BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 16 lokasi rawan bencana yang tersebar di 4 kecamatan (BPBD, 2013).

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 4 HASIL & ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

128 Universitas Indonesia

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

Pasal 9 ayat (3),mengatur kewajiban pengurus menyelenggarakan latihan penanggulangan kebakaran

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

K3 KEBAKARAN. Pelatihan AK3 Umum

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. tegangan tinggi digunakan dalam peralatan X-Ray. Dalam bidang industri, listrik

BAB 1 : PENDAHULUAN. potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

EVALUASI SISTEM PENCEGAHAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI PADA BANGUNAN ADMINISTRASI TINJAUAN TERHADAP BEBAN API

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di berbagai sektor sangat diharapkan karena

BAB 1 : PENDAHULUAN. industri penyedia jasa angkutan laut seperti pelayaran kapal laut. (1)

BAB IV HASIL & ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

MATERI PENUNJANG KULIAH MK UTILITAS: SISTEM PENCEGAH BAHAYA KEBAKARAN JAFT UNDIP. MK UTL BGN : Gagoek.H

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO

BAB I PENDAHULUAN. atau melihat siaran di televisi tentang musibah kebakaran yang terjadi baik dalam

6 PEMBAHASAN. 6.1 Kelembagaan Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta. Bagian Tata Usaha. Bidang Tata Operasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyelenggaraan pendidikan dan keselamatan kerja di lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pemahaman terhadap resiko-resiko yang dapat terjadi pada bangunan

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi yang

PEMBELAJARAN VIII PEMADAMAN KEBAKARAN

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangunan kesehatan diklasifisikan bahaya kebakaran ringan, mengingat bahanbahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN ( )

TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA GEDUNG KANTOR 5 LANTAI PT. RAKA UTAMA. Disusun oleh : PRILIAN YUSPITA

BAB 7 KESIMPULAN. 7.1 Kesimpulan

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

ANALISA SISTEM PENCEGAHAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI FASILITAS INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014 TESIS.

MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN PADA KAPAL PENUMPANG MELALUI UPAYA PERANCANGAN DETEKTOR

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

KUISIONER PENELITIAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.2 LATAR BELAKANG

KEBAKARAN DAN ALAT PEMADAM API. Regina Tutik Padmaningrum Jurdik Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN I - 1

Sistem Pencegahan dan. Kebakaran. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu. sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

BAB II PIRANTI INPUT DAN OUTPUT. Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

Selain sistem springkler, BSN juga membuat peraturan untuk penanggulangan kebakaran gedung (building fire fighting system), diantaranya :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIOMASSA ONGGOK-BATUBARA DENGAN VARIASI KOMPOSISI

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI POSISI PENYEMPROTAN DAN JARAK NOSEL TERHADAP WAKTU PEMADAMAN SISTEM PEMADAMAN KABUT AIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN MARKAS PUSAT PEMADAM KEBAKARAN DI SURAKARTA

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

BAB II LANDASAN TEORI

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

EVALUASI SISTEM PENGAMANAN GEDUNG TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN PADA PROYEK RUMAH SAKIT ST.BORROMEUS

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

TUGAS AKHIR STUDI BENTUK, UKURAN DAN KEKERASAN HASIL COR ULANG SERBUK HASIL ATOMISASI SEMPROT UDARA TIMAH PUTIH

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PELAPISAN KOMPOSIT MENGGUNAKAN TIMAH PUTIH

BAB I PENDAHULUAN. oleh terbakarnya kilang minyak milik British Petroleum di Teluk Meksiko

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB I PENDAHULUAN. sebuah pemikiran dan upaya dalam menjamin keutuhan baik jasmani maupun

BAB I PENDAHULUAN. Lalu petugas memadamkan api dan mencegah kerusakan lebih lanjut. kosisten untuk mengambil risiko dan mempertaruhkan nyawa demi

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIOMASSA JERAMI-BATUBARA DENGAN VARIASI KOMPOSISI

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat pesat pada saat ini, hampir

Proteksi Bahaya Kebakaran Kebakaran Kuliah 11

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN DAN PEMERIKSAAN SARANA DAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Politeknik Negeri Sriwijaya

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pada era globalisasi sekarang ini, semua negara berlomba-lomba untuk meningkatkan kemampuan bersaing satu sama lain dalam hal teknologi. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyak penemuan-penemuan baru yang dimunculkan untuk memperbaiki teknologi yang telah ada sebelumnya. Perkembangan ini berlangsung di segala bidang, contohnya pada bidang pertanian, bidang kedokteran, bidang elektronik, maupun bidang industri, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dari bidang-bidang tersebut menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari maraknya kegiatan riset, pengembangan, maupun perancangan dalam berbagai bidang yang mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satunya adalah mulai dikembangkannya teknologi alat pemadam kebakaran yang mudah digunakan, aman, efisien tetapi tetap memenuhi standar-standar yang berlaku. Api merupakan salah satu elemen penting yang menunjang kehidupan manusia. Api merupakan hasil suatu reaksi pembakaran antara bahan bakar, udara dan sumber percikan. Dahulu pemanfaatan api hanya terbatas untuk memasak, alat penerangan, berburu, maupun alat perang. Namun pada masa sekarang ini, pemanfaatan api sudah meluas dan dimanfaatkan untuk menghasilkan energi lain seperti energi listrik dan gerak. Proses pemanfaatan api seperti ini dikenal dengan proses pembakaran. Tetapi dalam pemanfaatannya api juga dapat merugikan bagi kehidupan manusia. Api yang merugikan adalah api yang tidak dapat dikendalikan (uncontrolled) baik itu berukuran kecil mapupun besar pada tempat yang tidak dikehendaki, yang pada akhirnya menimbulkan kerugian untuk kehidupan manusia, dan lebih dikenal dengan nama kebakaran. Kebakaran bisa terjadi dimana saja asal terdapat pemicu terjadinya kebakaran. Kebakaran dapat terjadi di perumahan, gedung perkantoran, pabrik industri, kilang minyak, hutan dll. Berikut ini adalah tabel statistik terjadinya kebakaran di daerah DKI Jakarta : 1

2 Bulan Wilayah Frekuensi Tabel 1.1 Frekuensi Kebakaran Berdasarkan Objek Kebakaran 2008 Jakarta Perumahan Umum Industri Kendaraan Januari Pusat 7 3 2 0 1 1 Utara 12 5 3 1 1 2 Barat 12 5 3 2 1 1 Selatan 16 5 5 0 2 4 Timur 12 9 1 2 0 0 Jumlah Januari: 59 27 14 5 5 8 Pebruari Pusat 5 2 1 0 2 0 Utara 10 4 3 0 0 3 Barat 11 7 2 0 0 2 Selatan 12 5 2 0 3 2 Lain- Lain Timur 1 0 1 0 0 0 Jumlah Pebruari: 39 18 9 0 5 7 (sumber : Masyarakat Profesi Proteksi Kebakaran Indonesia Tabel 1.2 Kerugian Akibat Kebakaran ) Tahun Frekuensi Penghuni Korban Luas Kerugian ( Jiwa ) ( Mati ) ( Luka ) ( meter 2 ) ( Rupiah ) 2008 98 2,999 2 3 14,65 12,470,000,000 2007 855 29,334 15 63 352,192 168,675,120,000 2006 902 14,449 17 85 349,181 142,992,500,000 2005 742 22,424 37 35 369,21 144,683,575,000 2004 805 24,553 29 83 335,068 119,767,710,080 (sumber : Masyarakat Profesi Proteksi Kebakaran Indonesia) Berdasarkan data-data di atas dapat terdapat dua jenis kerugian yang disebabkan oleh kebakaran, yaitu kerugian material dan kerugian keselamatan jiwa manusia. Beberapa cara penanggulangan kebakaran lebih mengutamakan pada penyelamatan jiwa manusia terlebih dahulu, untuk kemudian meminimalisir kerugian material yang ada. Kerugian keselamatan jiwa manusia dapat berupa kerugian langsung seperti tersengat temperatur yang sangat tinggi atau keracunan asap, maupun tidak langsung seperti terluka, terjatuh, terserang sakit, dan mengalami shock/serangan psikologis.

3 Terdapat dua macam sistem penanggulangan atau proteksi kebakaran, yaitu sistem proteksi aktif dan sistem proteksi pasif. Sistem proteksi aktif merupakan sistem penanggulangan atau proteksi kebakaran melalui sarana aktif yang terdapat pada bangunan yang menangani kebakaran secara langsung. Yang termasuk dalam sistem proteksi aktif seperti smoke detector, heat detector, alarm sebagai alat pendeteksi kebakaran, dan sprinkler, hydrant, APAR sebagai alat pemadam kebakaran. Sedangkan sistem proteksi pasif merupakan sistem penanggulangan atau proteksi kebakaran melalui sarana-sarana pasif yang terdapat pada bangunan, seperti meningkatkan kinerja bahan bangunan, struktur bangunan, pengontrolan dan penyediaan fasilitas pendukung penyelamatan terhadap bahaya api dan kebakaran. Sistem proteksi aktif seperti yang telah disebutkan di atas telah banyak digunakan dalam kehidupan masyarakat. Bahkan telah banyak terdapat standarstandar tentang sistem proteksi aktif untuk menjamin bahwa sistem proteksi telah terpasang dan dapat berfungsi dengtan baik. Namun pada kenyataannya masih terdapat kekurangan dalam penggunaan sistem proteksi ini, seperti penggunaan water sprinkler yang mengeluarkan air dalam jumlah berlebih dan ukuran dropplet air yang terlalu besar, sehingga dapat merusak peralatan yang terkena air. Untuk penggunaan alat pemadam api ringan (APAR) yang pada saat ini banyak digunakan masih menggunakan zat-zat yang secara langsung maupun tidak langsung membahayakan bagi manusia, seperti halon, CO 2 dan serbuk kimia kering. Berdasarkan hal-hal tersebut telah banyak usaha pengembangan sistem proteksi kebakaran yang lebih mudah digunakan, efektif untuk segala jenis kebakaran, ramah lingkungan, dengtan harga yang murah. Pada saat ini sedang dikembangkan penggunaan kabut air (water mist) sebagai alat pemadam kebakaran. Penggunaan kabut air dipilih karena tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya dan dirasa lebih efektif dibandingkan dengan water sprinkler yang mempunyai ukuran dropplet air lebih besar. Laboratorium Fire Safety Teknik Mesin UI sedang mengadakan pengembangan teknologi kabut air ini agar kinerjanya lebih efektif saat digunakan oleh masyarakat luas. Sampai saat ini telah terdapat sistem pemadam kabut air skala

4 laboratorium yang akan dikembangkan sehingga dapat digunakan dan diaplikasikan di berbagai tempat. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Dalam skripsi ini akan dilakukan penelitian mengenai pengembangan sistem pemadam kebakaran yang berbasis kabut air. Kabut air dipilih karena memiliki berbagai kelebihan dalam memadamkan api dibandingkan alat pemadam lainnya. Penelitian dilakukan untuk mengetahui keefektifan penggunaan kabut air untuk pemadaman kebakaran bahan bakar cair jika arah penyemprotan kabut air berasal dari bawah sumber api dengan menggunakan empat buah nossel. 1.3 TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu : 1. Mengetahui karakteristik pembakaran pool fire berbahan bakar bensin, berupa heat release rate (HRR) teoritis, tinggi api dan temperatur nyala untuk beberapa diameter (5 cm dan 8 cm). 2. Mengetahui karakteristik sistem kabut air menggunakan empat nosel yang disusun saling berseberangan dengan arah penyemprotan searah laju pembakaran berupa laju aliran, water mass flux density dan distribusi kabut air yang dihasilkan. Karakteristik itu akan dicoba dengan beberapa variable yang berubah yaitu sudut penyemprotan (30 O, 45 O, 60 O ), dan ketinggian penyemprotan (0, 2, 4 cm dari dasar permukaan pool fire). 3. Mengetahui performa pemadaman jenis pool fire. Performa pemadaman berkaitan dengan waktu pemadaman dengan variasi sudut dan ketinggian. Dengan mengetahui performa pemadaman, maka didapatkan jawaban atas kemampuan dari sistem kabut air ini. 4. Membuat desain alat pemadam api ringan (APAR) yang menggunakan sistem kabut air. 1.4 PEMBATASAN MASALAH Pada penelitian kali ini kami mencoba untuk mengembangkan sistem pemadam kebakaran menggunakan sistem kabut air. Secara khusus akan dibahas

5 mengenai karakteristik kabut air yang disemprotkan pada tekanan 7 bar melalui empat buah nossel yang ditaruh membentuk persegi dengan arah penyemprotan searah dengan arah laju pembakaran yang akan menghasilkan water mass flux density pada tiga variasi sudut penyemprotan (30 O, 45 O, 60 O ) dan tiga variasi ketinggian (0, 2, 4 cm dari dasar permukaan pool fire). Setelah itu akan dibahas karakteristik pembakaran pool fire (laju produksi kalor teoritis, temperatur nyala dan panjang lidah api) berbahan bakar bensin pada dua variasi diameter (5 dan 8 cm), dan keefektifan pemadamannya menggunakan sistem kabut air (waktu pemadaman) dengan variasi yang paling optimum. 1.5 METODOLOGI PENULISAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Melakukan studi literatur setelah mendapatkan tema yang akan dibahas. Tema yang akan dibahas yaitu teknik pemadaman kebakaran menggunakan sistem kabut air. Literatur berupa jurnal-jurnal penelitian yang telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak, dan coba mengaitkan sumber-sumber tersebut kepada tema penelitian yang akan dilakukan. Selain jurnal-jurnal, sumber juga berasal dari buku-buku proses pembakaran, dan sumbersumber lainnya seperti thesis dan skripsi dengan tema yang sama. 2. Merancang alat uji sesuai dengan tujuan yang akan didapatkan. Pada penelitian ini alat atau sistem kabut air telah tersedia, sehingga yang dilakukan yaitu membuat alat-alat uji tambahan seperti perancangan dudukan pool fire dan empat buah nossel. 3. Melakukan pengujian atau pengambilan data setelah alat uji selesai dibuat. Pengambilan data dan pengujian dilakukan sesuai prosedur percobaan yang telah ditentukan sebelumnya. 4. Melakukan pengolahan data dan menganalisis data yang telah didapat. Dalam menganalisis sebaiknya mengacu kepada literatur yang telah ada. 5. Membuat kesimpulan akhir dari seluruh kegiatan penelitian. Kesimpulan yang dibuat harus mengacu kepada tujuan penelitian ini.

6 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan tugas akhir penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian, agar mudah dalam memahami dan mempelajarinya. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah : BAB I PENDAHULUAN Bagian ini berisi mengenai latar belakang masalah sehingga penelitian ini dilakukan, perumusan masalah berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian disesuaikan dengan rumusan masalah, pembatasan masalah agar pembahasan tidak melebar, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Pokok bahasan, sasaran, dan ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan dijelaskan secara garis besar pada subbab perumusan masalah, tujuan penulisan, serta pembatasan masalah. Sedangkan, subbab metodologi penelitian, dan sistematika penulisan memberikan gambaran awal tentang proses yang terjadi pada penelitian serta pembahasan isi skripsi secara singkat. BAB II DASAR TEORI Bagian ini berisi landasan teori dalam melakukan penelitian. Dasar teori yang terdapat dalam penelitian ini yaitu mengenai proses pembakaran pada bahan bakar cair, sistem pemadaman api, dan sistem pemadaman kebakaran kabut air. BAB III METODOLOGI PENGUJIAN Pada bagian ini akan dibahas mengenai peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan dalam pengambilan data pengujian. Persiapan alat uji sebelum dilakukan pengujian, dan metode/cara pelaksanaan pengambilan data juga terdapat pada bagian ini. BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Bagian ini menampilkan data yang telah didapat dari hasil pengujian. Data yang didapat kemudian diolah, untuk dilakukan analisis sesuai dengan hasil yang didapat dan berdasarkan literatur yang ada. Analisis yang dilakukan mengenai pengaruh sudut penyemprotan dan ketinggian penyemprotan terhadap keefektifan pemadaman api.

7 BAB V KESIMPULAN Bagian ini berisi kesimpulan dari seluruh penelitian yang merupakan jawaban dari tujuan penelitian.