PENGORGANISASIAN SARANA DAN PRASARANA. Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd

dokumen-dokumen yang mirip
PENILAIAN DAN PENGAWASAN SARANA DAN PRASARANA. Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd

Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA. Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BUPATI BURU PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI BURU NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

(3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Biro Perlengkapan, dan Aset mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. merum

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 40 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERGUDANGAN. Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd

SEKRETARIAT NEGARA RI RUMAH TANGGA KEPRESIDENAN ISTANA TAMPAKSIRING

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

TUPOKSI BIRO UMUM DAN PERLENGKAPAN SEKRETARIAT PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA

STANDAR PELAYANAN PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN ISTANA KEPRESIDENAN YOGYAKARTA NOMOR 22/SP/SETPRES/D-1/I-YOG/10/2012

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 36 TAHUN 2004 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 44 TAHUN TENTANG URAIAN TUGAS UNIT BADAN PENGAWASAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA

TATA CARA PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA. Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 15 TAHUN 1999 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 559 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN KABUPATEN GARUT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

WALIKOTA TARAKAN PERATURAN WALIKOTA TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 2009 T E N T A N G

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PROSEDUR MUTU PELAKSANAAN INVENTARISASI INFRASTRUKTUR

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 138 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI RAWAT INAP

Kepala SEMI : ATI, SE Ka. Sub. Bag. Kerumahtanggaan : SYAIFUL NOR HAKIM, S.Pd

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

5. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA MADIUN

TENTANG WALIKOTA BEKASI,

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS SUB BAGIAN DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

BUPATI SELUMA KEPUTUSAN BUPATI SELUMA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI MASING-MASING JABATAN PADA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha, ilmu pengetahuan, dan teknologi sekarang ini

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS KECAMATAN KABUPATEN WONOSOBO

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PROPINSI JAWA TIMUR

P. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENANAMAN MODAL

BUPATI BURU PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI BURU NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 40 SERI D

BUPATI BURU PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI BURU NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

URAIAN TUGAS BAGIAN PENUNJANG MEDIS

PROVINSI SUMATERA SELATAN. PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR l& TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BUPATI MAGETAN PERATURAN BUPATI MAGETAN NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN BUPATI MAGETAN,

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1989 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pemerintah Kota Bandar Lampung

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KOTA BIMA

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Disusun Oleh : LIA YULIANA, M.Pd LIA YULIANA FIP UNY 1

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH

WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

- 1 - BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SENSUS BARANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS

BAHAN ANALISIS JABATAN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III DESKRIPSI INSTANSI. A. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali

- 1 - BUPATI BANYUWANGI

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG

1. PROFIL BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MADIUN. Foto dan Alamat Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Madiun

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA

PENGELOLAAN LABORATORIUM BIOLOGI DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS NASKAH PUBLIKASI

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

Transkripsi:

PENGORGANISASIAN SARANA DAN PRASARANA Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd

Siagian (2005:60) menyatakan pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa, sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat, dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Fungsi pengorganisasian harus dikelola sedemikian rupa agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kepala sekolah bertanggung jawab dalam hal: (1) Hubungan antara peralatan dan pengajaran dengan program pengajaran; (2) Tanggung jawab kepala sekolah dan kaitannya dengan pengurusan dan prosedur; (3) Beberapa pedoman administrasi peralatan; dan (4) Administrasi gedung dan perlengkapan sekolah.

Hal ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di sekolah perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah. Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam menggunakan sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang penting di sekolah, karena keberadaannya mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran di sekolah.

Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan, dan mengatur berbagai macam kegiatan yang dipandang. Seperti bentuk fisik yang tepat bagi suatu ruangan kerja administrasi, ruangan laboratorium, serta penetapan tugas dan wewenang seseorang pendelegasian wewenang dan seterusnya dalam rangka untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumber daya fisik lain yang dimiliki lembaga untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta mencapai tujuan organisasi.

Pengorganisasian merupakan penyatuan langkah dari seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan oleh elemen-elemen dalam suatu lembaga. Pengorganisasian dijalankan dalam tiga tahap, yakni: (1) Penstrukturan atau penentuan struktur kerja sama, sebagai hasil analisis pembagian kerja; (2) Pemilihan dan penetapan staf, yakni orang yang tepat pada tempat yang tepat pula atas dasar prinsip; dan (3) Fungsionalisasi, yakni penentuan tugas dan fungsi untuk masing-masing orang dan unit satuan kerja.

Prinsip pengorganisasian adalah tindak lanjut untuk menjalankan rencana. Maksudnya agar rencana yang telah ditentukan benar-benar direalisasikan. Pengorganisasian sangat menentukan kelancaran jalannya pelaksanaan berupa pengaturan lebih lanjut mengenai kekuasaan, pengaturan dan tanggung jawab. Dengan demikian setiap orang tahu apa kedudukan, tugasnya, fungsinya, pekerjaannya, dan tanggung jawabnya. Pengorganisasian dimulai dari penyusunan desain organisasi dalam bentuk suatu pola organisasi yang akan menjadi struktur atau mekanisme dan tertib.

Pengorganisasian sarana dan prasarana merupakan proses untuk menjelaskan secara rinci mengenai tujuan dari adanya sarana dan prasarana serta memberikan tanggung jawab kepada orang yang telah diberikan tugas sebagai penanggung jawab yang sudah terstruktrur.

Nurabadi (2014:34) berpendapat pengorganisasian dalam konteks manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah untuk memudahkan dalam pembagian tugas dan tanggung jawab dalam sebuah kegiatan atau rutinitas dari manajemen sarana dan prasarana, mulai dari pengadaan, pengurusan, inventarisasi, pemeliharaan, dan penghapusan dari sarana dan prasarana sekolah. Selain itu juga pengorganisasian sarana dan prasarana berfungsi untuk memudahkan menemukan kesalahankesalahan yang mungkin timbul dari proses manajemen serta penyelesaiannya. Kepala sekolah dalam hal ini dapat membagi pekerjaan pengelolaan sarana dan prasarana kepada bawahan.

Sedangkan menurut Barnawi dan Arifin (2012) pengorganisasian sarana dan prasarana berfungsi: (1) Personel dapat mengetahui hubungan kerja antaranggota sehingga memudahkan untuk bekerja sama; (2) Masing-masing personel dapat memahami tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing; dan (3) Struktur organisasi yang menunjukkan tingkatan-tingkatan atau dengan adanya jalur vertikal dapat memotivasi personel untuk meningkatkan karier melalui pengembangan diri.

Kepala sekolah harus dapat mengorganisasikan dengan menetapkan orang-orang yang akan melaksanakan tugas atau pekerjaan, membagi tugas, dan menetapkan kedudukan serta hubungan kerja satu dengan yang lainnya agar tidak terjadi benturan dan kesimpangsiuran satu dengan lainnya. Orang-orang yang diperlukan untuk mengelola kegiatan sarana dan prasarana di sekolah adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana, guru, dan tenaga administrasi sekolah.

Gambar 1 Struktur Organisasi Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah

Nurabadi (2014:35) menyatakan bahwa staf yang dipilih untuk membantu pelaksanaan kegiatan sarana dan prasarana sekolah dituntut untuk memahami peraturan yang berlaku dalam penyelenggaraan sarana dan prasarana, serta layak dan memiliki dedikasi yang tinggi terhadap tugasnya dan pimpinan sekolah.

Adapun beberapa tugas para pelaksana manajemen sarana dan prasarana menurut Rauf adalah: 1. Menyusun program kegiatan sarana dan prasarana; 2. Melaksanakan analisis dan kebutuhan sarana dan prasarana; 3. Membuat usulan dan pengadaan sarana dan prasarana; 4. Memantau pengadaan sarana dan prasarana; 5. Melakukan penerimaan, pemeriksaan, dan pencatatan barang ke dalam buku induk; 6. Melaksanakan pendistribusian barang atau alat ke unit kerja terkait; 7. Melaksanakan inventaris barang atau alat setiap unit kerja; 8. Merekapitulasi barang atau alat yang rusak ringan atau rusak berat; 9. Mengkoordinasikan dan mengawasi pemeliharaan, perbaikan, pengembangan, dan penghapusan sarana dan prasarana; 10. Melaksanakan pengelolaan sistem administrasi sarana dan prasarana; dan 11. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan kepala sekolah (Nurabadi, 2014:35).