PARASETAMOL ACETAMINOPHEN



dokumen-dokumen yang mirip
SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

TRANSFLUTRIN TRANSFLUTHRIN

SODIUM BROMAT SODIUM BROMATE

AMONIUM PARA-MOLIBDAT AMMONIUM PARA-MOLYBDATE

PROPILEN KARBONAT PROPYLENE CARBONATE

AMONIUM OKSALAT MONOHIDRAT AMMONIUM OXALATE MONOHYDRATE

1,4-DIKLOROBENZEN-D4 1,4-DICHLOROBENZENE-D4

N - Heptana. N - heptane

BRUSIN SULFAT BRUCINE SULFATE

1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETHANE 1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETANA

ASAM TARTARAT TARTARIC ACID

KRISOIDIN ( JINGGA BASA 2 ) CHRYSOIDINE (C.I. BASIC ORANGE 2)

SODIUM HIPOKLORIT SODIUM HYPOCHLORITE

SEMEN ALUMINA KIMIA CEMENT, ALUMINA, CHEMICALS

ISOPROPIL MIRISTAT ISOPROPYL MYRISTATE

DIETILTOLUAMIDA N,N-DIETHYLTOLUAMIDE

ALIZARIN ALIZARINE. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan senyawa anorganik

KARBOWAKS 300 CARBOWAX 300

1,2-DIBROMO-3-KLOROPROPANA 1,2-DIBROMO-3-CHLOROPROPANE

BENDIOKARB BENDIOCARB

POLIVINIL ASETAT POLYVINYL ACETATE

MINYAK JARAK CASTOR OIL

Asam Maleat MALEIC ACID

ISOOKTANA ISOOCTANE. 2. PENGGUNAAN Digunakan dalam menentukan bilangan oktan bahan bakar, sebagai pelarut. (2)

RHODAMIN B RHODAMINE B

ISONIAZID ISONIAZID (6, 8, 11, 12, 14)

NATRIUM TIOSULFAT SODIUM THIOSULFATE

BRODIFAKUM BRODIFACOUM

KALSIUM KARBONAT CALCIUM CARBONATE

BROMASIL BROMASIL. 1. N a m a. Golongan Heterocyclic, nitrogen, halogen, aromatic

LEMBAR DATA KESELAMATAN

ASAM ANTRANILAT ANTHRANILIC ACID

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Polietilen Tereftalat (PET)

PROPOKSUR PROPOXUR. 2. PENGGUNAAN Insektisida untuk mengontrol nyamuk penyebab malaria (12).

KALSIUM HIPOKLORIT CALCIUM HYPOCHLORITE

SERAT KERAMIK CERAMICS FIBER

AMIL ALKOHOL AMYL ALCOHOL

PIPERONAL PIPERONAL. 1. N a m a Golongan Aldehida, Heterosiklik

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

PARAKUAT DIKLORIDA PARAQUAT DICHLORIDE

Material Safety Data Sheet

MATERIAL SAFETY DATA SHEET ANILINE 99%

T-BUTIL ALKOHOL T-BUTYL ALCOHOL

PIRIDIN PYRIDINE. 2. Sifat Fisika Kimia (1,4,5,6) Nama Bahan Piridin Deskripsi

BUTIL FENIL METIL KARBAMAT BUTHYL PHENYL METHYL CARBAMATE (BPMC)

LEMBAR DATA KESELAMATAN

MELAMIN MELAMINE (1, 2, 3, 5, 6, 8)

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet Alpha-Pinene

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

Material Safety Data Sheet. : Stearin Sawit RBD Terhidrogenasi

ISOAMIL ASETAT ISOAMYL ACETATE

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet. : Asam Laurat

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA

AMMONIUM IODIDA AMMONIUM IODIDE

Data Keracunan Rumah Sakit Tahun

PENTAERITRITOL PENTAERYTHRITOL

Material Safety Data Sheet. : Minyak Turpentin

MSDS NaCl (natrium klorida)

ATROPIN SULFAT ATROPINE SULPHATE

AMONIUM NITRAT AMMONIUM NITRATE

ASAM ADIPAT ADIPIC ACID

BENZALKONIUM KLORIDA BENZALKONIUM CHLORIDE

BENOMIL BENOMYL. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan Karbamat heterosiklik. Sinonim / Nama Dagang

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

DISODIUM OXALATE. Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,8) Ethanedioic acid, disodium salt; Oxalic acids, disodium salt; Disodium Sodium oxalate.

METANOL METHYL ALCOHOL

11/9/2011 TOKSIKOLOGI. Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Sola dosis facit venenum

2,3,7,8 TETRAKLORODIBENZO P - DIOKSIN 2,3,7,8 TETRACHLORODIBENZO P DIOXIN

Lembaran Data Keselamatan Bahan

PT. BINA KARYA KUSUMA

2,4 D-DIMETYLAMINE 2,4-D-DIMETILAMAMONIUM (IUPAC)

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

KALIUM HIDROKSIDA POTASSIUM HYDROXIDE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

ASAM SALISILAT SALICYLIC ACID

Lem Vip. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya : 3. Komposisi / Informasi dari zat zat yang digunakan :

Material Safety Data Sheet. : Gliserin Mentah

Lembaran Data Keselamatan Bahan

WASPADAI BAHAYA ASAM KUAT DALAM PRODUK YANG DIGUNAKAN DI RUMAH TANGGA

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

LEMBAR DATA KESELAMATAN

MALATION MALATHION. 3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN 3.1. Organ Sasaran

BUTIL BENZIL FTALAT BUTYL BENZYL PHTHALATE

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

ARTEMISININ ARTEMISININ

Lembaran Data Keselamatan Bahan

ARTESUNAT ARTESUNATE

Lembaran Data Keselamatan Bahan

SODIUM SULFIT SODIUM SULFITE

Mengendalikan Gulma pada Tanaman Padi secara Tuntas

Lenkote Alkali Resisting Primer

PT. BINA KARYA KUSUMA

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

Transkripsi:

PARASETAMOL ACETAMINOPHEN 1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA 1.1. Golongan (1) Derivatif Para-Aminophenol 1.2. Sinonim/Nama Dagang (1,2,3) Acetominophen; 4 -Hydroxyacetanilide; p-acetylaminophenol; P-Acetamidophenol; 4-Acetamidophenol; N-(4-Hydroxyphenyl) acetamide; APAP; N-Acetyl-4-aminophenol; N-acetyl-para-aminophenol; Paracetamolis; Parasetamoli; Acetaminofeno; Asetaminofen; Paracetamolum, APAP, 4- hydroxy acetanilide, N-Acetyl-P-amino phenol 1.3. Nomor Identifikasi (1,2,3,6) No. CAS= 103-9-02; No. EC= 203-157-5; No. RTECS= AE4200000 2. PENGGUNAAN (3) Obat penurun panas dan penahan sakit. 3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN 3.1. Organ Sasaran Kulit, mata, pencernaan, pernafasan, hati, ginjal, sistem metabolik, sistem saraf, sistem kardiovaskular dan hematologi. 3.2. Rute Paparan 3.2.1. Paparan Jangka Pendek 3.2.1.1. Terhirup (2,4) Sedikit berbahaya jika terhirup dan dapat menyebabkan batuk. 3.2.1.2. Kontak dengan Kulit (4) Dapat menyebabkan iritasi kulit

3.2.1.3. Kontak dengan Mata (2) Dapat menyebabkan mata merah dan iritasi 3.2.1.4. Tertelan (4) Sedikit berbahaya jika tertelan 3.2.2. Paparan Jangka panjang 3.2.2.1. Terhirup 3.2.2.2. Kontak dengan Kulit 3.2.2.3. Kontak dengan Mata 3.2.2.4. Tertelan (1,5) Overdosis kronik, misalnya konsumsi beberapa dosis tinggi pada terapi parasetamol selama 1 sampai 2 hari atau overdosis kecil selama periode waktu yang singkat, dapat menyebabkan kerusakan hati sedang atau bahkan parah. Perhatian medis diperlukan pada anak-anak 6 tahun atau dibawahnya, yang menelan 200 mg/kg atau lebih selama satu periode 24 jam, 150 mg/kg setiap 24 jam untuk 48 jam sebelumnya, atau 100 mg/kg setiap 24 jam selama 72 jam. Perhatian medis diperlukan pada orang dewasa dan anak di atas 6 tahun yang menelan sedikitnya dari 10 g atau 200 mg/kg atau lebih selama 24 jam, sekurang-kurangnya dari 6 g atau 150 mg/kg setiap 24 jam untuk 48 jam sebelumnya, atau lebih dari 4 g atau 100 mg/kg setiap 24 jam pada pasien dengan faktor risiko predisposisi. Dosis toksik pada orang dewasa adalah 6 7 gram. 4. TOKSIKOLOGI 4.1. Toksisitas 4.1.1. Data pada Hewan (1) LD 50 oral-mencit 338 mg/kg; LD 50 oral-tikus 2,400 mg/kg; LD 50 IntraParenteral(IP)-mencit 367 mg/kg; LD 50 IntraParenteral(IP)-tikus 1,205 mg/kg; LD 50 Subcutane(SC)-mencit 310 mg/kg.

4.1.2. Data pada Manusia (1) Paparan akut: Anak 6 tahun dewasa: sekurang-kurangnya 10 g atau 200 mg/kgbb dalam waktu kurang dari 8 jam. Anak 6 tahun: 200 mg/kgbb dalam waktu kurang dari 8 jam. Gejala: Fase 1: ½ - 24 jam pertama, mual, muntah, lemas, anoreksia, diaforesis. Fase 2: 24-72 jam: gejala sebelumnya ditambah sakit pada bagian dada atas, menandakan kerusakan hati (karena enzim tranaminase naik), INR naik, gangguan ginjal namun kadar urea dalam darah tetap rendah. Fase 3: 72-96 jam: gejala nekrosis centrilobular hati mengakibatkan gangguan koagulasi, hipoglikemia, metabolik asidosis, jaundice, gangguan ginjal, komplikasi jantung, di fase ini bisa terjadi hepatic encephalophaty. Fase 4: 4 hari 2 minggu pasca menelan, gangguan ginjal dan hati masih terus terjadi. 4.2. Data Karsinogenik (3) IARC= 3 Group 3 yaitu tidak diklasifikasikan untuk karsinogenisitas pada manusia (Parasetamol) 4.3. Data Tumoregenik 4.4. Data Teratogenik (4) 4.5. Data Mutagenik (3,4) 5. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN 5.1. Terhirup (4) Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Berikan pernapasan buatan jika dibutuhkan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

5.2. Kontak dengan Kulit (4) Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci kulit, kuku, dan rambut menggunakan sabun dan air yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal, sekurangnya selama 15-20 menit. Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 5.3. Kontak dengan Mata (4) Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 5.4. Tertelan (4) Jangan lakukan induksi muntah. Jangan berikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak sadarkan diri. Cuci mulut menggunakan air. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kendurkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau kemban. 6. PENATALAKSANAAN PADA KORBAN KERACUNAN 6.1. Resusitasi dan Stabilisasi (7) a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. 6.2. Dekontaminasi 6.2.1. Dekontaminasi Mata (7) - Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. - Secara perlahan, bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.

- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. - Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. - Jangan biarkan pasien menggosok matanya. - Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata. 6.2.2. Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku) (7) - Bawa segera pasien ke pancuran terdekat. - Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit. - Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok. - Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. - Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hatihati untuk tidak menghirupnya. - Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut 6.2.3. Dekontaminasi Gastrointestinal (1) - Arang aktif hanya diindikasikan jika: o Korban sadar, o Pasien dewasa yang kooperatif o Pada waktu 2 jam pasca keracunan, o Jika tertelan sebanyak minimal 10 gr atau 200 mg/kgbb o Bentuk sediaan obat yang tertelan berupa sediaan padat (tablet, kapsul) Dosis: Anak-anak = 1 2 g/kg BB secara oral Dewasa = 5 100 gram secara oral - Emesis (merangsang muntah) tidak boleh dilakukan. 6.3. Antidotum (1) N-acetylcysteine biasanya diberikan secara intravena dalam dekstrosa 5% dalam air. Namun, ½ gram normal ( 0,45 % ) bisa diganti dengan garam.

Dosis Anak-anak: Anak-anak dengan berat badan 20 kg atau kurang: 150 mg/kg dalam 3 ml/kg larutan dekstrosa 5 %selama 15 sampai 60 menit Diikuti oleh 50 mg/kg dalam 7 ml/kg dari 5 % dextrose lebih dari 4 jam Diikuti oleh 50 mg/kg dalam 7 ml/kg dari 5 % dextrose lebih dari 8 jam Diikuti oleh 50 mg/kg dalam 7 ml/kg dari 5 % dextrose lebih dari 8 jam Anak-anak dengan berat badan >20 sampai <40 kg: 150 mg/kg dalam 100 ml larutan dekstrosa 5% selama 15 sampai 60 menit Diikuti oleh 50 mg/kg dalam 250 ml dekstrosa 5% lebih dari 4 jam Diikuti oleh 50 mg/kg dalam 250 ml dekstrosa 5% lebih dari 8 jam Diikuti oleh 50 mg/kg dalam 250 ml dekstrosa 5% lebih dari 8 jam Dengan tetap memantau keseimbangan cairan dan elektrolit Dosis Dewasa: Tatalaksana: 150 mg/kg dalam 200 ml cairan pengencer IV selama 15 sampai 60 menit Diikuti oleh 50 mg/kg dalam 500 ml cairan pengencer IV diberikan selama lebih dari 4 jam. Diikuti oleh 100 mg/kg dalam 1.000 ml cairan pengencer diberikan selama lebih dari 16 jam. 7. SIFAT FISIKA KIMIA 7.1. Nama Bahan Parasetamol / Paracetamol 7.2. Deskripsi (1,3,6) Rumus molekul C 8 H 9 NO 2 ; Berat molekul 151,16 g/mol; Berat Jenis 1.293 (air=1); Titik lebur 169-170 o C; Titik didih >500 o C; Oktanol / Koefisien partisi air (P) log P 0,49. Penampilan kristal berwarna atau bubuk kristal putih. Sangat sedikit larut dalam air dingin; cukup larut dalam air panas; 7.3. Tingkat Bahaya, Frasa Risikodan Frasa Keamanan 7.3.1. Peringkat NFPA (Skala 0-4) (4) Kesehatan 1 = tingkat keparahan rendah

Kebakaran 1 = dapat terbakar Reaktivitas 0 = tidak reaktif 7.3.2. Klasifikasi EC (Frasa Risiko dan Frasa Keamanan) (3) R22 : berbahaya jika tertelan R36/37/38 : mengiritasi mata, sistem pernafasan dan kulit S26 : jika kontak dengan mata, bilas segera dengan banyak air dan hubungi dokter S36 : kenakan pakaian pelindung yang cocok 7.3.3. Klasifikasi GHS (3) Tanda : Peringatan (warning) Pernyataan Bahaya H302 : bahaya jika tertelan H315 : dapat menyebabkan iritasi kulit H319 : dapat menyebabkan iritasi mata yang serius H335 : dapat menyebabkan iritasi pernafasan Pernyataan Kehati-hatian P261 : hindari menghirup debu P305+P351+P338 : Jika di mata: bilas dengan hati-hati dengan air selama beberapa menit. Lepas lensa kontak, jika digunakan dan mudah dilakukan. Lanjutkan membilas. 8. STABILISASI DAN REAKTIVITAS 8.1. Reaktivitas (3) Produk bersifat stabil 8.2. Kondisi yang Harus Di Hindari (3) 8.3. Bahan Tak Tercampurkan (3) Zat oksidator 8.4. Dekomposisi (3) 8.5. Polimerisasi (4) Tidak terpolimerasi

9. BATAS PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI 9.1. Ventilasi (4) Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Sediakan ventilasi yang memadai di tempat penyimpanan atau ruangan tertutup. 9.2. Perlindungan Mata (3) Kacamata pengaman dengan pelindung yang menutupi sebagian wajah atau yang menutupi seluruh wajah jika ada kemungkinan terpercik bahan kimia. Sediakan kran pencuci mata darurat serta semprotan air deras dekat dengan tempat kerja. 9.3. Pakaian (3) Kenakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. Perlindungan tubuh disesuaikan dengan aktivitas serta kemungkinan terjadinya paparan, misalnya pelindung kepala, apron, sepatu boot, pakaian yang tahan bahan kimia. 9.4. Sarung Tangan (3) Sarung tangan yang tahan bahan kimia. 9.5. Respirator (3) Kenakan pelindung pernapasan jika ventilasi tidak memadai. Kenakan respirator partikel/ uap organik yang direkomendasikan NIOSH (atau yang setara). 10. DAFTAR PUSTAKA 1. http://toxinz.com/spec/2373544 (diunduh Juli 2013) 2. http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics1330.htm (diunduh Juli 2013) 3. http://www.sigmaaldrich.com/ (diunduh Juli 2013) 4. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsid=9922771 (diunduh Juli 2013) 5. Olson K.R., Poisoning & Drug Overdose, 5th Edition, McGraw Hill Companies, Inc., USA, 2004. 6. http://www.cdc.gov/niosh/ipcsneng/neng1330.html (diunduh Juli 2013) 7. Sentra Informasi Keracunan (SIKer) dan tim. Pedoman Penatalaksanaan Keracunan untuk Rumah Sakit. 2001