TUGAS GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN SILABUS

IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS CIBIRU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

SILABUS DAN SAP. Dra. Hj. Rd. Deti Rostika, M. Pd NIP

Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving

PEMBELAJARAN KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK Oleh : As ari Djohar. Definisi belajar berbeda-beda, menurut pendapat tradisional belajar itu ialah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI SDN 11 PINANG SINAWA KABUPATEN SOLOK SELATAN

IMPLEMENTASI KURIKULUM BARU TAHUN 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI (Studi Deskriptif Kualitatif pada SDN Cilengkrang)

BAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan

IMPLEMENTASI METODE BELAJAR KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN IPS

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN EDMODO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PEMASARAN DI SMK NEGERI 1 JEMBER TAHUN AJARAN

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR Oleh: Wuri Wuryandani Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

PENGETAHUAN GURU TENTANG PENGGUNAAN KIT IPA DI SEKOLAH DASAR SE- KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

E-LEARNING PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERT-3. Oleh Nanang Khuzaini, S.Pd.Si

PENGEMBANGAN KURIKULUM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

PENGARUH MINAT TERHADAP PENCAPAIAN HASIL BELAJAR. Supriadi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh E_mail:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Kompetensi yang Diharapkan

Winarti 1, Achmad Hinduan Program Magister Pendidikan Fisika,PPS Universitas Ahmad Dahlan, Kampus II, Jl.Pramuka 42 Sidikan Yogyakarta

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

MODEL KURIKULUM MILLER-SELLER DAN PENGEMBANGANNYA DALAM INSTRUCTIONAL DESIGN

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI LIMBAH

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Berbasis ICT terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA. (Studi Eksperimen di Kelas VIII MTsN Karangkendal) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. macam keahlian guna untuk dapat beradaptasi dan berinteraksi dengan

STRUKTUR KURIKULUM DAN SEBARAN MATA KULIAH. Bagian Kesatu Struktur dan Ketentuan Pengembangan Kurikulum

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PELATIHAN PEMBUATAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SDN PAKIS V SURABAYA

II. SILABUS MATA KULIAH (SMK)

KONTRIBUSI MINAT DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR FILSAFAT PENDIDIKAN

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

pendidikan sekitar 25% sampai 30%dari APBN pertahun. Ini merupakan indikasi dari

SILABUS DAN SAP. Dra. Hj. Rd. Deti Rostika, M. Pd NIP

DAFTAR PUSTAKA. Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tujuan pembelajaran secara ideal adalah agar bahan yang dipelajari dapat dikuasai

BAB III METODE PENELITIAN

PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol.3, No.1, Mei 2016

TEKNIK NON TES: Telaah atas Fungsi Wawancara dan Kuesioner dalam Evaluasi Pendidikan

PEMAHAMAN KONSEP KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DENGAN PETA KONSEP BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN SENI

BAB I PENDAHULUAN. sikap dan keterampilan peserta didik. Pelaksanaannya bukanlah usaha mudah

S I L A B U S. II. Standar Kompetensi Setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu:

DESAIN PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN SCIENTIFIC INQUIRY DAN KOGNISI MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN METODE DICTATE SISWA KELAS III SDN.BANJARSARI 01 TAHUN 2014/2015

TUJUAN PEMBELAJARAN SEBAGAI KOMPONEN PENTING DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DESAIN KURIKULUM. Oleh: Wisnu Prawijaya/ NIM:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Beberapa Istilah dalam Strategi Pembelajaran. dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Beberapa Istilah yang hampir sama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

KONSEP FILOSOFIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

PROBLEM BASED LEARNING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MAHASISWA. Uki Suhendar 1., Arta Ekayanti 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK. Mada Sutapa *) Abstract

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Salah satu wahana untuk

MASALAH & TANTANGAN. 6. Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan menciptakan IPTEK.

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK

Selamet Riyadi Guru SDN Ambat Kecamatan Janapria

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian siswa. Selama ini pembelajaran sastra di sekolah-sekolah

Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/pelangi

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa Calon Guru Dalam Mengajukan Masalah Matematika Sekolah

KOMPONEN PENTING DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK DENGANKELANCARAN PROSES BELAJAR MENGAJAR

Komponen dan Prinsip Pengembangan Kurikulum

PEDOMAN PENULISAN DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH. Disampaikan dalam Semiloka Pengembangan Teknologi Pembelajaran 8-9 Desember 2006

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

POTENSI MAHASISWA DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN MINAT PADA PROSES PEMBELAJARAN. Oleh: Razali Tahib

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA KOMIK BIOLOGI PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI IPA. Oleh :

Ciri-Ciri Kepribadian Siswa SPG Negeri

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/pelangi

BAB II KAJIAN TEORI. aplikasi dari konsep matematika. Pengenalan konsep-konsep matematika

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah menimbang: kurikulum sekaligus yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

DAFTAR PUSTAKA. Abdulhak.I, dkk (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung. Pedagogiana Press.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SUMBER-SUMBER PENGEMBANGAN KURIKULUM DALAM KTSP. Oleh: Estu Miyarso

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. kecakapan untuk menyelesaikan tugas, Keterampilan merupakan kemampuan

Transkripsi:

Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Agustus 2011 VOL. XII NO. 1, 59-67 TUGAS GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM Azhar M. Nur Dosen tetap pada Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Abstract Teacher as a curriculum developer has to be able to translate, explain and transform the values involved in the curriculum to his/her students. To develop the curriculum, a teacher can do the following activities, they are: planning, implementing and evaluating the curriculum. Through planning the curriculum, the teacher can predict what he/she wants to achieve in the learning process. After planning, he/she should implement it. There are some steps the teacher can do in teaching such as preparing his/her students, explaining the material, assessing students and getting feedback to know the successful of teaching. Abstrak Guru sebagai pengembang kurikulum harus mampu menterjemahkan, menjabarkan dan mentranspormasikan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum kepada anak didik. Dalam pengembangan kurikulum, guru dapat melaksanakan beberapa kegiatan, yaitu: merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kurikulum. Melalui perencanaan kurikulum, guru dapat memperkirakan apa yang hendak diwujudkan dalam proses belajar mengajar. Setelah membuat rencana pengajaran, kegiatan guru berikutnya adalah melaksanakan kurikulum yang disebut juga dengan melaksanakan proses belajar mengajar. Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, yaitu mempersiapkan anak didik dalam kondisi belajar, membahas materi, mengadakan penilaian dan tindak lanjut untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengajaran. Kata Kunci: guru, pengembang, kurikulum. PENDAHULUAN Kurikulum menurut pendapat tradisional diartikan sebagai sekumpulan mata pelajaran yang diberikan kepada anak didik disekolah. Sedangkan menurut pendapat modern, kurikulum diartikan sebagai pengalaman belajar yang dikuasai anak didik di bawah bimbingan atau tanggung jawab sekolah. 1 Dari pengertian ini adalah tepat apabila mengikuti pengertian kurikulum menurut pendapat modern 1 Miller and Seller, Curriculum: Perspective and Practice, New York: Longman Inc, 1985.

TUGAS GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM yang meliputi segala pengalaman belajar yang diberikan kepada anak didik di bawah bimbingan atau tanggung jawab sekolah, yang tidak hanya terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja tetapi sejumlah pengalaman belajar di luar mata pelajaran tertulis, seperti kebiasaan, sikap, moral dan lain-lain. Pengertian kurikulum dalam tulisan ini dibatasi pada pengertian dalam dimensi kegiatan yang terwujud saat berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas. Proses belajar mengajar merupakan perpaduan dua kegiatan, yaitu belajar dan mengajar. Keduanya tidak dapat dipisahkan dan akan membentuk suatu interaksi. Sudjana mengatakan bahwa belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. 2 Proses belajar mengajar tidak akan berhasil apabila kedua kegiatan tersebut tidak saling mendukung. Nasution mengatakan bahwa mengajar dikatakan berhasil apabila anak belajar sebagai akibat usaha itu. 3 Sebagai kegiatan yang berusaha mengimplementasikan kurikulum di sekolah, maka proses belajar mengajar itu memiliki komponen-komponen sebagaimana yang ada di dalam sebuah kurikulum. Komponen-komponen tersebut meliputi: tujuan, materi pelajaran, metode dan alat, dan evaluasi. Keempat komponen tersebut saling terkait dan saling pengaruh mempengaruhi. 4 Untuk itu guru sebagai pengembang kurikulum harus mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum yang berlaku di sekolah. Kurikulum yang berlaku tersebut tidak akan memberi makna yang berarti jika tidak dikembangkan dengan baik. Pengembangan kurikulum di sekolah dapat diartikan sebagai mendinamisasikan pelaksanaan kurikulum yang berlaku di sekolah. Dalam hal ini Zais 5 menjelaskan pengembangan kurikulum sebagai: a term that most educationists use to refer broadly to all the processes of contructing and implementing curricula. Lebih jauh Sumantri mengartikan bahwa pengembangan kurikulum sebagai suatu proses perencanaan menetapkan berbagai kebutuhan, mengadakan identifikasi tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran, menyusun persiapan 2 Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 1989, hal. 28. 3 Nasution, S., Didaktik Asas-Asas Mengajar, Bandung: Jemmars, 1986, hal. 9. 4 Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses, hal. 30 5 Zais, Robert, Curriculum Principles and Foundation, New York: Harper and Row Publishers, 1976, hal. 17. 60 Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XII, No. 1, Agustus 2011

Azhar M. Nur intruksional, memenuhi segala persyaratan kebudayaan sosial dan pribadi yang dilayani kurikulum. 6 Pada tingkat sekolah, guru memiliki tugas untuk mengembangkan kurikulum. Sukmadinata mengatakan bahwa implementasi kurikulum hampir seluruhnya tergantung kepada kreativitas, kecakapan, kesungguhan, dan ketekunan guru. 7 Oleh karena itu, guru diharapkan mempunyai kemampuan yang memadai dalam mengembangkan kurikulum di sekolah, khususnya di dalam kelas. Guru sebagai pengembang kurikulum bagi kelasnya, berarti guru akan menterjemahkan, menjabarkan, dan mentransformasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum kepada anak didik. Sanusi menegaskan bahwa tugas guru tidak sekedar pada transfer pengetahuan akan tetapi lebih dari itu yaitu membelajarkan anak supaya dapat berpikir integral dan komprehensif, berpikir mencapai pengertian secara tuntas, dan berpikir hingga mencapai makna tertinggi. 8 Bentuk pelaksanaan kegiatan itu bukan hanya terwujud di dalam pengajaran di kelas, tetapi dapat juga terwujud dalam kegiataan yang lain, seperti bimbingan belajar, sebagaimana dinyatakan dalam buku Landasan, Program, dan Pengembangan Kurikulum 1994 Pendidikan Dasar bahwa pelaksanaan program pengajaran mencakup pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan pelaksanaan bimbingan belajar. 9 Dari penjelasan di atas, permasalahan yang ingin dikaji dalam makalah ini adalah kegiatan apa saja yang perlu dilakukan guru dalam mengembangkan kurikulum di sekolah. Tujuan tulisan ini adalah untuk menemukan kegiatankegiatan yang perlu dilakukan guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah. Sedangkan manfaatnya adalah sebagai sumbangan pemikiran ilmiah bagi pelaksanaan kurikulum di sekolah pada umumnya, dan di dalam kelas yang dilakukan guru pada khususnya. Metode pembahasan dalam tulisan ini digunakan 1988, hal. 55. 6 Sumantri, Mulyani, Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti. Depdikbud, 7 Sukmadinata, Nana Syaodih, Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti. Depdikbud, 1988, hal. 218. 8 Sanusi, Achmad, Memberi Bobot Pada Mutu LPTK dan Lulusannya, Makalah, Bandung: PPS IKIP Bandung, 1993, hal. 5. 9 Depdikbud, Landasan, Program, dan Pengembangan Kurikulum 1994 Pendidikan Dasar. Jakarta: Setjen Depdikbud, 1991, hal. 15. Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XII, No. 1, Agustus 2011 61

TUGAS GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM metode deskriptif analitis dan pendekatan kepustakaan (library research), dengan menelaah buku, majalah, dan sumber-sumber bacaan lainnya. Kegiatan Guru Dalam Merencanakan Kurikulum Kurikulum dapat dilaksanakan dengan baik dibutuhkan adanya suatu perencanaan yang sistematis dan memadai. Melalui perencanaan diharapkan dapat memperkirakan tentang apa-apa yang hendak diwujudkan sewaktu proses belajar mengajar terjadi. Adapun perencanaan ini meliputi: menentukan tujuan pengajaran, menentukan bahan pelajaran, menentukan metode dan alat pengajaran, dan merencanakan penilaian pengajaran. 10 Langkah pertama yang harus ditempuh guru dalam merencanakan proses belajar mengajar adalah menentukan tujuan yang ingin dicapai setelah pelaksanaan proses belajar mengajar berlangsung. Tujuan dapat memberi pedoman terhadap apa yang akan dilakukan dan bagaimana cara pelaksanaannya. Tujuan dapat juga digunakan sebagai patokan untuk mengetahui hingga mana tujuan tersebut dicapai. Tujuan ini merupakan suatu pokok bahasan yang lebih spesifik yang merupakan hasil proses belajar mengajar. Tujuan pengajaran ini mengandung muatan yang menjadi bahan pelajaran. Bloom mengklasifikasikan tujuan tersebut ke dalam tiga ranah besar, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik. 11 Tujuan ini bersumber dari kebutuhan anak, kebutuhan masyarakat, ilmu pengetahuan, dan filsafat. 12 Tujuan pengajaran perlu ditentukan dan dirumuskan dengan baik dan benar. Dalam hal ini Taba memberikan beberapa petunjuk tentang cara merumuskan tujuan pengajaran, yaitu: (a) tujuan hendaknya mengandung unsur proses dan produk; (b) bersifat spesifik dan dinyatakan dalam bentuk prilaku; (c) mengandung pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang dimaksud; (d) pencapaian tujuan kadang kala membutuhkan waktu relatif lama; (e) 10 Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses, hal. 31. 11 Bloom, Benjamin S., Taxonomy of Educational Objective: The Classification of Educational Goal, New York: Longman Inc, 1954, hal. 16. hal. 95. 12 Ansyar, Moh., Pengembangan Kurikulum. Jakarta: P2LPTK. Ditjen Dikti. Depdikbud, 1988, 62 Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XII, No. 1, Agustus 2011

Azhar M. Nur harus realistis dan dapat dimaknai sebagai kegiatan atau pengalaman belajar tertentu; dan (f) bersifat komprehensif atau meliputi semua tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pendidikan. 13 Langkah kedua dalam merencanakan proses belajar mengajar adalah menetapkan bahan pelajaran. Bahan pelajaran berkenaan dengan menjawab pertanyaan, yaitu apa yang akan diajarkan?. Bahan pelajaran merupakan isi kurikulum yang diberikan kepada anak didik sewaktu berlangsungnya proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru perlu memahami bahan pelajaran terlebih dahulu sebelum diajarkan keapa anak didik. Bahan pelajaran yang ingin disajikan kepada anak didik perlu dirancang dan diorganisir dengan baik. Nasution mengemukakan bahwa organisasi kurikulum sebagai pola atau bentuk bahan pelajaran yang disusun dan disampaikan kepada murid. 14 Ada beberapa jenis organisasi kurikulum yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran, yaitu: (a) organisasi kurikulum berdasarkan mata pelajaran; (b) organisasi kurikulum berdasarkan kebutuhan anak; dan (c) organisasi kurikulum berdasarkan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. 15 Langkah ketiga dalam merencanakan proses belajar mengajar adalah menentukan metode mengajar. Menentukan metode mengajar erat kaitannya dengan pemilihan strategi belajar mengajar yang paling efisien dan efektif. Pemilihan strategi yang tepat ini diperlukan dalam rangka mempersiapkan kegiatan proses belajar mengajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan pengajaran. Ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih metode mengajar, yaitu: (a) tujuan pengajaran yang ingin dicapai; (b) bahan pelajaran yang akan diajarkan; dan (c) jenis belajar anak didik yang diinginkan. 16 Langkah terakhir dalam merencanakan proses belajar adalah merencanakan evaluasi atau penilaian pengajaran. Pada dasarnya penilaian adalah suatu proses 13 Taba, Hilda, Curriculum Development. Theory and Practice, New York: Hartcourt, Brace and World, 1962, hal. 200. 14 Nasution, S., Didaktik Asas-Asas, hal. 142. 15 Sukmadinata, Nana Syaodih, Prinsip dan Landasan, hal. 123. 16 Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses, hal. 57. Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XII, No. 1, Agustus 2011 63

TUGAS GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM menentukan nilai dari suatu objek atau peristiwa dalam konteks situasi tertentu. 17 Lebih lanjut Sukmadinata mengatakan bahwa untuk mengevaluasi komponenkomponen dan proses pelaksanaan mengajar bukan hanya digunakan tes tetapi juga digunakan bentuk-bentuk non-tes, seperti observasi, studi dokumenter, analisis hasil, angket, dan checklist. 18 Pelaksanaannya dapat berlangsung sewaktu atau setelah proses belajar mengajar berlangsung. Kegiatan Guru dalam Melaksanakan Kurikulum Setelah membuat rencana pengajaran, kegiatan guru berikutya adalah mewujudkan terhadap apa-apa yang telah direncanakan. Kegiatan ini disebut juga dengan melaksanakan proses belajar mengajar. Perbuatan guru dalam mengajar ini akan mewarnai setiap langkah yang membentuk proses belajar mengajar. Sudjana mengartikan langkah mengajar sebagai langkah guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dan bagaimana guru dalam mengembangkan kegiatan belajar siswa sehubungan dengan bahan yang harus dipelajari. 19 Ada beberapa langkah yang harus ditempuh guru alam melaksanakan proses belajar mengajar, yaitu: tahap pemula, tahap pengajaran, tahap penilaian dan tindak lanjut. 20 Tahap pemula adalah tahap yang bertujuan menyiapkan anak dan kondisi belajar yang dapat memudahkannya menerima pelajaran. Tahap pengajaran merupakan tahapan yang membahas materi yang telah disiapkan guru. Sedangkan tahapan penilaian dan tindak lanjut bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengajaran. Kegiatan Guru dalam Menilai Kurikulum Pelaksanaan kurikulum yang telah dilakukan guru perlu diadakan penilaian atau evaluasi. Penilaian bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan terhadap komponen-komponen kurikulum Hasil penilaian ini dapat digunakan 17 Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses, hal. 119. 18 Sukmadinata, Nana Syaodih, Prinsip dan Landasan, hal. 121. 19 Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses, hal. 86. 20 Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses, hal. 86. 64 Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XII, No. 1, Agustus 2011

Azhar M. Nur sebagai bahan masukan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap kurikulum yang berlaku. Guru sebagai pengembang kurikulum disekolah sebaiknya melakukan penilaian terhadap kurikulum yang sedang dilaksanakannya. Kegiatan terbaik bagi guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah adalah melakukan evaluasi kurikulum secara terus menerus dan bersifat menyeluruh. 21 Penilaian kurikulum ditujukan pada kurikulum sebagai ide, kurikulum sebagai rencana, kurikulum sebagai proses, kurikulum sebagai hasil, tujuan pengajaran, bahan pelajaran, kualitas guru, kualitas siswa, sarana dan prasarana pengajaran, dan lain-lain. Pendekatan dan teknik penilaian kurikulum itu beragam sesuai dengan sasaran, fungsi, dan tujuan penilaian. Untuk menilai dimensi kuantitatif, misalnya hasil belajar siswa, dapat digunakan teknik penilaian berupa tes-tes standar. Sedangkan untuk dimensi kualitatif dapat digunakan melalui observasi, wawancara, dan lain-lain. SIMPULAN Guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah harus mampu menterjemahkan, menjabarkan dan mentransformasikan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum kepada anak didik. Dalam pengembangan kurikulum, guru dapat melaksanakan beberapa kegiatan, yaitu: merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum. Melalui perencanaan kurikulum, guru dapat memperkirakan apa yang hendak diwujudkan dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam merencanakan proses belajar mengajar, yaitu: menentukan tujuan yang ingin dicapai, menetapkan bahan pelajaran, menentukan metode mengajar, dan merencanakan evaluasi atau penilaian pengajaran. Setelah membuat rencana pengajaran, kegiatan guru berikutnya adalah melaksanakan kurikulum. Kegiatan ini disebut juga dengan melaksanakan proses belajar mengajar. Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, yaitu: mempersiapkan anak dan kondisi 21 Sukmadinata, Nana Syaodih, Prinsip dan Landasan, hal. 191. Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XII, No. 1, Agustus 2011 65

TUGAS GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM belajar, membahas materi, dan mengadakan penilaian dan tindak lanjut, guna untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengajaran. Diharapkan kepada guru supaya mampu mengembangkan kurikulum di sekolah secara efektif, efisien, kritis dan serius, dengan membuat perencanaan yang matang dan lengkap, sehingga proses belajar mengajar yang dilaksanakan akan berhasil dengan baik sesuai dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai. 66 Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XII, No. 1, Agustus 2011

Azhar M. Nur DAFTAR PUSTAKA Ansyar, Moh., Pengembangan Kurikulum. Jakarta: P2LPTK. Ditjen Dikti. Depdikbud, 1988. Bloom, Benjamin S., Taxonomy of Educational Objective: The Classification of Educational Goal, New York: Longman Inc, 1954. Depdikbud, Landasan, Program, dan Pengembangan Kurikulum 1994 Pendidikan Dasar, Jakarta: Setjen Depdikbud, 1991. Miller and Seller, Curriculum: Perspective and Practice, New York: Longman Inc, 1985. Nasution, S., Didaktik Asas-Asas Mengajar, Bandung: Jemmars, 1986. Sanusi, Achmad, Memberi Bobot Pada Mutu LPTK dan Lulusannya. Makalah, Bandung: PPS IKIP Bandung, 1993. Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 1989. Sukmadinata, Nana Syaodih, Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti. Depdikbud, 1988. Sumantri, Mulyani, Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti. Depdikbud, 1988. Taba, Hilda, Curriculum Development. Theory and Practice, New York: Hartcourt, Brace and World, 1962. Zais, Robert, Curriculum Principles and Foundation, New York: Harper and Row Publishers, 1976. Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XII, No. 1, Agustus 2011 67