (λ) : Spektrum intensitas matahari Abs (λ) : Absorbansi CF : Faktor koreksi (= 10) Nilai I (λ) yang digunakan berdasarkan panjang gelombangnya, mengacu pada (tabel 3). Tabel 3. Persamaan fungsi yang digunakan untuk kalkulasi SPF (Mansur dkk., (1986) Panjang gelombang (nm) EE x I (normalized) 290 0.0150

29 295 0.0817 300 0.2874 305 0.3278 310 0.1864 315 0.0839 320 0.0180 Total 1.0000 G. Skema Langkah Kerja Kulit Buah Naga merah (Hylocereus polyrhizus) kering Maserasi Ekstrak Etanolik KBNM Fraksi Kloroform KBNM Analisis Flavonoid dengan KLT Analisis Kadar Fenolik Total Analisis Kadar Flavonoid Total Uji Antioksidan DPPH Uji λ maks Nilai SPF Analisis Data Gambar 6. Skema Langkah Kerja

30 H. Analisis Data Daya antioksidan dilihat dari nilai IC 50 yang dihitung dengan persamaan regresi linier yang didapatkan dari hubungan antara konsentrasi sampel (μg/ml) dengan % inhibisi. % inhibisi = Absorbansi kontrol Absorbansi sampel Absorbansi kontrol x 100 Persamaan % inhibisi Sedangkan daya fotoprotektif dilihat dari nilai SPF ekstrak etanolik kulit buah naga merah fraksi kloroform yang didapatkan dari perhitungan rumus SPF. SPF Spektrofotometrik = CF x Σ 290-320 EE (λ) x I (λ) x Abs (λ) Persamaan penentuan nilai SPF