IDENTIFIKASI KELEMBAGAAN SERTA SARANA DAN PRASARANA WILAYAH DI DESA



dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA DATA POKOK DESA/KELURAHAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Tengah dari Kabupaten Lampung Barat di Provinsi Lampung. 2. Potensi Sumber Daya Alam dan Mata Pencarian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

12/16/2016 DATA POKOK DESA/KELURAHAN

PROFIL DESA. Tabel Peruntukan Lahan Desa Selomartani. No Peruntukan Lahan Jumlah (Ha) Persen %

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D ===============================================================

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA LAPORAN KEPALA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

DATA POKOK DESA/KELURAHAN BULAN NOPEMBER - TAHUN 2017

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA DATA POKOK DESA/KELURAHAN BULAN 3 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2006 NOMOR 18


LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

KONDISI UMUM WILAYAH

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

2. Jarak Geografis INDIKATOR PENILAIAN PERLOMBAAN KELURAHAN PARIT MAYOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 4 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR: 4 TAHUN 2008

T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

BUKU MONOGRAFI DESA KEADAAN PADA BULAN..s/d... TAHUN..

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

I. PENDAHULUAN. Asas otonomi daerah merupakan hal yang hidup sesuai dengan kebutuhan dan

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

GAMBARAN UMUM. Desa Taman Sari merupakan bagian dari Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

IV. GAMBARAN UMUM. Desa Sripendowo terdiri dari 8 dusun, yang masing-masing dikepalai oleh kepala

INDIKATOR PENILAIAN PERLOMBAAN KELURAHAN TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DESA TULANGAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA TULANGAN KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

Profil Desa Toyomarto

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 14/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2000 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 2 TAHUN 2017

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI

salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUSIN,

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

SALINAN KEPALA DESA OLEHSARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA OLEHSARI NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lem

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

9 IDENTIFIKASI KELEMBAGAAN SERTA SARANA DAN PRASARANA WILAYAH DI DESA Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan : ANALISIS KELEMBAGAAN SERTA PRASARANA DAN SARANA WILAYAH DI DESA Waktu : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan (selama 100 menit). Tujuan : Membangun pemahaman dan skill praja dalam menganalisis kelembagaan serta sarana dan prasarana wilayah di desa. Metode : Praktek (mempraktekkan, diskusi, dan tugas terstruktur) 9.1. IDENTIFIKASI POTENSI KELEMBAGAAN DI WILAYAH DESA Kelembagaan yang dimaksudkan di sini adalah semua bentuk lembaga kemasyarakatan yang ada di wilayah desa, yang dibentuk oleh masyarakat sesuai kebutuhannya. Lembaga-lembaga tersebut merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakatnya. Desa sebagaimana yang disebutkan dalam Undang-Undang 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, disebutkan bahwa Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan masyarakat hukum 107

yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa sebagai kesatuan masyarakat, yang setidaknya memiliki 3 hal dalam ungkapan Jawa disebutkan : (1) Rangkah (wilayah), dalam arti tanah-tanah pekarangan beserta penggunaannya, termasuk aspek lokasi, luas, batas, yang merupakan lingkungan geografis. (2) Darah (satu keturuan atau penduduk), yang meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, penyebaran serta mata pencahariannya. (3) Warah (ajaran atau adat), adalah ajaran tentang tata hidup, tata pergaulan, dan ikatan-ikatannya sebagai warga masyarakat desa. Tata kehidupan ini tidak dapat dipisahkan dari seluk beluk usaha penduduk desa untuk mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraannya. Tata kehidupan erat kaitannya dengan tata organisasi masyarakat dan pemerintahan di desa (Daldjoeni, N., 1998). Pemerintah Desa dalam menjalankan tugas dan fungsinya seringkali mendapat/menemui berbagai kendala baik yang bersumber dari internal maupun dari eksternal. Sebagian terbesar pemerintahan desa di Indonesia belum dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara maksimal, dikarenakan masih banyaknya kelemahan/keterbatasan yang terdapat di lingkungan pemerintahan desa itu sendiri. Sangat tidak mungkin pemerintahan desa akan dapat membangun desa, memajukan desa dan meningkatkan kesejahteran masyarakat desa, jika tidak melibatkan berbagai komponen masyarakat yang ada di lingkungan desa tersebut. Pemerintah desa harus dapat menggerakkan dan melibatkan berbagai potensi masyarakat yang ada dalam membangun dan memajukan desa serta 108

memacu peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Dalam perspektif pelibatan berbagai komponen masyarakat dalam gerakan membangun dan memajukan desa serta memacu peningkatan kesejahteraan masyarakat desa, maka pemerintah desa perlu untuk menjalin hubungan kerjasama atau bermitra kerja dengan segenap komponen dan kelembagaan yang ada di wilayah desa. Guna mendorong terciptanya pemberdayaan masyarakat dan gerakan pembangunan secara partisipatif, perlu melakukan identifikasi terhadap berbagai kelembagaan yang ada di desa. Tujuannya adalah untuk mengetahui segala potensi dan permasalahan kelembagaan yang ada di masyarakat desa, sehingga dapat mendorong keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses pembangunan desa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Beberapa kelembagaan yang terdapat di wilayah desa antara lain : Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), Karang Taruna, Koperasi, Usaha Ekonomi Desa-Simpan Pinjam (UED-SP), Lembaga Adat Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan sebagainya. Desa sebagai wilayah diharapkan dapat melibatkan berbagai komponen yang ada sebagai aktor pembangunan yang dapat berperan dalam meningkatkan produktivitas desa yang integratif dengan lingkungan serta memelihara sustainabilitas. Fungsi dan peran strategis yang melekat pada kelembagaan-kelembagaan masyarakat adalah sebagai mitra pemerintah desa dalam hal : Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa; 109

Menggerakkan, melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan pembangunan secara partisipatif; Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royang, dan swadaya masyarakat; Menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka pemberdayaan masayarakat; Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan; Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan dalam masyarakat untuk memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia; Menumbuhkembangkan dan menggerakkan prakarsa, kreativitas dan swadaya masyarakat; Pemberdayaan hak politik masayarakat; Pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat; Penggalian, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya dan kelestarian lingkungan; Pendukung dan media komunikasi, informasi, sosialisasi antara pemerintah desa dengan masyarakat. dan lain-lain. 110

9.2. IDENTIFIKASI POTENSI SARANA DAN PRASARANA WILAYAH DI DESA Pembangunan desa seharusnya diarahkan pada upaya-upaya peningkatan produktivitas desa, mengurangi kemiskinan di pedesaan, meningkatkan kesejahteraan serta pelestarian lingkungan hidup. Namun sampai saat ini, salah satu problematika di wilayah pedesaan adalah masih rendahnya produktivitas desa. Rendahnya produktivitas desa menyebabkan semakin rendahnya daya tarik investor, yang berakibat pada akan menurunnya pertumbuhan kegiatan ekonomi. Jika pertumbuhan kegiatan ekonomi menurun, akan menyebabkan rendahnya pendapatan masyarakat dan pemerintah. Pada akhirnya akan menyebabkan rendahnya kemampuan masyarakat dan pemerintah untuk investasi pembangunan di desa. Dalam rangka meningkatkan produktivitas dan memelihara sustainabilitas desa, maka perlu adanya konsep pengelolaan dan pembangunan sarana dan prasarana wilayah di desa. Sampai saat ini kecenderungan pembangunan sarana dan prasarana lebih besar ke arah perkotaan. Hal ini memicu tingginya angka migrasi penduduk dari desa menuju kota. Kontras dengan himbauan atau anjuran pemerintah yang mengharapkan agar penduduk pedesaan tidak berbondongbondong migrasi menuju kota. Urbanisasi cenderung meningkat dari tahun ke tahun, terutama dari desa menuju kota-kota besar. Rukmana, N., Steinberg F., dan van der Hoff, R., (1993) menyebutkan bahwa pada tahun 1985 jumlah penduduk yang berdomisili di wilayah pedesaan mencapai 73 % dan berdomisili di kota sebanyak 27 %. Kondisi tersebut, saat ini telah mengalami perubahan, dimana antara penduduk yang berdomisili di pedesaan dengan di perkotaan hampir 111

berimbang, yaitu sekitar 60 % domisili di pedesaan dan 40 % domisili di perkotaan. Salah satu pemicunya adalah timpangnya pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pedesaan dengan wilayah kota. Pembangunan sarana dan prasarana wilayah cenderung meningkat pesat di wilayah perkotaan, sedangkan di wilayah pedesaan pembangunan sarana dan prasarana wilayah cenderung terabaikan. Untuk memacu pertumbuhan pembangunan dan produktivitas di wilayah pedesaan, diperlukan upaya sungguh-sungguh dalam mengelola pembangunan sarana dan prasarana wilayah di pedesaan. Kegiatan ini diawali dengan identifikasi dan inventarisasi sarana dan prasarana wilayah di pedesaan. Kegiatan ini semestinya mencerminkan adanya mekanisme dari bawah ke atas (bottom-up planning) dan dari atas ke bawah (top-down planning). Hal ini penting karena sesungguhnya masyarakatlah yang lebih tahu apa yang mereka butuhkan untuk menunjang aktivitas kehidupan dan perekonomian mereka, maka perlu mekanisme bottom-up planning. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa penduduk di pedesaan masih memiliki berbagai kelemahan/keterbatasan dalam membuat perencanaan dan menyediakan sumber daya (sumber daya manusia, dana dan material) sehingga perlu diintegratifkan dengan mekanisme top-down planning dari level pemerintah yang lebih tinggi. Mekanisme bottom-up planning menjadi sangat penting dalam pengembangan sarana dan prasarana wilayah di pedesaan, dikarenakan beberapa hal, antara lain : Pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana secara terpusat sering kurang mencerminkan kebutuhan masyarakat setempat, sehingga sering kurang dimanfaatkan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. 112

Pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana secara terpusat sering mengabaikan potensi masyarakat setempat, sehingga potensi lokal tidak diberdayakan secara optimal. Ke depan, dalam pengembangan sarana dan prasarana wilayah di pedesaan harus mengedepankan prinsip : Perencanaan, pembangunan/pengembangan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana dan prasarana wilayah di pedesaan pada prinsipnya menjadi wewenang pemerintah dengan tetap melibatkan masyarakat. Adanya partisipasi nyata masyarakat di dalamnya. Identifikasi kebutuhan, penyusunan perencanaan dan program serta penentuan prioritas investasi dan kegiatan-kegiatan pembangunan sarana dan prasarana wilayah di pedesaan ditingkatkan melalui mekanisme bottomup dan top-down. Sarana dan prasarana yang akan dibangun/dikembangkan harus mencerminkan kebutuhan masyarakat setempat. Perlu upaya mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya yang ada setempat.. Sesuai dengan prinsip pemberdayaan masyarakat, sehingga sarana dan prasarana wilayah yang dibangun/dikembangkan di pedesaan dapat memberikan manfaat nyata bagi aktivitas kehidupan dan perekonomian masyarakat setempat. 113

Beberapa sarana dan prasarana wilayah di pedesaan yang berkaitan erat dalam menunjang aktivitas kehidupan dan perekonomian masyarakat, antara lain : Sarana dan prasarana air bersih, Sarana dan prasarana draenase, Sarana dan prasarana jalan, Sarana dan prasarana jembatan, Sarana dan prasarana ibadah, Sarana dan prasarana penerangan (listrik), Sarana dan prasarana komunikasi, Sarana dan prasarana perumahan, Sarana dan prasarana pendidikan, Sarana dan prasarana pasar (ekonomi), Sarana dan prasarana keamanan lingkungan, dan lain-lain. 114

9.3. DAFTAR ISIAN POTENSI KELEMBAGAAN, SARANA DAN PRASARANA DI WILAYAH DESA 1. POTENSI KELEMBAGAAN 1.1. LEMBAGA PEMERINTAHAN a. Pemerintah Desa Jumlah Aparat Desa Pendidikan Kepala Desa Pendidikan Sekretaris Desa Jumlah Dusun (sebutan lain) Jumlah RW (sebutan lain) Jumlah RT (sebutan lain) b. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Jumlah Anggota Pendidikan Ketua BPD Pendidikan Wakil Ketua BPD Pendidikan Sekretaris BPD :. Orang :. :. :. Buah :. Buah :. Buah :. Orang : : : 1.2. LEMBAGA KEMASYARAKATAN a. Organisasi Wanita Jumlah :. Unit Anggota :. Orang b. Organisasi Pemuda Jumlah :. Unit Anggota :. Orang c. Organisasi Profesi Jumlah :. Unit Anggota :. Orang d. Organisasi Sosial Jumlah :. Unit Anggota :. Orang e. Organisasi Pemberdayaan Masyarakat (LKMD atau sebutan lain) Jumlah :. Unit Anggota :. Orang f. Kelompok Gotong Royong Jumlah :. Unit Anggota :. Orang g. Organisasi Lainnya Jumlah :. Unit Anggota :. Orang 1.3. KELEMBAGAAN POLITIK 115

1.4. KELEMBAGAAN EKONOMI a. Koperasi :. Unit Jumlah Anggota b. Industri Kerajinan :. Unit c. Industri Pakaian :. Unit d. Industri Makanan :. Unit e. Industri Alat Rumah Tangga :. Unit f. Industri Bahan Bangunan :. Unit g. Industri Alat Pertanian :. Unit h. Restoran atau Rumah Makan :. Unit i. Toko atau Swalayan :. Unit j. Warung Kelontong :. Unit k. Angkutan :. Unit l. Usaha Peternakan :. Unit m. Usaha Perikanan :. Unit n. Usaha Perkebunan :. Unit o. Kelompok Usaha Simpan Pinjam :. Unit Jumlah Anggota p. Pasar :. Unit q. Pedagang Pengumpul r. Rentenir s. Pengijon t. Lembaga Ekonomi lainnya :. Unit 116

u... :. Unit v... :. Unit 1.5. LEMBAGA PENDIDIKAN a. Taman Kanak-Kanak (TK) :. Unit Jumlah Guru Jumlah Murid b. Sekolah Dasar (SD) sederajat :. Unit Jumlah Guru Jumlah Murid c. Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat :. Unit Jumlah Guru Jumlah Murid d. Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat :. Unit Jumlah Guru Jumlah Murid e. Perguruan Tinggi :. Unit Jumlah Guru Jumlah Murid f. Lembaga Pendidikan Keagamaan :. Unit Jumlah Guru Jumlah Murid g. Lembaga Pendidikan Keterampilan :. Unit Jumlah Guru Jumlah Murid 1.6. LEMBAGA ADAT 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1.7. KELEMBAGAAN KEAMANAN 1. Jumlah Pos Kamling 2. Jumlah Hansip/sejenisnya 3. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam kamling 2. POTENSI PRASARANA DAN SARANA WILAYAH 2.1. PRASARANA TRANSPORTASI DARAT a. Jalan Desa : Jalan Aspal :.. km, Kondisi : baik/ rusak Jalan Makadam :.. km, Kondisi : baik/ rusak Jalan Tanah :.. km, Kondisi : baik/ rusak b. Jalan Antar Desa : 117

Jalan Aspal Jalan Makadam Jalan Tanah c. Jembatan Desa : Jembatan Beton Jembatan Besi Jembatan Kayu d. Jembatan Antar Desa : Jembatan Beton Jembatan Besi Jembatan Kayu :.. km, Kondisi : baik/ rusak :.. km, Kondisi : baik/ rusak :.. km, Kondisi : baik/ rusak :. buah, Kondisi : baik/rusak :. buah, Kondisi : baik/rusak :. buah, Kondisi : baik/rusak :. buah, Kondisi : baik/rusak :. buah, Kondisi : baik/rusak :. buah, Kondisi : baik/rusak e. Pangkalan Ojek : Jumlah :. Unit Penarik Ojek :. Orang f. Stasiun Kereta Api :. Unit g. Stasiun/Terminal Bis/Angkutan Desa : Unit 2.2. SARANA TRANSPORTASI DARAT a. Bus Umum : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Jumlah : Unit b. Truck Umum : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Jumlah : Unit c. Angkutan Pedesaan : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Jumlah : Unit d. Ojek : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Jumlah : Unit e. Delman/Bendi : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Jumlah : Unit f. Becak : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Jumlah : Unit g. Kereta Api : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Jumlah : Unit 2.3. PRASARANA TRANSPORTASI LAUT/SUNGAI a. Tambatan Perahu : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Jumlah : Unit b. Pelabuhan Kapal Penumpang : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Jumlah : Unit c. Pelabuhan Kapal Barang : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Jumlah : Unit d. Pelabuhan Kapal Nelayan : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Jumlah : Unit e... : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Jumlah : Unit f... : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Jumlah : Unit 2.4. SARANA TRANSPORTASI LAUT/SUNGAI a. Perahu Motor : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Jumlah b. Kapal Antar Pulau : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Jumlah c. Perahu Tanpa Motor : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Jumlah d.. : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Jumlah : Unit : Unit : Unit : Unit 118

e.. : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Jumlah : Unit 2.5. PRASARANA TRANSPORTASI UDARA a. Lapangan Terbang Perintis : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Jumlah : Unit b. Lapangan Terbang : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Jumlah : Unit c. Helipad : Ada/Tidak Ada. 2.6. SARANA TRANSPORTASI UDARA a. Pesawat Terbang : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Penerbangan :. Kali/Minggu b. Helikopter : Ada/Tidak Ada. Bila Ada, Penerbangan :. Kali/Minggu 2.7. PRASARANA KOMUNIKASI a. Telepon : Telepon Umum : Ada/Tidak Ada Bila Ada, Jumlah :. Unit Wartel : Ada/Tidak Ada Bila Ada, Jumlah :. Unit Warnet : Ada/Tidak Ada Bila Ada, Jumlah :. Unit b. Kantor Pos : Kantor Pos : Ada/Tidak Ada Bila Ada, Jumlah :. Unit Ktr. Pos Pembantu : Ada/Tidak Ada Bila Ada, Jumlah :. Unit c. Radio/TV : TV : Ada/Tidak Ada Bila Ada, Jumlah :. Unit Parabola : Ada/Tidak Ada Bila Ada, Jumlah :. Unit Radio : Ada/Tidak Ada Bila Ada, Jumlah :. Unit 2.8. PRASARANA AIR BERSIH a. Jumlah Prasarana Air Bersih Sumur Pompa Sumur Gali Mata Air Hidran Umum Penampung Air Hujan (PAH) MCK Embung Air Sungai Air Rawa Air Pipa Air PAM 119

b. Pengguna Prasarana Air bersih Penggunan Sumur Pompa Pengguna Sumur Gali Pengguna Mata Air Pengguna Hidran Umum Pengguna Penampung Air Hujan (PAH) Penggunan MCK Pengguna Embung Pengguna Air Sungai Pengguna Air Rawa Pengguna Air Pipa Pengguna Air PAM 2.9. PRASARANA IRIGASI a. Saluran Primer : Panjang : m, Kondisi : Baik/Rusak b. Saluran sekunder : Panjang : m, Kondisi : Baik/Rusak c. Saluran Tersier : Panjang : m, Kondisi : Baik/Rusak d. Pintu Sadap : Jumlah : Unit, Kondisi : Baik/Rusak e. Pintu Pembagi Air : Jumlah : Unit, Kondisi : Baik/Rusak 2.10. PRASARANA PEMERINTAHAN a. Balai Desa/sejenisnya : Ada/Tidak Ada Bila Ada, Kondisi : Baik/Rusak b. Mesin Tik/Komputer : Ada/Tidak Ada c. Meja dan Kursi Kantor : Ada/Tidak Ada d. Almari Arsip : Ada/Tidak Ada e. Kantor Kades/RW : Ada/Tidak Ada f. Kantor BPP : Ada/Tidak Ada g. Kendaraan Dinas : Ada/Tidak Ada 2.11. PRASARANA PERIBADATAN a. Mesjid : Ada/Tidak Ada b. Surau/Mushalla : Ada/Tidak Ada c. Gereja Kristen : Ada/Tidak Ada d. Gereja Katolik : Ada/Tidak Ada e. Wihara : Ada/Tidak Ada f. Pura : Ada/Tidak Ada 120

h... : Ada/Tidak Ada 2.12. PRASARANA OLAH RAGA a. Lapangan Sepak Bola :. Buah, Kondisi : Baik/Rusak b. Lapangan Bulu Tangkis :. Buah, Kondisi : Baik/Rusak c. Meja Pingpong (Tenis Meja) :. Buah, Kondisi : Baik/Rusak d. Lapangan Bola Voli :. Buah, Kondisi : Baik/Rusak e. Lapangan Golf :. Buah, Kondisi : Baik/Rusak f. Arena Pacuan Kuda :. Buah, Kondisi : Baik/Rusak g. Arena Arum Jeram :. Buah, Kondisi : Baik/Rusak h. Lapangan Bola Basket :. Buah, Kondisi : Baik/Rusak i. Lapangan Sepak Takraw :. Buah, Kondisi : Baik/Rusak j.. :. Buah, Kondisi : Baik/Rusak k.. :. Buah, Kondisi : Baik/Rusak 2.13. PRASARANA KESEHATAN a. Rumah Sakit Umum :. Buah, Kondisi : Baik/Rusak b. Puskesmas :. Buah, Kondisi : Baik/Rusak c. Puskesmas Pembantu :. Buah, Kondisi : Baik/Rusak d. Poliklinik/Balai Pengobatan :. Buah, Kondisi : Baik/Rusak e. Apotik :. Buah f. Posyandu :. Buah, Kondisi : Baik/Rusak g. Toko Obat :. Buah h. Alat Bedah :. Buah, Kondisi : Baik/Rusak i. Tempat Menyimpan Obat :. Buah, Kondisi : Baik/Rusak j. Praktek Dokter :. Buah 2.14. PRASARANA PENDIDIKAN TK :.. buah, Gedung Sewa/Milik Sendiri a. SD sederajat :.. buah, Gedung Sewa/Milik Sendiri b. SMP sederajat :.. buah, Gedung Sewa/Milik Sendiri c. SMA sederajat :.. buah, Gedung Sewa/Milik Sendiri d. Perguruan Tinggi :.. buah, Gedung Sewa/Milik Sendiri e. Lembaga Pendidikan Agama :.. buah, Gedung Sewa/Milik Sendiri f. Perpustakaan :.. buah, Gedung Sewa/Milik Sendiri g. Lembaga Kursus :.. buah, Gedung Sewa/Milik Sendiri h.. :.. buah, Gedung Sewa/Milik Sendiri i.. :.. buah, Gedung Sewa/Milik Sendiri 2.15. PRASARANA PENERANGAN Listrik PLN : Ada/Tidak Ada a. Listrik Diesel : Ada/Tidak Ada Bila Ada, Milik Pribadi/Swadaya Masyarakat/Pemerintah b. Lampu Minyak : Ada/Tidak Ada c. Listrik PLTA : Ada/Tidak Ada d. Listrik PLTU : Ada/Tidak Ada e. Listrik Tenaga Surya : Ada/Tidak Ada f. g. 121

9.4. LATIHAN 1. Peserta pelatihan secara berkelompok mempraktekkan Identifikasi Kelembagaan serta Prasarana dan Sarana Wilayah di Desa 2. Peserta pelatihan secara Individu membuat paper tentang Analisis Kelembagaan serta Prasarana dan Sarana Wilayah di Desa 122